Ikhlas ... bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan, namun terkadang kita dipaksa untuk menerapkan nya oleh keadaan.
Bellona Ghelsi, memaksa dirinya untuk menelan semua kenyataan pahit dalam hidupnya. Kenyataan bahwa Logan sang suami yang amat ia kagumi sebelumnya, ternyata memiliki hubungan spesial dengan Bella yang merupakan saudaranya sendiri.
Kisah masa lalu Logan dan Bella yang tak diketahui oleh Lona, membuat gadis itu merasa sangat menyesal karena harus hadir diantara mereka.
Melepaskan ..., itulah pilihan Lona! ia ingin kembali membuat jalan kehidupan nya sendiri tanpa hadirnya seorang pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Way-23
Malam begitu sunyi,
Rintik hujan yang tak kunjung berhenti membuat suasana semakin hening nan dingin, dan seperti malam-malam sebelumnya Bellona selalu terbangun pada sepertiga malam sembari memperhatikan gawai di telapak tangan.
Seperti inikah rasanya? kenapa jauh lebih menyesakkan dada,
mom ..., apa kau baik-baik saja? aku sakit mom! kaki ku bengkak, meskipun sudah meminum obat kenapa rasanya masih tetap nyeri seperti sekarang.
Gadis dengan rambut hitam yang cukup panjang itu seketika terisak dalam diam, mencoba tak mengeluarkan suara apapun saat menyadari bahwa seseorang telah terlelap di apartemen nya yang cukup sempit.
Lagi-lagi Rafayel yang hanya sebatas memejamkan mata pun menatap ke arah Bellona yang nampak sibuk menyapu air mata,
Bruuuggghhh
"Aaa-aawwh! punggung ku, astaga! apa tulang ku akan turut patah?"
Isak tangis Ghelsi pun terhenti, gadis itu mencoba tenang dan melangkah turun dari ranjang perlahan mendekati Rafayel yang masih terduduk sembari memegangi kepalanya di lantai ruangan.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Ehhhmmmm?" Rafayel menggeleng dengan tetap memejamkan mata.
"Hey, Tuan! buka matamu," Bellona tampak mengguncang perlahan tubuh Rafayel meskipun ia terlihat kesulitan untuk menjaga keseimbangan.
"Apa kau baik-baik saja Nona?"
Mata indah Bellona seketika membulat sempurna saat pria itu beranjak dan kembali meraihnya dan membawanya kembali ke atas ranjang.
"A-apa maksudmu Rafayel? apa kau mengigau?"
"Aaaaaaggghhhh! aku juga ingin tidur di ranjang ini, punggung ku sakit Nona! bolehkah?"
"Tapi-,"
"Aku janji tak akan berbuat macam-macam! meskipun aku sangat menginginkan mu! tapi kau tetap saja bersikap dingin padaku! sungguh menyedihkan sekali," Rafayel kembali meracau dan memejamkan mata di atas ranjang yang sama dengan Lona.
Ada apa dengan pria satu ini? apa dia sungguh baik-baik saja?
"Tidur lah Nona! masa depan pasti akan jauh lebih baik dari hari kemarin, apa kau membutuhkan pelukan? aku bisa memeluk mu jika kau mengizinkan,"
Lisan tipis itu kembali mengeluarkan suara dan membuat Bellona tercengang sebelum akhirnya tertunduk diam.
******
Pintu terbuka, derap langkah kaki seseorang kembali membuat Maxim tak fokus dalam menangani beberapa berkas yang sempat ia periksa.
"Apa kau masih memiliki whiskey atau mungkin pilsner?"
"Kau benar-benar sudah tak waras Logan! jam berapa ini? apa kau sengaja ingin bunuh diri! jangan kemari jika kau hanya ingin merusak organ dalam mu itu di mini bar's milikku!"
"Bagaimana dengan trip yang sempat kau tawarkan? apa kau yakin akan benar-benar pergi Minggu ini?"
"Masih belum ada informasi lanjutan! cuaca di tempat penyelenggaraan sedang tidak mendukung akhir-akhir ini dan event itu akhirnya di pending oleh pihak penyelenggara." Maxim menghentikan pergerakan tangannya dan menatap Logan yang kini telah terduduk di meja mini bar's.
"Begitu kah?"
"Kenapa kau menanyakan tentang event tersebut? apa kau berubah pikiran?"
"Maybe!"
Maxim terkekeh, pria itu meraih dua kaleng soda dalam lemari pendingin sebelum akhirnya melemparkannya pada Logan.
"Bagaimana hubungan mu dengan Bella? dia masih begitu perhatian padamu, Lo!"
"Aku membenci nya! entahlah! diriku ini terlalu munafik sekarang! sepertinya ini karma karena diriku menyia-nyiakan Lona dan berujung kesakitan! aku bahkan sering meratapi nasibku sendiri sekarang!"
"Berita di media ...,"
"Aku tak tahu bagaimana cara untuk menghilangkan desas-desus tentang informasi sampah itu Max! sepertinya Tuan Darent memang ingin melindungi nama baik Bella sebagai seorang pengacara ternama, pria itu lebih memilih untuk mengorbankan Bellona."
"Jadi Tuan Darent benar-benar mengusir putri keduanya?"
"Kau mungkin tak akan percaya! tapi ..., diriku berada disana, dan dengan tololnya aku tetap bungkam dan tak mampu membela mantan istri ku! padahal aku sadar betul, akar permasalahan adalah diriku dan Bella."
Logan menampilkan senyum getir dan seketika menenggak soda dalam genggaman.
"Apa kau tahu dimana Bellona sekarang?"
"Dia sama sekali tak meninggalkan jejak apapun! nomor ponsel nya tak lagi aktif semenjak ia keluar dari kediaman Tuan Darent! Nyonya Freya, bahkan sering jatuh sakit semenjak kepergian Lona! ibuku juga sempat mencoba untuk mengetahui keberadaan Bellona, ia menelisik beberapa teman dekat Lona, tapi nihil!"
"Bibi? dia-,"
"Kau tahu kan bagaimana kedekatan antara ibuku dan juga Lona saat dia masih menjadi istriku?" Logan tersenyum dengan tatapan kosong saat mengingat masa lalu.
💜 Mister Logan! aku telah memasak makan malam untuk mu, ibu bilang kau menyukai Lasagna! jadi aku mencoba resep yang telah diajarkan oleh ibu, ayolah! kita makan dulu!
'Maaf, aku lelah! aku juga telah makan di luar tadi,
💜'Apa kau pergi bersama Bella? maaf! bukannya aku berpikir yang macam-macam, tapi cobalah sedikit saja! mungkin kau akan menyukainya.
'Apa kau tak mendengarkan ku? aku lelah Lona! biarkan aku istirahat sekarang!'
Bayangan wajah sendu dari Bellona kembali membuat mata Logan seketika dibanjiri oleh air mata, pria itu tertunduk dan terisak tanpa menghiraukan tatapan Maxim sang sahabat.
dia cuma mikirin hidupnya sendiri
kasian lona jd tumbal utk keegoisan ayah tirinya