Season 1.
Kecelakaan mengakibatkan Valendra hilang ingatan membuat ia tidak tahu siapa dirinya maupun keluarganya. Terlunta dijalan dan akhirnya bertemu dengan kakek Arka sebagai sang penolong. Entah ini berita bahagia atau tidak , ketertarikan Valendra pada Anindiya, cucu pertama kakek Arka bersambut. Kakek Arka menjodohkan Valen dengan Anin, walau keluarga yang lain tidak setuju. Sepeninggalnya kakek, hinaan demi hinaan harus ditelan oleh Valen, walau istrinya tetap berusaha menguatkan suaminya itu. Tak dinyana, identitas asli Valen menampar semua orang yang dulu menginjak injak Valen. Bahkan mereka harus bertekuk lutut pada Valen. Siapakah Valen sebenarnya?
Season 2.
Dendam berlanjut? Wilhelmina Chalyondra Weston, anak perempuan satu satunya dari Valendra Weston dan Anindya Bagaskara akan dinikahi oleh Gustav Alexandro Dimitri anak dari Billy Weston dan Tiara Dimitri, apakah karena ingin membalas dendam ? Sesuatu terkuak, silahkan nantikan kelanjutannya!Happy reading!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nophie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RSMM 34.
Ketika Vallen ingin mengklarifikasi tentang kesalahpahaman yang terjadi dengan istrinya gara-gara Dia sangat berat untuk mengungkapkan jati dirinya, tiba-tiba ada dering telepon milik Anin yang berbunyi saat Vallen tergagap hendak menjelaskan bahwa Anin itu sedang salah paham.
Drrtt... drrtt ,
Anin masih belum saja mengangkat ponselnya, dia masih menenangkan hatinya yang tiba-tiba galau gara-gara berpikir bahwa Vallen sudah memiliki keluarga kecilnya sendiri di masa lalu. Dan berarti dirinya adalah orang ketiga yang merusak kebahagiaan keluarga kecil Valen itu. Memikirkan tentang hal itu membuat Anin harus menenangkan diri karena tiba-tiba air matanya saja hendak mengucur deras di pipinya. Dia tidak mau orang yang menelepon dirinya itu akan mengetahui bahwa dia dan suaminya sedang ada Prahara. Karena setelah dia melirik ID yang menelepon, itu adalah There sepupunya itu.
Setelah sedikit tenang Anin langsung mengangkat panggilan dari Tere yang bertubi-tubi.
" Halo.." jawab Anin dengan suara yang sedikit serak.
"..."
" Maaf , Re! Bukannya aku tidak ingin profesional. Aku memang sedang bersiap-siap hendak ke kantor, lagian bukannya rapat itu masih jam 11 ya? Aku kan juga harus mempersiapkan berkas-berkas yang sudah aku bawa kemarin untuk pertanggungjawaban di rapat nanti. Kamu tenang saja ini tidak akan mengganggu kinerja aku sebagai Direktur pelaksana kok!" sahut Hanin dengan nada sedikit kesal karena Tere mencecarnya dengan perkataan-perkataan menghina sekaligus perkataan yang membuat amarahnya sedikit timbul. Valen berusaha memahami apa yang saat ini sedang terjadi, Dia memegang tangan Anin dan mengelusnya perlahan tapi Anin menepis tangan Vallen yang ingin menggenggam tangannya.
"..." ternyata setelah menjawab dengan perkataan-perkataan yang menyakitkan dia langsung menutup sambungan teleponnya membuat Anin hanya bisa menatap ponselnya dengan wajah kesal.
" Nin, ijinkan mas menjelaskan dulu tanpa kamu melakukan asumsi asumsi yang nantinya akan membuat kamu tambah lebih sakit yang padahal gak semestinya kamu alami kalau kamu mau sabar mendengarkan." kata Valen dengan lembut.
" Baiklah, aku mendengarkan."
" Kamu salah paham dengan apa yang ingin kuceritakan .. tidak seperti apa yang kamu bayangkan, aku bahkan belum mengingat apa-apa yang penting yang perlu aku katakan sama kamu. perasaan aku sih mengatakan bahwa Engkau adalah istri satu-satunya dan aku dulu sebelum menikah dengan kamu tidak pernah memiliki istri maupun anak. makan itu juga dikuatkan oleh perkataan dari ayah kandung..."
" Jadi mas Valen sudah bertemu dengan ayah kandung Mas Valen?" Anin mengatakan pertanyaan ini dengan suara yang penuh antusias. Dia gembira sekali kalau memang benar Vallen sudah menemukan keluarganya.
" Benar, sudah menemukan ayah kandung mas. Dia juga sudah menceritakan Bagaimana Mas bisa kecelakaan dan kemudian Kenapa mereka belum bisa mencari Mas dan Baru kali ini saja mereka bisa ketemu dengan mas."
