Luna Anatasya Gerraldy seorang mahasiswa semester akhir harus berusaha keras untuk mengikuti pendaftaran magang di sebuah perusahaan terbesar, di negeri ini.
Kisah cintanya dimulai saat bertemu dengan Reza Aditya Winajaya seorang CEO yang berstatus Single Daddy yang ternyata adik dari Dosen killernya. Segalanya berubah saat seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun memanggilnya 'Mommy' dan malah mengikat Luna dengan Reza semakin erat hingga keduanya saling jatuh cinta.
Bagaimana kisah keduanya saat tahu masalalu mereka seperti benang merah, yang dimana semua terasa mimpi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NOVIA IP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. To Japan
♥♥♥
Ya, pengantin baru selalu dihubungkan dengan Honeymoon. Itu pun yang dirasakan oleh Luna dan Reza yang baru menikah. Kali ini keduanya pergi ke Jepang untuk melakukan pekerjaan dan Honeymoon juga. Karena kerja sama dengan perusahaan ini sangat beruntung besar untuk Reza bukan karena dia ingin serakah tapi dengan kerjasama ini dia akan memakmurkan semua karyawan yang menjadi tanggung jawabnya.
Keberangkatan mereka ke Jepang tidak hanya berdua saja, Soni sebagai sekretaris juga ikut sampai pekerjaannya selesai lalu kembali sedang keduanya melanjutkan untuk melakukan Honeymoon.
Sebelumnya keduanya landing keluarga keduanya selalu menggodanya, dengan ucapan-ucapan yang membuat mereka malu sendiri.
"Dengar Reza, Ayah hanya ingin kabar baik setelah kepulangan kalian dari Jepang. Kalian harus lebih giat agar kalian memberi kami cucu lagi. Aku ingin menggendong lebih banyak cucu kamu tahu itu." ucap Galang dengan segala keinginannya begitu pula harapan semuanya agar Luna cepat hamil.
"Ayah. Tunggu saja kabarnya aku akan berusaha." balasnya begitu yakin.
"Reza. Luna. Kalau boleh Ayah ingin punya cucu kembar. Berikan untukku, oke?." sahut Gerraldy lebih antusias.
Luna menggeleng pelan, "Aduh Ayah. Doakan saja." keluhnya dan menoleh ke arah sekeliling yang saya bisa tertawa pelan melihat Luna dan Reza dicecar oleh banyak harapan.
Sahut Reza, "Oke."
Reza dan Luna hanya bisa tersenyum mendengar keinginan kedua orangtuanya. Namanya juga orang tua banyak maunya aja.
"Hei kalian berdua, cukup. Jangan banyak maunya. Luna hamil saja kita sudah bersyukur. Memangnya untuk melahirkan itu gampang. Sakit tahu. Kalian berdua tidak akan merasakan seumur hidup. " Cetus Yunita yang sembari tadi terus dicecar oleh kedua orang yang sudah tua bangka itu.
"Benar kata Yunita. Sekarang yang penting perjalanan mereka itu bisa sampai dengan selamat. " Tukas Jessy mendekati Yunita dan mengelus lembut bahunya merasa kesal dengan tingkah kedua pria itu.
"Jangan lupa oleh-oleh". Seru Abel dan Rara bersamaan.
"Iya."
Untuk Luna ini adalah kali pertamanya ke Jepang. Membuat amat senang karena bisa datang ke negara sakura itu, pikiran pertama yang terlintas saat ini tentang Jepang adalah ingin melihat secara langsung bunga sakura dan tentunya ingin lihat gunung fujiyama yang dianggap mistis dan keramat itu. Tentunya saat mereka sampai disana.
Osaka, Jepang
Mereka tiba di bandara Kansai, Osaka Jepang pukul 22:30 dengan jarak tempuh selama 10 jam lamanya menggunakan pesawat Jet pribadi. Seorang berperawakan tinggi bermata sipit membawa slogan karton " Welcome Winajaya Family " dan benar mereka adalah orang yang ditugaskan untuk menjemput mereka di bandara.
Saat mereka menghampiri orang tersebut, senyum hormat yang pria itu perlihatkan.
