'Vina mau di unboxing ya?'
Menikah diusia muda membuat Ziko harus menghadapi tingkah manja istrinya serta kepolosan Devina yang membuatnya gemas sendiri.
Meskipun banyak yang meragukan, tapi keduanya tetap melangkah dan akan Ziko buktikan bahwa mereka bahagia.
Ziko akan membuktikan bahwa Devina, istri manjanya akan bahagia bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida Dwi Oktafiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Cemburu
Dapat terlihat jelas di mata kedua orang tua Devina betapa Ziko sangat menyayangi putri mereka dan jujur saja hal itu benar-benar membuat keduanya merasa lega karena putri mereka mendapat seorang pria yang sangat mencintainya. Sejak Devina masih kecil anak itu selalu dimanjakan oleh kedua orang tua, Kakak, dan keluarga Daffa juga yang membuat Devina tumbuh menjadi anak yang manja sama seperti Sahara.
Sekarang melihat ada orang lain yang memanjakan Devina sama seperti mereka membuat Daffa merasa sangat bahagia, meskipun dalam hatinya dia juga merasa takut jika ada orang lain yang mencemooh sifat manja anaknya. Mereka baru saja selesai makan malam bersama dan sebentar lagi Devina akan pulang bersama dengan Ziko ke rumah.
Cukup singkat, tapi kedua orang tuanya serta Devano merasa sangat bahagia dengan kehadiran Devina.
"Nanti main lagi ya?" Kata Fahisa sambil mengusap kepala anaknya dengan sayang
Devina menganggukkan kepalanya dengan semangat sebagai jawaban.
"Iya nanti Vina lain kali akan menginap kalau sekarang enggak bisa soalnya besok masih kuliah." Kata Devina sambil tersenyum
"Nanti kabarin kalau udah sampai." Kata Daffa
"Sini peluk dulu." Kata Devano
Devina mengangguk dengan penuh semangat lalu berlari kecil pada kembarannya dan memberikan pelukan yang cukup erat.
"Vina mau pulang." Kata Devina
"Hmm nanti main ke rumah lagi ya?" Kata Devano
"Iyaaa"
"Yaudah kalau mau pulang nanti keburu semakin malam." Kata Devano
Devina tersenyum lalu melepaskan pelukannya dan melambaikan tangan pada mereka sebelum akhirnya berlalu pergi bersama dengan sang suami untuk kembali ke rumah. Begitu keluar dari rumah Devina langsung masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengaman.
"Udah yuk pulang." Kata Devina dengan senyuman
Mengangguk singkat Ziko menghidupkan mobil miliknya lalu melaju pergi meninggalkan rumah sangat mertua dan pulang ke rumahnya.
"Vina senang banget hari ini makasih ya?" Kata Devina senang
"Kenapa makasih hm?" Tanya Ziko
"Hehe enggak tau mau bilang makasih aja." Kata Devina
"Kamu enggak perlu bilang makasih Vin." Kata Ziko sambil tersenyum
"Teruss kalau Vina mau bilang makasih gimana?" Tanya Devina
"Diganti dong." Kata Ziko
"Diganti apa?" Tanya Devina penasaran
"Cium"
"Cium?"
"Iya cium di bibir yang lama." Kata Ziko membuat Devina langsung mengerucutkan bibir nya sebal
"Ishh cari kesempatan." Kata Devina
Tertawa kecil Ziko menoleh sekilas pada Devina lalu untuk sesaat dia mengusap pipi istrinya dengan sayang.
"Yaudah enggak." Kata Ziko
Devina hanya diam saja lalu mengambil ponsel sang suami dan membukanya tanpa meminta izin.
"Vin aku lupa bilang." Kata Ziko
"Bilang apa?" Tanya Devina
"Ada tugas sekelompok, tapi satu kelompok cuman berdua dan kebetulan aku satu kelempok sama Tiara." Kata Ziko
"Hmm teruss?"
