Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa...sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus...poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33: Dunia Retak, Waktu Bergetar
Langit malam di atas Dunia Rongsokan terbelah seperti cermin pecah. Retakan-retakan bercahaya ungu menggantung di udara, mengeluarkan dengungan rendah yang menakutkan. Di bawahnya, tanah bergetar, memuntahkan energi tak dikenal yang menyengat udara.
Shinn berdiri di puncak menara hitam Kota Void, jubah Voidlord-nya berkibar tertiup angin yang membawa debu dimensi. Matanya menatap retakan besar yang perlahan membuka jalan ke sesuatu… sesuatu yang seharusnya tidak pernah tersentuh.
“Ini bukan hanya antara dua dunia lagi,” gumamnya. “Ini... sudah melibatkan waktu itu sendiri.”
Iluthar muncul di sampingnya, mengenakan zirah Exo yang telah ia modifikasi sendiri. “Retakan itu... bukan hanya lubang antar dimensi. Ada gelombang waktu yang terpantul dari dalamnya. Aku mengenali pola-pola itu.”
“Pola waktu?” Shinn menoleh. “Kau serius?”
Iluthar mengangguk, ekspresinya serius. “Ini bisa jadi pintu ke masa lalu atau masa depan, atau bahkan sesuatu yang lebih tua dari waktu itu sendiri.”
Asha tiba sambil membawa gulungan hasil pemindaian sistem. “Shinn, berdasarkan data Sistem, sesuatu sedang berusaha menembus realitas kita dari dalam retakan. Dan… mereka membawa *kenangan masa lalu* sebagai senjata.”
Shinn menggenggam erat gagang senjatanya, *Void Fang*. “Kenangan? Seperti apa maksudmu?”
Asha menatapnya dalam-dalam. “Seseorang… atau sesuatu… mencoba memanipulasi kita dengan versi masa lalu yang sudah diubah. Dunia kita akan diserang, bukan hanya secara fisik, tapi juga dari memori, sejarah, dan realita yang telah kau bangun.”
Tiba-tiba, suara gemuruh datang dari langit. Sebuah siluet manusia muncul dari celah waktu. Sosok berjubah baja, tubuhnya dililit energi hitam dan emas. Matanya menyala seperti bara yang menyimpan luka masa lalu.
Shinn membeku. Hatinya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ia mengenal siluet itu.
“…Ayah?”
Iluthar dan Asha langsung bersiaga, namun Shinn mengangkat tangannya. “Tunggu. Ini… dia.”
Sosok itu mendarat perlahan di depan mereka. Wajahnya terlihat, menua namun tetap tangguh. Di balik matanya, terdapat perang panjang dan luka yang dalam.
“Shinn,” ucapnya lirih. “Akhirnya… kita bertemu.”
Shinn melangkah maju. “Kau… dari mana saja selama ini?”
“Aku terperangkap dalam garis waktu yang pecah. Sistem yang membangkitkan mu berasal dari sisa yang dulu aku ciptakan… untuk menyelamatkan dunia. Tapi aku gagal. Dan kau—anakku—melanjutkan beban itu.”
Sistem Shinn tiba-tiba aktif sendiri. Panel transparan muncul dengan huruf merah menyala:
> [PERINGATAN]
> Sinkronisasi waktu dimulai.
> Voidlord dan Penjaga Asal akan menyatu.
Iluthar melompat di antara mereka. “Apa maksudnya menyatu?”
Ayah Shinn mengangkat tangannya. Energi dimensi dan waktu mulai mengalir dari tubuhnya. “Aku bukan hanya ayahmu, Shinn. Aku adalah *sumber awal sistem*. Sekarang, agar kau bisa bertarung melawan ancaman baru… kita harus menyatu. Bukan secara fisik… tapi kesadaran.”
Asha menghela napas berat. “Ini bisa sangat berbahaya. Shinn, jika kau menyatu, kau bisa kehilangan kepribadianmu sendiri.”
Shinn memandangi tangannya. Cahaya ungu gelap berkedip di telapak tangannya. Ia tahu, pilihan ini bukan tentang menyelamatkan diri. Tapi tentang menyelamatkan semua dunia yang telah bergantung padanya.
