NovelToon NovelToon
The Unwritten Destiny

The Unwritten Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Hybrid / Epik Petualangan / Misteri / Action / Fantasi Timur / Romansa Fantasi
Popularitas:727
Nilai: 5
Nama Author: Zan Apexion

KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!

Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.

Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?

Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.

Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.

Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?

Status : Daily Update

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Kekuatan Ku Terkuras Habis? Siapa Sih yang Bikin Ujian Gila Ini?!

Preview Bab Sebelumnya:

Namun, saat ia hendak memalingkan wajah, ia melihat sesuatu yang membuat napasnya tertahan lagi. Matanya terpaku pada tanah di sebelah buah yang jatuh itu. Di sana, ada benda kecil yang misterius.

Benda apa itu? Ucap Vincent bertanya pada dirinya sendiri. Ternyata ada sebuah benda kecil yang berkilauan di sebelah buah itu. Hal ini Membuatnya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari benda tersebut. Kemudian, ia terus melangkah maju untuk melihat benda itu lebih dekat dan.......

Bab 11:

Vincent melihat bahwa benda itu adalah sebuah kotak kecil yang terbuat dari kayu dengan banyak ukiran rumit di Kotak tersebut.

Kemudian, Vincent mengambil kotak itu. Kotak itu meskipun kecil tapi terasa berat dan dingin di tangannya. Jantungnya berdebar kencang, takut, bercampur penasaran. Ia menahan napas sebentar, lalu pelan-pelan membuka tutup kotak itu.

Di dalamnya, hanya ada sebuah batu kristal kecil! Bukan emas maupun warisan teknik kuno. Batu itu berwarna biru tua yang sangat gelap, hampir seperti langit malam yang dihiasi dengan pola seperti bintang di langit. Batu itu berkilauan, Kilauan itu berupa cahaya yang terasa menenangkan sekali, seolah semua suara di sekelilingnya langsung hilang. Vincent merasa damai, tapi disisi lain ia merasa ketenangan itu aneh dan sedikit menyeramkan.

Setelah melihat Kristal itu Mata Vincent terpaku pada batu kristal itu. Ia merasa ada sesuatu yang menarik perhatian nya untuk terus menatap batu kristal itu. Tanpa sadar Tiba-tiba, penglihatan Vincent menjadi kabur, dan Gambaran-gambaran muncul sangat cepat di kepalanya, buram dan tidak jelas, seperti bayangan saja. Lalu, di tengah kekacauan itu, ada satu gambaran yang muncul sangat jelas, ternyata itu adalah Seorang wanita dengan Rambutnya yang panjang dan gelap. Tapi yang paling mencolok adalah matanya—matanya persis sama dengan kristal biru tua itu, sangat dalam.

Kemudian Wanita itu menatap lurus dan tersenyum ke arah Vincent. Lalu, terdengar suara pelan tapi sangat jelas:

"Vinc... cent..."

Nama itu! Disebutkan, Tubuh Vincent menegang, napasnya tertahan. Ia tidak bisa bergerak dan tidak bisa bersuara. Ia hanya bisa merasakan seluruh dirinya dipenuhi oleh kebingungan akan penglihatan dari sosok gadis yang muncul ketika ia mencoba memahami batu kristal biru tua yang sangat misterius itu.

"Apa yang terjadi?" Vincent bertanya pada dirinya sendiri, mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Kemudian Penglihatan itu perlan menghilang, dan Vincent kembali tersadar. Ia masih memegang kotak itu dan merasa ada sesuatu yang penting tentang benda yang ada didalam kotak itu. Ia memutuskan untuk menyimpan kotak itu dan melanjutkan perjalanan, berharap bahwa kotak itu akan memberinya petunjuk tentang apa yang sedang terjadi.

Setelah menyimpan kotak itu, Vincent melanjutkan perjalanan, mencoba untuk memahami apa yang baru saja terjadi. Ia merasa ada sesuatu yang tidak biasa tentang kristal itu, dan penglihatan yang baru saja ia alami masih membingungkannya.

Saat berjalan, Vincent tidak bisa melepaskan pikirannya dari wanita yang ia lihat dalam penglihatan itu. Ia merasa seperti mengenalnya, tapi tidak bisa mengingat siapa dia sebenarnya.

