kau begitu arogan mengaku kalau dirimu mencintaiku, maafkan aku, tolong jangan tinggalkan aku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keynza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Tak tanggung-tanggung Tania juga memboyong semua asisten rumahnya, bocah kecil itu sangat berantusias untuk pergi berlibur.
Setelah 3 jam perjalanan yang kendarai Rendra mobil mini Cooper itu belok kanan masuk gerbang hitam. Di sambut mang Oman lari-lari menghampirinya.
"Selamat sore, Neng Tania, den Rendra, mari masuk Non, suda Mamang rapih kan semua sesuai permintaan tuan Sapto." katanya.
"Sore juga Mang. Terimakasih ya Mang maaf jadi ngerepotin." Jawab Tania dan Rendra
Mang Oman pun lanjut membantu membawa barang-barang bawaan Tania sementara bibi menata barang-barang dan Suster menjaga Andhra. Semua ada tugas nya masing-masing Tania merebahkan tubuhnya kerena ia merasakan pinggang yang di sangat pegal. Rendra menghampiri Tania memijat pinggang Tania.
"Enak?." tanya Rendra
"Enak sekali Mas.., tubuh ku rasanya rentak semua." Keluh Tania.
Ya bagaimana tidak Tania benar-benar menguras tenaga saat dia bercinta dengan suaminya.
Sore telah berlalu semua kumpul di halaman belakang ada sebuah pendopo tempat bersantai, Mang Oman menyiapkan api unggun untuk menghangatkan tubuh, Andhra terlihat senang dengan suasana malam hari di temani ayam bakar bekakak buatan Mang Oman, rasanya tidak kalah dengan Restoran mewah.
"Mang Oman, Aku mau itu." Ucap Andhra menunjuk ayam bakar.
"Ujang mau paha?." tanya mang Oman.
Andhra menggelengkan-gelengkan kepalanya, apa yang di tunjuk mang Oman bukan itu yang Andhra mau.
"My son mau apa?." Tania tanya penasaran.
"Mommy aku mau semuanya." kata Andhra.
"Hah!, semuanya apa nanti nya habis?." saut Rendra.
Andhra sendkep tangannya matanya melotot marah kalau papi nya tidak boleh protes.
"Sudah biar kan saja, ikuti saja maunya." Ujar Tomi.
Andhra cucu pertama orang nomor sekian di Asia, Tomi selalu menuruti keinginan.
"Dady jangan di manja terus, nanti dia kebiasaan." Protes Rendra.
"Kamu kerja untuk siapa?, semua yang kamu miliki untuk siapa?, sudah lah namanya juga anak-anak, kamu juga pernah mengalami seusianya." bela Tomi.
Rendra Mengatup bibirnya Ia memilih diam, kalau pun Ia terus protes tentu akan menjadi berseteru dengan Dady nya.
"Mang Oman, tolong buat satu lagi, yang itu kasih ke anak saya." kata Tania.
Sudah tiga hari bermalam di vila milik keluarga Sapto dimana sewaktu kecil Tania di besar kan, banyak kenangan terindah di rumah besar yang kini di jadikan vila tersebut.
Pagi pun tiba semua siap-siap kembali ke Jakarta, setelah subuh semua melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
Tiba di Jakarta pukul 7 pagi, setelah sarapan bersama Rendra menunggu Andhra untuk sekolah.
"Hayo boy, nanti kesiangan." Ujar Rendra.
"Oke lah aku sudah siap." jawab Andhra.
Andhra masuk ke dalam mobil duduk di samping Rendra mengemudi. Tanpa suara anak dan bapak saling diam.
Andhra serius dengan Notebook nya, Rendra serius mengemudi. Ting...Ting... Ting.
Ponsel Rendra berdering, Andhra melirik.
"Terima, berisik!." ucap Andhra ketus.
Rendra pun tak mau kalah melirik Andhra tajam. Tiba di sekolah Andhra segera turun tanpa seucap kata pun.
"Boy.." panggil Rendra.
"Pergi lah." hanya itu yang ucapkan
Rupanya hanya karena ayam bakar Andhra kesal sama Papi nya. Andhra pun tidak bisa di larang apa maunya.
Rendra hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian melanjutkan perjalanan nya ke kantor. Tiba di kantor semua pegawai berkerumun di area lobby.
"Kalian kenapa diluar?,"
"Pagi pak Rendra." sapa semua pegawai
"Pak komputer kita tidak bisa di gunakan?." kata salah satu pegawai.
