NovelToon NovelToon
PELANGI DI UJUNG SENJA

PELANGI DI UJUNG SENJA

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:522.9k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

Annisa Dwi Az Zahra gadis periang berusia 20 tahun yang memutuskan ingin menikah muda dengan lelaki pujaannya yang bernama Rian Abdul Wahab, namun kenyataan pahit harus diterima ketika sebuah tragedi menimpanya.
Akankah Nisa bertemu bahagia setelah masa depan dan impiannya hancur karena tragedi yang menimpanya?

"Kini aku sadar setelah kepergianmu aku merasa kehilangan, hatiku hampa dan selalu merindukan keberadaanmu, aku telah jatuh cinta tanpa kusadari" Fahri

"Kamu laki-laki baik, demi kebaikan kita semua tolong lepaskan aku, karena bertahan pun bukan bahagia dan pahala yang kita dapat melainkan Dosa" Nisa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"Oh" Rian hanya menjawab dengan ber oh ria saja, namun jarak beberapa detik ia kaget. Astaghfirullah!

Rian menggelengkan kepalanya berusaha membuang fikiran buruknya dan entah kenapa badannya tiba-tiba gemetar.

Perlahan ia turun dari mobil melangkah belok menuju kerumunan orang yang berada tak jauh dari jalan raya.

Samar-samar Rian mendengar suara tangisan pilu perempuan yang tidak asing ditelinganya.

"Ayo cepetan hubungi keluarga kalian kalau gak mau diarak keliling komplek!" Tegur salah satu pemuda yang sepertinya salah satu warga komplek disitu, mendesak sepasang Manusia yang terlihat linglung berada didalam mobil dengan posisi perempuan yang meringkuk memeluk lutut.

Semakin dekat dengan mobil yang dikelilingi orang-orang, entah kenapa perasaannya semakin tidak karuan juga. Rian berusaha membuang gugupnya, Ia menghentikan langkahnya dan menarik nafas panjang sambil memejamkan mata, berharap salah dengar karena sedang mengkhawatirkan calon istrinya jadi suara perempuan siapapun seperti suara Rara nya.

Saat hendak kembali melangkah dengan yakin, hp di saku celananya terasa bergetar lama pertanda ada panggilan masuk.

[Posisi dimana?]

Di jalan Melati, arah masuk komplek A.

Rian menjawab pertanyaan dari Arman yang menghubunginya tanpa panjang lebar hanya menanyakan posisi. Rian kemudian melanjutkan langkahnya dan berhenti tepat dibelakang orang-orang yang menggedor kaca mobil penuh emosi.

"Maaf. Permisi, boleh saya lihat?"

Seketika orang-orang pada bergeser memberi jalan pada Rian.

"Adeeeek. Hiksss" Teriakan Bu Ratna sambil menangis ia setengah berlari menerobos kerumunan dan menabrak lengan Rian yang langsung berdiri membeku.

Dari tadi semenjak Rian turun, Bu Ratna mengikuti Rian dari belakang tanpa bersuara karena cemas dan setelah samar-samar melihat pakaian yang dikenakan perempuan didalam mobil entah kenapa ia begitu yakin kalau itu putrinya, Nisa.

"Adek. Ini ibu, buka pintunya nak." Bu Ratna mengetuk kaca mobil tanpa henti sambil menangis, ia tidak tahu apa yang terjadi, namun ia yakin putrinya begitu ketakutan dan tertekan melihat banyak orang yang menghakiminya.

"Oh. Jadi ini ibunya? syukurlah sudah ada keluarganya yang datang. Bu. tolong ya, anak perempuannya diawasin biar gak berbuat yang tidak senonoh di sembarang tempat!"

"Astaghfirullah. Anak saya tidak mungkin berbuat seperti itu! maaf mas tolong dijaga ucapannya!" Bu Ratna langsung menjawab tudingan warga dengan berapi-api. Ia yang mengetahui karakter anaknya sendiri merasa tersinggung mendengar tudingan warga sekitar pada putrinya yang ia yakin tidak bersalah itu.

