OG Simpanan Tuan Muda

Smith dan Amelia masuk ke dalam rumah dengan tangan yang masih saling bertaut mesra, membuat kedua orang tua yang sedang duduk sambil ngemil keripik singkong itu melirik ke arah sepasang sejoli yang baru saja pulang.

"Dari mana Mel?" Tanya Bapak.

"Habis liat sunset di deket sawah.."

"Hobi kamu gak berubah ya, meski udah lama di kota." Ucap Bapak.

"Namanya juga hobi pak, Amel mandi dulu." Pamit Amelia, sedangkan Smith dia bergabung bersama kedua orang tua Amelia.

Iseng-iseng dia mencomot keripik singkong pedas manis buatan Ibu nya Amel, dia mengunyah nya dengan dahi yang berkerut.

"Kenapa nak? Apa gak enak?"

"Ini terasa sedikit aneh, manis pedes dan bikin nagih." Jawab Smith.

"Ini keripik singkong pedas manis, pake gula merah."

"Aku mau bawa ini kalo pulang ma.." Cetus Smith membuat Ibu Rara mengerutkan dahi nya, bisa-bisa nya pria tampan ini ingin membawa makanan sederhana buatan nya.

"Kenapa ma?"

"E-ehh enggak Nak, nanti mama buatin ya.."

"Singkong nya dari mana ma?" Tanya Smith lagi, mulut nya sibuk mengunyah. Bahkan wadah yang tadi nya berada di antara dua orang tua Amelia itu kini berpindah ke pangkuan Smith.

"Ambil dari kebun, mama nanam sendiri." Jawab Ibu Rara dengan senyum tipis nya, seperti nya kekasih putri nya sangat menyukai keripik buatan nya.

"Besok aku ikut ngambil nya ya?"

"Nanti panas, tangan kamu kotor nak.." Tolak halus Ibu Rara, dia bisa melihat tangan pria kota itu begitu putih dan juga halus. Sangat terawat, bahkan kuku nya saja terlihat berkilau.

"Smith mau ikut pokok nya.." Kekeh Smith.

"Baiklah, terserah saja selama kamu senang." Pasrah ibu Rara, menolak pun percuma. Pria kota ini terlihat pemaksa.

...

Amelia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuh nya, rambut nya di cepol ke atas menggunakan sikat gigi.

Amelia terlonjak kaget saat melihat Smith sudah berdiri tegak di depan pintu kamar mandi, tanpa basa-basi lagi dia mendorong tubuh mungil Amelia masuk lagi ke dalam kamar mandi dan mengunci pintu nya.

"T-tuan mau apa?" Gugup Amelia, dia takut Smith akan menyalurkan hasrat nya sekarang. Meski dia sudah bersih dari haid, tapi tetap saja dia takut terciduk oleh mama dan bapa nya.

"Jangan takut, aku hanya ingin mencium mu dan memainkan dada mu. Untuk yang lain nya, aku akan meminta nya saat kita pulang nanti."

Amelia diam saja saat pria itu memojokan nya ke tembok lapuk yang hampir berlumut itu, dia mengungkung tubuh Amelia dengan kedua tangan nya dan mulai menciumi setiap inci wajah cantik gadis nya.

"Aku merindukan mu sayang, apa kamu tak merindukan sentuhan ku?" Bisik Smith di telinga Amelia, yang membuat tubuh gadis itu menegang.

Tak lama bibir sexy pria itu tenggelam di bibir mungil kemerahan milik Amelia, dia mengulumm dan melumaat nya bergantian bawah dan atas. Tangan nya juga tak tinggal diam, dia membuka simpul handuk yang menutupi tubuh polos Gadis nya hingga handuk itu terjatuh.

Smith mendekap erat tubuh sexy Amelia dengan erat, bibir mereka masih saling mencecap satu sama lain. Kepala mereka bergantian miring kanan, miring kiri agar memudahkan lidah nya masuk lebih dalam.

Lidah itu saling membelit hingga terdengar bunyi decapan nikmat yang memenuhi ruangan kecil dengan satu bak air itu.

Tokk... tokkk...

"Amelia, udah belum? Mamak mau mandi, kok lama banget lagi ngapain?" Suara bapak terdengar dari luar pintu, membuat sepasang insan yang tengah memagut mesra itu menghentikan aksi nya.

"Bentar lagi ya Mak, Amel sakit perut." Jawab Amelia, dengan nafas yang tak beraturan setelah ciuman yang mereka lakukan.