Setelah beberapa saat berjalan, Vincent tiba di sebuah bangunan kecil yang terlihat kuno letaknya tersembunyi di balik lebatnya pepohonan di dalam hutan. Di dalamnya, ia menemukan sebuah prasasti kuno yang terukir di dinding batu. Prasasti itu bertuliskan sebuah pesan yang misterius:

"Hanya ada satu perintah: Pecahkan tabir waktu. Kejar jejak ingatan yang terkikis, rahasia suci yang disegel oleh leluhur."

"Pusaka ini adalah titipan masa lalu, terikat abadi pada tempat ini. Ia takkan tunduk, kecuali pada tangan yang diramalkan; pada jiwa yang mampu membaca pertanda dan menjadi pemegang kunci misteri ini."

Vincent merasa pesan itu penuh teka-teki dan misterius dan ia merasa pesan itu seperti ditujukan langsung kepadanya. Ia merasa ada sesuatu yang penting tentang pesan itu, tapi tidak bisa memahami apa artinya.

Tiba-tiba, Vincent mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Ia bersiap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi, tapi saat ia menoleh, muncul seorang gadis muda dengan rambut hitam dan mata coklat. gadis itu tampaknya sedang tersesat.

"Bisakah kamu membantu saya?" tanya gadis itu, dengan suara yang lembut. "Saya tersesat di hutan ini dan tidak tahu jalan keluar."

Vincent awalnya sempat ragu sejenak, kemudian setelah berpikir beberapa saat, ia memutuskan untuk membantu gadis itu.

"Tentu, saya bisa membantu kamu,"

"Tapi, saya juga tidak tahu jalan keluar dari sini." jawab Vincent.

Gadis itu tersenyum, dan melihat hal itu vincent merasa ada sesuatu yang familiar tentang senyum itu. Tapi, ia tidak bisa mengingat apa itu.

"Apa kamu tahu tempat apa ini?" tanya Vincent, mencoba untuk memulai percakapan.

Gadis itu menggelengkan kepala.

"Tidak, saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya tahu bahwa saya harus mencari cara agar bisa keluar dari sini." ucap gadis bermata coklat.

Vincent mengangguk, dan bersama-sama, mereka memutuskan untuk mencari jalan keluar dari hutan itu. kemudian, Mereka berjalan bersama-sama dengan menelusuri hutan yang gelap dan misterius, Vincent memperhatikan gadis itu, yang tampaknya sangat bertekad untuk keluar dari hutan. Ia bertanya-tanya dalam hatinya apa yang membuat gadis itu begitu bertekad, dan apa yang mungkin menunggunya di luar hutan.

Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di sebuah sungai kecil yang mengalir deras. Vincent berhenti di tepi sungai, ia memikirkan bagaimana caranya agar menyeberang. Disini lain, Gadis itu melihat sekeliling, lalu menunjuk ke sebuah batu besar yang terletak di tengah sungai.

"Kita bisa menyeberangi sungai itu dengan melompati batu-batu itu," kata gadis itu, dengan suara yang yakin.

Vincent melihat ke arah batu-batu itu, lalu mengangguk. "Baiklah, mari kita coba."

Mereka mulai menyeberangi sungai, melompati batu-batu yang licin dan berbahaya. Vincent merasa jantungnya berdegup kencang saat ia hampir terjatuh, tapi gadis itu dengan cepat menangkap tangannya dan membantunya menyeimbangkan diri.

"Terima kasih," kata Vincent, dengan rasa syukur.

Gadis itu tersenyum, dan Vincent merasa ada sesuatu yang membuatnya merasa semakin familiar tentang senyum itu. Tapi, lagi-lagi ia tidak bisa mengingat apa itu.

Setelah mereka berhasil menyeberangi sungai, mereka sampai di sebuah tempat yang berada di ujung seberang sungai yang telah mereka lewati tadi, kemudian mereka melanjutkan perjalanan. disana terlihat banyak pepohonan yang menambah suasana gelap dan misterius, dan Vincent merasa bahwa mereka seperti sedang diawasi.

Tiba-tiba, gadis itu berhenti dan menoleh ke belakang. "Apa kamu mendengar itu?" tanya gadis itu, dengan suara yang pelan.

Vincent mendengarkan, dan setelah beberapa saat, ia juga mendengar suara itu. Suara langkah kaki yang berat dan mengancam.

