NovelToon NovelToon
PENANTIAN CINTA HALAL

PENANTIAN CINTA HALAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: ZIZIPEDI

Aila Rusli tumbuh dalam keluarga pesantren yang penuh kasih dan ilmu agama. Diam-diam, ia menyimpan cinta kepada Abian Respati, putra bungsu Abah Hasan, ayah angkatnya sendiri. Namun cinta mereka tak berjalan mudah. Ketika batas dilanggar, Abah Hasan mengambil keputusan besar, mengirim Abian ke Kairo, demi menjaga kehormatan dan masa depan mereka.

Bertahun-tahun kemudian, Abian kembali untuk menunaikan janji suci, menikahi Aila. Tapi di balik rencana pernikahan itu, ada rahasia yang mengintai, mengancam ketenangan cinta yang selama ini dibangun dalam doa dan ketulusan.

Apakah cinta yang tumbuh dalam kesucian mampu bertahan saat rahasia masa lalu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZIZIPEDI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENANTIAN CINTA HALAL

Waktu terus berjalan, tak terasa kini telah tiba di penghujung tahun ajaran.

Lampu gantung warna-warni menjuntai di antara tiang-tiang yang dibalut kain putih.

Ratusan kursi tamu sudah tertata rapi di halaman utama pesantren. Anak-anak santri mondar-mandir membawa snack box, beberapa sibuk menggulung kabel, sebagian lain melatih lantunan shalawat.

Aila berdiri di balik panggung, mengenakan gamis putih bersulam emas. Jilbab panjangnya tergerai anggun, senyum gugup merekah di bibir mungilnya.

“Mas Abi pasti bahagia,” bisiknya pada diri sendiri.

Namun hingga deretan kursi tamu diisi satu per satu, dan suara pembawa acara memulai dengan lantang, tak satu pun sosok Abian terlihat dari barisan tamu yang datang.

Yang ada hanya Bayu, duduk di barisan depan, bersarung rapi, kemeja putih lengan panjang, wajah dinginnya tak berubah sedikit pun. Sesekali ia menatap ke arah panggung, namun dengan sorot yang sulit terbaca.

Aila menelan ludah. Hatinya menahan kecewa. Tapi ia tetap berdiri tegar di barisan santri terbaik lulusan tahun ini.

Kiai Hasan berdiri di mimbar. Suaranya berat tapi meneduhkan, menggema ke seluruh penjuru pesantren.

“Anak-anakku, hari ini bukan hanya akhir dari masa belajar, tapi awal dari tanggung jawab. Kalian bukan lagi hanya murid, tapi wakil dari ilmu yang telah kalian emban.”

“Ilmu bukan untuk dibanggakan. Tapi untuk dibagikan. Dan ketika kau membagikannya, kau sedang membangun jalan menuju akhirat.”

“Kepada para santri yang telah lulus, Abah titip satu pesan: Beradab lah sebelum berilmu, dan tetaplah menjadi hamba meski kelak kau menjadi tuan.”

Semua santri terdiam. Beberapa menunduk. Bahkan Bayu pun terlihat memejamkan mata sebentar, mengheningkan makna dalam pesan sang Abah.

Selesai sambutan, satu demi satu lulusan dipanggil ke atas panggung untuk menerima syahadah kelulusan. Nama Aila dipanggil paling akhir. Sorak-sorai santri perempuan menyambutnya. Ia melangkah mantap, meski hatinya masih gundah karena Abian tak kunjung datang.

Namun begitu Aila membungkuk mencium tangan Kiai Hasan, dan membalikkan badan…

“Assalamu’alaikum, Ya hafizhah-ku…”

Suaranya lembut. Hangat. Penuh rindu.

Aila menoleh.

Di sana, Abian berdiri, dengan baju koko krem, sorban di pundak, dan senyum menenangkan. Tangan kirinya membawa buket bunga, tangan kanannya menyodorkan sebuah kotak kecil berisi cincin.

Sorak meledak. Semua santri berseru tak percaya. Bayu yang duduk di kursi tamu hanya menatap datar, namun bibirnya sedikit mengulas senyum samar.

Aila menutup mulutnya dengan tangan. Matanya berkaca-kaca.

“Maaf telat. Hari ini, Mas jadi saksi bahwa kamu bukan hanya lulus dari madrasah, tapi juga lulus untuk menjadi Ning Aila, pendamping Gus Abian.”

Abian menunduk

dan meminta Uminya maju untuk menyelipkan cincin itu di jari manis gadis masadepannya.

“Bismillah, setelah ini kita siapkan hari baik. Tunggu Mas tamat, dan kita lanjutkan niat.”

Tangis Aila pecah. Namun itu tangis bahagia.

Ketika dirinya di lamar langsung tepat dihari kelulusan.

Abian dan Umi Fatimah turun.

Dan di ujung acara, para santri menyanyikan lagu “Assalamu’alaikum Ya Akhi”. Aila berdiri di antara barisan.

Abian tak jauh duduknya dari Mas Bayunya. Bayu masih duduk diam di kursi tamu.

Namun sorot matanya jatuh pada Aila yang tersenyum penuh cinta kepada orang lain.

Bayu tak menyangka jika Adiknya betani melamar Aila di hadapan para tamu undangan.

Terkejut iya, sesak iya. Semua rasa itu kini memenuhi dada Bayu Langit, dan di dalam dadanya, sesuatu terasa ditarik perlahan, pelan, tapi menyakitkan.

“Barakallahu lakuma… semoga Allah menjagamu,” bisik Bayu, hanya dalam hati.

Sejak malam perayaan itu, Bayu berubah. Ia tak lagi sering singgah ke ndalem. Jika datang pun hanya sekadar sowan atau menanggapi panggilan Romo dan Umi. Tidak lebih.

Tak ada lagi suara langkah Bayu di belakang rumah. Tak ada gelas susu kocok yang tiba-tiba muncul di meja dapur. Dan tak ada lagi teguran khasnya untuk Aila yang sering pulang dari madrasah dengan jilbab agak miring.

Bayu menata jarak. Menata hati. Ia sadar, Aila sudah menjadi tanggung jawab dan kebahagiaan Abian, adiknya sendiri.

1
Ita Putri
poor bayu
Ita Putri
jangan" hamil anak almarhum dr.kenzi
R I R I F A
lanjut aku suka cerita yg islami...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!