"Besok mau kerjaiin tugas di cafe deket kampus, boleh? Apa kamu mau ikut?" Tanya Ziko
Devina menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Enggak Ziko kan mau kerjaiin tugas, jadi Vina gak mau ikut." Kata Devina
"Beneran gak papa?" Tanya Ziko
"Iyaa ish gak papa kan cuman ngerjain tugas." Kata Devina
Ziko tersenyum dan kembali fokus pada jalanan di hadapannya hingga mereka berdua sampai di rumah. Sebelum Devina sempat membuka pintu Ziko sudah lebih dulu membuka untuknya lalu menggenggam sayang tangan Devina.
Menggenggam tangan Devina adalah hal yang tidak bisa Ziko lewatkan sampai kapanpun, dia selalu suka. Begitu masuk ke dalam keadaan rumah cukup sepi dan ketika Ziko bertanya pada Bibi ternyata orang tuanya sedang makan malam di luar bersama teman lama mereka.
Akhirnya Ziko juga Devina langsung masuk ke dalam kamar dan Devina langsung menaruh tasnya lalu melepas jam tangan dia gunakan dan melepas ikat rambutnya juga. Setelah selesai Devina menatap Ziko yang sedang mengambil baju di lemari lalu dengan senyuman dia berlari kecil dan memeluk suaminya dari belakang.
"Vin aku mau ganti baju dulu." Kata Ziko sambil tertawa
"Ziko"
"Hm kenapa sayang?" Tanya Ziko
"Vina enggak ngantuk karena tadi tidurrr Ziko udah ngantuk?" Tanya Devina
"Sedikit"
Melepaskan pelukannya Devina memutar tubuh Ziko hingga membuat pria itu kini berhadapan dengannya.
"Ziko tidurnya nanti aja ya?" Kata Devina sambil menatapnya dengan penuh harap
"Kalau udah ngantuk aku tidur." Kata Ziko
"Hmm nanti aja tapiii." Pintar Devina
"Yaudah aku mau ganti baju dulu enggak enak pakai kemeja sama celana panjang." Kata Ziko
"Cepetannn"
Tertawa kecil Ziko mengangguk sebagai jawaban lalu dia mencubit pelan pipi Devina sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi.
Selagi suaminya itu ke kamar mandi Devina mendengar suara deringan di ponsel miliknya membuat dia langsung mengambil dan mengangkat panggilan yang ternyata dari Raga.
Untuk apa pria itu menghubunginya malam-malam?
"Halo Raga kenapa telpon aku malam-malam?" Tanya Devina
Untuk sesaat hanya ada keheningan yang Devina dengar, tidak ada suara pria itu membuat Devina melihat ponselnya dan ternyata masih tersambung.
Baru akan bicara lagi Devina kemudian mendengar suara Raga.
'Sorry sorry gue ganggu ya?'
"Em enggak juga sih aku belum mau tidur, kenapa?" Tanya Devina
'Ah itu Vin gue mau nanya sesuatu'
"Iya boleh." Kata Devina yang sekarang berjalan ke tepian ranjang dan duduk disana
'Punya buku antalogi puisi Vin?'
"Kayaknya ada deh, tapi gak tau ada di rumah sini apa enggak." Kata Devina
'Mau pinjam untuk ngerjain tugas'
"Oh kalau gitu nanti aku cari deh ada kok kayaknya ada dua atau tiga deh, memang kamu enggak ada? Bukannya waktu itu kamu bilang punya banyak ya?" Tanya Devina bingung
'Hah? Enggak itu bukunya.... Duh gimana ya? Gue cuman mau pake buku yang lain aja sih yang belum pernah gue baca gitu'
"Yaudah nanti Vina cariin." Kata Devina
Setelah mengatakan itu Devina mendengar suara pintu yang terbuka dan Ziko yang menatapnya dengan alis bertaut lalu dengan suara pelan bertanya, siapa yang menelponnya.
'Kalau ada kabarin ya? Nanti lo bawa sekalian buku gue yang kemarin'
"Iya Raga nanti Vina..... Ehhh Zikooo"
Devina menatap suaminya ketika ponselnya diambil dan diangkat tinggi-tinggi bahkan Ziko langsung mematikan panggilannya tanpa izin.