"Apa?." terkejut Rendra.
Jalur komputer perusahaan tidak bisa di gunakan untuk beroperasi.
KOMPUTER HARDWARE HANK.
Rendra menarik nafasnya." Pasti ulah Andhra." gurutu Rendra.
Selalu begitu setiap kali marah pasti perusahaan yang yang jadi sasaran.
Semua panik karena waktu meeting di adakan dia jam lagi.
Baru lah Tomi datang menyerngitkan keningnya melihat semua pegawai tidak ada yang bekerja.
"Bagus! kalian santai-santai kamu kira perusahaan milik kalian?." Pekik Tomi.
"Maaf pak, kami tidak ada yang bisa di kerjakan semua komputer terkunci pak." katanya.
"Apa!, Terkunci?."
Semua menundukkan kepalanya." Panggil CEO ke ruangan saya." Tomi perintahkan pegawainya.
"Pak Rendra, di panggil ke ruangan Pak Presdir."
Siapa yang berani main-main dengan perusahaan saya. Gerutu Tomi mengepalkan tangannya.
"Siapa lagi kalau bukan Cucu kesayangan Dady." saut Rendra
"Apa?, tidak mungkin dia." kata Tomi.
"Apa yang tidak mungkin Dad, setiap kali dia marah pasti komputer perusahaan dia kunci."
"Astaga.., anak itu terlalu pandai bermain komputer, jadi bagaimana apa harus kita lakukan?."
"Andhra ingin aku minta maaf atas kesalahan tadi malam, gara-gara ayam bakar ratusan juta kita hilang Dady."
Tomi tersenyum menutup mulutnya.
"Dady malah ketawa sih."
"Ya sudahlah nanti Dady yang akan bicara sama Cucu Dady, sekarang kamu kembali ke ruangan kerja kamu."
Waktu jam sekolah Andhra pulang, supir pribadi Tomi menjemput Andhra di sekolah nya.
"Tuan muda, saya di perintah kan tuan besar menjemput tuan muda." kata pak supir.
"Baik lah." Andhra masuk ke dalam mobil.
Vania masuk ke dalam ruangan kerja Rendra melangkah dengan anggun layaknya pramugari cantik membawa minuman untuk Rendra.
"Ini kopi nya pak."
"Saya tidak pesan Kopi." Ujar Rendra.
"Iya memang betul pak, saya hanya melihat bapak sepertinya suntuk mungkin dengan minum kopi bapak akan lebih tenang."
"Terimakasih." Ucap Rendra tanpa menoleh
"Apa bapak mau saya pijit?."
"Tidak usah." tolak Rendra.
Tapi Vania tetap ngotot untuk memijat punggung Rendra, berulang kali Rendra menepis tangan Vania, akhirnya Vania tersungkur di bawah Kungkungan Rendra.
Rendra! teriak Tomi. Mengepalkan tangannya.
"Dady ini tidak seperti yang Dady lihat."
Vania merapihkan rambutnya."Vania!." Teriak greget dengan sikap Vania yang terus berusaha mendekati Rendra.
"Maafin saya pak."
Geram dengan Vania Rendra membanting pintu lalu mengejar Tomi yang jelas-jelas melihat.
"Dady sumpah! aku tidak berbuat apa-apa, tadi aku berusaha menolak dia untuk memijat punggungku, dan aku terjatuh, aku mohon Dady jangan sampai Tania tahu, di bakal marah besar sama aku Dad."
"Dady tidak habis pikir, perempuan seperti dia kamu sukai?, apa tidak ada kaca di ruangan kamu?, buka mata kamu lebar-lebar, istri kamu lebih cantik dari dia, kenapa sih kamu tidak bisa berubah?".
"Dady ngomong apa sih?, Dedy salah paham."
Andhra datang semua Mengatup bibirnya," Hai Cucuku sini sayang." panggil Tomi.
"Opa memanggil ku?, aku lapar Opa." Rengek Andhra pada Opa nya.
"Baik lah cucu Opa yang tampan ini mau makan apa biar Opa pesan?, tapi tolong buka heker nya oke."
"Baik lah tapi ini, untuk Opa bukan untuk Papi." Ucap nya Andhra.
"Pizza Mozarella keju daging sapi di tengah?." Ujar Tomi
"Yes Opa."
Romi datang ke ruangan Tomi mengantarkan bahan untuk Meeting, di jam makan siang.
...----------------...