"日本へようこそ." Pria itu dalam bahasa Jepang. Sambil membungkuk sebagai hormat dan tradisi orang Jepang lakukan setiap bertemu orang yang dikenal ataupun tidak. (Selamat datang di Jepang)
"ありがとう." Balas Reza tersenyum dan memberikan sedikit menunduk. (Terima kasih)
Dan sementara Luna dan Soni hanya memberi senyum tanpa berkata apapun, karena memang tidak mengerti yang mereka bicarakan. Ini pertama kali mendengar Reza berbicara bahasa Jepang, dia begitu lancar tanpa rasa gugup.
"どうぞ、私はあなたをホテルに連れて行きます." Pria itu mengajak untuk memasuki mobil yang sudah terparkir di depan yang sudah siap mengajak untuk pergi ke hotel tempat mereka menginap. (Silahkan saya akan membawa kalian ke hotel)
Setibanya di hotel Intercontinental Osaka, mereka bergegas memasuki kamar untuk membersihkan diri dan istirahat karena perjalanan mereka yang lama, membuat tubuh mereka serasa remuk dan jetlag. Hingga koper saja belum sempat mereka bongkar.
•••
Kini Luna, berada di ruang tunggu bersama dengan istri dari pemilik Soho Group, sambil menunggu para suami mereka melakukan kerjasamanya. Ia menikmati makanan dan teh yang disajikan oleh para pelayan. Kadang Luna pun bertanya tentang tempat paling populer di Jepang, pada Mrs. Kanazawa yang untung bisa dan paham menggunakan bahasa inggris sebagai alat komunikasi keduanya. Meski logatnya masih kental setidaknya Luna mengerti.
Tiba-tiba seorang gadis berumur tujuh tahun datang dengan mata yang berkaca-kaca menghampiri Mrs. Kanazawa merengek karena dia terjatuh dengan luka di dengkul nya terlihat memar, sontak membuat Luna juga ikut turut cemas. Karena gadis itu merasa kesakitan.
"Are you, Ok?" ucap Luna membelai rambut gadis itu saat berada duduk di sampingnya dengan muka yang merasa kesakitan.
Gadis itu mengangguk pelan, entah mengerti atau tidak dengan ucapan Luna. Sedangkan Mrs. Tidak Kanazawa mengisyaratkan bahwa putri tidak apa-apa.
"Mrs. Winajaya she's my son, Miyuki" kata Mrs. Kanazawa mengenalkan putri cantiknya dengan mata sipit terlihat lebar dengan bola mata yang cukup besar, membuat gadis itu terlihat imut.
"Hi, Miyuki" sapa Luna senang seraya melambaikan tangan ke arah gadis itu yang sudah berhenti menangis dan lukanya pun sudah diobati.
"Hi…" ucap gadis itu malu-malu dan mengumpat di balik pelukan ibunya.
Melihat gadis itu membuat Luna ingin sekali mempunyai anak perempuan sehingga dia bisa mendandani putrinya nanti kelak. Betapa senangnya dia mempunyai anak kecil umur dari Reza, dan ya sekarang merasa harus mengalahkan ego-nya untuk kembali bekerja. Karena yang penting adalah keluarga kecilnya.
Hampir tiga jam menunggu, melihat Reza dan Mr. Kanazawa dan beberapa orang lainnya termasuk Soni keluar dari ruangan memang lama, tapi beruntung dia ditemani oleh Istri dan anak dari pemilik Soho Group.
Dua pria itu dan yang lainnya berjabat tangan dengan senyum senang, itu artinya kerjasamanya berakhir dengan baik. Setelah selesai dua pria itu menghampiri para istrinya yang sudah lama menunggu.
Reza menghampiri Luna seraya mendekapnya, "Apa kamu lama menunggu?". Ucapnya memandang wanita dihadapannya terlihat cantik tidak ada tanda-tanda keluhan ataupun bosan di matanya.
"Tidak apa-apa. Untung saja ada Mrs. Kanazawa dan Miyuki menemaniku". Balas Luna seraya melirik kearah yang Ia bicarakan sedang menikmati kebersamaan dengan keluarganya yang membuat Ia iri. Suami istri dan anak yang terlihat bahagia dengan senyum lebar yang mereka sematkan diwajah yang penuh rasa cinta itu.
