Setelah memenangkan perang di perbatasan, Qin Chen, Pangeran ketiga Kerajaan Chu segera kembali ke istana Kerajaan untuk secepatnya meresmikan hubungan dengan salah satu putri pejabat Kerajaan yang telah lama menjadi kekasih hatinya.
Kembali ke istana saat Raja sedang menggelar pesta pernikahan, Qin Chen terkejut melihat Li Wei, wanita yang dia cinta duduk bersandingan dengan Ayahnya, dan mendapatkan gelar Selir Agung. Gelar di Kerajaan yang hanya berada satu tingkat di bawah Ratu.
Mendapatkan sambutan yang begitu menyakitkan setelah memenangkan peperangan, Qin Chen begitu saja melepas gelar Pangeran miliknya, dan tanpa pamit dia pergi meninggalkan Kerajaan Chu.
Dua tahun berlalu, Qin Chen yang sudah merubah identitasnya kembali ke Kerajaan Chu. Bukan kembali untuk mengambil gelarnya, dia justru kembali sebagai pengawal Putri Liu Yao, Putri Mahkota Kerajaan Shu, yang merupakan calon istri Putra Mahkota Kerajaan Chu.
Dari sinilah dimulainya kisah Qin Chen menjadi seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Pernikahan
Jangan lupa like dan komentarnya, terimakasih...
°°°
Istana Kerajaan Shu...
“Yang Mulia, Pangeran Qing Moran, Pangeran kedua Kekaisaran Qing bersedia melakukan pernikahan dengan Putri Liu Yao. Pangeran Qing Moran membutuhkan waktu satu minggu untuk mempersiapkan semuanya,” kata Kasim Kerajaan pada Raja Liu Feng.
“Reputasi Pangeran Qing Moran sangatlah baik sebagai seorang Pangeran yang masih memiliki harapan untuk diangkat menjadi pewaris Kekaisaran Qing. Menyerahkan putriku padanya jauh lebih baik daripada harus menyerahkan dia pada seorang pengawal yang tidak jelas asal usulnya...”
Raja Liu Feng telah melakukan penyelidikan terhadap identitas asli Qin Chen. Namun, dia sama sekali tidak menemukan petunjuk tentang asal usul Qin Chen sebelum menjadi penduduk Kerajaan Shu.
Tidak mengetahui asal usul Qin Chen, membuat Raja Liu Feng semakin yakin akan keputusannya melarang putrinya menjalin hubungan lebih dekat dengan Qin Chen. Untuk menjauhkan putrinya dari Qin Chen serta membuat putrinya pergi meninggalkan Kerajaan, pada akhirnya Raja Liu Feng menerima lamaran Pangeran Qing Moran yang ingin menjadikan Putri Liu Yao sebagai Selir Agung di kediamannya.
Mengetahui rencananya sejauh ini berjalan lancar, Raja Liu Feng kini tinggal memikirkan cara untuk membuat Putri Liu Yao dengan suka rela pergi ke Kekaisaran Qing.
Mengingat tidak adanya urusan yang mengharuskan Kerajaan Shu mengirimkan seorang Putri Mahkota pergi ke Kekaisaran Qing, membuat Raja Liu Feng sempat kebingungan tentang bagaimana membuat Putri Liu Yao pergi ke Kekaisaran Qing.
Tidak dapat menemukan cara, Raja Liu Feng pada akhirnya hanya bisa bertanya pada Kasim Kerajaan, “Kasim, apa yang harus aku lakukan untuk membuat putriku pergi ke Kekaisaran Qing tanpa rasa curiga?” tanya Raja Liu Feng.
"Yang Mulia, dua hari setelah hari yang dijanjikan Pangeran Qing Moran sebagai hari pernikahannya dengan Putri Mahkota adalah hari ulang tahun Permaisuri Kekaisaran Qing. Bagaimana kalau Yang Mulia menggunakan hari ulang tahun Permaisuri Kekaisaran, untuk membuat Putri Mahkota pergi ke Kekaisaran Qing?” ujar Kasim Kerajaan.
