Marya terpaksa harus menjadi istri di atas ranjang bos dari perusahaan tempatnya bekerja. Demi bisa mendapatkan pinjaman untuk membayar hutang Ayahnya di perjudian, yang telah menggadaikan rumah mereka.
Kanzo memperlakukannya dengan baik, sehingga Marya jatuh cinta. Namun Marya harus membuang jauh jauh perasaan itu, mengingat Kanzo memiliki istri lain yang dia cintai.
Apakah Kanzo juga jatuh cinta pada Marya. Mengingat Kanzo memiliki istri lain yang lebih pantas dari Marya. Dan apa alasan Kanzo menikahi Marya?.
"Ingat Marya! kamu tidak boleh jatuh cinta. Kamu hanya istrinya di atas ranjang. Dia tidak mencintaimu" Marya.
Bagaimana kisahnya, yuk ikuti ceritanya. Di jamin baper tingkat tinggi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaun pengantin
Kanzo mengeratkan pelukannya ke tubuh Marya."Aku ingin menghabiskan waktu bersama dengan mu hari ini."
"Malam harinya pulang" cetus Marya dengan bibir mengerucut.
Jadi maksud suaminya itu, siang hari Kanzo menghabiskan waktu bersamanya, malam hari menghabiskan waktu dengan Bella.
"Malamnya juga."
Marya semakin mengerucutkan bibirnya, berhasil membuat Kanzo tak tahan untuk tidak menciumnya.
" Ayo ganti bajumu, aku akan membawamu ke suatu tempat" ucap Kanzo setelah melepas ciumannya.
" Aku gak mau" tolak Marya." Aku harus pergi mencari pekerjaan."
"Ganti bajumu atau ku makan sekarang" ancam Kanzo menarik baju Marya ke atas.
Marya menahan bajunya dan menatap tajam wajah Kanzo.
"Sepertinya istriku ini sudah mulai melawan" gemas Kanzo, melihat tatapan mematikan Marya. Baiklah kalau kamu gak mau."
" Iya iya iya!" seru Marya tertawa tawa karena Kanzo menggesek gesek bulu bulu halus di wajahnya ke perut Marya.
Kanzo mengangkat kepalanya, tersenyum senang melihat Marya tertawa. Ini pertama kalinya ia melihat Marya tertawa lepas. Wajahnya terlihat bertambah cantik dengan rona merah di pipinya.
" Ayo cepat" suruh Kanzo lagi, menurunkan Marya dari atas pangkuannya.
"Aku belum mandi" ucap Marya.
Kanzo langsung mengangkat tubuh Marya, membawanya masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar itu. Kamar mandi berukuran kecil, tidak ada shower, apa lagi bathub, yang ada hanya toilet ember dan kran air.
Sampai di dalam kamar mandi kecil itu, Kanzo langsung membuka baju Marya, dan memandikan wanita itu hingga bersih. Setelah selesai, membawanya kembali ke dalam kamar, mendudukkan Marya di pinggir tempat tidur.
Pagi itu, Kanzo melayani Marya dengan baik. Mengambil pakaian untuk wanita itu, membantunya memakai baju. Setelah itu membawanya ke luar kamar, menyuapinya makan pagi di meja makan rumah itu.
'Pantas saja Marya jatuh cinta kepada pria itu. Pria itu sangat baik memperlakukannya. Mungkin karena keberadaan istri pertamanya, membuatnya harus menyembunyikan keberadaan Marya. Tapi apa yang membuat pria itu memilih beristri dua?' batin ibu Hayati yang mengintip dari balik pintu kamarnya.
Itu yang membuat Ibu Hayati tidak menantang hubungan Marya dan Kanzo. Selain karena bayi di dalam kandungan Marya, Marya mencintai pria itu. Bukan bermaksud egois telah tega membiarkan Marya menyakiti wanita lain. Tapi putrinya itu juga membutuhkan status yang jelas dari pria itu.
Selesai memberikan istrinya makan pagi. Kanzo pun berpamitan untuk membawa Marya jalan jalan.
" Bu!" panggil Marya mengetok pintu kamar Ibunya yang sedikit terbuka. Tak lama kemudian Ibu Hayati membuka lebar pintu kamarnya.
"Bu, aku minta ijin membawa Marya" ucap Kanzo pada Ibu Hayati.
" Kalian mau kemana?" tanya wanita paru baya itu.
Kanzo mengulas senyumnya," membawa Marya jalan jalan aja Bu."
Ibu Hayati terdiam sejenak memandangi wajah Kanzo dan Marya bergantian. Jelas sekali raut khawatir di wajahnya, takut pria itu tidak membawanya pulang lagi.
" Nanti kami akan pulang ke sini Bu. Aku tidak akan menjauhkan Marya dari Ibu" ucap Kanzo menenangkan.