Reza dan Luna menghampiri Mr & Mrs. Kanazawa yang masih bercengkrama bersama gadis yang begitu imut dan menyadari kedatangan mereka berdua. Mereka senyum. Menyapa. Begitu pun Miyuki yang sekarang tidak malu-malu lagi menghampiri Luna disisinya. Dan memegang erat tangannya.
"妻の金沢さんに付き添ってくれてありがとう." Ucap Reza dalam bahasa Jepang yang sulit dipahami oleh Luna yang hanya bisa melihat suaminya bicara dengan fasih dan sedikit menundukan kepala ke bawah. (Terima kasih sudah menemani istri saya Mrs. Kanazawa)
"私はあなたの妻に同行させていただきます. 彼女はよくて美しい女性です. あなたはそれを手に入れてラッキーです." balas Mrs. Kanazawa memberikan senyum dan sekilas menoleh ke arah Luna seraya menepuk pelan bahu nya. Dan Luna sedikit mengerti saat wanita jepang itu menatapnya seolah membicarakannya bersama Reza. (Aku senang menemani istri anda), (Dia begitu cantik dan baik), (Beruntung sekali kamu mendapatkannya)
Reza hanya tersenyum malu, どうもありがとう. 本当にラッキーです." katanya dan memandang Luna disisinya yang sudah akrab dengan Miyuki. (Terima kasih banyak, saya memang beruntung mendapatkannya).
Perbincangan mereka tidak lama, dan memutuskan untuk kembali ke hotel dan menyiapkan perjalanan untuk keduanya berkeliling Osaka, Jepang. Mereka saling menundukkan kepala dan tersenyum saat perpisahan mereka, dan Miyuki dan ibunya memberikan pelukan hangat pada Luna dan memberikan bingkisan begitu banyak yang mereka berikan dan bingkisan itu berpindah tangan pada Soni yang siap untuk membawa itu, Luna tidak enak namun Soni keukeuh untuk dirinya yang membawa semua itu. Luna pun menyerah.
Mereka melangkah dari gedung menuju mobil, dan memasuki mobil. Dan ya, Reza melonggarkan dasinya yang mencekiknya selama beberapa jam, dan menyandarkan kepalanya di bahu Luna yang sedang melihat bingkisan yang diberikan Miyuki padanya.
"Wow! Kawaii…Coba lihat ini", ucap Luna saat melihat isi bingkisan itu dan memperlihatkannya pada Reza yang masih dengan posisinya bersandar di bahu Luna terlihat lelah.
Reza sedikit malas, "Oh! Itu kokeshi, boneka kayu khas disini", ucapnya masih enggan merubah posisinya.
"Cantik banget. Apa kerjasamanya berjalan lancar?", Luna penasaran dan kembali meletakkan bingkisan itu kedalam dan hati-hati saat badannya sedikit menunduk karena tidak ingin Suaminya ini merasa terganggu.
"Tentu saja. Mereka langsung menandatangani kerjasama kita."
"Syukur alhamdulillah."
"Berkat doa kalian."
"Apa yang dibicarakan Mrs. Kanazawa tadi, aku penasaran?"
"Ah! Kamu ini bawel sekali, aku lelah ingin memejamkan mata sebentar. Nanti aku ceritakan." seru Reza dengan nada suara pelan yang memang sedikit kelelahan dan memejamkan matanya.
Luna mengerti, "Baiklah. Aku akan diam" desis nya sedikit kesal dalam hatinya tak terima, merasa bila Reza tidak ingin diganggu oleh Luna. Ia pun memutuskan untuk bermain ponsel di tangannya.
Hening.
Namun Reza sadar kembali membuka matanya, dan bangun membenarkan posisi badan memandang ke arah Luna yang terlihat muram menatap ponsel. Dan menyadari tatapan Reza disampingnya.
"Kenapa terbangun, apa aku mengganggumu?" tanyanya menatap penasaran ke arah suaminya yang sembari tadi memandangi dirinya intim.
Sementara Soni yang berada di depan duduk di sebelah kemudi, hanya bisa mendengarkan percakapan mereka. Dan sibuk dengan laptop di atas pangkuannya.
"Kamu marah, kok diam. karena aku bilang bawel?."
