NovelToon NovelToon
Infected Without Knowing

Infected Without Knowing

Status: sedang berlangsung
Genre:Zombie
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Ryn Aru

Sebuah keluarga sederhana yang penuh tawa dan kebahagiaan… hingga suatu hari, semuanya berubah.

Sebuah gigitan dari anjing liar seharusnya bukan hal besar, tapi tanpa mereka sadari, gigitan itu adalah awal dari mimpi buruk yang tak terbayangkan.

Selama enam bulan, semuanya tampak biasa saja sampai sifat sang anak mulai berubah dan menjadi sangat agresif

Apa yang sebenarnya terjadi pada sang anak? Dan penyebab sebenarnya dari perubahan sang anak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn Aru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 32

Mahen meletakkan rubik yang telah selesai ia mainkan, dan melipat tangannya di dada. "Simpel aja, tugas lo cari monster yang bisa gue jadiin eksperimen, dan gue bakal buat vaksin biar lo gak kena virus ini." Ujar Mahen dengan percaya diri.

Dimas yang tadinya terduduk pun berdiri mendekat kearah Mahen, mereka saling menatap beberapa detik hingga Dimas berbicara. "Haha lo kira gue percaya gitu aja sama lo?"

"Why not? Gue punya banyak anak buah yang bisa gue suruh." Ucap Mahen dengan menatap remeh ke Dimas.

"Tanpa kertas lisan hanya lisan, dan dengan begitu lo udah memperlihatkan gimana sifat lo." Tegas Dimas yang berjalan keluar dari ruang laboratorium.

Dimas masih berjalan-jalan di lorong rumah sakit yang di penuhi oleh zombie, ia tak melihat satu pun monster seakan semuanya telah di atur oleh seseorang.

Dimas berjalan terus hingga ia berhenti di depan sebuah jendela di ujung lorong, terlihat banyaknya zombie yang seakan sedang menjaga sesuatu. "Banyak juga ternyata di bawah." Ucap Dimas, terlihat monster yang tak masih terjaga layaknya menjaga barang.

Dimas pun pergi dan berjalan ke arah tangga dan perlahan menghilang dalam kegelapan.

Mahen terlihat frustasi karena tak dapat menemukan racikan yang cocok untuk vaksin. Ia duduk terdiam dan melihat obat-obatan yang hanya tersisa sedikit. "Sialan, semua obat gak berguna *nj**g!" Umpatnya. Baru kali ini ia tak bisa melakukan apapun dan tak menemukan obat yang cocok dengan dirinya, seakan kemajuan yang tadi ia temukan telah sirna.

Saat Mahen sedang mencari kesalahan ap yang ia lakukan, tiba-tiba saja beberapa kepala dan beberapa potongan tubuh monster yang ia butuhkan terlempar di hadapannya. Plagishell, Bloodgrin dan monster yang telah di tumbuhi oleh akar-akar.

"Jangan lupa vaksin buat gue." Ucap Dimas yang membalikkan badan dan segera keluar dari dalam ruangan tersebut.

"Aman. Percayakan sama gue." Mahen dengan segera meracik vaksin dan mengujinya ke kepala yang telah di dapatkan oleh Dimas .

Saat pagi hari Dimas dan Mahen hanya berdiam diri di dalam laboratorium, dan sesekali melihat keadaan luar ruangan yang telah di penuhi oleh zombie.

Hanya ada keheningan di dalam sana, tak ad yang memulai percakapan satu sama lain di antara mereka. Dimas yang hanya fokus dengan rubik yang lain yang ia dapatkan, dan Mahen yang fokus dengan vaksin yang ia buat.

Setelah beberapa jam Mahen akhirnya membuka suara dengan mendekat kearah Dimas. "Pegang, kalo gue berubah langsung suntik." Ucapnya memberikan suntikan pada Dimas.

Dimas pun menerimanya dan menatap Mahen dengan dingin. "Gue gak tau bagian pantat tumbuhan." Celetuknya.

"Gak harus di pantat b**gs*t!!" Bentak Mahen dengan memukul kepala Dimas.

Setelah percakapan singkat itu, Mahen sedikit menjauh dari Dimas dan mulai merasakan virus yang mengambil alih tubuhnya. 'Orang tolol, kemungkinan vaksin berhasil sama gagal cuma 50:50 tapi percaya amat sama angka kocak.' Batin Dimas yang melihat perubahan fisik pada Mahen.

Tangan Mahen terlihat mulai mengeluarkan akar yang tak beraturan, Mahen terlihat menahan rasa sakit dan nafas yang mulai tak beraturan. Melihat itu Dimas hanya diam dan menunggu perubahan utuh dari Mahen. "Gue harus nunggu berapa lama lagi ini sial" Dimas meletakkan suntikan yang di berikan oleh Mahen dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Saat Dimas sedang menunggu tiba-tiba tangan Mahen memanjang, matanya berkedip, pupil nya perlahan berubah menjadi hijau dan membesar dengan lendir lengket saat matanya terbuka. Mahen mengibaskan tangannya hingga membuat barang-barang yang berada di meja berantakan. "Anjay, saat nya nih." Dimas meraih suntikan yang berada di sampingnya dan berlari ke meja lain, ia naik ke meja dan menunggu waktu yang tepat hingga ia bisa menemukan titik buta Mahen.

Saat Dimas bersiap melompat untuk menyuntik nya, ia terkejut karena kepala Mahen yang mulai mengelupas layaknya bunga yang mekar.

Bersambung...

1
Alucard
Keren banget, semoga ceritanya terus berkualitas author!
Ryn Aru: makasih ya,,/Smirk/
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin syantik baca terus, ga sabar nunggu update selanjutnya!
Agnes
Romantis banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!