NovelToon NovelToon
Aku Bukan Istri Mandul

Aku Bukan Istri Mandul

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Janda / Selingkuh / Cerai / Wanita Karir / Suami Tak Berguna / Tamat
Popularitas:8.7M
Nilai: 4.6
Nama Author: Eka Pradita

"Kenapa hidupku harus semenyedihkan ini? Aku bukan hanya kehilangan suamiku, tapi aku juga harus memupus harapanku untuk menjadi seorang ibu karena aku mandul. Apa aku tidak pantas bahagia?"

Maharani adalah seorang wanita yang menjadi istri dari seorang pria yang bernama Rendy Wijaya. Awal pernikahan mereka terjalin dengan begitu bahagia dan penuh keromantisan. Namun, setelah 5 tahun menikah dan selama itu juga mereka masih belum juga dikaruniai seorang pun anak, perlahan sikap Rendy mulai berangsur berubah hingga akhirnya ia menghadirkan Celine dalam pernikahan mereka dan mengakibat pernikahannya harus berujung dengan perceraian.

Bagaimana kisah Maharani dalam menjalani kehidupan keduanya dan menyembuhkan luka di hatinya atas pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya? Apakah Maharani akan memperoleh kebahagiaan yang begitu diimpikan? Lantas bagaimana dengan kemandulannya, akankah ada mukjizat yang Tuhan akan berikan untuknya atau selamanya harapan untuk dapat menggend

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Pradita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunggu Petunjuk

Selamat membaca!

Setelah mengurai pelukan Dini, kini Maharani mengalihkan pandangan matanya untuk menatap Dion yang saat ini berada di depannya. "Terima kasih juga ya Dok, karena kamu sudah mau direpotkan olehku dan mau menemaniku selama di sini."

Dion pun tersenyum setelah mendengar perkataan Maharani. "Iya, sama-sama Maharani. Saya senang bisa membantu kamu. Saat ini saya ikut bahagia mendengar kondisi Tante Vania yang membaik."

"Ini semua juga berkat kamu yang sudah mendoakan Mamaku," jawab Maharani dan diakhiri dengan seulas senyuman yang mengembangkan dari kedua sudut bibirnya.

Tak berselang lama, sebuah brankar yang ditempati oleh Vania yang saat itu masih tak sadarkan diri dengan selang infus di tangan kirinya, mulai keluar dari ruang operasi untuk dipindahkan ke ruang rawat inap yang berada satu lantai di atas tempat mereka saat ini. Tak banyak yang dapat ketiganya katakan, selain hanya menatap kepergian Vania dengan tatapan mata yang nanar.

Kondisi Vania benar-benar memprihatinkan, wanita itu mengalami pendarahan di kepalanya akibat benturan keras yang masih dibalut oleh perban putih yang lebar dengan masker oksigen yang tampak menutupi sebagian wajahnya.

Maharani pun mengajak Dini untuk mengikuti sang Mama yang hendak dipindahkan ke ruang rawat. "Ayo Tante, kita ikut di belakang Mama." Maharani meraih tangan Dini dan mulai menggenggamnya. Setelah itu keduanya melangkah beriringan mengikuti brankar yang saat ini terus menyusuri koridor rumah sakit.

"Ya Allah, aku begitu senang melihat senyum bahagia itu kembali menghiasi wajah cantikmu, Maharani. Aku berharap semoga Allah sanantiasa memberikanmu kebahagiaan di setiap hari-harimu," batin Dion seraya mengulas senyuman di setiap langkahnya ketika mengiringi langkah Maharani menuju tempat yang akan menjadi ruang rawat inap untuk Vania.

Begitu Maharani tiba di depan pintu ruang rawat VIP, terlihat beberapa team medis baru saja keluar setelah menyelesaikan tugasnya di dalam ruangan dan salah seorang suster pun tampak menghampiri mereka untuk menyampaikan sesuatu.

"Mohon maaf untuk saat ini pasien masih belum siuman. Sementara waktu hanya boleh ada satu orang saja yang diperkenankan untuk masuk dan menemani Ibu Vania sampai siuman, setelah itu baru bisa dijenguk secara gantian ya!" tutur seorang suster menjelaskan prosedur yang memang sudah diatur oleh pihak rumah sakit.

Maharani pun mengangguk paham. "Biar saya saja yang menemani Mama di dalam ya, Suster."

"Baik, Mba. Kalau begitu silakan masuk!"

"Terima kasih, Sus." Maharani menjawabnya dengan ramah. Lalu pandangannya beralih ke arah Dini dan Dion yang sudah setia menemaninya. "Tante aku masuk ke dalam dulu ya, kalau Mama sudah sadar nanti aku kabarin Tante. Sekarang lebih baik Tante istirahat dan makan siang dulu bareng Dokter Dion ya."

Dini mengangguk sambil mengulas senyumannya. "Iya, sayang. Kamu masuk ke dalam gih, nanti Dion akan antarkan makanan untuk kamu ya."

"Jangan Tante, nanti malah merepotkan," tolak Maharani yang terlihat sungkan karena merasa tak enak takut merepotkan Dion.

Dion segera menjawab perkataan wanita itu. "Tidak merepotkan sama sekali kok. Pokoknya nanti saya akan antarkan makanan untuk kamu ya karena kamu juga perlu isi tenaga setelah menangis begitu lama tadi kan! Sekarang lebih baik kamu masuk, temani Tante Vania di dalam sana."