Suara langkah kaki itu semakin keras dan semakin dekat, membuat Vincent merasa jantungnya berdegup kencang. Ia tidak tahu darimana suara itu berasal, tapi ia bisa merasakan adanya aura ancaman yang nyata.

melihat Vincent yang sedang berada di situasi bingung dan waspada, Gadis itu memegang tangan Vincent dan menariknya ke arah semak-semak yang lebat. "Cepat, sembunyi!" bisiknya.

Vincent tidak ragu-ragu dan mengikuti gadis itu ke dalam semak-semak. Mereka berdua bersembunyi di balik dedaunan yang lebat, menahan napas dan tidak bergerak.

Suara langkah kaki itu semakin dekat, dan Vincent bisa merasakan getaran tanah di bawah kakinya. Ia memandang ke arah gadis itu, yang tampaknya juga menahan napas.

Tiba-tiba, sebuah sosok besar dan mengancam muncul di depan mereka. Ia memiliki tubuh yang besar dan kuat, dengan otot-otot yang membesar. Seluruh tubuhnya diselimuti bulu tebal, kaku, dan berwarna hitam legam seperti arang, dengan tekstur yang kasar dan menggumpal seperti lumut. Matanya merah menyala serta tajam dan menakutkan, dari kejauhan matanya terlihat seperti memancarkan cahaya merah darah di kegelapan hutan. Ia memiliki cakar yang tajam dan panjang serta dapat merobek daging dengan mudah.

Makhluk itu adalah seekor Serigala Raksasa (Great Wolf). Ini adalah monster buas yang dikenal dalam legenda karena wujudnya yang luar biasa besar dan menakutkan, seperti serigala dari neraka. Ia adalah predator murni, hanya berwujud binatang raksasa. Serigala raksasa ini memiliki kekuatan fisik yang brutal dan kemampuan alami untuk mengendus mangsanya dari jarak yang sangat jauh, menjadikannya pemburu yang hampir mustahil dihindari. Namun, ia hanyalah keturunan dari monster legenda itu kekuatannya hanya 3% dari bloodline murni.

Nama keturunan itu adalah Black Fenrir . Ia mengendus-endus area sekitar, lalu menoleh ke arah semak-semak tempat Vincent dan gadis itu bersembunyi. Mata merah menyala itu membuat tatapannya dapat langsung menembus kegelapan dan seolah merasakan keberadaan mereka.

Vincent dan gadis itu menahan napas, berharap bahwa Black Fenrir tidak akan menemukan mereka. Tapi, serigala raksasa itu tampaknya memiliki naluri yang sangat tajam. Ia mengendus-endus lagi, lalu melangkah lebih dekat ke semak-semak.

Vincent bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia tahu bahwa mereka harus berbuat sesuatu, tapi mereka harus melakukan apa? Sementara, Gadis itu memandanginya dengan mata yang penuh ketakutan, seolah-olah meminta bantuan.

Tiba-tiba, gadis itu menarik Vincent untuk berlari. Mereka berdua melompat keluar dari semak-semak dan berlari secepat mungkin, dengan Black Fenrir yang mengejar di belakang mereka. Suara serigala raksasa itu menggema di hutan, membuat Vincent merasa seperti sedang berlari dari kematian itu sendiri.

Mereka berlari dengan sekuat tenaga, tapi Black Fenrir semakin dekat. Vincent bisa merasakan napas panas serigala raksasa itu di belakangnya, dan ia tahu bahwa mereka tidak bisa berlari selamanya.

Tanpa aba-aba, tiba-tiba, Gadis itu berlari ke arah kiri, meninggalkan Vincent sendirian. Vincent berteriak, "Tunggu! Jangan pergi!" tapi gadis itu tidak menoleh. Ia terus berlari ke arah kiri, meninggalkan Vincent yang menjadi sasaran utama kejaran Black Fenrir.

🐺🔥 Pertarungan di Tepi Jurang: Vincent Melawan Black Fenrir.

Napas Vincent tercekat. Jantungnya berdebar kencang, memukul-mukul rusuknya seakan ingin keluar. Tidak ada waktu untuk mencerna apa pun, tidak ada jeda untuk rasa takut. Black Fenrir, monster buas yang tampak seperti serigala neraka itu, sudah berada tepat di depannya.

Cahaya merah darah yang memancar dari mata raksasa itu seolah menelanjangi jiwanya, sementara deretan gigi tajamnya yang terbuka lebar adalah janji kematian. Bau busuk dan belerang menyeruak, menusuk hidung Vincent. Ia tahu, ini adalah hidup atau mati.

