NovelToon NovelToon
Dibayar Oleh CEO Kejam

Dibayar Oleh CEO Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:360
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

CERITA UNTUK ***++
Velove, perempuan muda yang memiliki kelainan pada tubuhnya yang dimana dia bisa mengeluarkan ASl. Awalnya dia tidak ingin memberitahu hal ini pada siapapun, tapi ternyata Dimas yang tidak lain adalah atasannya di kantor mengetahuinya.
Atasannya itu memberikan tawaran yang menarik untuk Velove asalkan perempuan itu mau menuruti keinginan Dimas. Velove yang sedang membutuhkan biaya untuk pengobatan sang Ibu di kampung akhirnya menerima penawaran dari sang atasan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Sepertinya hari ini banyak karyawan yang lembur, berkas Velove memang sudah diserahkan ke meja Dimas tadi sore tapi dia masih harus mengerjakan berkas lainnya, begitu juga dengan Naomi yang ada di sebelahnya.

Oh, ngomong-ngomong sekarang sudah jam setengah delapan malam. Dimas sudah keluar dari kantor sejak jam enam tadi, lelaki itu tidak mengatakan sepatah apapun pada Velove, sepertinya Dimas akan pulang sendiri tanpa menunggu Velove.

Tidak ingin ambil pusing, Velove memilih untuk segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa segera pulang. Perempuan itu melirik ke sebelahnya dimana Naomi berada. “Nao, kerjaan kamu masih banyak?”

“Tinggal dikit lagi, kamu gimana?” Naomi balik bertanya.

“Aku juga tinggal dikit lagi, nanti kita turun bareng aja ya ke bawah.”

Ucapan Velove itu dibalas dengan deheman oleh Naomi, biasanya Naomi akan sangat ceria jika berbicara tapi sepertinya memang semua orang hari ini jadi begitu kelelahan karena ulah Dimas yang tidak bersahabat.

Malam ini Velove akan pulang ke kostan saja, karena sepertinya Dimas tidak mengharapkan Velove pulang ke apartemennya, mungkin lelaki itu masih merasa kesal pada Velove, maka dari itu Dimas tidak menghubungi Velove atau mengajaknya pulang bersama.

“Udah selesai, Vel?” Tanya Naomi yang terlihat sedang merapihkan meja kerjanya.

“Bentar lagi, Nao.” Balas Velove.

Tidak sampai sepuluh menit dari itu, Velove sudah menyelesaikan pekerjaannya. Perempuan itu segera membereskan meja kerjanya dan memasukkan barang-barang miliknya ke dalam tas.

“Yuk.” Ajak Velove pada Naomi seraya beranjak dari tempat duduknya.

Kedua perempuan itu berjalan bersebelahan di dalam lorong menuju lift, di lorong mereka berpas-pasan dengan Dewa yang baru saja keluar dari ruangan divisinya.

“Baru selesai juga, Mas?” Velove bertanya saat mereka bertiga berjalan beriringan.

“Iya, Vel. Lumayan banyak tadi yang harus dikerjain.” Balas lelaki itu.

“Ini Mas Gino hari ini enak banget nggak masuk, jadi nggak ikut kena semprot Pak Dimas.” Naomi ikut bersuara saat mereka bertiga sudah masuk ke dalam lift.

Ucapan Naomi itu dibalas dengan suara tawa oleh Dewa dan juga Velove.

“Btw pulang naik apa, Vel?” Dewa bertanya pada Velove.

“Naik ojek online paling Mas, pengen cepet-cepet rebahan, kalo nunggu bus lama.”

“Ya udah pulang bareng saya aja.” Balas Dewa yang langsung mendapat deheman keras dari Naomi yang ada di sana.

Velove di tempatnya sempat berpikir sebentar untuk mempertimbangkan ajakan dari rekan kerjanya itu, sepertinya tidak masalah jika dia mengiyakan ajakan dari Dewa, lagipula dia merasa tidak enak jika terus menerus menolaknya.

“Boleh deh Mas kalo nggak ngerepotin.”

“Mas Dewa mah mau-mau aja kalo direpotinnya sama kamu.” Bukan Dewa yang menjawab, melainkan Naomi.

Karena Dewa kerja dengan membawa mobil jadi Dewa dan juga Velove turun di lantai basemen, sedangkan Naomi harus turun di lantai lobby. “Duluan ya Vel, Mas Dew.” Ucap Naomi ketika pintu lift terbuka di lantai lobby.

“Iya hati-hati, Nao.” Balas Velove.

Begitu Naomi sudah keluar dari dalam lift, pintu lift tersebut kembali tertutup dan kembali mengantarkan Dewa dan Velove menuju lantai basemen.

Mereka berdua berjalan beriringan setelah keluar dari dalam lift menuju mobil milik Dewa yang terparkir, mobil lelaki itu terparkir di ujung yang mengharuskan mereka berjalan cukup jauh dari lift.

Tanpa Velove ketahui kalau ternyata Dimas tidak benar-benar pulang ke apartemen, lelaki itu masih ada di parkiran basemen, dia diam di sana kurang lebih satu jam menunggu Velove.

Dimas yang tadinya sedang fokus pada ponsel miliknya seraya menyandarkan diri pada kursi mobil teralihkan ketika melihat perempuan yang sangat dia kenali melewati mobilnya begitu saja bersama dengan Dewa yang juga berjalan bersebelahan dengan Velove.

