NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Playboy

Suamiku Seorang Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri prisella

Warningg !! Dibawah umur 18 tahun harap baca yang bijak karena ada adegan yang ++ !!

"Saya terima nikahnya Larasati Ardhiana dengan mas kawin tersebut tunai!" Ucap laki laki itu dengan lantang.

"Bagaimana para saksi? Sah!" Ucap penghulu.

"Saahh"

"Sahh"

Teriak para tamu undangan, termasuk

teman-teman nya.

"Alhamdulillah" ujar penghulu, lalu mengangkat kedua tangan untuk membaca doa kepada pengantin baru ini.

********

Laras harus menelan pahit dalam kehidupan yang seharusnya masih menikmati masa remajanya, namun ia di paksa menikah oleh seseorang yang terkenal dengan sebutan Playboy dan ketua geng terkenal. Siapakah laki-laki tersebut? la merupakan anak tunggal dari keturunan keluarga Mahendra yang bernama Arjuna Geofino Mahendra, beliau juga merupakan anak emas. Namun, karena kenangan masa lalu yang membuat nya ia trauma akan pada wanita yang berucap setia padanya.

Ingin tahu kelanjutan kisah nya?
Yuk buruan baca cerita nya😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab : 22 Laras di panggil ke ruang BK

Adit menaruh makanan dan minuman yang tadi sengaja ia beli untuk ketiga nya dia tidak mau adik nya dan ketiga teman nya sampai telat makan .

"Kalian berdua makan aja duluan! Nanti yang ada lambung kalian pada kumat lagi!" Ucap Adit menyuruh Laras dan Clara untuk menyuruhnya makan terlebih dahulu.

"Terus lo sendiri gimana, Bang?" Tanya Laras.

Adit menoleh ke adiknya, "Gue bisa nanti! Kalian makan aja dulu, nanti gantian sama gue" balas Adit dengan santai lalu mengeluarkan ponselnya.

Laras dan Clara pun mengangguk, ia segera mengambil makan tersebut dan mendudukkan bokongnya di lantai karena kursi disana sangat terbatas kemudian membuka dan memakannya.Saat di suapan terakhir, Laras dan Clara melihat pergerakan tangan Maria yang sudah mulai sadar.

"Bang, Maria udah sadar!" Pekik Clara dengan semangat.

Adit pun menoleh kearah yang di ucapkan oleh Clara, dan benar saja jika ia melihat Maria sedang mengikuti pandangan cahaya yang lolos dari jendela UKS.

"Apa ada yang lo rasakan?" Tanya Adit.

Maria yang merasa di tanya pun langsung merasa bagian tubuh yang sakit. Adit yang paham pun kemudian memanggil dokter yang khusus berjaga disana, tak sampai lima menit mereka kembali lalu dokter pun mulai memeriksakan kondisi Maria.

"Kamu belum sarapan pagi tadi?" Tanya dokter.

Maria pun mengangguk pelan. "Iya, tadi pagi saya buru-buru jadi ngga sempat sarapan!" Lirih Maria, akibat tendangan dari Tasya membuatnya seperti ini.

Dokter pun tersenyum.

"Yasudah, kamu lebih baik makan dulu. Setelah itu kamu minum obat anti nyeri ini lagi ya!" Selesai dokter memeriksa Maria, ia pun kembali pamit ke tempat semula.

"Yaudah, sekarang lo makan dulu! Apa mau gue suapin?" Tawar Laras, biar gimanapun ia tapi kalau soal rasa kemanusiaan ia sudah pasti ada tapi hanya untuk orang-orang tertentu saja.

Maria lebih dulu melihat makanan yang dibawakan oleh Adit tadi. Ternyata Adit membawanya ayam geprek sesuai kemauan Clara.

"Bang gue minta tolong boleh ngga?" Tanya Maria dengan ragu-ragu, ia takut jika Adit akan menolaknya.