"Nggak. Siapa juga yang marah. Aku cuma nggak mau kamu terganggu. Aku tahu kamu lelah."
Luna kembali menatap ke layar ponsel, menghindari tatapan Reza. Ya Luna sedikit tersinggung tapi dia tidak marah dengan sikap Reza.
"Kalau begitu, Maafkan aku."
"Minta maaf untuk, apa?"
"Semuanya."
•••
Disini sekarang sedang musim gugur yang berada di antara musim panas dan musim dingin ini, udara begitu sejuk. Setelah selesai dengan urusan kerja, Luna dan Reza melakukan perjalanan dan menjelajahi Osaka. Ah iya, sebelum itu keduanya menghantarkan dahulu Soni ke bandara untuk kembali pulang ke Indonesia terlebih dahulu. Dan baru melanjutkan ke beberapa tempat seperti, ke Kastil Osaka dan berfoto dengan seorang yang memakai cosplay samurai, dipinggir kastil ini juga terdapat bunga sakura yang bermekaran dan Luna impian Luna melihat sakura secara langsung terkabul.
"Aku mau foto disini, Mas?" ucap Luna seraya mengambil bunga sakura yang terjatuh di tangan dan menyentuh lembar bunga itu terlihat lembut.
"Baiklah, aku foto ya." sahut Reza bersiap menjepretkan kamera di tangannya, dan memberi aba-aba pada Luna 'Cheese' agar bisa menyiapkan gaya yang dia inginkan, dan foto pun tertangkap kamera dengan pose berdiri tegak, senyum lebar dan mengangkat jari tangannya membentuk V sebagai bentuk pemanis.
Luna menghampiri, "Bagus."
"Tentu saja, aku yang foto."
"Karena kameranya saja yang canggih, Sekarang kita foto berdua."
Luna melihat seorang wanita Jepang tidak jauh darinya, dan meminta untuk memotret dirinya dengan suaminya, dan wanita itu dengan senang hati memotret mereka dengan lima kali jepretan dengan pose berbeda pula. Ia pun berterima kasih pada wanita itu telah membantu dan sebelum beranjak wanita itu melambaikan tangan dengan senyum hangatnya dan berjalan meninggalkan mereka berdua.
Berkeliling di kastil samurai Luna dan Reza menikmati pula udara segar dan di pinggir taman ada tempat jajanan khas Jepang seperti Matcha, Takoyaki, dan Sebagainya.
Setelah berfoto-foto dan menikmati jajanan mereka berdua memutuskan untuk ke Jalan Dotonbori, tempat pusat perbelanjaan, makanan dan oleh-oleh. Saat ini suasana Dotonbori terlihat indah dengan lampu yang sudah menyala karena memasuki malam, dan suasana menjadi lebih ramai.
"Mas, kita beli oleh-oleh. Abel nanyain terus tuh?", Luna merajuk manja ke arah Reza yang sibuk dengan ponselnya sembari menyedot es teh hijau yang dia pesan karena haus.
"Iya beli saja, yang banyak. Tapi ingat nggak boleh menawar". Reza memberi tahu, memang kebiasaan orang Indonesia bila berbelanja pasti selalu menawar. Dan itu tidak bisa dilakukan di Jepang.
Luna cemberut, "Mas pikir aku kayak ibu-ibu dipasar main tawar menawar barang dan makanan. Aku tahu kali. Lagian aku belanja pake duit kamu. Suami kaya harus dimanfaatkan seperti saat ini. "
"Ngambek" Reza menangkup wajah Luna, "Bagus kalau begitu habiskan saja uang aku, itupun kalau kamu bisa menghabiskan semuanya." katanya lagi memandang gemas istrinya.
"Sombong."
"Sudahlah, Ayo masuk."
Merasa menghalangi pejalan kaki lainnya, Luna dan Reza bergegas masuk ke toko yang dipenuhi pernak-pernik sebagai oleh-oleh.
•••
"Apa kamu capek?" bisik Reza Seraya merapikan rambut-rambut halus Luna yang sedikit menutupi wajah cantiknya dan menatap, membelai lembut bibir Luna.
"Kenapa? Mas kepingin?" Luna menatap balik pria itu yan sekarang ada disamping tempat tidur saling berhadapan dengan badan sedikit condong miring.