" Oh ya? Aduh Maaf ya Mas tadi Anin sudah berburuk sangka sama kamu. Tapi Anin sangat senang mendengar bahwa Mas sudah menemukan keluarga Mas sendiri." semburat Bahagia itu tidak bisa ditutupi dari wajah Anindia Bagaskara.
" Iya, sekarang Mas mau jelasin siapa sebenarnya suami kamu ini, Nama mas sebenarnya adalah Valendra Weston. Anak tinggal dari Willy Weston, pewaris satu satunya Weston grup." kata Valen dengan suara lirih. Membuat wajah Anin yang tadinya merona bahagia sedikit meredup ketika mendengar siapa sebenarnya suaminya itu.
" Apa?" kata Anin dengan raut tak percaya. tapi Vallen yang tahu bahwa Anin sudah menyimak dengan benar apa yang sudah ia katakan, Valen tidak menjawab dengan kata-kata, dirinya hanya menganggukkan kepala untuk mengkonfirmasi bahwa apa yang Anin dengar itu benar adanya.
" Jadi mas, anak tuan Willy?" kata Anin kembali mengkonfirmasikan takut-takut dia salah dengar. Valen kembali menganggukkan kepalanya saja tanpa menjawab dengan suara.
" Anin, setelah kamu mendengar pernyataan tentang identitas jati diri suami kamu ini, Kamu tidak akan meninggalkan Mas kan?" tanya Valen lagi dengan suara lirih, dia menunduk karena dia takut mendengar jawaban Anin selanjutnya. Dia takut setelah Anin tahu kenyataan yang sebenarnya malah dia merasa tertipu dan kemudian ingin menyudahi Mahligai pernikahannya bersama dengan Vallen.
" Siapa bilang kalau aku bakal meninggalkan kamu, mas? Emang nikah itu main main? " tanya Anin sambil mencebik kesal dengan suaminya. Ia selalu memikirkan suami dan pernikahannya, bahkan ia selalu berpikir kenapa suaminya sampai sekarang belum meminta haknya.
" Bukan begitu, Nin. Aku selalu menjaga pernikahan kita, jangan sampai ada orang yang berpotensi menghancurkannya. Sekalipun.. ya.. kita belum menikah secara benar." kata Valen.dengan datar, ia sebenernya malu ingin mengatakan bahwa ia ingin menebus semua apa yang dulu belum pernah dia berikan pada Anin.
" Mas, aku ingin kita benar benar memulai semuanya dari awal." kata Anin dengan serius.
" Itu juga yang mau mas katakan, mas ingin menebus semua yang belum.pernah aku lakukan sama kamu. Memberi pernikahan yang benar, melamar kamu.seperti yang baru saja aku lakukan kemarin."
"Jadi kemarin itu.."
"Ya, memang itu yang aku ingin lakukan. Memberi pernikahan yang seutuhnya buat kamu." kata Valen dengan yakin.
" Ehm maksudnya juga ..itu..?" tanya Anin malu malu.
" Ya, selama ini aku belum memnita hakku dan tidak mau menyentuh kamu bukan karena aku tidak cinta, tapi karena aku belum pantas..."
" Mas, kamu jangan ngomong kayak gitu, aku ini menerima kamu apa adanya." kata Anin dengan sendu.
" Aku tahu, memang kamu itu adalah wanita yang sempurna yang Tuhan sudah sediakan buat aku. Kamu itu selain cantik dan baik, kamu juga selalu membelaku..."
" Aduh, please deh mas. Sejak kapan kamu yang datar dan dingin itu, sekarang kok jadi suka gombal?" kata Anin sambil ngakak hebat melihat Valen yang kemudian malu malu.
" Padahal aku ini jujur lo, Nin!" kata Valen yang malu karena diejek oleh Anin.
" Ha ha ha maaf mas! Kamu itu soalnya biasa datarrrr dan flatttt!! Ha ha aha sekarang jadi perayu."
"Ck aku itu bicara fakta mas!! Tapi makasih lo mas, jadi kamu sudh mengingat masa lalu kamu?"
" Belum, tapi aku ada keinginan untuk berobat itu karena ada bagiam dari masa laluku yang harus kuingat." kata Valen dengan sendu.
" Aku dukung mas."
" Kamu mau anter aku kesana? Temani aku?" pinta Valen pada Anin.
" Kita atur waktu ya mas!! Soalnya kamu kan tahu... eh sebentar... bu the way.. jadi ... kamu itu.." kata Anin tergagap setelah terlintas sesuatu di pikirannya.
" Apa sih nin?" tanya Valen dengan heran. Tiba tiba istrinya tegagap sambil menunjuk nunjuk ke arah Valen.
" Jadi kamu itu CEO Mahkota Horeka?"
Ya alllaaahh, ternyata istrinya loading... pikir Valen dengan menepuk jidat.
.
.
.
TBC
Readers, hari hari ini slow update, sehari satu dulu ya, janji kalau lowong bakal crazy up..happy reading