NovelToon NovelToon
Menikah Karena Fitnah

Menikah Karena Fitnah

Status: tamat
Genre:CEO / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Tamat
Popularitas:827.9k
Nilai: 4
Nama Author: Kopii Hitam

Niat hati hanya ingin menolong seorang pria yang baru saja mengalami kecelakaan motor tunggal di jalanan, namun keadaan itu malah dimanfaatkan oleh seorang wanita yang tidak bertanggung jawab.

Alana dipaksa menikah hari itu juga oleh segerombolan orang-orang yang menangkap basah dirinya bersama seorang pria di sebuah kontrakan. Alana tidak dapat membela diri karena seorang wanita berhasil memprovokasi massa yang sudah berdatangan.

Bagaimanakah cara Alana menghadapi situasi ini?
Bisakah dia mengelak atau malah terpaksa menikah dengan pria itu? Pria yang tidak dia kenal sama sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34.

Setelah membersihkan lantai yang bertabur beling kaca dan benda kecil lain, Alana berjalan menuju kamar dengan langkah pelan. Dia sebenarnya takut, tapi harus berani menemui suaminya, mereka harus bicara untuk meluruskan kesalahpahaman ini.

Baru saja tiba di ambang pintu, langkah Alana langsung terhenti. Hatinya mencelos menyaksikan tubuh suaminya yang tengah meringkuk dan menyembunyikan wajah di lutut.

Alana tau bagaimana perasaan suaminya saat ini, tapi ini semua diluar dugaannya. Dia tidak menyangka bahwa Rizal akan mencarinya ke perusahaan. Dia pikir pria itu sudah pergi setelah mendapat penolakan darinya waktu itu.

Alana meraih dada dan meremasnya sembari menutup mata sejenak lalu membukanya kembali, kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.

Dengan langkah kecil, Alana mulai mendekat dan berjongkok di depan Azzam lalu memeluknya. "Maafkan aku, Azzam. Aku-"

Alana kesulitan melanjutkan kata-katanya, air matanya tumpah ruah tanpa bisa dia tahan.

"Lihat aku, tolong!" Alana mencoba mengangkat kepala Azzam, keduanya saling menatap dengan pipi sama-sama basah, namun beberapa detik kemudian Azzam memilih bangkit dan berjalan ke kamar mandi.

"Azzam..." seru Alana.

Azzam tidak menyahut, dia tidak ingin banyak bicara, sudah cukup rasa sakit yang dia pendam karena mengharapkan sesuatu yang tidak akan mungkin dia dapatkan.

Lalu apa lagi yang tersisa? Selamanya dia akan tetap kesepian, hidup dalam kenangan masa lalu yang tidak akan pernah luput dari ingatannya.

Azzam menyalakan shower dan berdiri di bawahnya dengan pakaian kantor yang masih melekat di tubuhnya. Azzam mencoba menikmati gemercik air yang jatuh membasahi wajahnya.

Dingin memang, tapi tidak sedingin hatinya yang mulai membeku seperti bongkahan es di kutub utara. Azzam sudah lelah berjuang sendirian, pada akhirnya dia juga yang akan terluka.

Satu jam kemudian, Azzam keluar dengan pinggang terbalut handuk, dia cepat-cepat membuka pintu lemari dan mengambil pakaian santai lalu mengenakannya terburu-buru tanpa mempedulikan Alana yang tengah menatapnya di sisi ranjang.

Usai mengenakan pakaian, Azzam meninggalkan kamar dan memilih duduk di ruang tengah, dia menyambar remote yang ada di atas meja lalu menyalakan televisi.

Ya, Azzam tidak ingin menjadi pecundang seperti biasa. Dia pikir setelah mengungkapkan isi hati dan menunjukkan rasa sayangnya terhadap Alana, cinta itu akan berbalas. Akan tetapi, hati istrinya tidak mungkin goyah, ada pria lain yang lebih dulu mendapatkannya, lalu untuk apa lagi Azzam menyimpan rasa itu sendirian?

