Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adrian Prasetya
"nyonya, nyonya... " teriak bi sumi mengetuk pintu kamarku dengan keras membuatku yang sedang berganti pakaian langsung membuka pintu.
" ada apa bi.. kenapa??kenapa teriak-teriak ??
" non aya nyonya, non aya jatuh di sekolah"..
tanpa pikir panjang, aku langsung bergegas keluar mengambil kunci motor ku menuju sekolah putri kecil ku yang berjarak 1km dari rumah .
Berbagai macam pikiran buruk terlintas, rasa takut, rasa sedih, dan menyesal kenapa tadi aku tidak menunggu maria di sekolah nya sampai pulang..
"Maria mana bu,.. " tanya ku penuh cemas sesampainya di sekolah..
"mari bu, maria sudah di tangani dokter.. tadi pihak sekolah sudah memanggil dokter untuk memeriksa maria.. " jelas guru anakku, sambil terus berjalan tergesa membimbing ku menuju ruang kesehatan..
" mamaaaaah... aya sakiiiit..!"teriak anakku histeris sambil duduk di tempat tidur
"aya,. kenapa sayang..? "
"aku jatuh mah tadi di kamar mandi, kepeleset kaki ku sakit.. " jelas nya sambil memelukku erat
"ya udah, nanti pulang sama mamah ya sayang.. tenang ya pinter, anak mamah paling kuat, nanti pulang sekolah beli es krim ya sayang" bujuk ku sambil menggendong nya ke pangkuan ku dengan perlahan. terlihat kaki kanan nya sudah di balut perban karena luka nya.
"maaf Bu, ini keteledoran kami.. tadi maria buru-buru ke kamar mandi mau pipis, kami tidak sempat memperhatikan... " jelas bu Wina wali kelas maria dengan nada menyesal.
Aku hanya mengangguk pelan tanpa suara, karena aku pun berusaha mengerti tugas beliau sebagai guru yang tidak hanya bisa memperhatikan satu orang murid saja.
"ya udah bu, saya izin bawa maria pulang ya.. "
"o, iya bu silahkan ini tas maria.. nanti kalo ada apa-apa hubungi saya ya bu.. " ujar bu Wina sambil menyerah kan tas maria.
Aku bangkit perlahan dari kasur sambil menggendong maria..
"kiran,... ini obat anti nyeri untuk maria.. " ujar seseorang di belakang ku
Aku tersentak, Tiba-tiba jantung ku serasa berhenti berdetak, tanganku mendadak menjadi dingin
"kiran??? siapa yang memanggilku dengan sebutan itu.. panggilan yang sangat akrab di telingaku..
Aku menoleh perlahan, dengan perasaan yang tak karuan.. mata ku terhenti pada sosok laki -laki seusia ku mengenakan jubah dokter nya.
dengan senyum nya yang sama seperti dulu, senyum yang selalu bisa membuat ku tenang, senyum yang selalu menemani ku di saat aku merasa sendiri... senyum yang hampir 13 tahun ini aku rindukan.
"Adrian..? " tanya ku pelan menahan getar suara ku yang shock atas pertemuan tiba-tiba ini.
Adrian tersenyum sambil menyerahkan obat untuk maria..
"sini, biar aku gendong maria nya.. takut nya luka nya ke gerak-gerak lagi".. belum sempat aku menjawab ,maria sudah ada di bopong adrian. dan membawa nya keluar.. seakan baru sadar dari mimpi, aku langsung berpamitan pada guru-guru putriku dan langsung mengikuti langkah adrian
"kamu naik apa ke sini? "
"motor,
di sana.. " jawabku sambil menunjuk ke arah motor ku yang di parkir
"aku antar aja ya, sekalian aku mau balik ke rumah sakit,. lagian gk baik kalo luka maria kena angin pasti perih.. " jelas adrian sambil menyerahkan maria ke tanganku
"sebentar aku bawa mobil dulu .. " seperti terbius aku hanya bisa mengangguk pelan. sambil menggendong maria yang terlihat sudah mulai tenang..
entah apa yang di pikiran ku saat ini, Tiba-tiba dada ku berdetak dengan kencang..