"Tolong semuanya tenang dulu, mas-mas dan bapak-bapak. Mohon kerjasamanya." Akhirnya Rian angkat bicara sambil membuka pintu mobil perlahan.

Deg.

Jantungnya bagai dipukul benda sangat keras dari belakang.

Ia melihat Nisa meringkuk memeluk lutut, namun tangan kirinya saling menggenggam dengan tangan kanan laki-laki yang tidak ia kenal, seolah seperti pasangan yang saling memberi kekuatan.

Tanpa bicara Rian langsung berputar menuju pintu sebelah kiri kemudian membukanya, Rian menarik laki-laki disebelah Nisa dengan kasar, tanpa ba-bi-bu ia langsung melemparkan bogem mentahnya ke ulu hati si laki-laki tersebut, tanpa ada perlawanan sedikitpun Fahri langsung tumbang tersungkur sambil terbatuk-batuk, memegang dadanya.

Ya laki-laki yang bersama Nisa, atau lebih jelasnya laki-laki yang ditolong Nisa adalah Fahri.

Belum puas Rian menumpahkan segala emosinya yang sudah memuncak, ia kembali menarik kerah kemeja Fahri yang sudah tersungkur hingga mendongak kemudian kembali melayangkan bogemannya, namun bukan Fahri yang tersungkur melainkan Nisa yang langsung ambruk menindih punggung Fahri sambil menjerit kesakitan, Nisa terkena karena ia berusaha menghalangi Rian yang kalap namun nahas bukannya berhenti malah ia menjadi korban bogeman mentah calon suaminya.

"Astaghfirullah. Adeekkk!!! nak Rian stop! Hiks" Bu Ratna langsung memeluk Nisa sambil menangis, ia tidak menyangka akan ada kekerasan yang dilakukan Rian hingga menyebabkan dua orang tersungkur termasuk putrinya, ia memaklumi emosi Rian yang pasti campur aduk antara khawatir dan menduga-duga. Karena dirinya pun merasakan hal yang sama, namun ia menyayangkan sikap Rian yang tidak mau bertanya dan mendengarkan penjelasan terlebih dulu.

"Sebaiknya kita selesaikan masalah ini ditempat yang lebih baik, jangan ditempat umum seperti. Kita dengar penjelasan dulu dari mas dan mbaknya." Ujar seorang laki-laki yang baru datang.

"Iya benar apa yang dikatakan pak RT, ayo kita bawa ke kantor RW saja."

"Bu. Adek tidak melakukan apa-apa, demi apapun adek enggak mengenalnya, murni cuma menolong, hiks." Nisa kembali menangis pilu di pelukan Bu Ratna. Nyeri dipunggungnya karena salah sasaran bogem mentah Rian tidak ada apa-apanya dibanding nyeri dihatinya, karena penjelasannya tidak dihiraukan Rian yang jelas-jelas calon suaminya sendiri.

"Ca. Kamu gak apa-apa kan? kenapa bisa begini?" Yuli datang dengan setengah berlari menghampiri Nisa dan Bu Ratna yang diikuti Arman dari belakangnya.

"Bu. Insya Allah semuanya baik-baik saja. Ayah juga lagi jalan kesini, ayo sekarang kita pindah dulu. Disini terus malah jadi tontonan orang." Arman menggandeng ibu dan adiknya, diikuti Yuli yang membawakan tas selempang Nisa.

Setelah membawa masuk ibu dan adiknya ke mobil, Arman menghampiri Rian yang masih berdiri dekat Fahri dengan mata memerah, efek lelah dan emosi menjadi satu.

"Ri. Sesama lelaki aku paham perasaanmu, tapi alangkah kurang bijaknya apabila kita main hakim sendiri dan tidak mau mendengarkan penjelasan terlebih dulu. Aku tidak bermaksud membela adikku, karena walaupun kamu baru mengenalnya beberapa bulan, kamu pasti sudah tahu karakter dan sifatnya seperti apa. Jadi dengarkan dulu penjelasannya baru cocokkan dengan logika. Sebesar apa kesalahan adikku kalau sudah terbukti bersalah aku tidak akan membelanya. Ayo kita selesaikan semuanya."

