Pernikahan Rahasia Anak SMA 2

"Ya ... itu aku olahraga senam hehehe kadang aku salto juga, tahu sendiri kan Aku tuh orangnya nggak bisa diam, selalu enerjik di setiap saat." jawabnya sembari menahan rasa panik, gugup dan ingin tertawa.

"Ha ... masa senam termasuk olahraga berat sih! Kamu tuh ada-ada saja sih, Zara!"

"Ya ... berat lah, namanya juga senam kegel, tahu sendiri kan senam kegel tuh kayak gimana!"

Anita semakin mengerutkan keningnya mendengar Zara melakukan senam kegel.

"Senam kegel? Lah buat apaan kamu malam-malam melakukan senam kegel? Kayak Ibu-ibu aja, nih ya Tante ku tuh ada yang melakukan senam kek gitu, Aku tanyain buat apa sih Tante, eh dia bilangnya buat nyenengin suami, biar Suami semakin lengket dan selalu puas, gitu katanya. Lah kamu buat apa senam kek gitu? Kan belum punya suami, Zara-Zara ada-ada aja, kamu!"

"Memangnya senam itu buat yang udah menikah saja, ya nggak lah! Tuh senam kan gunanya bukan cuma nyenengin suami doang, tapi buat kesehatan kita juga, biar singset anu nya, biar rapet katanya, ya ... jaga-jaga lah kalo udah nikah nanti, biar di sayang terus sama Suami. Bener nggak Pak Andra, Eh ...!" Zara keceplosan mengatakan itu sambil menatap Andra yang sedari tadi serius mendengarkan alasan istrinya.

Spontan Andra pun menjawabnya, "Betul ... betul sekali, Zara memang benar, Zara tidak pernah salah, itu memang membuat suami semakin suka dan tentunya semakin Sayang, seratus buat kamu Zara!"

"Ya tentu nilai nya seratus lah, gimana nggak seratus nih badan rasanya patah-patah semuanya demi kamu pak guru." batin Zara sembari melihat Andra yang sedang tersenyum kepadanya.

*

*

*

Akhirnya, rombongan bus yang membawa siswa kelas 12 ke gedung olahraga tiba juga, Zara dan teman-temannya turun dari bus dan segera masuk ke dalam gedung olahraga tersebut.

Setelah semua murid-muridnya masuk, Andra pun memerintahkan kepada seluruh siswanya untuk mengganti pakaian mereka, karena sebentar lagi ulangan praktek renang akan segera dilaksanakan, nilai ulangan ini akan menambah nilai untuk ujian mereka.

Setelah semuanya siap, Andra pun memberikan tugas yang akan setiap dilakukan oleh setiap siswa nya, Andra hanya ingin melihat setiap siswanya mampu melakukan tiga gaya renang, yaitu gaya dada, gaya katak dan gaya kupu-kupu.

"Perhatikan semua, kali ini prakteknya Kalian berenang dari sini sampai ujung sana dengan menggunakan ke tiga gaya, bapak akan menilai ketangkasan kalian dan kecepatan Kalian. Jadi, kalian harus melakukan gaya tersebut dengan benar. Jika ada yang belum dimengerti, silakan bertanya!" seru Andra kepada semua siswanya yang sedang berbaris.

Tampaknya seluruh siswa terdiam dan Andra menganggap mereka semua sudah mengerti.

"Baiklah kalau begitu, Saya anggap kalian faham, ya! Oke kita mulai dari absen nomor satu."

"Interupsi Pak!" Zara tampak mengangkat satu tangannya dan berkata, "Maaf, Pak! Untuk gaya katak Saya masih belum bisa menguasai, gimana dong Pak? Saya pakai dua gaya aja deh Pak, nggak apa-apa kan. Hehehe kita nego ya, Pak!" Zara berkata sembari cengar-cengir.

"Ohh tidak bisa, ini sudah ketentuan dari Bapak, kamu harus bisa dan jika kamu tidak bisa nanti bapak yang akan mengajarkan kamu gaya katak." jawab Andra dengan menatap Zara nakal. Seakan-akan tatapan mata itu mengisyaratkan sesuatu yang berbeda.

"Eh busyet dah, gitu amat tatapan matanya, kayaknya malam ini ada gaya baru yang mau pak guru ajarkan, waduh ... Daddy Mommy! Ah pak guru satu ini nakal banget sumpah, dah lah nakal-nakal juga buat Aku suka, hihihi." batin Zara sembari tersenyum menahan rasa malu.

Mendengar Andra mengatakan hal itu kepada Zara, Anita pun tidak mau ketinggalan, ternyata Pak Andra sanggup mengajarkan Zara untuk bisa gaya katak, Ia pun protes kepada Andra untuk diajarkan juga gaya yang sama seperti Zara.

"Maaf, Pak Andra!" seru Anita sembari mengangkat tangannya.

"Iya Anita, ada apa? Ada yang masih belum mengerti?" .

"Gini, Pak! Saya juga tidak bisa gaya katak, bapak juga bisa ajarkan Saya secara langsung, memang gaya katak itu sulit sekali, benar kan Zara?" spontan Zara menyergah ucapan Anita dengan membisikkan sesuatu pada telinga Anita.

"Eh ... lebih baik jangan minta ajarin sama Pak Andra langsung, nanti aja Aku ajarin setelah Pak Andra ngajarin Aku. Tahu nggak sih, Pak Andra tuh kalo ngasih tutorial itu kasar banget. Kita salah dikit aja udah kena omel sama dia, ngeri! Kamu tahu sendiri bagaimana dia saat di lapangan, suka marahin kita, kan? Entar kamu nangis loh dimarahin sama dia. Iya Aku udah tahan banting, meskipun di omelin macam-macam, nggak ngefek." Zara berbisik untuk mempengaruhi Anita agar tidak minta diajarkan oleh suaminya.

"Haa ... masa sih? Tapi, kamu ada benarnya juga. Ya udah deh, Aku ngikutin kamu aja, Zara! Aku orangnya paling nggak bisa untuk di marahi. Apalagi sama Pak Andra. Auto nangis dah." balas Anita.

"Nah ... betul tuh!"

Zara tersenyum dan akhirnya Ia bisa mempengaruhi sang sahabat untuk tidak mendekati suaminya lagi.

"Maafkan aku, Nit! Dulu memang Aku biarkan kamu untuk mendekati suamiku. Tapi sekarang, semuanya sudah berubah, suamiku adalah milikku, tidak boleh ada yang mendekati nya bahkan sahabatku sendiri. Egois sih, tapi mau gimana lagi. Suamiku sudah membuat diri ini jatuh cinta."

...BERSAMBUNG...