Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Pertemuan Menegangkan.
Setelah selesai bertemu dengan kliennya yang akhirnya Raymond dan Alana sama-sama keluar dari Restaurant itu.
"Aku tidak percaya ternyata kamu bisa juga memiliki klien seperti itu?" ucap Alana sembari berjalan menuju parkiran.
"Seperti itu apa maksudnya?" tanya Raymond.
"Seperti tadi! Aku merasa itu aneh saja! aku pikir klien kamu itu dari kalangan bule dan tidak memiliki istri seperti itu," jawab Alana.
"Alana bisnis itu luas, jadi jika rekan bisnis dari kalangan seperti apapun itu sama saja dari budaya apapun itu. Makanya kamu belajar bisnis agar tahu," ucap Raymond.
"Aku tidak tertarik sama sekali," jawab Alana.
"Ya, sudah!" sahut Raymond.
Raymond merogoh tasnya untuk mengambil kunci mobil dan terlihat pria itu tampak kebingungan.
"Ada apa?" tanya Alana.
"Sepertinya aku meninggalkan kunci mobil. Kamu tunggu di sini biar aku ambil sebentar," ucap Raymond yang membuat Alana menganggukkan kepala.
Alana menghela nafas yang melihat kepergian suaminya.
"Alana!" tiba-tiba seseorang menegur Alana yang membuatnya menoleh ke belakang.
"Dokter Firman," ucap Alana tersenyum mengenali pria tersebut.
"Kamu ngapain si sini?" tanya Dokter Firman.
"Lagi sedang menunggu suami Alana," jawab Alana.
"Oh. Begitu! ini sangat kebetulan sekali, ibu kamu memang pernah bilang bahwa kamu telah menikah dan saya juga tidak sabar berkenalan dengan suami kamu," ucap Firman yang membuat Alana menanggapi dengan datar.
"Oh, iya bagaimana keadaan ibu kamu?" tanya Dokter Firman.
"Alhamdulillah Mama baik-baik saja dan besok adalah jadwal kunjungan ke rumah sakit. Kita akan bertemu kembali Dokter," jawab Alana.
"Syukurlah jika ibu kamu tidak mengingkari janjinya untuk rutin mengecek kondisinya," ucap Firman yang membuat Alana mengangguk.
"Sayang, kamu sudah ambil mobilnya!" tiba-tiba seorang wanita berbicara dari belakang Firman. Wanita itu melihat ke arah Alana yang membuat dia justru kaget yang ternyata itu adalah Lastri.
Bola mata Lastri hampir saja jatuh yang mungkin tidak percaya bertemu dengan Alana dan apalagi baru saja dia mengeluarkan kata-kata sayang kepada pria yang di sampingnya. Jika Lastri schok, maka berbeda dengan Alana yang sudah tidak kaget lagi.
"Aku sudah mengeluarkan dari parkiran dan tadi aku melihat anak dari pasienku, aku memilih untuk turun dan menyapanya, udah selesai dari toilet sayang," ucap Dokter Firman yang sangat santai mengeluarkan kata-kata itu.
"Oh, iya, aku baru saja selesai," Lastri tampak gugup, bagaimana tidak gugup jika dia diciduk menantunya sendiri.
"Kalau begitu sebaiknya kita pulang saja!" ajak Lastri tampak buru-buru yang tidak menyapa Alana sama sekali.
"Sebentar sayang, kebetulan Alana datang bersama suaminya. Aku ingin berkenalan terlebih dahulu," ucap Dokter Firman yang membuat Lastri semakin kaget dan melihat ke arah Alana yang sejak tadi menatapnya.
Mata Lastri melihat ke arah Restaurant dan ternyata bener Raymond baru saja makan bersama Alana.
"Kita harus secepatnya pergi. Ayo?" Lastri menarik paksa tangan Dokter Firman.
"Iya-iya sayang! Alana lain kali Dokter akan berkenalan dengan suami kamu," ucap Firman yang membuat Alana menganggukkan kepala.
Lastri benar-benar sangat ketakutan memaksa Firman memasuki mobil dan sementara Alana hanya melihat saja bagaimana Lastri yang sudah jelas takut ketahuan Raymond.
"Kamu lihat apa?" Alana menoleh ke sampingnya ketika mendengar suara suaminya dan Raymond melihat mobil itu sudah melaju dengan kencang.
"Tidak apa-apa. Bagaimana apa kunci mobilnya ada di sana?" tanya Alana.
"Iya. Ini," jawab Raymond.
"Ayo kita kembali!" ajak Raymond yang membuat Alana menganggukkan kepala.
***
Alana dan Raymond berada di dalam mobil dengan Raymond yang menyetir dan sementara Alana sejak tadi tampak begitu murung.