Raja Liu Feng tersenyum mendengar semua itu. Dia tidak menyangka ada cara yang begitu mudah untuk membuat Putri Liu Yao pergi ke Kekaisaran Qing, “Aku akan menulis surat resmi pada Putri Mahkota, yang berisikan dia harus mewakili Kerajaan Shu dalam pesta ulang tahun Permaisuri Kekaisaran Qing. Untuk iring-iringan pengantin, aku percayakan semua padamu, dan secepatnya kirim mereka ke Kekaisaran Qing!” seru Raja Liu Feng pada Kasim Kerajaan.
Kasim Kerajaan segera pergi menjalankan tugas yang diberikan Raja Liu Feng padanya, “Putriku, semua ini aku lakukan untuk kebaikanmu,” ujar Raja Liu Feng sembari menulis surat resmi yang akan dia berikan pada Putri Liu Yao.
°°°
Istana Putri Mahkota...
“Diam-diam merencanakan pernikahan antara aku dan Pangeran Qing Moran, dan ingin menggunakan pesta ulang tahun Permaisuri Kekaisaran Qing untuk membuat aku pergi ke Kekaisaran Qing. Apa dia pikir aku bodoh dan tidak tahu apa yang direncanakannya?...”
“Cukup sekali aku terjebak dalam pertunangan tanpa persetujuan dariku. Untuk kali ini apalagi ini tentang pernikahan, aku tidak akan terjebak untuk kedua kalinya...”
Putri Liu Yao meremas kertas yang dikirim oleh mata-mata, yang dia tugaskan menjadi mata dan telinganya di istana Kerajaan Shu.
“Raja Liu Feng, aku akan membuat kamu berperang dengan Pangeran Qing Moran...” Putri Liu Yao sudah mempunyai rencana untuk menggagalkan dan membalas apa yang sudah direncanakan Raja Liu Feng padanya.
Putri Liu Yao senyum-senyum sendiri, saat dia membayangkan apa yang akan terjadi pada Raja Liu Feng seandainya rencana yang dia susun berhasil.
Sedang asik melamun, seorang prajurit datang memberikan surat resmi dari Raja Liu Feng. “Putri, melalui pengantar surat, Yang Mulia Raja berpesan kalau Putri harus langsung membalas suratnya...”
Putri Liu Yao membaca surat dari Raja Liu Feng, meski dia sudah mengetahui isi dari surat itu, "Katakan pada pengantar sura, aku bersedia datang menghadiri pesta ulang tahun Permaisuri Kekaisaran Qing,” kata Putri Liu Yao.
Prajurit yang mengantarkan surat pada Putri Liu Yao segera pergi menemui utusan Raja Liu Feng, untuk menyampaikan apa yang dikatakan Putri Liu Yao.
Bertemu kembali dengan utusan Raja Liu Feng, prajurit yang sebelumnya mengantarkan surat pada Putri Liu Yao, dia menyampaikan jawaban sang putri pada utusan Raja.
Setelah mendapat jawaban Putri Liu Yao melalui perantara seorang prajurit, utusan Raja Liu Feng pergi meninggalkan istana Putri Mahkota, dan kembali ke istana Kerajaan untuk menyampaikan jawaban Putri Liu Yao pada Raja Liu Feng.
°°°
Istana Kerajaan Shu...
“Yang Mulia, Putri Mahkota mengatakan kalau dia bersedia pergi menghadiri pesta ulang tahun Permaisuri Kekaisaran Qing,” kata prajurit yang menjadi utusan Raja, begitu dia kembali dari istana Putri Mahkota, dan sekarang dia sedang berada di hadapan Raja Liu Feng.
“Baguslah, sejauh ini rencana membuat dia pergi ke Kekaisaran Qing telah berakhir, dan sepertinya dia belum tahu rencana pernikahan yang sudah kita persiapkan untuknya begitu sampai di Kekaisaran Qing,” kata Raja Liu Feng pada Kasim Kerajaan yang baru saja kembali berdiri di sebelahnya, setelah sebelumnya pergi menyiapkan iring-iringan pengantin.