Dengan tatapan sayu suaminya, Luna sudah tau apa yang diinginkan pria itu.
Reza menangguk pelan, "Tapi aku nggak maksa. " Katanya sembari mengecup kening Luna.
"Lakukan saja, nggak usah ditahan. " Luna sedikit malu meski ini untuk kesekian kalinya mereka melakukanya tapi masih ada rasa malu terbesit di wajahnya, mungkin masih menjadi pengantin baru makanya Ia masih segan untuk bersikap biasa saja.
Reza tersenyum sumringah, karena kemauannya disetujui oleh Luna, meski begitu ada rasa candu saat melakukan itu, mungkin karena dirinya sudah lama tidak bersetubuh dengan wanita.
Sebenarnya keduanya memang datang kemari untuk Honeymoon tapi Reza terbesit kembali bila Luna ingin melakukan hal yang dia inginkan yaitu bekerja, mungkin egois untuk dirinya tidak ingin Luna melakukan hal dia inginkan. Tapi setelah melakukan itu, akan kemungkinan Luna akan hamil dan itu keinginan besar Reza dan Keluarganya memberikan untuk segera memberikan kabar kehamilan Luna.
Luna menatap suaminya yang melamun, padahal bukannya pria itu ingin melakukannya tapi malah diam membuat Luna sedikit heran dengan sikap suaminya saat ini, Ia membelai wajah Reza yang sedikit kasar karena mulai ada bulu jenggot tipis diarea janggutnya. Dan membuat Reza bangun dari lamunanya.
"Kenapa diam saja, apa ada yang dipikirkan?" tanya Luna masih senang menyentuh janggut pria itu yang menurutnya sexy.
"Nggak, cuma kepikiran Biboy. Aku sangat merindukannya." Reza berbohong tidak ingin tau isi pikirannya.
"Aku juga sangat merindukannya, kenapa nggak diajak saja dia kesini. Mungkin akan menyenangkan bila Biboy ada."
"Kalau dia ikut yang ada merusak acara Honeymoon kita, sayang. Tapi nanti kita ajak dia bila kita melakukan lagi acara libur kita nanti. "
Luna tersenyum dan mengangguk kecil menatap pria dihadapannya yang terlihat tampan seperti biasanya itu. Dengan senyum menggoda.
"Baiklah, apa kita akan melanjutkan yang tertunda tadi?"
•••
Sudah hampir 5 hari berada di Jepang, kedua menikmati perjalanan mereka. Luna dan Reza melanjutkan untuk pergi ke Kyoto menggunakan Shinkansen yang hanya butuh waktu 1 jam saja dari Osaka. Kyoto itu seperti daerah Yogyakarta bila di Indonesian, karena mereka suasananya kental dengan zaman dulu atau kuno dan memiliki peran sejarah yang kuat sehingga kota ini selalu diingat ataupun dikagumi oleh para turis yang datang.
Di Kyoto, Luna berkeliling kuil mengenakan Kimono, baju tradisional khas Jepang. Berbeda dengan Reza Ia tidak mau katanya sih risih memakai baju begini. Jadi hanya menikmati pemandangan kuil. Dan berjalan menemani Luna, wanita yang terlihat cantik mengunakan Kimono bermotif bunga. Saking cantiknya pria-pria Jepang dan turis asing saja memandang terus ke arah istrinya merasa sedikit kesal dan tidak suka Reza terus merangkul wanita itu posesif.
"kamu mau terus pakai kimono?" tanya Reza memandang kearah Luna yang begitu menyukai baju yang dipakainya tanpa mengeluh sama sekali.
"Nggak dong cuma disini saja, nanti aku buka lagi. Kenapa sih?" Luna menatap Reza penasaran.
"Nggak apa-apa. Aku nggak suka kamu pake kimono begini, dilihatin terus sama pria-pria. Mereka pikir kamu geisha." ucap Reza.
"Cemburu ya, maklum dong Mas, Istri kamu ini memang cantik." Sahut Luna memandang gemas sikap Reza yang sedang cemburu dan mencubit pelan suaminya.
"Percaya diri sekali, Istriku. " Reza balik mencubit Istrinya gemas.
"Sakit, tau." Luna mengusap bekas cubitan Reza.
