"Gadis sialan!Kau harus menuruti perintahku tanpa perlawanan!!".PLAK!.Tamparan mendarat di pipi putih seorang gadis 17 tahun.
meninggalkan bekas tangan merah di sana.
"Sakit..." Ucap gadis itu merintih dengan air mata yang tak pernah kering.
PLAK!.
Sekali lagi itu jatuh di pipinya.
"10 tahun aku merawatmu kini kau harus membalas budi!Masuk!Cepat masuk!!" Pria dengan tubuh tinggi kekar itu menyeret gadis lemah 17 tahun ke dalam rumah bordil.
Menjualnya untuk melunasi hutang judinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wafiyah moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanpa judul
Segera setelah mendengar kabar angin yang mengguncang itu,Yu xian pergi meninggalkan istana menuju kediaman jendral sang guru beladirinya.
"Salam terhormat untuk guru." Ucap Yu xian membungkuk sopan.
"Salam juga pada yang mulia raja." Ucap mereka saling bertukar salam untuk formalitas,jendral Han yang sedang dalam masa libur di kamp militer.
Yu xian di persilahkan untuk duduk."Ku dengar kau memiliki sebuah potret lukisan yang viral di kota,lukisan apa itu?" Tanya raja Yu xian tanpa berbasa-basi.
Jendral Han sedikit terkejut dengan pertanyaan itu,ia tak mengira kabar pencariannya segera sampai ke istana."Itu bukan untuk di jual yang mulia." Tutur jendral berhati-hati.
"Aku tahu,tapi aku ingin melihat lukisan itu." Ucapnya yang sedikit tidak suka di tolak.
Jendral Han buru-buru mengutus pelayannya untuk mengambil gulungan besar sebuah potret lukisan di ruangan tersembunyi.
Lukisan itu di bentangkan dan terpampang jelas sebuah lukisan seorang wanita cantik di sana,Yu xian tercekat wanita dalam potret itu sama persis seperti yang ia temui di hutan lebat pinggiran kota,wanita itu juga yang menyelamatkan dirinya,wanita itu yang membuat dia jatuh cinta dengan wanita.
Melihat raut wajah rajanya yang terkejut,jendral Han merasa tidak nyaman." Apakah yang mulia mengenali wanita di lukisan ini?" Tanya Nanfeng.
"Baiklah,aku akan jujur,aku sempat bertemu dengannya di hutan lebat pinggiran kota,dia juga menyelamatkan nyawaku dari pembunuh bayangan hitam." Ucap Yu xian.
Nanfeng terperangah dengan ucapan rajanya hal sama juga di alami anaknya tapi masih ada perbedaan.
"Apakah yang mulia terluka parah?" Tanyanya lagi.
Yu xian mengangguk."Ya,aku terluka parah sampai hampir mati,tapi untungnya dia menyembuhkanku dengan sebuah sihir,aku masih hidup sampai sekarang." Jawab Yu xian.
"Tapi...Tapi kenapa dengan putraku....Dia..." Jendral Han kehilangan kata-kata karena mendapati perbedaan yang mencolok,dia merasa tak terima.
"Mungkin ada alasan di balik itu jendral." Ucap Yu xian menenangkan jendral sekaligus gurunya."Harus menemukannya dan menanyakan alasan itu." Ucap raja Yu xian.
"Benar yang mulia,aku sangat penasaran kenapa ia menolong anakku secara setengah seperti itu." Jendral Nanfeng tampak tidak suka sekaligus penasaran,putra tunggalnya harus lumpuh dan kehilangan popularitas karena itu.
"Apakah aku boleh bertemu dengan putramu?" Tanya Yu xian mendadak.
"Baik akan ku panggilkan yang mulia."
"Tidak perlu!" Sela langsung Yu xian."Aku akan mendatangi paviliunnya." Yu xian berdiri dari tempat duduknya dan mempersilahkan Nanfeng untuk memberikan jalan untuknya,mereka pergi mengunjungi Han yi yang tengah duduk di kursi yang beroda,pandangannya menatap langit cerah dari jendela kamar yang terbuka.
Han yi mendesah pelan."Aku merindukanmu wanita misterius." Gumamnya memegang cangkir kecil teh di tangannya.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Raja Xi Wei jun tengah menikmati teh gingseng di taman kolam teratai miliknya,angin berhembus ringan menerpa wajahnya yang ganteng,matanya fokus menatap gulungan kertas yang ia baca,laporan para rakyatnya menumpuk minta di perhatikan.
"Oh...Ini lah mahakarya sang pencipta,sama halnya dengan para pemuda yang ku temui bulan lalu,sepertinya di sini tidak ada pemuda jelek." Ucap Helen mengamati penampilan raja Wei jun,senyumnya sedikit mengembang."Ini yang membuatku betah tinggal di bumi." Tuturnya lagi.