" Ya udah, kalau begitu kalian hati hati" Ibu Hayati meyakinkan diri, pria itu akan menjaga putrinya baik baik.
" kalau begitu kami pergi dulu Bu" pamit Kanzo menyalam tangan Ibu Hayati.
Begitu juga dengan Marya, juga berpamitan pada Ibunya dan menyalam tangan wanita yang melahirkannya itu.
Keluar dari dalam rumah, Kanzo membukakan pintu mobil untuk Marya dan membantu wanita itu masuk, duduk di kursi penumpang depan. Setelah menutup pintunya, baru Kanzo menyusul masuk.
" Kita jalan kemana?" tanya Marya, suaranya terdengar Manja.
" Lihat aja nanti."
Marya mengerucutkan bibirnya, karena Kanzo tidak menjawabnya.
Kanzo mulai melajukan kendaraannya keluar dari komplek perumahan sederhana itu. Bergabung dengan pengendara lain di jalan raya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam. Kanzo membelokkan kendaraan nya masuk ke sebuah taman yang tidak begitu luas, tapi di dalamnya sangat asri dengan berbagai macam bunga bunga dan hamparan rumput hijau. Di sana juga terdapat sebuah kolam pancing yang di kelilingi gajebo-gajebo yang terbuat dari kayu. Ada rumah rumah kecil sebesar kamar. Dan juga tenda untuk kemping. Di sana juga ada sepeda air yang berbentuk bebek. Air mancur dan tempat bermain untuk anak anak.
" Kita ngapain ke sini?" tanya Marya saat Kanzo memarkirkan mobilnya di parkiran yang sudah tersedia.
"Menemaniku bekerja, hari ini aku ada pertemuan dengan rekan Bisnisku di sini" jawab Kanzo.
Marya langsung terdiam, dan menajamkan pandangannya ke wajah Kanzo. Apa itu artinya Kanzo akan go publik tentang pernikahan rahasia mereka?.
Kanzo mengacak acak ujung kepala Marya yang di kelilingi tanda tanya.
" Jangan memandangiku seperti itu" ucap Kanzo, lalu mengecup bibir wanita itu.
"Aku di sini aja." Ternyata Marya belum siap jika harus di perkenalkan dengan orang orang kenalan Kanzo.
"Nanti ada Cici dan juga Haris. Dan juga pertemuannya jam sepuluh nanti. Kita bisa bersantai sebentar sambil menikmati udara segar di sini." Kanzo membuka pintu di sampingnya dan langsung turun, melangkahkan kakinya ke arah pintu yang berada di samping Marya, untuk membuka pintu untuk wanitanya itu, membuat Marya terpaksa turun.
Kanzo pun membawa Marya duduk di salah satu gajebo yang berada di pinggir kolam pancing.
Melihat Kanzo membuka laptopnya, membuat Marya jadi malas. Ternyata Kanzo membawanya untuk menemani pria itu bekerja, bukan untuk jalan jalan. Awas aja kalau nanti malam Kanzo pulang ke rumah istri tuanya.
Lebih satu jam mereka duduk di gajebo, Kanzo masih terlihat sibuk. Marya kesal, ia pun turun dari atas gajebo, melangkahkan kakinya ke pinggir kolam pancing. Marya cemberut dan sesekali melirik Kanzo dari sudut matanya.
" Marya, Sini!"
Mendengar seruan Kanzo memanggilnya, Marya refleks menoleh ke arah pria itu. Kanzo melambaikan tangannya supaya ia kembali ke gajebo.
Marya yang cemberut membuang muka, melangkahkan kakinya menjauh dari depan gajebo yang di tempati Kanzo.
Kanzo sendiri mengulas senyumnya melihat Marya merajuk. Ia pun turun dari atas gajebo menyusul istrinya itu.
Hap!
Kanzo menangkap tubuh Marya, menggendongnya ala bridal style, membawanya kembali ke gajebo.
"Jangan jauh jauh dariku sayang" ucap Kanzo.
"Aku bosan" Rajuk Marya.
"Lihat ini" Kanzo menunjukkan gambar di dalam laptopnya kepada Marya.
Marya yang melihatnya terdiam dan menoleh ke wajah Kanzo yang memangku nya.
Padahal gajebo itu luas, tapi pria itu tetap saja ingin memangku nya, buat iri yang jomblo aja.
" Pilih gaun mana yang kamu suka" ucap Kanzo.
Marya kembali mengarahkan pandangannya ke arah laptop, melihat beberapa gambar gaun di dalamnya, gaun gaun itu terlihat seperti contoh gaun pengantin.
"Kita akan meresmikan pernikahan kita. Supaya orang orang tau kalau kamu juga istriku" ucap Kanzo.
Marya kembali mengalihkan pandangannya ke wajah Kanzo, menatap wajah pria itu dengan intens.
*Bersambung
part widuri dan haris..
saya gk mao tau author hsr tanggung jawab