Sejak usia delapan tahun, Vincent sudah mengenali kekuatan miliknya. Api, air, tanah, udara—semua tunduk pada kehendaknya. Di dalam dirinya mengalir darah naga, dan ia telah mencapai tingkat High Level dalam mengendalikan DragonFire. Kekuatan fisiknya bahkan melampaui anggota suku naga lain meskipun bakatnya belum sehebat kakaknya. tapi di hadapannya kini, ia hanyalah target mangsa.

Mencoba mengabaikan gemetar di kakinya yang timbul karena rasa takut, Vincent meyakinkan diri dan berusaha untuk mengumpulkan keberanian ke dalam dirinya. Otot-ototnya menegang. Ini bukan waktunya untuk menjadi anak kecil.

Dengan satu tarikan napas penuh, ia mengangkat tangan kirinya ke depan, telapak tangan terbuka. "Sini!" teriaknya, suaranya terdengar serak namun penuh tekad yang dipaksakan. "Aku hadapi kamu!"

Teriakan itu sama sekali tidak berarti bagi makhluk buas ini. Bagi Black Fenrir, ia hanyalah seekor tikus kecil. Hal ini merupakan bentuk kesombongan sang makhluk.

WUSSHH!

Serigala Raksasa itu bergerak. Bulu hitam legamnya yang tebal dan kaku tampak bergetar saat otot-otot di kaki belakangnya, meluncurkan tubuh besarnya ke

Udara. Black Fenrir adalah predator murni, hanya insting membunuh yang mendorongnya.

Dalam sepersekian detik, Vincent merasakan angin dingin dari lompatan monster itu menerpa wajahnya. Mulut Black Fenrir terbuka lebar, gigi-gigi itu tampak seperti belati-belati putih yang siap merobek kapan saja. Vincent tahu, jika gigitan itu mengenainya, ia akan hancur lebur.

Tidak! Tidak semudah ini! Ucap Vincent

Secara naluriah, di tengah kepungan udara dingin dan ancaman maut, DragonFire yang membara di dalam diri Vincent meledak.

"AARRGGHH!"

Bukan api biasa. Dari telapak tangan kirinya, bukan bola api, melainkan semburan DragonFire berwarna emas kemerahan yang sangat pekat melesat keluar. Panasnya begitu intens hingga udara di sekitar Vincent di selimuti oleh api dan menghalangi pandangan.

Vincent harus mengendalikan kekuatannya. Bukan sekadar menembak, tetapi mengarahkan api itu ke sasaran paling mematikan. Ia menggeser tangan kirinya sedikit ke atas, membidik tepat ke arah wajah Black Fenrir yang tengah melompat ganas.

BLAAARRGH!

Api naga itu menghantam!

Bulu hitam Black Fenrir yang diklaim sekeras arang seketika berasap dan terbakar di bagian wajahnya. Monster itu mengeluarkan lolongan kesakitan yang memekakkan telinga, bukan karena rasa perih saja, tapi karena terkejut. Tidak ada mangsa yang pernah membalas dengan intensitas seperti ini!

Lompatan Black Fenrir terganggu. Tubuh raksasa itu terempas ke samping, cakar-cakarnya yang panjang dan tajam menggores tanah, meninggalkan parit yang kedalamannya mencapai satu meter.

Sedangkan, Vincent terhuyung mundur dua langkah, paru-parunya sesak akibat teriakan Black Fenrir dan pelepasan teknik DragonFire tingkat tinggi yang tiba-tiba. Tangannya gemetar. Panas yang ia rasakan bukan hanya dari api, tapi dari adrenalin murni yang membanjiri tubuhnya.

Ini baru permulaan.

Black Fenrir kembali menapakkan kakinya. Wajahnya yang terdapat sedikit bekas luka bakar, kini menatap Vincent dengan kebencian yang berlipat ganda. Mata merahnya seolah membesar dan ia dipenuhi amarah.

Sedangkan Vincent masih memegang tangan kirinya, rasa sakit menjalar karena pelepasan energi yang berlebihan. Ia tahu, DragonFire telah melukainya, namun makhluk itu hanya sedikit terpental. Kekuatan fisik dan ketahanan monster ini sungguh brutal.

Vincent tidak boleh membiarkan black Fenrir memiliki celah lagi. Dengan mengertakkan gigi, ia menarik napas dalam, mengumpulkan energi elemen udara dan tanah secara bersamaan.

Di bawah kaki Black Fenrir, tanah mulai bergetar. Retakan-retakan kecil menjalar cepat.

Teknik Kombinasi!

"Rasakan ini!" geram Vincent.

Dari tanah, lima tiang batu besar dan bergerigi menyembul secara eksplosif, mengunci kaki Serigala raksasa, Black Fenrir.

Hampir bersamaan, energi udara yang ia kumpulkan berubah menjadi pusaran angin kencang yang menghantam tubuh monster itu dari berbagai arah.

Fenrir meraung. Tubuh besarnya terperangkap. Ia mencakar tiang batu itu dengan cakar-cakar yang dengan mudah merobek batu sekeras beton menjadi debu. Namun, pusaran angin itu membuatnya sulit bernapas dan menjaga keseimbangan.

Ini adalah kesempatan Vincent. Dengan seluruh kekuatannya, ia mulai memanggil elemen terakhir: Air.

Dari udara di atasnya, kelembapan mengembun dengan cepat, membentuk dua cambuk air raksasa yang berkilauan seperti kaca. Ia menyentakkan kedua cambuk air itu, mengarahkannya ke leher Black Fenrir.

black fenrir pun meraung dengan sangat keras. Kali ini, bukan lolongan marah, tapi teriakan frustrasi brutal seekor binatang buas yang menyadari bahwa mangsanya punya taring. Cakar-cakar besarnya mencakar udara, berusaha untuk membebaskan diri.

Pertarungan baru saja dimulai, dan Vincent telah mengeluarkan hampir semua yang ia miliki. Ia harus mengakhiri ini sebelum Fenrir menemukan ritmenya, atau Vincent-lah yang akan menjadi santapan!

disisi lain Vincent hanya punya waktu sebentar, Tubuhnya sakit. Otot-ototnya kejang karena memanggil tiga elemen secara bersamaan oleh karenanya hal ini membuatnya kehilangan cukup banyak energi dan hampir kehabisan napas. Tapi kesempatan ini adalah segalanya. Jika ia gagal sekarang, black fenrir akan lolos dan melawan karena frustasinya, ini membuat dilema karena disatu sisi vincent tidak punya energi tersisa untuk melawannya lagi.

Vincent pun memejamkan mata sesaat, mengabaikan rasa sakit di tangan kirinya yang disebabkan oleh pelepasan energi yang berlebihan. ia menarik semua energi Naga yang tersisa di dalam tubuhnya, lalu mencoba untuk memusatkannya pada satu titik.

aku butuh titik lemah. Bulu hitamnya terlalu tebal, dan tubuhnya terlalu kuat, Kata vincent tentang kondisi Black Fenrir. Ketika, Fenrir mendongak dan mengeluarkan raungan terakhir berisi ucapan penghinaan—mulutnya terbuka lebar.

"Aku melihatnya."

"Tenggorokannya" ucap Vincent.

Itu adalah celah kecil di antara bulu-bulu tebal, area yang terbuka saat dia mengeluarkan raungan penghinaan.

Vincent pun membuka mata. energi api teknik DragonFire yang kini kukumpulkan tidak lagi berwarna emas-kemerahan, tapi emas murni, menyilaukan, dan sangat pekat. Ini adalah pelepasan energi terlarang, batas terkuat yang pernah kuraih. kemudian, ia mengangkat tangan kirinya, menunjuk lurus ke tenggorokan Fenrir yang terbuka.

"TIDAK AKAN, AKU AKAN MENANG DAN HIDUP!" Vincent menjerit. Jeritan itu adalah campuran amarah, ketakutan, dan tekad untuk hidup.

WUSSSHHH!

"DragonFire terakhirku keluar" kata Vincent.

Bukan semburan, tapi kumpulan energi murni yang terkonsentrasi. Panasnya begitu dahsyat, bahkan Vincent bisa merasakan kulit wajahnya sendiri seperti terbakar karena suhu naik secara ekstrem.

kumpulan energi emas murni itu menembus udara yang berasap dan menghantam tenggorokan Black Fenrir dengan kecepatan kilat.

BOOOOMMMM!

Suara ledakan itu memekakkan telinga. Itu ledakan energi api yang sangat kuat, dan energi itu terfokus pada satu titik.

vincent melihat—bulu-bulu di sekitar tenggorokan black fenrir itu seketika menghilang, berganti dengan cahaya emas yang memancar ke dalam. Raungan Fenrir terputus. Matanya yang merah menyala, yang penuh kebencian dan kebrutalan, kini mulai redup.

Tubuh raksasa Fenrir bergetar hebat. Dengan suara berdebam yang mengguncang seluruh area, Black Fenrir yang perkasa akhirnya roboh. Tubuhnya tergeletak di atas kawah panas bekas dari kumpulan energi kuat tadi, bulu hitamnya berasap. rasa hening pun tiba.

vincent berdiri di sana, terengah-engah, tubuhnya gemetar tak terkendali. Tangan kirinya terasa mati rasa, dan setiap otot berteriak ingin menyerah. ia hanya bisa menatap sosok besar yang tak bergerak itu.

Aku... aku berhasil. Ucap Vincent

Kemenangan terasa pahit. Itu bukan kemenangan yang mudah. Itu adalah kelelahan mutlak.

Kemudian, Vincent pun jatuh ke tanah

Kekuatannya habis. Tapi ia berhasil bertahan hidup. ia pun memejamkan mata. Kemudian, membiarkan dirinya merasakan rasa sakit, kelelahan, dan ketakutan yang dia pendam selama ini.

disisi lain, Vincent hampir tertidur dalam keadaan setengah sadar itu, terdengar sebuah suara—berat, tenang, dan asing—memecah keheningan.

Suara itu datang dari belakangku, dari arah hutan yang baru saja kuhancurkan. ucap Vincent.

"**Ujian pertama adalah ujian pilihan hanya untuk seleksi apakah kamu pantas," kata Silas**

**ini hanya permulaan, kamu bisa melanjutkan ke ujian kedua ! Ucapnya dengan nada yang tegas dan berwibawa tapi tenang**.

**suaranya terdengar tanpa cela, seolah dia tidak menyaksikan neraka yang baru saja terjadi**.

"Dalam pikiran Vincent, ia masih belum bisa percaya bahwa dia telah melewati ujian pertama. Ia masih ingat saat dia menerobos ke **tingkat Pejuang Tahap 2 Berpengalaman pada usia 5 tahun**, dan dapat mengendalikan elemen dengan mudah serta memiliki kekuatan fisik yang sangat luar biasa dan melampaui anggota suku naga. Sekarang, setelah melewati ujian pertama, Vincent langsung menerobos ke tingkat **Ksatria Tahap 1 (Muda) pada usianya yang baru menginjak 8 tahun**. Tanpa Vincent sadari, hal ini tentu sangat luar biasa dan merupakan bakat yang sangat langka, bahkan mungkin tidak ada yang bisa menyamai kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh Vincent."

Kemudian cerita beralih dimana, Vincent membuka matanya. kemudian, mengucapkan beberapa pertanyaan dengan suaranya yang lemah.

Sosok itu, silas? Bagaimana dia bisa begitu dekat tanpa kusadari? Ucap Vincent.

Siapa silas sebenarnya? Neraka yang baru saja terjadi ternyata hanya ujian pertama? Bagaimana Vincent akan menghadapi ujian berikutnya. Nantikan kelanjutannya ceritanya di bab berikutnya.

Bersambung.........

Catatan penulis :

Informasi Ranah tingkatan Karakter-nya yang terbaru (update)

• Vincent kai DragonWise ditingkat

Sebelumnya : ‎Pejuang tahap 2 (Berpengalaman)

‎‎(ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)‎(anak bungsu kepala suku naga)

Sekarang : ‎Ksatria tahap 1 (Muda)

‎‎(ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)‎(anak bungsu kepala suku naga)

Beberapa karakter yang sudah di kenalkan beserta informasi ranah tingkatan-nya Untuk memudahkan pembaca :

Silas Ditingkat

??

(identitas: Penjaga tempat Rahasia)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi informasi Tingkat-nya, tetapi kemungkinan terungkap-nya informasi ranah di masa depan masih terbuka.")

Gadis misterius ditingkat

??

( identitas: tidak diketahui)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi informasi Tingkat-nya, tetapi kemungkinan terungkap-nya informasi ranah di masa depan masih terbuka.")

Luke Aegle Lightness di tingkat

Saint Tahap 2 (Tinggi)

(pemimpin/kepala suku Starlight)

Kaida Starweaver di tingkat

Saint Tahap 1 (Rendah)

(penasehat suku starlight)

(petinggi suku starlight)

(spesial ability)

Aria Stellaluna di tingkat

Ksatria Tahap 2 (berpengalaman)

‎‎( ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)

( orang terkuat di kalangan muda)

Vincent kai DragonWise ditingkat

‎Pejuang tahap 2 (Berpengalaman)

‎‎( ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)

‎(anak bungsu kepala suku naga)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.")

‎7. Ray white DragonWise ditingkat

‎Ksatria Tahap 1 (Muda)

‎‎( ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)

‎(anak Tertua kepala suku naga)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").

‎8. Fang (Ketua unit ESP) ditingkat

‎Ksatria Tahap 2 (berpengalaman)

‎‎ ( ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)

‎(bawahan v dari suku Phoenix)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").

‎9. V (nama samaran) ditingkat

 ???

‎( tangan kanan kepala suku Phoenix)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").

Ash Falnes Phoenix ditingkat

‎ Langit Tahap 3 (Tinggi)

‎(kepala suku Phoenix)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").

‎Arthur DragonWise ditingkat

‎ Langit Tahap 3 (Tinggi)

‎ (kepala suku naga)

‎("Alur cerita belum memberikan indikasi perkembangan Tingkat-nya, tetapi kemungkinan adanya peningkatan ranah di masa depan masih terbuka.").

Armin Ryker Ditingkat

‎Langit Tahap 1 (Rendah)

‎ ( tangan kanan suku naga)

Evan ditingkat

Langit Tahap 2 (Menengah)

‎(memiliki gelar Komandan perang Phoenix)

Demikian informasi tambahan yang saya sampaikan agar lebih mudah memahami nya.

1
Rina
semakin seru ya, semangat terus ya Author 🥺👍
Zan Apexion: Terimakasih, senang rasanya ada yang menyemangati.

saya akan semakin berusaha keras untuk bab berikutnya 🙏☺️
total 1 replies
Rina
Vincent 🥺🥹
Rina
wah, ada musuh baru
LibrarianAkasha
Lila ini gadis itu? yang di bab sebelumnya?
Zan Apexion: terimakasih atas dukungan dan saran nya, senang rasanya karya saya disukai.
total 12 replies
LibrarianAkasha
kuat juga gadis itu...
Zan Apexion: hehe, karena dia masih bocah, sedangkan gadis itu lebih tua darinya
(gadis yang dimaksud npc).
total 3 replies
LibrarianAkasha
Disini lain
Zan Apexion: maksudnya mereka berjalan di hutan baru Nemu sungai gtu hehe
total 1 replies
LibrarianAkasha
Gadis itu mencurigakan...
Rina
Seru banget, lanjut terus ya Author.

tetap semangat 👍
LibrarianAkasha
Cerita yang menarik
LibrarianAkasha: sama-sama
total 2 replies
LibrarianAkasha
rasanya seperti membaca ulang paragraf di atas... tapi tidak apa-apa. bisa dipahami
Zan Apexion: terimakasih
total 5 replies
LibrarianAkasha
woah! menarik!
Zan Apexion: terimakasih 🙏
total 1 replies
LibrarianAkasha
Spasinya thor
Zan Apexion: hehe sorry, ngantuk mungkin pas buatnya😄
total 1 replies
Rina
Wah, Terimakasih Author ada penjelasan lengkap tentang karakter dalam cerita.
/Smile/
Zan Apexion: Sama-sama, Senang bisa membantu 🙏☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Halo author! mau tanya, kata "Tiba-tiba, Saat dan Terjadi" di novel ini aku lihat kadang menggunakan kapital di awal kata, itu untuk penekanan?
Zan Apexion: Terimakasih sudah membaca dan juga dukungan nya.
total 4 replies
Natasya Eka dira
sangat bagus
Zan Apexion: Terimakasih, sudah mampir
total 1 replies
Natasya Eka dira
sangatttt bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih banyak🙏
total 1 replies
Natasya Eka dira
Sangat bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih ☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Oh! aku suka bagian ini... ceritanya terasa 'hidup' dipikiranku
Zan Apexion: terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
Rina
wah, seru banget GK sabar nunggu kelanjutannya
Rina
Menarik
Zan Apexion: terimakasih sudah mampir, semoga dapat menghibur kamu.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!