"Mama selalu mengatakan semua yang dia lakukan hanya untuk Raymond. Tetapi Mama tidak menyadari jika hal yang paling menyakitkan adalah ketika Raymond mengetahui bahwa Mama juga sama saja dengan ayahnya," batin Alana.
Ting!"
Alana melihat ponselnya yang masuk pesan wa.
"Nona Alana, tuan membawa istri mudanya ke rumah dan sepertinya menginap malam ini di rumah. Tuan Bagaskara masih berada di Luar Negeri!" Alana mendapatkan pesan dari salah satu pelayan yang bekerja di rumah Raymond.
Alana memejamkan mata yang sudah bisa menebak akan apa yang terjadi setelah mereka pulang, keributan yang benar gila-gilaan. Alana yang justru merasa bisa gila dan bagaimana tidak. Ibu dari suaminya itu juga berselingkuh dan sekarang ayahnya membawa istrinya ke rumah mereka dan apalagi tidak ada Kakek di sana.
Anthony benar-benar merajalela, Alana melihat ke arah Raymond, lagi-lagi dia sangat kasihan kepada Raymond yang dikelilingi orang-orang yang hanya bisa menyakiti perasaannya.
"Aku perhatikan kau sering sekali melihatku secara diam-diam? Ada apa Alana? apa kau sudah mulai menyukaiku?" tanya Raymond dengan percaya diri.
Alana menggelengkan kepalanya dengan ekspresinya yang tetap saja murung.
"Lalu apa? Kau ingin mengatakan sesuatu padaku?" tanya Raymond.
"Mama besok akan cak-up di rumah sakit, jadwalnya juga sangat pagi. Aku ingin menemani Mama besok pagi," jawab Alana.
"Ya sudahkah besok pagi kau bisa pergi, lalu hubungannya denganku?" tanya Raymond heran.
"Aku ingin menginap di rumah," jawab Alana.
"Kau ingin aku mengantarmu ke rumah orang tuamu?" tanya Raymond.
"Jika kamu tidak keberatan, kamu boleh menginap di rumahku satu malam saja," ucap Alana sangat hati-hati meminta persetujuan Raymond.
Raymond menoleh ke arah Alana, wajah Alana terlihat penuh harapan jika Raymond akan menurutinya.
"Aku takut besok pagi akan terlambat," ucap Alana memberikan banyak alasan agar Raymond mengikutinya.
"Aku akan mengantarmu jika ingin menginap di rumah orang tuamu, lewat mana?" tanya Raymond.
"Kamu sendiri bagaimana? Ikut atau tidak?" tanya Alana memastikan.
"Aku tidak terbiasa menginap di rumah orang lain. Jika besok kau memang ingin pergi ke rumah sakit dan bingung ke rumah sakit harus menaiki apa. Maka aku akan menjemputmu," jawab Raymond.
Sepertinya bukan itu yang diinginkan Alana. Mungkin dia bisa lolos dengan telinganya yang tidak akan mendengar pertengkaran di rumah nanti saat Raymond harus melihat tingkah laku Anthony yang membawa mantan kekasihnya ke rumah itu.
Tetapi Alana khawatir dengan keadaan Raymond yang nantinya dan apalagi Lastri juga tidak ada di rumah yang bersenang-senang dengan selingkuhannya.
"Kau belum menjawab alamat rumahmu di mana?" tanya Raymond sekali lagi
"Jalannya sama dengan rumah Clara. Hanya berbeda 100 meter saja," jawab Alana
Raymond yang langsung mengarahkan mobilnya ke arah tujuan mereka. Di sepanjang jalan Alana tetap saja memikirkan cara agar Raymond bisa ikut bersamanya dan tanpa terasa mereka sudah sampai di kediaman rumah Alana yang pertama dapat memang rumah Clara.
Raymond melihat keluar jendela saat melihat rumah sederhana itu.
"Ini rumah kamu?" tanya Raymond yang membuat Alana menganggukkan kepala.
"Ayo masuk sebentar! Mama pasti ingin berkenalan dengan kamu," ucap Alana.
"Kenapa aku harus menurutimu?" jawab Raymond yang mungkin ogah melakukan hal itu.
"Apa salahnya! hanya masuk sebentar saja," jawab Alana.
"Jangan menyusahkanku Alana, aku tidak suka melakukan hal itu!" ucap Raymond yang menolak secara halus
"Aku padahal baru saja menemani kamu meeting bersama klien kamu dan itu juga sudah membuang waktu dan tenagaku. Kamu tidak ingin melakukan hanya satu saja untukku?" tanya Alana.
Raymond menghela nafas, "baiklah!" sahut Raymond yang akhirnya menuruti Alana dengan membuka pintu mobil dan Alana merasa lega yang akhirnya keluar dari mobil menyusul Raymond.
Bersambung.......
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