“Yang Mulia, dengan Putri Mahkota menjadi Selir Pangeran Qing Moran, hamba yakin tidak akan ada lagi Kerajaan lain yang berani mengusik Kerajaan Shu. Selain itu, begitu Putri Mahkota meninggalkan Kerajaan, kita bisa mengambil alih seluruh kekuatan yang selama ini dimilikinya, untuk memperkuat kekuatan Kerajaan,” ujar Kasim Kerajaan.
Senyum lebar terlihat di wajah Raja Liu Feng, “Tanpa adanya Putri Mahkota, aku juga bisa mengangkat Putra Mahkota menjadi calon penerus Kerajaan Shu, meski aku belum ingin menyerahkan singgasana Raja padanya dalam waktu dekat. Aku baru akan menyerahkan singgasana Raja setelah dia memberiku seorang cucu,” ungkap Raja Liu Feng.
“Hamba dapat melihat masa depan cerah Kerajaan Shu begitu Putri Mahkota menjadi Selir Pangeran Qing Moran,” kata Kasim Kerajaan yang tanpa sepengetahuan Raja, dia menunjukkan senyuman remeh yang ditujukannya pada Raja Liu Feng.
“Kasim, kau benar, dan ini semua tidak lepas dari jasa besar yang kamu berikan saat mengingatkan aku tentang pesta ulang tahun Permaisuri Kekaisaran Qing. Kalau saja kamu tidak mengingatkan aku tentang itu, aku pasti masih kesulitan mencari cara untuk membuat Putri Mahkota pergi ke Kekaisaran Qing,” ungkap Raja Liu Feng.
“Sebagai seorang Kasim Kerajaan, sudah menjadi tugas hamba membantu Yang Mulia dalam menyelesaikan masalah. Kalau hamba tidak mampu membantu Yang Mulia, untuk apa hamba di berikan gelar Kasim Kerajaan?” kata Kasim Kerajaan mencoba merendah saat mendapat pujian dari Raja Liu Feng.
Raja Liu Feng tersenyum mendengarnya, lalu dia berkata, “Aku memang tidak salah memberikan padamu gelar Kasim Kerajaan. Saat aku membutuhkan bantuan, kamu selalu menjadi orang pertama yang memberikan bantuan padaku, dan semua bantuan yang kamu berikan selalu saja tepat sasaran...”
°°°
Istana Putri Mahkota...
Qin Chen, Qiao Bao, dan Jenderal Shang Hong mereka telah berkumpul di istana Putri Mahkota setelah mendapat panggilan dari sang putri.
Berada di ruang pertemuan yang juga menjadi ruang kerja Putri Liu Yao, ketiganya sedang menunggu kedatangan sang putri yang tak kunjung datang.
“Saudara Chen, saudara Hong, apa kalian tahu kenapa tiba-tiba Putri Liu Yao mengumpulkan kita bertiga di tempat ini? Apa menurut kalian ada sesuatu yang penting, dan harus dibicarakan dengan kita bertiga?” tanya Qiao Bao pada dua orang di dekatnya.
“Kemungkinan ini ada hubungannya dengan kedatangan utusan Raja Liu Feng, yang tadi datang mengantarkan surat resmi untuk Putri Liu Yao,” jawab Jenderal Shang Hong yang mengetahui semua itu dari laporan prajurit penjaga gerbang istana Putri Mahkota.
“Surat resmi dari Raja Liu Feng? Raja itu lagi, apa dia belum jera setelah apa yang terjadi pada para Jenderalnya? Apa mungkin dia ingin segera diseret turun dari singgasananya?...” Jelas terlihat Qiao Bao tidak menyukai sosok Raja Liu Feng.
Sebenarnya bukan hanya Qiao Bao yang tidak menyukai sosok Raja Liu Feng. Qin Chen dan Jenderal Shang Hong, keduanya juga tidak menyukai sosok Raja Liu Feng.
“Kita tidak perlu menebak apa yang ingin dibahas Putri dengan kita! Sebaiknya kita menunggu kedatangannya, dan mendengarkan langsung darinya apa yang ingin dibahas dengan kita,” kata Qin Chen.
°°°
Bersambung...