Adit menoleh kearah Maria dengan mengangkat sebelah alisnya. "Minta tolong apa?" Tanya Adit.

"Hmm, gue jadi ragu ngomongnya!" Sahut Maria tak enak karena menyuruhnya.

"Ngomong aja" balas Adit dengan santai.

"Gue mau makan soto, Bang! Boleh ngga minta tolong beliin? Soalnya gue lagi pengen banget makan yang hangat-hangat !" Ungkap Maria dengan pelan.

Adit tertawa renyah, "Gue kira lo mau minta apa! Yaudah tunggu bentar gue beli dulu, sambil nunggu tuh lo minum teh hangat!" Pintak Adit.

Maria pun mengangguk, perutnya sudah enakkan saat ia minum teh hangat.

"Murid baru yang sok primadona itu, Gimana?" Tanya Maria dengan nada pelan.

"Lo tenang aja, dia udah dapat pelajaran yang sangat setimpal kok!" Balas Laras dengan pandangan wajah yang sudah tak bersahabat.

Maria pun mengangguk paham, ia juga sudah tau dengan jawaban dari ucapan Laras tadi.

Sepuluh menit kemudian, Adit datang dengan membawa pesanan milik Maria.

"Nih, makan dulu! Gue balik kelas dulu, jam istirahat mau berakhir!" Ucap Adit ia juga sekalian pamit karena tak mungkin ia berlama disana.

"Iya bang, sekali lagi makasih ya bang!" Ucap Maria dengan tulus, karena sedikit banyak nya ia sudah tahu karakter Adit.

"Yaudah, lo sekarang makan!" Pintak Laras setelah Adit pergi meninggalkan mereka. Maria pun mengangguk, namun baru satu suap Maria memasukkan makanannya kedalam mulut. Tapi ada suara panggilan yang memanggil nama sahabatnya itu.

"PERHATIAN DI MOHON UNTUK YANG BERNAMA LARASATI ARDHIANA, TOLONG DATANG KERUANGAN BK!"isi panggilan dari seorang guru.

"Sh*t!" Umpat Laras, "Yaudah gue cabut dulu! Lo makan kalau ngga, gue tabok lo bolak balik!" Ancam Laras tak main-main.

Setelah Laras mengancam Maria agar mau menghabiskan makanannya baru Laras keluar dari UKS, kaki Laras melangkah terus ke Ruang BK sesuai dengan instruksi yang ia degan tadi.

Laras berjalan dengan santai, bahkan ia sampai tak sadar jika di belakangnya sudah ada Adit sebagai tameng besar untuk Sang Adik. Untuk masalah kali ini ia akan membela Laras, karena disini Adiknya tak selalu bersalah.

Klek

Dengan wajah biasa saja dan tak takut sedikit pun ia masuk ke dalam ruangan tersebut, ternyata disana sudah ada orang tua Tasya yang sudah mencak-mencak tak jelas.

Plak

Belum juga duduk di kursi, ia sudah lebih dulu di tampar oleh Ibu dari Tasya. Sedangkan Laras menekan pipinya dengan lidahnya sendiri, tamparan dengan rasa seperti ini sudah sering ia dapatkan.

"Jadi, kamu anak yang sudah membuat anak saya masuk rumah sakit!" Ucap Ibu Tasya dengan menggebu gebu.

Laras hanya diam saja, tanpa berniat menjawab. Terlalu malas untuk meladeni wanita yang ada di depannya ini, Ia menoleh ke guru BK di sana yang diam saja. Mereka semua masih belum sadar jika ada Adit yang sudah mengepalkan tangannya selain itu ada juga anak pemilik sekolah, karena mereka ingin tahu dengan kejadian ini apakah guru tersebut membela murid kebenaran atau hanya demi uang donatur saja.