"Ngapain dia telpon kamu jam segini?" Tanya Ziko tidak suka
"Dia cuman nanyaiin buku aja sama Vina katanya mau pinjam." Kata Devina
Ziko menghela nafasnya pelan lalu meletakkan ponsel Devina di meja dan duduk tepat disampingnya.
"Kenapa harus jam segini? Memang gak bisa besok-besok lagi?" Tanya Ziko
"Ya enggak tau dianya telponnya sekarang." Kata Devina
"Gak usah diangkat lain kali." Kata Ziko
"Tapi, mungkin penting Ziko." Kata Devina
"Teman dia bukan cuman kamu." Kata Ziko kesal
"Mungkin cuman Vina yang punya bukunya." Kata Devina dengan wajah lugu
Baiklah Ziko kamu harus sabar menghadapi Devina.
"Mungkin dia bohong dan cuman cari alasan untuk bisa telpon kamu terus deketin kamu." Kata Ziko
"Ziko mikirnya jauh bangett." Kata Devina
"Harus Devina sayang, aku harus memikirkan segala kemungkinan." Kata Ziko
"Jadi?"
"Jangan diangkat kalau dia telpon kamu malam-malam dan jaga jarak sama dia." Kata Ziko
"Tapi, Raga baik." Kata Devina
"Kenapa kamu bilang dia baik?" Tanya Ziko dengan alis bertaut
"Dia sering kasih pinjam buku untuk Vina." Kata Devina
"Aku bilang kan kalau kamu mau enggak usah pinjam beli aja." Kata Ziko
"Buku untuk tugas." Kata Devina
"Kamu senang? Senang punya teman kayak dia?" Tanya Ziko dengan raut wajah tidak suka
"Ih bukan gitu maksudnya." Kata Devina
"Terus apa?" Tanya Ziko
"Raga itu baik dia sama Vina cuman teman terus Raga juga udah punya pacar dia gak mungkin deketin Vina atau suka sama Vina." Kata Devina
"Kenapa gak mungkin?" Tanya Ziko
"Karena Raga punya pacar dan Vina punya suami." Kata Devina sambil tersenyum
"Dulu Lucas juga punya pacar dan Vina punya tunangan." Kata Ziko
"Jadi Vina enggak boleh dekat-dekat sama Raga?" Tanya Devina
"Bukan enggak boleh, tapi jaga jarak sama dia dan kalau dia telpon kamu jam segini gak usah diangkat." Kata Ziko
"Yaudah Vina nurut." Kata Devina dengan senyuman
Ziko tersenyum lalu dengan mudah dia membawa tubuh Devina untuk duduk di atas pangkuannya.
"Sekarang Vina harus dihukum." Kata Ziko
"Kenapa?"
"Karena Vina uah telponan sama laki-laki." Kata Ziko membuat Devina mengerucutkan bibir nya sebal
"Masa kayak gitu kena hukuman." Kata Devina
"Iya harus." Kata Ziko sambil mencapit gemas hidungnya
"Hukumannya apa?" Tanya Devina
Ziko tersenyum lalu mencium sekilas bibir Devina dan menatapnya dalam diam, sayangnya Devina sudah sangat mengerti maksud tatapan itu.
Melingkarkan tangannya di leher sang suami Devina mencium bibir nya dengan penuh kelembutan membuat Ziko tersenyum dan menahan pinggang Devina menggunakan kedua tangannya.
Tak lama Devina menjauhkan wajahnya lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Ziko dan menggigitnya pelan.
"Devina"
Kalau begini bukan Ziko yang menghukum Devina, tapi sebaliknya.
°°°
Aku updateee😘
Mampir yuk di novel pertama ku yang berjudul "KEKUATAN HATI WANITA"
Berkisah wanita yg bangkit dari penghianatan.
Mohon dukungannya, terimakasih🙏🏻🤗🌹
Semangat terus yaa untuk buat cerita2 yang tentunya gemesin dan penuh warna 😍 Love you Thor❤️