Seharian berada di Kyoto, keduanya memutuskan untuk kembali ke Osaka dan mengambil barang dan pergi ke Tokyo, untuk melakukan perjalanan ke shinjuku, shibuya crossing street, dan melihat patung anjing Hachiko yang legendaris banyak wisatawan berfoto selfie dekat patung anjing tersebut begitu juga Luna dan Reza menyempatkan untuk berfoto.
Dan perjalanan terakhir keduanya datang ke Menara Tokyo, tempat ini sangat indah pemandangan gunung fuji di sebelah timur terlihat begitu luar biasa tak bisa diucapkan dengan kata-kata. pada malam hari lampu-lampu menyala dengan berbagai warna yang begitu menakjubkan.
Setelah puas melihat pemandangan kota, kedua mampir ke lantai dua Tokyo Tower. Banyak toko menjual kaos, aksesoris, dan boneka maskot dari Tokyo Tower. Dan ada juga toko makanan oleh-oleh khas Jepang.
Luna memasuki toko, "Mas, Ayo kita beli boneka buat Biboy. " seru Luna menarik paksa tangan Reza yang terlihat malas memasuki toko dengan
wajah bete.
"Oke sayang!"
Dan Reza pun hanya mengikuti kemana Luna jalan, dan hanya melihat ke semua bagian toko yang dipenuhi boneka dan ada juga kaos-kaos yang cukup menarik Reza dan mengambilnya 20 pcs kaos bergambar menara tokyo memasukannya kedalam ranjang. Dan Luna hanya bisa tersenyum melihat suaminya akhirnya punya mood untuk berbelanja juga. Karena beberapa hari ini Luna yang sering memilih jenis oleh-oleh yang akan dibawa.
"Mas, apa ada yang mau kamu beli lagi?" tanya Luna melihat Reza yang masih sibuk memilih dibagian aksesoris dan ranjangnya pun sudah penuh dengan banyak barang yang dipilih.
"Aku sudah selesai, Ini barangnya" Reza sembari menunjuk ranjang yang dia dorong. "Bagaimana denganmu?"
"Aku juga sudah. Soalnya aku lapar banget." keluh Luna seraya menepuk perutnya yang keroncongan.
"Ayo, kita bayar. Setelah ini kita makan. "
Keduanya menuju kasir untuk menghitung belanjaan, orang disekitar mereka menatap kaget mungkin karena belanjaan mereka terlalu banyak, seperti memborong semua toko terutama ranjang Reza yang begitu membudal dengan barang yang dia pilih. Luna malu. Bukan karena tak mampu bayar. Malu karena belanjaan mereka begitu banyak sehingga kasih yang tadinya sendiri dibantu oleh tiga orang lainnya.
Selesai menghitung dengan jumlah yang tidak Luna pahami, Reza memberikan Black Card nya yang berlaku di semua negara dengan satu gesekan dan itu membuat pembayaran menjadi mudah dan cepat. Dan ya, belanjaan sudah ada berada di dalam tas jinjing sekitaran 12 tas yang harus dibawa.
Tak lama Reza menelpon seseorang yang entah siapa dan Luna juga tidak mengerti ucapannya, dan menunggu sekitar 10 menit dan seorang pria datang menghampiri dan segera mengambil belanjaan. Pria itu supir yang setia menemani Luna dan Reza kemana-mana selama berada di Jepang.
Sekarang berada di restoran, keduanya memesan Mie Ramen untuk makan malam mereka, dan menikmati pemandangan diluar jendela lampu gedung-gedung terlihat bersinar menerangi langit malam.
Berwisata dan berbelanja seharian membuat badan mereka lelah dan memutuskan untuk kembali ke hotel tempat mereka menginap. Karena besoknya mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sehari lebih awal dari perkiraan. Ya, kalian tau dua hari lagi Luna akan melakukan Wisuda yang sudah ditunggu-tunggunya sejak dulu. Kelulusan yang lebih cepat dari dugaannya.
Dan kehidupan baru pernikahan mereka akan dimulai kembali saat kembali ke Indonesia.
♥♥♥
dikoreksi lagi ya thor
menagis => menangis
berjakan => berjalan
calon suami => calon istri
Reza => bi
sedikir => sedikit