Lama termangu dalam pemikirannya, Azzam pun terlelap dengan posisi duduk, punggungnya tersandar di sandaran sofa. Bukan dia lagi yang menonton televisi tapi malah sebaliknya.

Di kamar, Alana nampak gelisah dengan pandangan mengedar ke setiap sudut kamar, dia merasa sedih. Kenapa masalah demi masalah terus saja menghantui hidupnya? Alana baru saja mendapatkan ketenangan, dia mulai nyaman berada di sisi suaminya, tapi kenapa Rizal kembali datang tanpa diundang?

Alana membaringkan tubuhnya di kasur, matanya menatap lurus langit-langit kamar. Apa yang harus dia lakukan untuk meyakinkan Azzam bahwa dia sudah tidak lagi mencintai Rizal?

Tiba-tiba Alana tersadar, dia cepat-cepat bangun dan berjalan menuju lemari. Alana membukanya, sorot matanya langsung tertuju ke arah pakaian yang menggantung di hanger.

Kemudian Alana menurunkan hanger itu, nampak jelas sebuah lingerie tipis kekurangan bahan, bagian dadanya terlalu minim, bahkan panjangnya hanya beberapa jengkal saja.

Tidak tidak, Alana menggeleng-gelengkan kepala, dia tidak mungkin memakai pakaian seperti itu di hadapan Azzam.

Beberapa detik kemudian Alana manggut-manggut. Ya, dia harus melakukannya. Persetan dengan rasa malu, toh Azzam adalah suaminya, jadi tidak ada salahnya Alana mengenakan pakaian itu di hadapan sang suami.

Alana mencopot lingerie itu dari hanger lalu berlari kecil memasuki kamar mandi. Dia memilih membersihkan diri terlebih dahulu dan mengenakan pakaian itu setelahnya.

Beberapa menit berselang, pintu kamar berderit. Alana mengeluarkan kepala sedikit, manik matanya bergulir liat memeriksa keadaan kamar, dia pun menghela nafas lega saat tak melihat Azzam di sana.

"Huft..."

Alana berdiri di depan meja rias, dia tertegun menatap pantulan tubuhnya yang terlihat sangat aneh.

Alana menautkan kedua alis. Seumur-umur, baru kali ini dia mengenakan pakaian terbuka seperti itu. Serba salah, depan belakang nampak menonjol memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah serta kulitnya yang putih dan mulus.

"Memalukan sekali," gumam Alana seraya menggaruk kepala yang tidak gatal.

Sedang asik menyisir rambut, Alana terperanjat saat Azzam tiba-tiba masuk ke kamar itu.

Ya, Azzam tadinya memang sudah tidur, tapi tiba-tiba dia terbangun saat merasakan sesuatu yang menusuk di ari-arinya. Karena tidak kuat menahannya, Azzam pun lantas bangun dan masuk ke kamar.

Siapa sangka, dia malah disuguhkan dengan pemandangan seindah itu. Azzam terpaku di ambang pintu, manik matanya tak lepas mematut istrinya.

Alana berbalik badan, dia menunduk sembari menarik lingerie itu ke bawah. Akan tetapi usahanya percuma saja, justru bagian dadanya yang malah semakin menonjol jelas.

Azzam mengusap wajah kasar, indah memang tapi dia tidak berminat mendekati Alana. Dia justru mengabaikannya dan berjalan memasuki kamar mandi.

Setelah membuang air seni yang sedari tadi memenuhi kantong kemihnya, Azzam kembali ke luar. Matanya kembali disuguhkan dengan pemandangan indah yang terpampang nyata di hadapannya.

Azzam mengerling dan membuang pandangan ke arah lain, dia tidak boleh terpancing. Untuk apa mendapatkan tubuh indah itu jika hati sang pemilik badan bukan untuknya?

Lalu Azzam berjalan ke sisi ranjang, dia mengambil selimut dan melangkah menghampiri Alana. Dia pun membungkus tubuh istrinya dengan selimut itu.

"Lain kali tidak perlu memakai pakaian seperti ini di depanku, simpan tubuh indahmu ini untuk pria itu!" desis Azzam tepat di telinga Alana.