Dengan gerakan cepat Dimas segera keluar dari dalam mobil, dan mengejar Velove yang sedang bersama dengan Dewa. Apa perempuan itu tidak menyadari jika mobilnya masih terparkir di sana? Atau Velove memang sengaja melakukan hal itu?

“Kamu udah makan malem belum, Vel?” Tanya Dewa pada Velove yang ada di sebelahnya.

“Belum, kalo Mas Dewa?” Perempuan itu balik bertanya.

“Saya juga belum, gimana kalo kita mampi—“

“Akhh!”

Belum sempat Dewa melanjutkan kalimatnya, Velove sudah terlebih dulu menyelanya dengan suara pekikan terkejut saat ada seseorang yang menarik tangannya dari belakang, perempuan itu segera mendongakan kepalanya untuk melihat siapa pelaku yang melakukan hal itu padanya.

“P—Pak Dimas?!” Velove membelalak ketika melihat sang atasan ada di belakangnya saat ini.

“Pulang sama saya.” Ucap Dimas seraya menarik tubuh perempuan itu ke dekatnya.

“Tapi Pak—“

“Velove pulang sama saya, kamu pulang sana.” Ucapan Velove disela oleh ucapan Dimas yang ditunjukan untuk Dewa.

Dewa dan Velove sempat bersitatap, Velove menganggukan kepalanya untuk memberikan kode jika dirinya tidak apa-apa dan memperbolehkan untuk Dewa pergi dari sana.

“Baik Pak.” Dewa mengatakan hal itu pada Dimas, lalu dia mengalihkan pandangannya pada Velove. “Kamu hati-hati, Vel.”

“Iya, Mas Dewa juga hati-hati.” Balas Velove seraya menatap punggung Dewa yang mulai menjauh dari sana.

Bisa-bisanya mereka berdua mengobrol seperti itu di depan Dimas yang sedang kebakaran jenggot? Apa Velove tidak sadar jika dari tadi Dimas seperti sedang mengibarkan bendera perang pada Dewa?

“Ayo.” Dimas kembali menarik tangan Velove untuk menuju ke mobil miliknya yang terparkir.

“Pelan-pelan Pak, tangan saya sakit.” Ucap Velove ketika merasakan cengkraman Dimas di tangannya begitu kuat.

Dimas memilih tidak menjawab ucapan dari Velove itu, dia membukakan pintu penumpang dan menyuruh Velove untuk masuk ke dalam mobil itu.

“Masuk.”

Velove yang mendengar perintah itu hanya bisa menurutinya, setelah perempuan itu masuk, Dimas mengintari mobil untuk masuk ke pintu kursi pengemudi.

Tanpa sepatah katapun, lelaki itu langsung menyalakan mesin mobil dan melajukan mobil tersebut untuk keluar dari area kantor. Suasana di dalam mobil tersebut dipenuhi keheningan, sebelum kemudian Velove membuka suara.

“Pak Dimas dari tadi ada di sana?” Velove bertanya seraya menatap ke arah sang atasan yang ada di sampingnya.

Dimas hanya terdiam, tidak berniat menjawab pertanyaan dari Velove. Entah kenapa dia masih merasa kesal karena Velove yang seharian ini sepertinya terus menempel dengan Dewa, bahkan perempuan itu mungkin saja akan pulang bersama dengan Dewa jika saja tadi Dimas tidak menahannya.

Velove yang sadar jika Dimas sepertinya masih dalam suasana hati yang buruk memilih untuk kembali diam dari pada membuat suasana hati lelaki itu malah semakin memburuk.

Tapi tidak lama dari itu, Dimas mengeluarkan suara. “Kamu sengaja kan mau pulang sama Dewa?”

“Ya?” Velove sedikit terkejut ketika mendengar pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan oleh Dimas. “Maksud Pak Dimas gimana?”

“Ck,” lelaki itu berdecak pelan. “Kamu sengaja kan lewatin mobil saya gitu aja karena mau pulang sama Dewa?”

Mata perempuan itu mengerjap ketika Dimas melontarkan tuduhan itu padanya. “Maaf Pak, saya nggak sadar kalo mobil Pak Dimas masih ada di sana. Saya kira Pak Dimas udah pulang duluan soalnya Pak Dimas udah keluar dari tadi dari ruangan.”

Lagipula itu juga salah Dimas sendiri kenapa tidak menghubunginya atau setidaknya memberitahunya tadi sore saat Velove masuk ke dalam ruangan lelaki itu, tapi Velove memilih untuk mengalah dan tetap meminta maaf dari pada lelaki itu malah semakin tantrum.

_______________________________________

Buku aku kayaknya ada yang ngelaporin karena p0rn0grafi padahal adegan di buku aku nggak ada apa-apanya dibanding buku dewasa lain, jadi buku ini ilang gitu aja dari pencarian atau beranda kecuali emang bukunya udah dimasukin ke perpustakaan.

Ini updatean terakhir aku sambil nunggu bukunya balik lagi, itupun kalo balik. Kalo nggak, kayaknya buku ini nggak bakalan aku lanjutin atau nanti dipindah ke buku baru ceritanya

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!