Setelah panjang lebar Arman memberi pengertian pada Rian kemudian mengajaknya pergi dengan menepuk pundaknya memberi support sebagai sesama lelaki.

Dengan malas Rian menganggukan kepalanya, namun sebelum melangkah ia kembali menarik kerah kemeja Fahri.

"Breng sek!! ayo kita selesaikan semuanya!" Dengan mata yang memerah Rian kembali hendak menghajar Fahri, Rian yang kalem dan cool sudah hilang entah kemana. Cinta telah membuatnya jadi sosok laki-laki yang romantis, hangat dan perhatian. Namun berubah seperti singa juga saat cintanya terusik.

"Bro. Tolong jaga tanganmu ya, jangan main kekerasan. Ini negara hukum!" Bobi yang baru datang turun dari mobil dan langsung mempercepat langkahnya setelah melihat bosnya dalam keadaan bahaya, ia menarik tangan Rian yang mencengkram kerah baju Fahri kemudian menghempaskannya hingga terhuyung kebelakang.

Sama-sama memiliki perawakan yang tegap dan tinggi keduanya memiliki tenaga yang sama-sama kuat namun bedanya, Rian sudah dirasuki amarah yang memuncak sedari tadi, sedangkan Bobi masih terlihat santai.

Rian bangkit sambil mengusap tangannya, kemudian ia berjalan menuju mobil yang tadi ia parkirkan sembarangan di pinggiran jalan komplek.

Setelah menutup pintu mobil ia membenturkan kepalanya pada setir, berharap bayangan Nisa yang menggenggam erat tangan laki-laki yang tidak ia kenal hilang dari kepalanya.

Kalau gue melihat calon istri keciduk tidur sama cowok lain dimobil dengan posisi saling menindih, ih ogah banget lebih baik gak jadi kawin, dari pada punya bini sisa diobok-obok orang, apa enaknya?

Arrgggghhhh

Rian menjambak rambutnya sendiri, Bisikan orang-orang yang mengerubungi Nisa tadi masih terngiang jelas ditelinganya.

Berharap apa yang ia alami hari ini hanyalah mimpi, dan disaat bangun nanti Nisa berada disisinya.

Sedangkan dibelakang mobilnya Rian, terlihat Bobi memapah Fahri masuk ke dalam mobil sambil berdecak kesal, ia menyesal telah membiarkan putra bosnya itu pulang ke rumahnya di daerah Dago sendirian dalam keadaan tidak fit, dan yang paling ia sesali karena telah memberinya minuman yang dicampur suplemen yang meningkatkan kualitas tidur. Karena Bobi tahu semenjak 2 malam terakhir Fahri sama sekali tidak tidur dan malah mengalihkannya pada pekerjaan. Sehingga menyebabkan badannya tidak fit.

Bobi mendudukkan Fahri dikursi belakang agar leluasa menggerakkan badan dan kakinya, setelah itu ia kembali keluar dan menghampiri mobil Arman.

"Sebelumnya saya mau minta maaf atas kejadian malam ini. Saya yang akan mempertanggungjawabkan semuanya, mari kita selesaikan secara kekeluargaan, dimana pun saya ngikut."

"Bagus! memang seharusnya begitu." Arman menjawab ucapan Bobi dengan cepat. Karena sudah tidak tega melihat keadaan Nisa sang adik yang begitu terpukul, begitu pun dengan ibunya. Ia berharap semuanya cepat selesai dan tidak ada lagi kesalah pahaman, mengingat adiknya yang tinggal 2 Minggu lagi akan melangsungkan acara lamaran dan 6 Minggu lagi menikah.

......................

