Jika biasanya orang yang putus cinta akan berubah sikap menjadi dingin dan cuek, tapi berbeda dengan Davion Slade. Pria tampan berusia 28 tahun itu justru berubah sikap menjadi pria paling menyebalkan dan random.
Dua tahun dia melajang setelah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, bukan karena Davion ataupun sang kekasih saling berkhianat. Tapi, karena sang kekasih memiliki kelainan penyimpangan.
Wanita yang dia jadikan kekasih selama satu tahun itu ternyata penyuka sesama jenis. Davion yang mengetahui hal tersebut menjadi jijik dan geli sendiri.
Hingga akhirnya, Davion bertemu dengan Vynessa setelah menggantikan jabatan papanya sebagai CEO.
Rasa ingin memiliki langsung muncul begitu saja saat melihat Vynessa yang begitu cekatan dan multitalenta. Tanpa Davion tau jika status Vynessa adalah mantan istri rival bisnisnya.
Mampukah Davion meluluhkan hati Vynessa yang sudah trauma dengan yang nama nya cinta?
Simak kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 : Lamaran Yang Ditolak
"Tidakkk!!"
Dari ambang pintu depan Vynessa berteriak, membuat semua orang yang ada disana sontak mengalihkan atensi mereka menoleh kearah pintu, kecuali Opa Albert. Lelaki berusia senja itu seolah tidak terkejut dengan kedatangan putri papa Fred, ia justru dengan santai nya menyeruput teh hijau panas yang Ibu Anggra sajikan.
"Vynessa..." gumam Davion lirih
Tanpa basa-basi Vynessa segera melangkahkan kaki jenjang nya menghampiri mereka semua. Raut wajahnya berubah pias saat dilirik oleh Davion. Ibu Anggra langsung berdiri dari duduknya dan menghampiri putri sambung nya itu.
"Vyn, kamu sudah pulang?" tanya Ibu Anggra
Vynessa tak menyahut ucapan Ibu Anggra, ia justru menatap seluruh keluarga Slade itu bergantian. Kemudian, ia beralih menatap Papa Fred.
"Pah, Vynessa tidak mau menikah dengan dia.." ucap Vynessa seraya menunjukkan Davion dengan jari telunjuknya. Ia seolah enggan menyebut nama lelaki itu.
Papa Fred beranjak dari duduknya lalu menarik lembut tangan putrinya. "Duduk dulu Vyn, tidak sopan berbicara seperti itu".
Vynessa menurut, ia lalu mendudukkan dirinya disamping Papa Fred. Matanya menatap tajam kearah Davion yang juga menatapnya sambil mengulas senyum tipis diwajahnya yang tampan.
"Jangan gegabah Vyn, biar papa jelaskan..."
"Biar saya saja yang menjelaskannya pada putri anda tuan Fred". Papi Dom menyela ucapan Papa Fred.
Kemudian, papi Dom beralih menatap mantan sekretaris nya itu. Sebelum Papi Dom berucap menjelaskan ia lebih dulu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan.
"Vyn.." panggil papi Dom
"Ya tuan?". Sahut Vynessa, ia masih menaruh segan pada mantan atasannya itu.
"Maksud kedatangan kami sekeluarga kemari karena atas permintaan Davion". Kata Papi Dom
Mendengar nama nya disebut dan dijadikan kambing hitam oleh papi Dom, sontak Davion membulatkan matanya terkejut lalu menoleh menatap kearah sang papi.
"Kenapa jadi diriku yang dikambing hitamkan". Batin Davion
"Saya mewakili Davion meminta maaf atas perilakunya karena sudah berbuat tidak sopan pada mu Vyn. Sebagai bentuk rasa tanggungjawab serta menebus rasa bersalahnya, Davion meminta kami untuk datang melamar mu dan menjadikan mu istri sekaligus menantu dikeluarga Slade. Apa kamu menerima nya Vyn?" ucap Papi Dom mata nya yang tajam menatap Vynessa dengan teduh.
Vynessa hanya diam, tak tau harus menjawab apa. Karena apa yang sudah dilakukan Davion itu benar-benar sungguh keterlaluan. Ya, meskipun mereka tinggal dinegara maju dan dikenal dengan pergaulan bebasnya tapi tidak serta merta membuat Vynessa ikut terjerumus kedalamnya. Bahkan saat menikah dengan Bryson dulu, Vynessa masih dalam keadaan tersegel.
