Bagai mimpi buruk yang nyata, jelas, lagi menekan seorang gadis bernama Sharena setelah dijadikan alat tukar hutang ayahnya pada seorang Presdir kejam, Keanu Abraham. Bukan hanya itu, kehidupannya bagai di neraka semenjak terperangkap dalam kebencian Keanu yang menuduhnya sebagai penyebab kematian saudaranya. Benci, dendam, berselimut luka dan cinta.
“Tegakkan kepalamu, sambutlah neraka di depanmu!” (Keanu Abraham)
“Aku tidak pernah melakukan seperti yang kamu tuduhkan.” (Sharena)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Keanu menatap Sharen yang tengah menatap lurus ke depan. Suasana pantai yang menenangkan membuat keduanya larut dalam untaian ombak yang menderu. Menyibak kaki mereka yang sengaja bermanja di hamparan pinggiran.
Damai, satu kata yang Sharen rasakan setelah sekian purnama bersarang di lingkaran kekejaman suaminya. Hari ini sejenak penat itu sirna, ada kerinduan terhadap kedua orang tuanya. Walaupun sakit bila mengingatnya harus terlempar dalam pegadaian hutang, hati kecilnya tetap menginginkan kebersamaan seperti dulu.
Perempuan itu menghirup udara banyak-banyak, mengeluarkan perlahan. Berjalan pelan menyusuri pinggiran yang tersibak gelombang kecil. Keanu sendiri mengekor wanita itu beberapa meter di belakangnya. Menatap istrinya dengan raut wajah yang berbeda.
Beberapa orang di sekitar juga terlihat tengah menikmati waktu liburan mereka. Sepasang anak remaja yang tengah bermain lari-larian di sana, tersenyum lalu berguling di hamparan pasir tersapu gulungan ombak yang datang. Tanpa sadar Sharen tersenyum melihat keceriaan itu.
Senyum pertama yang Keanu lihat, setelah sekian lama tinggal bersamanya. Setelah hanya ada air mata yang nampak. Dada itu bergetar, ada perasaan yang berbeda.
"Eh, sorry kak, nggak sengaja," ucap salah satu pengunjung yang tengah berlarian tak sengaja menabrak Sharen.
"Nggak pa-pa," jawab perempuan itu mengusap pakaiannya yang sempat bersenggolan sedikit terkena pasir.
"Kakak sendirian?" tanya remaja itu mengakrabkan diri.
Sharen nampak bingung, melihat ke belakang dan sekitar, tidak menemukan Keen di sana. Ke mana pria itu, apakah setelah merampas semuanya semalam sekarang dirinya dibuang di pinggiran pesisir pantai.
"Mmm ... iya," jawab Sharen pada akhirnya.
"Nggak kok, dia sama aku," jawab Keanu tiba-tiba di dekatnya.
"Owh ... aku kira cantik-cantik sendirian, pasti banyak yang mau nemenin. Hehehe. Duluan ya Kak, mau gabung lagi sama yang lain." Sharen mengangguk.
"Apa segede ini tak nampak di matamu sampai ditanya orang ngaku masih single?" ucap Keanu seraya mengulurkan es krim dari tangannya.
"Tadi nggak lihat," jawab Sharen sambil menerima makanan dingin itu.
Keduanya menepi di gubuk pantai, menikmati dinginnya es krim yang sangat cocok menemani semilir panas siang ini. Sharen terlihat hanya diam sambil menikmati es krim di tangannya, sementara Keanu terlihat sesekali nampak meliriknya.
Hening, beberapa menit berlalu, keduanya hanya saling diam tanpa ada yang membuka suara.
"Tertarik buat main air?" tawar Keanu mencoba mencairkan suasana.
Sharen menggeleng, ia sebenarnya sedang tidak tertarik basah-basahan ataupun bermain di sana, hanya ingin menikmati suasananya saja yang cukup membuatnya sedikit lebih tenang.
Keanu pun sedikit paham, mungkin perempuan itu lelah, lebih tepatnya tidak ingin banyak beraktivitas mengingat semalam telah dibuat tak berdaya hampir tak tersisa.
"Apa hubungan kamu dengan Daniel?" tanya Keanu tiba-tiba. Mengingat pria itu, membuat Sharen masih menyimpan ketakutan dan kekesalan yang serupa.
Sharen terdiam beberapa saat, memberanikan diri menatap netranya yang kini tengah menyorotnya dengan rasa ingin tahu.
"Teman," jawab Sharen jujur.
"Fio?" tanya pria itu lagi dengan suara sedikit berat. Selalu ada luka yang masih belum usai ketika mengingat kematiannya yang tidak wajar.