“Aku siap.”
_______
Saat proses sinkronisasi dimulai, Shinn diselimuti kabut hitam dan cahaya keemasan. Memori sang ayah mengalir masuk—pertempuran masa lalu, penciptaan sistem, pengkhianatan para dewa mesin, dan kehancuran dunia pertama.
“Begitu banyak yang belum ku ketahui…” ucap Shinn dalam benaknya.
Sang ayah menjawab lewat kesadaran: “Dan kini semua itu menjadi bagianmu.”
______
Di Kota Labirin, makhluk-makhluk bertopeng mulai menghilang satu per satu. Suara aneh terdengar dari celah realita. Fraksi Bertopeng telah membuka jalur menuju dimensi keempat: Dimensi *Asal Kehampaan*.
Salah satu petarung mereka melapor ke atasannya. “Voidlord… telah berubah. Ia menyatu dengan entitas awal.”
Pemimpin mereka, mengenakan topeng naga biru, hanya tertawa. “Biarkan dia tumbuh. Dunia tidak akan jatuh pada yang kuat, tapi pada yang bisa mengorbankan segalanya.”
______
Sementara itu, di Dunia Normal, Yura—ibu Shinn—menatap langit malam dari atap rumah. Ia merasakan sesuatu di dalam jiwanya bergolak.
“Shinn… kau mendekati takdirmu,” bisiknya.
_______
Shinn membuka matanya. Tubuhnya kini dikelilingi pola unik yang terus berubah. Setiap langkahnya menimbulkan gelombang waktu kecil. Di dadanya, jantungnya berdetak dengan irama dua dunia.
Iluthar dan Asha menatapnya, terdiam. Di depan mereka bukan lagi Shinn yang mereka kenal sepenuhnya. Tapi juga bukan sosok asing.
Ia adalah 'Voidlord Finalis'.
Yang memiliki kuasa dimensi, kehampaan, dan kini… waktu.
“Perang belum berakhir,” ujar Shinn, suaranya bergema seperti gema dua realitas. “Kita harus melangkah ke garis depan. Karena musuh berikutnya… bukan berasal dari dunia ini.”
it's okay, ganbatte nee.. aku tunggu hasil revisinya nanti. 🥰
kaya kata "Lu," itu rasanya kurang cocok untuk dibawa ke novel, bagiku.. tapi selera orang beda-beda.
terus untuk narasi menurutku lebih enak kalau ga pake bahasa santai. narasi tuh biasanya elegan gitu..
tapi aku tetep suka, alur ceritanya keren dan layak banget untuk diikuti kelanjutannya. semangat terus, Pangeran Es-ku yang tampan. 🥰
yang jelas ga dipisah oleh spasi.
atau mungkin.. "Terutama karena kalian bukanlah orang yang telah menyelamatkan kami."
mungkin lebih jelas lagi konteksnya?
"Kami, aku, dan tim..." jadi ga pusing bacanya. 😁
"Bercucuran dengan deras." atau "Mengalir dengan begitu deras."
konfliknya berkembang secara bertahap. sumpah, aku suka banget! 🔥
cuma aku mau kasih sedikit saran..
tokoh Shin mungkin daripada cuma disebut nama, lebih bervariasi kalau sebut ciri khasnya. rambutnya tebal kah? ada tahi lalat di muka atau area lain? ganteng, mancung, atau gimana. itu bisa untuk visualisasi tambahan, karena dia tokoh utama yang sebaiknya bisa dibayangkan wujudnya oleh pembaca.
"Aku sekarang punya kekuatan, ibu... Tunggulah, akan kuubah semuanya."
menurutku sih, itu lebih natural..
aku suka banget sama gaya penulisannya, mudah dimengerti tapi juga puitis. baru pertama baca karya buatan Pangeran Es, dan ga nyangka ternyata alurnya sekeren ini.
di nt, jarang aku liat karya hebat..
dan jujur, aku terpikat banget sama karya ini. chef kiss lah, buat Pangeran Es. ❄