"Vyn?" Panggil Papi Dom karena tak kunjung ada sahutan dari wanita itu.
Melihat keterdiaman putrinya, papa Fred menyenggol pelan lengan Vynessa membuat wanita cantik itu langsung tersadar dari lamunannya. Papa Fred memberi kode pada Vynessa lewat lirikan matanya.
"Jadi bagaimana Vyn? apa kamu menerima lamaran Davion ?", tanya Papi Dom memastikan
Vynessa menarik nafas panjang, matanya melirik sekilas ke arah Opa Albert yang sedari tadi diam tak mengeluarkan suara sedikit pun. Bahkan pria berusia senja itu juga menatap Vynessa dengan datar. Kemudian, Vynessa kembali mengalihkan pandangannya menatap Papi Dom dan Mami Eli berganti, ia juga melirik Davion yang seolah menunggu jawabannya dengan harap-harap cemas.
"Maaf tuan Dom, saya menolak nya". Jawab Vynessa dengan tegas
"Tapi alasan apa yang membuat mu menolak lamaran dari saya Vyn ?". Kini Davion yang bertanya
"Saya tidak menyukai anda". Sahut Vynessa cepat dan lugas
Opa Albert yang mendengar itu tersenyum miring, seolah tengah mengejek cucunya.
"Hanya itu?", tanya Davion lagi
"Tidak".
"Lalu apa lagi ?".
"Anda bukan tipe idaman saya", Vynessa mengatakannya dengan nada yang terdengar santai namun sarkas. Raut wajah nya berubah datar saat menatap Davion.
Mendengar itu, Opa Albert tidak bisa jika tidak menahan tawanya. Akhir nya pria itu meledakkan tawanya, namun hanya sesaat setelah itu ia berdehem lalu mengubah kembali raut wajah nya menjadi dingin lagi demi menjaga wibawa nya. Davion yang melihat sang kakek tertawa begitu keras, seolah pria tua itu tengah menertawakan dirinya.
Bagaimana Opa Albert tidak tertawa, jika cucunya yang tampan rupawan, mempesona dan terkenal dengan julukan cassanova itu kini ditolak mentah-mentah lamarannya oleh seorang wanita cantik janda muda. Bahkan yang membuat Davion bertambah malu ialah lamarannya ditolak dihadapan seluruh keluarga nya. Bukan keluarga nya saja, tapi lebih tepat nya dua pihak keluarga.
"Opa.. " desis Davion lirih, ia merasa geram bukan main pada opa nya itu. Wajahnya sudah memerah menahan malu.
Papai Dom dan Mami Eli yang melihat tingkah dua pria beda generasi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya gemas. Tapi, berbeda dengan Papa Fred dan Ibu Anggra. Kedua orang itu justru melongo dan merasa bingung serta heran melihat tingkah absurd keluarga konglomerat terpandang di kota New York tersebut.
"Maafkan tuan Fred membuat anda sekeluarga tak nyaman..", ucap Papi Dom merasa tak enak hati pada Papa Fred
"Tidak apa tuan Dom". Sahut Papa Fred sambil mengulas senyum tipis
Kemudian, Papi Dom beralih menatap Vynessa yang masih memasang ekspresi datar mya seolah tidak terganggu dengan sekelilingnya.
"Vyn.. "panggil Papi Dom
"Ya tuan ?", sahut Vynessa
"Saya ingin memastikan sekali lagi, kamu benar menolak lamaran Davion ?". Tanya Papi Dom memastikan
Vynessa menganggukkan kepalanya mantap, "Ya tuan. Saya dengan tegas menolak lamaran dari putra anda". Ucap nya dengan tegas dan tak ingin lagi dibantah
Mendengar itu, Papi Dom hanya bisa menghela nafas panjang dan tak lagi bertanya. Begitu juga dengan Davion, tubuhnya seketika langsung bersandar lemas disandaran kursi sofa. Namun, itu hanya sesaat karena sedetik kemudian Davion langsung kembali menegakkan tubuhnya dan membenarkan posisi duduknya.
Setelah itu, tiba-tiba saja Davion berkata.
"Baiklah, jika kamu menolak lamaran ku Vyn, lebih baik kita langsung menikah saja sekarang".
Bughh!!...
"Dasar pria gila!".
.
.
.
To Be Continue...
bru jg d tolak,udh stres aja....mkin gila mlah.....nkah sm patung sna,vyn ga mau nkah sm km....😝😝😝