"Cepetan ya, Mamak gerah.." Setelah mengatakan hal itu, Ibu Rara pun pergi lagi. Amelia menghela nafas lega, begitu juga dengan Smith yang sedari tadi terlihat panik.

Bukan masalah terciduk atau kena semprot orang tua gadis nya, tapi dia takut membuat citra Amelia di mata orang tua nya hancur.

"Udah dulu ya tuan, nanti lanjut di kamar aja." Ucap Amelia, dia berjongkok mengambil handuk yang tadi sempat terjatuh karena simpul nya di buka oleh tangan nakal Smith.

"Bisakah panggil aku sayang? Disini aku bukan tuan mu, tapi kekasih mu!"

"Nanti kita bicarakan lagi ya tuan, sebaiknya cepat keluar sebelum mamak datang lagi." Usir Amelia, Smith melengos dan pergi meninggalkan Amelia seorang diri di kamar mandi.

"Untung aja gak ketauan, bisa berabe nanti. Tuan Smith begitu tidak tau tempat, padahal kan bisa di kamar." Gerutu Amelia, dia mengoleskan krim penyamar jerawat di leher nya untuk menutupi bekas kiss mark yang dibuat Smith sebelum mereka pulang kesini.

....

Mamak menatap Amelia dengan tatapan aneh, mata nya meneliti setiap gerakan putri tunggal nya.

"Mamak kenapa?" Tanya Amel heran.

"Kamu masih gadis kan?" Tanya Ibu Rara dengan tatapan menyelidik nya.

"Lho ibu kenapa? Tentu saja Amel masih ga.." Ucapan Amelia terpotong karena suara benda terjatuh, dan itu karena ulah Smith yang tak sengaja menjatuhkan vas bunga di dekat dapur.

"Maaf mak, saya gak sengaja.."

"Jangan belajar menguping nak, gak baik." Sindir Ibu Rara.

"S-saya tidak menguping kok mak, saya hanya kebetulan lewat."

Smith memilih pergi daripada memulai perang, di pastikan ibu nya Amel mulai curiga karena ulah nya di kamar mandi tadi.

"Mamak ulang pertanyaan mamak, kamu masih gadis atau nggak?"

"Amel masih gadis kok mak, kenapa? Amel sama tuan Smith gak pernah lakuin hal yang di luar batas kok, mamak gak percaya sama Amel ya?" Ucap Amelia berusaha meyakinkan ibu nya.

Padahal dalam hati, dia terus meminta maaf karena sudah membohongi ibu nya. Kalau pun bukan karena keadaan yang darurat waktu itu dan dia sangat memerlukan uang untuk pengobatan ayah nya, dia takkan mau menjadi simpanan pria yang sudah punya tunangan.

"Apa yang sudah kamu lakukan sama Smith?"

"C-cuma cium-cium doang mak.." Mamak terlihat menghembuskan nafas nya perlahan, dia memgelus dada nya lega, ternyata dugaan nya salah. Dia berfikir anak nya sudah terjerumus lebih dalam dengan pergaulan ala kota.

"Bagus lah, mamak cuma saranin jangan terlalu baik sama laki-laki. Laki-laki itu cuma baik saat dia ada mau nya, setelah dia mendapatkan yang dia inginkan dia pergi mencampakan dengan hati yang puas."

Amelia menundukan kepala nya, apa Smith juga begitu? Tapi tak semua pria brengsekk seperti itu kan? Pasti ada salah satu yang baik dan meleset dari praduga.

Seketika hati nya merasa tak tenang, dia merasa takut Smith akan melakukan hal yang sama dengan perkataan ibu nya baru saja. Apa Smith juga pria semacam itu? Meski rasa nya tak mungkin, tapi semua tak menjamin sebelum lelaki itu membuktikan nya sendiri.

Amelia di landa konflik hati yang cukup membuat nya gundah. Apa dia harus memutuskan hubungan simpanan nya dengan pria itu?

"Sudah jangan terlalu di pikirkan ya, sebaiknya kamu bantu mamak masak buat makan malam."

"Iya mak.." Jawab Amelia pelan, dia masih memikirkan perkataan ibu nya tadi. Bagaimana bisa dia tak berfikir sejauh itu? Padahal hubungan nya dengan Smith sudah tak sehat dari awal.

"Jangan ngelamun, itu potongin bawang terus cuci sawi nya."

"I-iya mak.."

...

🌻🌻🌻

Tenang ya mel, gak ada yang bakal campakin kamu begitu saja. Smith bukan tife pria yang kayak gitu ya😁