Geo dan ketiga curutnya itu sudah mendengar cerita jika Tasya lah yang lebih dulu mencari ulah, lalu ia menyuruh Bima untuk melacak CCTV yang di area kantin dan benar saja apa yang di gosipkan oleh siswa-siswi itu adalah kenyataan.

Klek

Pintu terbuka dari luar yang ternyata Jefran, lalu ia memasuki ruangan tersebut.

"Oh jadi ini bapaknya yang anaknya preman itu?!" Ejek Ibu Tasya.

Jefran pun mengerutkan keningnya, hal itu membuat Ibu Tasya paham jika ayah dari anaknya yang mencelakai Tasya tak tahu menahu. Kemudian ia pun tersenyum miring seketika otak kirinya berjalan untuk membuat Laras malu.

"Asal bapak tahu ya! Anak bapak ini, sudah membuat anak saya masuk rumah sakit!" Ujar Ibu Tasya dengan sok dramatis.

Jefran yang mendapatkan aduan seperti itu pun menghela nafas, ia memang sudah sering di panggil dengan kasus yang sama seperti ini. Jadi ia tak terkejut lagi dengan ucapan wanita yang ada didepannya.

"Kamu buat ulah apa lagi?" Tanya Jefran pada sang anak dengan nada yang sangat lembut.

Laras yang merasa di tanya langsung menjawabnya. "Ya dia duluan yang cari masalah! Maksud nya apa coba hah, membanting ponsel yang Laras beli dengan uang Laras sendiri?" Balas Laras dengan santai, membuat Jefran manggut-manggut mengerti dengan jawaban yang di lontarkan oleh anaknya.

"Sudah berulang kali saya mengucapkannya bukan? Kalau anak saya sudah begitu pasti akan ada sebabnya!" Ujar Jefran dengan santai tapi tatapan tajamnya ke arah guru BK yang tadi bungkam.

"Bapak jangan belain anaknya yang kayak preman itu!" Sela Ibu Tasya, ia tak terima dengan jawaban yang Jefran berikan.

"Saya bukan bela! Tapi semua murid disini sudah tahu dengan karakternya anak saya! Apa anak Anda murid baru disini?" Tanya Jefran.

"Nah, tanya sama anak Anda perlakuan apa yang membuat amarah Laras meledak-ledak seperti itu!?" Tanya balik Jefran dengan santai.

"Tapi anak Anda sudah berhasil membuat anak semata wayang saya masuk rumah sakit! Apa Anda bisa mengganti rugi nya?" Tanya Ibu Tasya meremehkan Jefran.

"Apa Anda punya bukti jika anak saya mulai terlebih dulu untuk menyakiti anak Anda?" Tanya balik Jefran dengan santai.

Skatmat

Ibu Tasya bungkam, ia kalah telak. Baru saja ia hendak menjawab ucapan Jefran namun di urungkan, karena Adit lebih dulu masuk dengan membawa sebuah flashdisk di genggaman tangannya.

"Maaf saya masuk kesini hanya untuk membela kebenaran!" Tanpa basa basi lagi Adit pun segera mengambil Laptop yang ada di meja, lalu memasukan barang tersebut ke salah satu kotak yang ada di pinggir keyboard.

Tangan Adit terus berseluncur hingga menampilkan sebuah video kejadian yang Laras dapati hari ini. Mereka terus menontonnya bersama, bahkan guru BK itu sudah keluar keringat dingin karena melihat Aura tajam dari Jefran, Adit dan juga Laras. Bahkan Ibu Tasya pun juga sudah mati kutu karena tak bisa mengucapkan apapun lagi.

Karena ia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika memang Tasya lah yang lebih dulu mencari ulah Kepada Laras.

*Bersambung*

*Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom di komentar dan juga like nya*

* Salam manis dari AUTHOR 🤭*

* ig @vera_miceela

@putri488241.

1
Diah Susanti
terlalu kasar cwenya thor
Putri Anggraini: iya tapi baik karakter cewek nya😊
total 1 replies
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!