Alana sontak terkejut, matanya membola, dia tidak menyangka Azzam akan setega itu padanya. Dia hanya mencoba memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang istri, tapi apa yang dia terima?

Alana memalingkan wajahnya, Azzam pun meninggalkannya tanpa berucap sepatah katapun.

Tidak hanya terluka, Alana merasa sangat terhina mendengar kata-kata Azzam barusan. Serendah itukah dirinya di mata suaminya itu?

Seketika tubuh Alana merosot di lantai, dia menangis pilu, tidak menyangka semuanya akan berakhir seperti ini.

Lalu untuk apa Alana bertahan di apartemen itu? Jelas Azzam tidak menganggapnya sebagai seorang istri.

Alana mengirai selimut yang membungkus tubuhnya, dia berdiri dan berjalan menuju lemari mengambil pakaian lain, dia pun cepat-cepat mengganti lingerie itu dan membuangnya ke tempat sampah.

Setelah merapikan pakaian di depan cermin, Alana mengambil ponsel tulalit miliknya yang ada di dalam tas lalu mengantonginya. Seperti pertama kali masuk ke apartemen itu, seperti itu pula lah dia harus keluar. Dia tidak memiliki apa-apa, semua barang yang dia gunakan selama ini merupakan pembelian Azzam.

Alana kemudian meninggalkan kamar, dia berjalan menghampiri Azzam yang tengah menghisap sebatang rokok di sofa.

"Aku pergi," ucap Alana dengan mata berbinar menahan tangisan yang ingin tumpah detik itu juga.

"Hmm..." gumam Azzam menganggukkan kepala, lalu menyibukkan diri seolah-olah tidak ingin menatap istrinya.

Akhirnya tangisan itu tumpah tanpa bisa dia bendung, Alana pikir Azzam akan mencegahnya tapi ternyata tidak sama sekali.

Dengan langkah gontai, Alana berjalan menuju pintu utama. Jangankan mencegah, Azzam bahkan tidak mau melihatnya. Dia malah mematikan rokok dan berlalu pergi memasuki kamar.

Menyadari Azzam yang tidak peduli padanya, Alana bergegas membuka pintu dan berlari sekencang yang dia bisa. Hatinya hancur berkeping-keping, dia pikir Azzam benar-benar mencintainya ternyata tidak. Buktinya, Azzam malah membiarkannya pergi dengan cara seperti ini.

1
Omah Tien
paling malas lihat cewe nya g tau diri so
oma lina katarina
nah gitu dong
oma lina katarina
kurang apa si Azzam, ganteng,, mapan , Alanna nya ga tau diri ,,jadi kesel sendiri
oma lina katarina
belagu Alanna nya kadang bikin sebel , jadi bukan kasian ,, sok, ga tau diri dah di sayang banyak tingkah
Diah Anggraini
azzam semangat donk.. kalo azzam nyerah saya sedih nih bacanya
Yosef Sudin
putar keliling cari terus alur ceritanya, belum ada tujuan yang jelas
Nelviati 17
kok kek gini outhor buat cerita nya dari salah paham trus emosi jg lama2 bacanya
Nelviati 17
kok kem gitu alana kurang suka ah sifatnya sama Azzam
I'iss Bundanya Queisha
outhor nya pasti agak rada2,GK masuk akal bget ceritanya,
Atika1234 Atika
capek bacanya
Yunik Yuliatin
Sungguh membagongkan...😃😃
Heintje Anumpitan
azzam nya yg bego,,,,
Bu Zahwawe
cerita ini sebenernya mau d bawa kemana,, muter"
Yuli Yuli
cm sgtu kurang seru
Yuli Yuli
akhirnyaaaa....
Yuli Yuli
bonusnya cm dikit
Yuli Yuli
trus g dlanjut lg tu cerita azzam
Yuli Yuli
pengen sembuh kok mlah tinggal didesa, trus gmn terapinya
Yuli Yuli
yg sbar azzam
Yuli Yuli
bkin mewek tp g jelas" ujungnya smpe kmn" kok akhire muter LG kstu🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!