bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
" Sepertinya sekarang saya harus pulang, hari ini saya ada jadwal mengajar para santri"
" Sekali lagi terimakasih ya nak kamu sudah mau datang menjenguk ummi"
" Sama sama ummi"
" Kalau begitu saya antar kedepan Ning"
" Saya pamit ummi"
" Assalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Dan lagi Ning Salwa melempar senyum kearah Risa,Risa menyungingkan senyuman tipis disertai anggukan.
Ning Salwa berjalan beriringan dengan Gus Zai keluar dari ruang rawat ummi Fatimah.
Melihat kepergian mereka berdua,
Risa menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskanya keudara.
Gus Zai dan Ning Salwa menyusuri lorong lorong rumah sakit.
Langkah mereka terhenti ketika mereka berpapasan dengan kiAi Jaffar diujung lorong.
" Zai,Ning Salwa kenapa kalian berjalan beriringan seperti ini,jika ada yang melihat kalian bisa timbul fitnah"
" Maaf Abi,Zai tidak bermaksud apa apa aku hanya berniat mengantar ning Salwa sampai farkiran"
'" apapun alasannya kamu salah Zai, bahkan kamu tidak sekali pun memperdulikan perasaan istrimu"
" Abi aku kan sudah bilang aku akan tetap melanjutkan pernikahan aku dengan Ning Salwa" ujarnya dengan penuh penegasan.
Sehingga membuat Ning Salwa menoleh kearah Gus Zai,kini ia benar benar yakin Gus Zai kali ini tidak akan mempermainkannya lagi.
Rahang kiAi jaffar mengeras,amaranya begitu bergemuruh karna untuk pertama kalinya Gus Zai menentang dirinya.
Didalam hati ia beristifar agar bisa meredam emosi nya.
" Maaf abi jika saya sudah membuat Abi merasa tidak nyaman,saya pamit dulu Abi, Assalamualaikum" ujar Ning salwa merasa tidak enak.
" Waalaikum salam"
" Ning Salwa"
" Ia Abi"
" Kamu pulang naik apa"
" Kebetulan saya kesini pakai mobil sendiri Abi"
" Syukurlah kalau begitu pulanglah dan jangan terlalu berharap pada sesuatu yang jelas jelas bukan milikmu."
Ning salwa tercekat tenggorokan nya terasa kering dengan kata kata yang tidak ramah dari kiAi jaffar, Kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya.
" Zai ikut Abi, keruangan ummi sepertinya kita perlu bicara"
Tak tak tak
Langkah kaki mereka mengema dilorong rumah sakit hingga akhirnya tibalah diruangan dimana ummi fatimah sedang dirawat.
"Assalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Risa meraih tangan kiAi jaffar lalu mencium nya begitu pun dengan ummi Fatimah.
KIAi jaffar duduk di sofa disusul oleh Gus Zai yang duduk disamping kanannya.
" Zai Abi tahu Abi tidak bisa memaksa perasaan mu tapi kamu harus ingat satu hal kamu itu punya istri dan Abi yakin kamu orang yang tahu pasti tentang hal itu"
Ucapan kiAi jaffar langsung didengar oleh Risa dan ummi Fatimah, sepertinya mereka berdua sudah faham arah pembicaraan kiAi Jaffar.
" Abi sudahlah jangan bahas itu dulu,ini rumah sakit dan ummi sekarang terbaring lemah disini"timpal ummi fatimah.
" Tidak ummi masalah ini tidak bisa kita biarkan berlarut larut"
" Keputusan Zai sudah bulat abi dan aku sangat yakin dengan keputusan ku ini"
Wajah kiAi Jaffar merah padam,amarahnya
Memuncak.
Risa yang menyadari akan hal itu ia mulai khawatir,karna tahu kiai jaffar punya riwayat penyakit jantung.
Dengan segera Risa meraih tangan kiAi jaffar dan mengengamnya dengan erat sama seperti apa yang dilakukannya terhadap papa Bima saat dalam keadaan marah.
" Tenanglah Abi istifar"
" Astagfirullah Al adzim"ucapanya berulang hingga ia menemukan kedamaian didalam hatinya.
" Abi,aku tahu Abi sangat menyayangiku seperti putri Abi sendiri,aku tahu Abi tidak ingin melihat aku terluka, aku baik baik saja jadi biarkanlah Gus Zai hidup dengan wanita impianya,aku tidak apa apa Abi"
Air mata menggenang dipelupuk mata,menyakitkan jika kita terlihat baik baik saja tapi hati begitu hancur.
Hati Gus Zai berdenyut sakit mendengar penuturan Risa,entah kenapa hatinya terasa sesak.
" Nak Abi selalu yakin kamu anak yang baik kamu hanya kesulitan mencari jati diri,Abi akan doakan semoga kelak kamu mendapat laki laki yang jAuh lebih baik dari Zai"
Mata Gus Zai membulat sempurna ada rasa ketidak relaaan didalam hatinya.
" Amiin makasih doanya Abi"
Tangan kiAi Jaffar terlentur mengusap pucuk kepala Risa.
" Baiklah Zai,kamu boleh melanjutkan rencana pernikahamu dengan Ning salwa tapi tunggu sampai 5 bulan dulu,Abi tidak mau jika nanti menimbulkan fitnah didalam pesantren apalagi pernikahan mu dengan Risa baru saja digelar"
" Apa kata orang nanti baru saja kamu menikah dengan Risa dan dalam waktu yang singkat kamu kembali menikah dengan Ning salwa"
" Alhamdulillah"
" Terimakasih Abi aku akan menunggu sampai lima bulan" Ucapnya dengan penuh semangat seperti baru saja memenangkan sebuah perlombaan.
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa