NovelToon NovelToon
Rise Of The Rejected

Rise Of The Rejected

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Epik Petualangan / Fantasi / Balas Dendam
Popularitas:862
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nuraida

Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.

Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:

“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”

Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.

Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.

“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 – Bayangan di Atas Menara

Ardan (Kael Umbren) tahu waktunya sudah tiba. Di tengah malam, ketika Aetherion terlelap setelah kekacauan festival, Ardan menyelinap keluar dari kamar muridnya. Ia tidak lagi peduli pada penyamaran. Keberhasilan misinya adalah satu-satunya yang penting.

Ia menghindari patroli keamanan dengan mudah, menggunakan teknik Void: Silent Shift yang ia pelajari dari Menara Void untuk bergerak di antara bayangan. Ia melewati koridor-koridor yang dingin, menuju tempat yang paling tinggi dan paling berbahaya di Akademi: Atap Tertinggi Menara Dewan.

Ardan melepas liontin Void-nya. Ia membiarkan Void Energy mengalir bebas, tidak liar, tetapi terkendali. Topeng Umbra-nya terpasang, tudungnya menutupi wajah. Ia berdiri di tepi atap, memandang kota Valenforge yang jauh di bawahnya.

Cahaya kota yang seharusnya damai kini tampak seperti jaringan rune yang menindas. Ardan melihat Valenforge bukan sebagai rumah, tetapi sebagai labirin yang dibangun untuk mengurungnya.

“Malam ini adalah puncaknya, Ardan. Besok pagi, dunia akan berbeda. Atau kita akan kembali menjadi debu,” The Whisper, yang kini sepenuhnya terdengar seperti dirinya sendiri, berbicara.

"Kita tidak akan menjadi debu," jawab Ardan, suaranya mengandung janji dan ancaman. "Aku tahu Ravel mengkhianati. Aku tahu Elandra memanipulasi. Aku tahu Solan membenciku. Aku dimanfaatkan oleh semua pihak. Tapi aku yang akan memenangkan permainan ini."

The Whisper muncul di sampingnya, kali ini dalam bentuk tubuh samar, terbuat dari energi ungu gelap yang sedikit transparan. Ia terlihat persis seperti Ardan, tetapi lebih tua, lebih bijak, dan lebih dingin.

"Semakin tinggi kau naik," kata The Whisper, menirukan kata-kata filosofis yang biasa muncul di buku kuno, "semakin dalam bayanganmu jatuh. Kael the Abyssal memilih untuk menghancurkan dirinya sendiri karena ia mencapai puncak itu. Dia tidak bisa membedakan antara dirinya dan kekuatan. Dia hanya menjadi Devourer."

Ardan menoleh ke arah manifestasi Void-nya. "Kau bukan lagi Devourer. Kau adalah Architect. Kau adalah aku. Apa yang akan kita lakukan secara berbeda?"

"Kita akan memilih jalan tengah, Ardan," jawab The Whisper, menatap langit yang kini tenang setelah Gerhana Kedua. "Kekuatan Void tidak diciptakan untuk kehancuran atau pembangunan. Ia diciptakan untuk keseimbangan—menghapus apa yang terlalu berlebihan. Solan dan Dewan Elemen adalah kelebihan. Kita harus menghapusnya, tetapi dengan presisi, tidak dengan kemarahan liar."

"Presisi," Ardan mengulang, tangannya mulai memfokuskan Void Energy. Ia tidak lagi membentuk bola destruktif. Ia membentuk jarum energi yang sangat tipis dan fokus, siap menembus inti terkecil.

Tiba-tiba, Elandra Morwyn muncul di atap. Ia tidak menggunakan Chronomancy, ia hanya menggunakan keahlian menyelinapnya. Wajahnya pucat pasi, napasnya terengah-engah.

"Ardan! Aku harus bicara denganmu!" Elandra berteriak, hampir tidak peduli jika didengar oleh patroli.

Ardan menoleh, topengnya membuat wajahnya tak terbaca. "Kau sudah terlambat, Profesor. Ruang Dewan sudah ditutup."

"Aku tidak peduli dengan Dewan!" seru Elandra. "Aku tahu kau akan pergi ke Ruang Inti. Solan tahu kau akan datang. Rencanaku gagal. Solan memiliki Pecahan Void!"

Kabar itu menghantam Ardan seperti palu. Ia tahu Serena mencarinya, dan ia tahu Elandra menginginkannya. Tapi Solan?

"Dia mencurinya dari arsip lama Kael the Abyssal," jelas Elandra, bergegas mendekat. "Dia akan mengaktifkan Segel Penyerap Energi di Ruang Inti. Begitu kau menginjakkan kaki di sana, Segel itu akan menyala, dan Pecahan Void di tangan Solan akan menarik semua Void Energy dari tubuhmu. Kau akan kembali menjadi Nol, dan dia akan menyegelmu selamanya!"

The Whisper segera bereaksi, manifestasinya bergidik. “Bahaya! Kita harus mundur, Ardan! Kita tidak bisa melawan Pecahan Void yang dipegang oleh Master Wind Weaving!”

Ardan tidak panik. Ia memproses informasi itu dengan ketenangan yang mengerikan. Solan telah memainkan kartu trufnya.

"Jadi, Solan ingin melumpuhkanku, bukan membunuhku," simpul Ardan. "Dia ingin membuatku menjadi Reject lagi, dan menjadikanku simbol kemenangannya."

"Ya! Dia ingin kau menjadi budak sihirnya!" Elandra memohon. "Kita harus mencari Pecahan Void yang lain, Ardan! Kita harus menunda rencana ini!"

Ardan menatap Elandra, lalu ke The Whisper, dan akhirnya, ke kota Valenforge.

"Tidak," kata Ardan, suaranya mantap. "Aku tidak akan lari lagi. Aku sudah pernah jatuh sekali. Sekarang giliranku bikin dunia yang jatuhin aku ikut jatuh bersamaku."

Ardan menyadari bahwa Pecahan Void adalah senjata dua arah. Jika Solan bisa menarik energi Ardan, Ardan juga harus bisa menarik kembali kendali.

"Pecahan Void adalah inti dari energi Kael the Abyssal," kata Ardan. "Solan hanya tahu cara mengaktifkan Segelnya. Dia tidak tahu cara mengendalikan Inti itu sendiri. Aku tahu. Aku menyerap pengetahuannya di Menara Void."

"Aku akan maju, Elandra," Ardan memutuskan. "Aku akan pergi ke Ruang Inti, dan aku akan membiarkan Segel Penyerap Energi Solan diaktifkan."

Elandra menatapnya, ketakutan. "Kau gila! Itu adalah kematian sihir!"

"Itu adalah jebakan yang sempurna," Ardan menyeringai di balik topengnya. "Solan ingin aku menjadi Nol. Aku akan memberinya Nol. Dan ketika dia mengira aku lumpuh, aku akan membalikkan Segel itu, menggunakan Pecahan Void Solan untuk menyerapnya kembali."

Ardan memfokuskan semua Void Energy-nya. Ia menyadari satu hal: selama ini, ia selalu menahan Void Energy. Sekarang, ia akan membiarkannya tumpah, siap untuk diserap.

“Kita akan menjadikan Solan wadah bagi Void Energy yang tumpah, Ardan. Dan ketika dia terisi penuh, kita akan mencuri Pecahan Void-nya, dan mengembalikannya pada diri kita sendiri,” kata The Whisper, suaranya kini penuh kegembiraan dan antisipasi.

"Aku akan membiarkan Solan menjadi 'Void' selama beberapa detik," kata Ardan, menatap kota. "Dan kemudian, aku akan mengambil kembali apa yang menjadi milikku."

Ardan berbalik ke Elandra. "Kau tidak akan ikut. Jaga Lyra. Dia adalah kelemahan terbesarku, tapi juga satu-satunya alasanku untuk tidak menghancurkan semuanya."

Tanpa menunggu jawaban Elandra, Ardan Kael (Umbra) melompat dari atap tertinggi Aetherion, tidak menggunakan Wind Magic, tetapi meluncur dalam kecepatan mematikan, menyatu dengan bayangan. Ia menuju satu-satunya tujuan: Ruang Inti, konfrontasi final, dan Pecahan Void.

1
azizan zizan
nah ini Nih sering kali kebanyakkan para pemula ingin membuat novel melakukan kesalahan yang boleh mencacatkan sesebuah karya perkataan2 di bab yang lepas di ulang kembali di bab baru.. jika para pemerhati yang menyinak tahu apa yang mereka cakap... novel sampah.. maaf Thor komentar aku ini kasar... kau perlu perhatiin yang itu.. jangan terlalu abal2 membuat sesebuah novel.. jika ingin orang menghargai sebuah karya yang kita buat kita perlu menghargai para pembaca juga itu baru adil...
azizan zizan
ku mampir Thor di novel mu... semoga mc meluluhlantahkan kekaisarannya sama rata dengan tanah usah pedulikan bai atau jahat di pukul rata...🤭🤭🤭🤭
maulida
mampir bentar biar GK lupa baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!