"Ya sudah kalau begitu, sekali lagi terima kasih." Maharani pun memutar tubuhnya dengan perlahan dan segera melangkah masuk ke dalam ruang rawat Vania.

Sedangkan Dion terus menatap punggung Maharani yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya, setelah wanita itu masuk dan menutup pintu ruangan. Dini yang sedari tadi melihat gerak gerik putranya yang terus memperhatikan putri dari sahabatnya, semakin penasaran akan perasaan Dion terhadap Maharani saat ini.

"Dion, udahan kali lihatin Rani-nya. Dia sudah masuk ke dalam tuh!" ucap Dini membuyarkan lamunan Dion saat itu.

"Eh, iya Mah. Kita cari makan sekarang yuk, Mah. Pasti Mama laper banget 'kan?" tanya Dion mencoba mengalihkan perhatian sang Mama yang sedang menatapnya penuh selidik.

"Mama lebih penasaran sama perasaan kamu yang sebenarnya terhadap Rani." Perkataan Dini membuat Dion seketika gugup.

"Maksud Mama apaan sih, aku enggak ngerti deh." Dion mencoba mengelak sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Dion lihat Mama. Jawab pertanyaan Mama dengan jujur, apa kamu menyukai Maharani?" tanya Dini sambil menggerakkan telunjuknya untuk menuntun pandangan Dion agar kembali menatapnya.

"Mah, ini bukan saat yang tepat untuk aku menjawab pertanyaan Mama. Lagipula Maharani saat ini masih harus menjalani proses perceraiannya agar resmi berpisah dari mantan suaminya."

"Tapi kalau kamu jawab beneran suka sama Rani enggak apa-apa juga kok, lagian hanya Mama yang mendengar jawaban kamu tentang perasaanmu yang sebenarnya pada Rani."

Dion tidak ingin menjawabnya sekarang, ia pun segera meraih tangan Dini dan digenggamnya dengan erat untuk melangkah bersama mencari tempat makan. "Sudah ya, Mah. Jangan bahas soal itu dulu karena ini bukan waktu yang tepat!"

"Dion, tapi Mama penasaran tau. Kalau kamu benar-benar suka sama Rani, kamu lamar dia setelah masa iddah-nya selesai, sebelum keduluan sama pria lain. Kamu sudah cukup umur untuk menikah, Dion, apalagi kalau kamu berjodoh sama Rani. Ah, pasti Mama akan sangat bahagia." Dini menyampaikan sarannya pada Dion sambil terus melangkah, hingga membuat putranya itu semakin salah tingkah.

"Aku akan pikirkan semua itu Mah, tapi aku butuh waktu sampai Allah memberikan aku petunjuk apa yang harus aku lakukan," batin Dion yang tengah melihat kebahagiaan di wajah Dini, jika dirinya sampai menjadikan Maharani istrinya.

...🌺🌺🌺...

Bersambung✍️

Berikan komentar positif kalian ya.

Jangan lupa jika suka dengan novel ini berikan gift sebanyak-banyaknya.

Terima kasih ya sahabat semua.

Follow Instagram : ekapradita_87

1
Rika Kamiko
talak 3 tidak bs di jatuh ksn dlm sekali waktu,,walau seribu kali talak di ucapkan tp dlm sekali waktu,,mk itu jatuhnya br talak satu,,nah setelah rujuk dr talak satu dan terjadi lg pengucapan talak,,mk itu br talak 2,,nah setelah rujuk dr talak 2 dan terjadi lg pengucapan talak,,br bs disebut talak 3,,tp jk pun sdh sidang kepengadilan jk br sekali,,mk tetap itu br talak 1.
mohon koreksi jk salah
Rahma Lia
Luar biasa
Sri Wahyuni
lumayan
Parianti Yundiah
lanjuuuuut
Heny
Apa kah rendy mandul
Heny
Sdh pergi baru merasa niknati aja hdp mu sekarang
Heny
Rani masalah sebesar itu km sembunyikan jujur lh
Heny
Cari tau lah apa yg dilakukan rendy selain kerja
Fatimah Bajari
haddeuh maharani yg tegas dong jangan lembek mingut anak pula tat anak nya baik gk udah di urusin tat ngelunjak lagi
Fatimah Bajari
maharani juga bisa gk sih jng kasih perempuan lain hati
Fatimah Bajari
dasar anjani pelakor ulat bulu moga aja dion imam nya teguh
Fatimah Bajari
maharani yg sabar ya
Fatimah Bajari
Rendy baru nyadar, kasian maharani ibu ya kecelakaan yg sabar ya
Fatimah Bajari
bagus Maharani perjuangkan harga dirimu banyak lelaki yg lebih dari baik dari si Rendy
Fatimah Bajari
dasar Rendy menyesal belakangan dasar laki-laki👱 mau menang sendiri
Lisna Lisna
Luar biasa
Rswt Slv
Biasa
Masumi Hayami
atau bisa juga si Celine ini cemceman rival nya Rendi. yg mau ambil alis semua harta Rendi.
Masumi Hayami
dugaan n seperti novel2 biasanya yg suami nya selingkuh.. biasanya si cewe selingkuhan'y utu ga bisa masak n hamil dari pria lain n minta pertanggungjawaban ke pria kaya yg udah tidur bbrp kali dengannya. padahal si Rendi nya impoten/mandul. tp demi hidup nyaman n punya harta apapun d lakuin si pelakor.
Aether
awokwok lu pikir ini genre supernatural
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!