"Nala katakan pada bibi siapa ayahnya?" bagai disambar petir bagi Nala saat suara wanita paruh baya itu terdengar "maksud bibi apa?" tanya Nala dengan menenangkan hatinya yg bergemuruh "katakan pada bibi Nala !! siapa ayah bayi itu?" lagi - lagi bibi Wati bertanya dengan nada sedikit meninggi. "ini milikmu kan?" imbuhnya sambil memperlihatkan sebuah tespeck bergaris 2 merah yang menandakan hasil positif, Nala yang melihat tespeck itu membulatkan matanya kemudian menghela nafas. "iya bi itu milik Nala" ucapnya sambil menahan air mata dan suara sedikit bergetar menahan tangis "jala**!! tidak bibi sangka dirimu serendah itu Nala" jawab bi Wati dengan mata berlinang air mata "katakan padaku siapa ayah dari bayi itu?" tanya bi Wati sekali lagi. nala menghembuskan nafas berat kemudian bibirnya mulai terbuka "ayahnya adalah" baca kelanjutan ceritanya langsung ya teman - teman happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukapena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdekatan
Acara wisuda Nala sudah selesai dan dia merasa sangat kelelahan terlebih dengan keadaannya yang sedang berbadan dua, saat ini yang ada difikirannya hanya ranjang empuk kamarnya yang berada di pavilion rumah kelurga Alvaro.
"Nala kemari !" terdengar suara lelaki dewasa yang memanggilnya membuat Nala menengokkan kepala untuk melihat siapa yang memanggil namanya, disana berdiri Devan dengan setelah celana jins panjangnya dan kaos polonya serta topi yang berlogokan kuda melambaikan tangannya untuk memanggil Nala.
Nala memperhatikan sekeliling tempat itu untuk melihat tatapan orang - orang yang begitu penasaran kepada Devan saat ini, memang tak bisa dipungkiri Devan dan Gavin dua orang yang saling memiliki rupa yang tampan tak sedikit wanita yang ingin di dekati oleh mereka.
Nala berjalan menghampiri Devan dan tersenyum, Devan mengelus kepala Nala seperti seorang kakak dengan adik perempuannya "good job girl, concratulation mama sudah menceritakan padaku bahwa kamu lulusan terbaik tahun ini" ucapan selamat untuk Nala membuat Nala tersenyum dan mengangguk berterima kasih.
Disepanjang perjalanan dia hanya diam sambil menahan kantuknya, sedangkan nyonya Vanya sudah terlebih dahulu untuk undur diri saat setelah berfoto dengan Nala karena nyonya Vanya akan segera pergi ke Belgia bersama dengan suami beserta kedua mertuanya.
"Bagaimana kabarmu dengan Gavin ?" pertanyaan itu keluar dari mulut Devan dan Nala otomatis menatap Devan disampingnya yang sedang mengemudi "huuuft semua keputusan ada di tuan Gavin, saya hanya menerima apapun keputusan dari tuan Gavin" jawaban Nala membuat Devan berdecak kesal.
"Gavin memang bodoh suka sekali mengukur waktu, katakan pada Gavin jika dia tidak mau bertanggung jawab maka aku yang akan bertanggung jawab padamu dan anak itu" Nala dengan otomatis menatap Devan dengan pandangan spechles dirinya benar - benar terkejut.
Nala tidak meneruskan pembicaraan itu dan malah ketiduran dikursi penumpang padahal rumah keluarga Alvaro 10 menit lagi sudah sampai, Devan membiarkan saja Nala tidur di sisa perjalanannya.
sampai di halaman rumah mewah milik keluarga Alvaro mobil yang Devan dan Nala tumpangi sudah terparkir rapih disana, Devan sudah sampai sejak 15 menit yang lalu tetapi dia masih diam ditempatnya menunggu Nala terbangun tetapi sepertinya dia masih pulas dengan tidurnya itu.
Gavin ikut serta memarkir mobilnya disamping mobil Devan, Devan menurunkan kaca mobilnya dan memanggil Gavin "Gav Gavin turunin kaca mobil lo" perintahnya dan Gavin melihat dengan heran pada Devan akhirnya dia menurunkan pintu mobil untuk menanyakan apa yang terjadi.
"Apa ?" tanya Gavin dengan dingin seperti biasa Devan memberi isyarat dengan merubah posisi duduknya kebelakang sedikit agar Gavin dapat melihat Nala yang sedang tertidur pulas di mobil Devan.
Gavin menatap heran pasalnya bagaimana bisa Nala satu mobil dengan saudara kembarnya itu, bukankah hari ini dia pergi ke acara wisuda dengan mamanya kenapa sekarang pulang bersama dengan Devan.
Gavin turun dari mobilnya dan tidak peduli dengan Devan, Devan keluar dari mobil untuk mensejejarkan langkahnya dengan Gavin "lo gendong itu Nala ke kamarnya, Gw pengen boker" ucap Devan dengan berjalan cepat meninggalkan Gavin yang sedang terpaku ditempat.
Gavin menghela nafasnya kemudian membalikkan badan berjalan dengan pelan ke arah mobil Devan membuka pintu penumpang yang berada di depan, ditatapnya wajah Nala yang sedang tertidur dengan pulas itu dan dia akui Nala hari ini sangat cantik dengan polesan makeup wisudanya.
Gavin melepas seltbelt yang melingkari tubuh Nala dan kemudian mengangkat Nala perlahan agar Nala tetapi nyaman, Nala semakin menelusupkan kepalanya di leher Gavin dan dia dengan tidak sengaja tersenyum "Heeem harum sekali" Gavin yang mendengar Nala bergumam melirik sebentar wajah Nala.