Flashback

Disebuah gedung perkantoran di jalan Moh Toha daerah Bandung selatan. Di dalam sebuah ruangan, seorang laki-laki yaitu Fahri yang sudah berjam-jam didepan layar komputer tidak terusik dengan kedatangan sahabatnya yang bernama Ergi. Ia tetap fokus pada pekerjaannya dengan wajah yang sudah terlihat pucat dengan lingkaran hitam disekeliling mata, tidak dipungkiri semenjak kejadian 2 malam lalu yaitu terkuaknya masa lalu pahit sang Mama yang berakhir pada perpisahannya dengan Nadira sang kekasih, membuatnya kehilangan semangat.

Namun ia sadar sebagai anak laki-laki tunggal penerus keluarga, Fahri tidak ingin mengecewakan orang tuanya, ia fikir cukup kemarin saja hampir 3 tahun membuat Mamanya tidak tenang, karena dirinya yang menjalin kasih dengan Nadira dan membuat sang Mama mengingat masa lalu yang pahit.

Selama 2 malam juga ia belum bisa memejamkan mata karena hilangnya rasa ngantuk, dan akhirnya ia menghabiskan malam dengan bekerja sebagai pengalihan.

"Bro. Itu si bos dari tadi belum selesai juga? padahal mukanya sudah lecek begitu kayak daster emak-emak bangun tidur, ups hmffttt."

🍁🍁🍁

Selamat sore readers tercintaku, sesuai janji saya pada tanggal 29 Mei waktu itu, bahwa dalam menyambut hari yang sebenarnya tidak perlu disambut, saya akan memberikan Giveaway receh buat 5 readers dengan komen terbaik yang masing-masing mendapatkan @20k pulsa, dan pengumumannya maaf tidak sesuai dengan yang dijanjikan yaitu seharusnya tanggal 6 Juni, namun baru bisa keluar hari ini dikarenakan real life yang lumayan sibuk 🙏

Dan inilah 5 Nickname pemilik komen terbaik versi saya, dan mohon maaf sebelumnya, bukan berarti yang lain tidak baik/bagus tetapi saya memilih disetiap bab dan tetap 5 orang tersebut yang menjadi pemilik komentar dengan feel yang paling mengena.

Next semoga ada rezeki disaat bersamaan dengan hari-hari tertentu agar ada Giveaway lagi dengan peserta lebih banyak

.

Selamat buat 5 readers diatas, silahkan kirimkan nomor masing-masing by PC saya, terimakasih banyak.

1
Aisyah Isyah66
Luar biasa
☠@AngguN
wkwkekek saking diem dieman dalam mobil😄
☠@AngguN
memang lebih baik berpisah drpd banyak hati yg terluka
☠@AngguN
astaghfirullah
lucky gril
awalnya ngintip kok jadi keterusan sampai tamat❤❤❤
lucky gril
ternyata mak baca expresss tau2 udah tamat,makasih karya nya teh nei🙏🙏🙏
lucky gril: sama2 kk'yg mau nuangin karyanya di NT dan waktunya untuk menghibur mak yg kegabutannya ruaaarrr biasa😅
total 2 replies
lucky gril
kok perasaan mak ngga enak😔

jagain fahri atuhhh
lucky gril
SAH
lucky gril
si mm risa mau menodai pikiran kotor ke caca🤣🤣
lucky gril
guling nis itu🤣🤣🤣
lucky gril
bintang utamanya siapa y...kok tau2 fahri datang tanpa kejelasan hubungan siapa ....

masih membanggongkan ceritanya😯
lucky gril
loh kok rian ngga pamit sama orang tuanya nisa😟
lucky gril
wa'alaikum salam salam kenal dr mak di brebes😍
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Semoga berhasil ya bu
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Bener banget makanya dibilang cinta itu buta, tapi harus pake logika yah😂😂😂
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwkwwk pada senyum2 sendiri
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwwk males amndi ternyata bukan cuman di novel, kenyataan juga begitu harus pada diomelin dulu padahal handuk udh dipegang dr tadi
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Nisa gak sadar dengan tingkah abstrudnya
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Ketahuan hayooo saling baperrr
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Kejedot bener dirasa in sama nisa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!