Setelah gagal mendapatkan tubuh baru,Helen menerima tugas yang di tunjukkan dari buku kematian.
Ia menghampiri raja kota Li-jiang karena penasaran dengan tampangnya dan di luar ekspetasi ternyata.
Seorang kasim tua berjalan menghampiri sang raja terlihat di wajahnya sedang membawa berita yang tidak mengenakkan.
"Yang mulia,selir Ying meminta bertemu." Ucap seorang kasim tua itu dengan membungkuk hormat.
"Bilang aku tidak enak badan dan suruh dia kembali ke paviliunnya." Perintah raja itu tanpa mengalihkan matanya dari gulungan kertas usang.
"Baik." Kasim itu pergi,mendengus pelan tampak lega.
"Sepertinya harus mempercepat pekerjaan ku,setelah itu aku akan berlibur di tubuh baru." Helen melayang pergi dari sisi raja Wei jun.
Raja Wei jun menatap sekitar,ada aura dingin yang menyengat dirinya tiba-tiba,tapi tidak ada siapapun di sini.
Taman kolam teratai ini sangat tertutup dengan tembok memutar dan ukurannya tidak terlalu luas,di sampingnya berdiri sebuah paviliun kesayangan miliknya yang tak pernah ia jamah apalagi di dekati orang selain sang raja.
Paviliun itu di namai paviliun bulan hanya untuk seseorang yang bisa menggerakkan hati sang raja yang pantas mendapatkannya.
Kasim Lu datang menghampiri selir Ying yang tengah berdiri menanti di depan gerbang paviliun bulan,kedatangan kasim tua itu di sambut dengan senyuman hangat tapi di balik itu wajah masam menanti untuk keluar.
"Yang mulia sedang tidak enak badan selir,sebaiknya anda kembali ke kediaman." Ucap kasim tua itu,lalu segera meninggalkan selir Ying yang masih mematung di depan gerbang paviliun bulan.
Rasanya ingin menerobos masuk tapi penjagaan di paviliun kesayangan raja itu sangat ketat,dalam hatinya ia ingin sekali membakar paviliun ini.
Ia melengos dengan penuh amarah,meremas kuat kain jubah merahnya,ia tak terima dengan penolakan,sejak menikah di kerajaan ini bahkan rela menjadi selir,Luo Ying selalu di tolak berkali-kali oleh raja.
Ini yang menyebabkan sakit di hatinya,ia gundik yang menganggur tanpa sentuhan suami.
Luo Ying adalah anak mentri kiri,ia masuk istana berkat bakatnya yang memukau,ia memenangkan kompetisi dan menjadi selir utama raja,namun harapannya tidak akan di situ saja,ia ingin naik dan menjadi ratu di kota Li-jiang ini.
Di ikuti para pelayannya selir Ying kembali ke paviliunnya yang cukup jauh menggunakan tandu yang di angkat oleh pelayan pria.
"A-ling!" Panggilnya sedikit penekanan.
Pelayan muda yang di panggil itu langsung berdiri di samping tandu majikannya."Iya,nyonya." Jawabnya dengan sopan.
"Panggil tuan Shi kemari." Perintah selir Ying.
A-ling segera pergi melakukan tugasnya untuk mengundang pria muda Shi itu ke tempat tuannya.
"Apakah mereka akan melakukan hal porno?" Ucap Helen yang mengikuti tandu itu,ia bertengger di sebuah pohon yang tertanam di sepanjang jalan yang di lewati tandu itu."Tempat ini sangat asri,banyak pepohonan yang membuat sejuk." Ucap Helen merasakan kesejukan sekitarnya.
"Yanshi,lalu apa yang membuat dia begitu jahat sampai neraka merindukannya?" Tanya Helen berfikir,selir Ying tampak baik-baik saja menurut Helen.
"Dia suka membunuh para pelayan nyonya dewi." Ucap Yanshi yang memang sudah tahu,karena dia adalah roh buku hitam,buku hitam mencatat semua kejahatan yang di lakukan manusia.
"Benarkah?" Helen melongo,sebab ia benar-benar tidak merasakan hawa jahat terpancar dari selir itu.
"Dia menggunakan orang lain untuk membunuh orang,dia suka melihat orang yang tersiksa dan mati,makanya aura jahat tidak muncul di tubuhnya." Ucao Yanshi menjelaskan.
Helen hanya mengangguk faham.
Setibanya di paviliun selir Ying yang memang indah dengan taman bunga yang luas,Helen merasakan aura jahat yang samar-samar.
"Energi jahat mulai terbentuk di sini meski sangat tipis." Helen menyentuhkan tangannya membelai asap hitam yang melewati roh jiwanya.
"Nyonya dewi,di belakang sana agak jauh ada sebuah tempat yang gelap dan sepertinya energi jahat terkumpul di sana." Ucap Yanshi memberikan instruksi.
"Baiklah,lanjutkan tugas."