"Aku, Fio, dan Daniel, kami berteman baik, aku nggak tahu tiba-tiba berita kematian itu datang padaku, sampai kamu datang mengambil peranmu padaku," jelas Sharen mengingat awal mulai petaka itu datang padanya.
"Tapi semua bukti tertuju padamu, kamu adalah orang satu-satunya yang terakhir memberikan makanan itu pada Fio!" Keanu meninggikan suaranya, sambil menatap tajam perempuan yang saat ini ada di dekatnya.
"Aku ingin lihat semuanya, apakah ada alasan kamu menuduhku sedalam ini, apakah di vidio itu terlihat jelas aku memasukkan sesuatu ke makanan itu. Aku bahkan ikut mencicipinya sebelum aku bawa." Ketegangan kembali terjadi di antara keduanya.
"Akan aku perlihatkan padamu, bila memang benar, kamu berhutang nyawa padaku," ucap Keanu dingin.
"Aku bersedia, kalau memang tidak terbukti secara benar, tolong lepaskan aku, dan—ceraikan aku," tantang Sharen membuat perlawanan.
Kedua tangan Keanu mengepal sempurna, hingga buku-buku tangannya memutih. Berlalu begitu saja dengan mood yang berubah tak baik.
"Pulang!" kata pria itu terdengar dingin.
Sharen mengikuti suaminya sampai ke mobil. Pria itu bahkan menutup pintu dengan membantingnya cukup keras. Menyetir dengan ugal-ugalan mirip saat menghukumnya dulu.
Perempuan itu terdiam dengan hati waswas, pria macam apa yang telah mempersuntingnya. Hingga sampai detik ini ia masih belum begitu percaya, kehidupannya benar-benar telah berubah dengan hanya ada luka dan air mata.
Sharen hanya bisa berdoa dalam hati, agar ia selamat sampai rumah dan bisa menyaksikan dirinya tidak bersalah sama sekali.
Kurang dari tiga puluh menit waktu tempuh yang seharusnya lebih itu mengantarkan mobil mereka terparkir rapih di halaman Villa. Keanu langsung turun dari kendaraan roda empat itu, Sharen mengikutinya. Berjalan pelan di belakangnya, tak sabar melihat Sharen yang berjalan pelan dan terlihat tidak begitu nyaman, membuat Keanu menarik tangannya.
"Aww ... sakit Mas," rintih perempuan itu keluar dari mulutnya.
Keanu terpaksa berhenti melihat Sharen yang terdiam menarik tangannya. Menatap sedikit iba, hingga memilih pergi begitu saja tanpa memaksa.
Sharen mengibaskan tangannya perlahan, lalu kembali berjalan pelan ke kamarnya. Sementara Keanu sendiri langsung ke ruang kerja. Memutar kembali kepingan vidio CCTV yang sudah ia simpan sebagai bukti. Dengan hati bergetar dan sorot mata memerah, melihat gambar adiknya yang terlihat begitu ceria dengan kedatangan Sharen.
Keduanya terlihat begitu akrab, saling mengobrol satu sama lain, hingga di menit akhir terlihat Sharen berpamitan, dan munculah seorang pria membawa tiga cup kopi di tangannya, dan semuanya menjadi buram, tak terlihat gambar yang jelas.
Seketika dada Keanu bergetar hebat, Sharen bukanlah satu-satunya orang yang tertangkap di menit terakhir. Justru orang yang paling kuat dicurigai itu adalah Daniel. Kalau memang benar, untuk apa pria itu tega menghabisi nyawa adiknya dengan begitu kotor. Apakah itu artinya Sharen tidak bersalah? Keanu terlihat kacau setelahnya, justru sekarang ia yakin Daniel di balik semua kejadian ini.
Brak!
Pintu dibuka cukup keras, Sharen yang saat ini hendak tidur di sofa kembali duduk melihat Kean berdiri tak jauh dari sana.
Keanu menatapnya bingung, lalu beranjak menuju kamar mandi. Sharen lebih tak ingin peduli, mengabaikan semua itu dan tertarik untuk mengistirahatkan tubuhnya begitu saja.
Perempuan itu belum terpejam benar saat tiba-tiba tubuhnya terasa melayang, setelahnya rasa nyaman dan hangat menyelimuti tubuhnya. Ini bukan sebuah mimpi, karena lagi-lagi pria itu memindah tidurnya dari sofa. Namun, ada sedikit yang berbeda dari malam ini, di mana tangan pria itu melingkar indah di atas pinggangnya, hingga sejenak hampir membuat perempuan itu sesak napas dan terjaga semalaman.