Yuki, gadis belia yang terjebak dalam masalah hutang piutang keluarga, yang membuat dirinya di paksa harus menikah dengan saudagar kaya di Kampung halamannya. Saudagar yang sudah berumur, dan sudah mempunyai banyak istri.
Tak mau masa depannya berakhir menjadi istri seseorang yang tak dicintainya, terlebih dia punya impian untuk melanjutkan pendidikan, Yuki memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sini masalah baru muncul!
Alih-alih ingin bekerja supaya bisa membatu orang tuanya melunasi hutang, tapi dia malah dihadapkan masalah baru, yaitu harus berhadapan dengan seorang BOS BESAR di tempat dia bekerja. Bos yang cuek, dingin, dan benar-benar menyebalkan, menurut Yuki.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Yuki akan berhasil lolos dari Sang Saudagar? Atau malah terjebak di dalam lingkaran pesona Bos Besar?
Silahkan dibaca ya temen-temen, semoga kalian suka ^_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evelyn12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#33 MALU
Setelah selesai makan, Yuki bergegas kembali ke kamar Tuan Elzel untuk mengambil baju-bajunya, kemudian celingak-celinguk mencari kamar mandi untuk membersihkan diri, badannya terasa lengket karena dari kemarin sejak sampai di rumah ini dia sama sekali belum menyentuhkan tubuhnya ke air. Dia tidak mau mandi di kamar Tuan Elzel, karena jika tuannya itu pulang, dan menemukannya sedang mandi di kamarnya, bisa gawat. Dimarahi? Atau di...? You Know lah...!
Akhirnya Yuki menemukan sebuah kamar mandi, yang terletak di dapur, tanpa pikir panjang lagi, Yuki meletakkan baju-bajunya yang di dalam tas di atas sebuah kursi di dapur itu, kemudian masuk ke dalam kamar mandi, membuka semua pakaiannya, meletakkannya begitu saja dan segera mengguyur tubuhnya dengan air.
Byur!
"Segernya..."
Yuki sengaja berlama-lama di bawah shower, menikmati setiap pancuran air yang jatuh ke tubuhnya. "Berasa mandi hujan, hihi."
15 menit berlalu, Yuki menyudahi mandinya. Wajahnya seketika berubah menjadi panik.
"Ya ampun! Aku gak ada handuk!" Yuki memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
Dirinya yang kini sedang basah tanpa sehelai benang semakin bingung, apa yang harus di lakukan.
Akhirnya Yuki memutuskan untuk keluar dari kamar mandi, mengambil bajunya yang tadi diletakkannya di atas kursi, karena baju itu tidak begitu jauh dari kamar mandi.
"Gak apa-apa akh keluar, toh gak ada siapa-siapa di rumah ini, kan aku sendirian. Tuan Elzel juga gak ada." Yuki berbicara pada dirinya sendiri
Yuki membuka pintu kamar mandi, menoleh kiri-kanan, memastikan tidak ada orang di sana. Kemudian dia keluar, berlari kecil dengan menjinjitkan kakinya menuju baju-baju yang diletakkannya di atas sebuah kursi di dapur itu.
Saat sedang memilah baju, tanpa Yuki sadari Tuan Elzel sudah berdiri tak jauh dari dirinya. Melihat keadaan Yuki yang polos, Tuan Elzel hanya mematung kaku dengan mata yang sedikit melotot.
"Ka-kau?! Sedang apa kau?!" Tanya tuan Elzel yang mengagetkan Yuki.
"Tu-tuan?" Yuki tak kalah melototnya. Wajahnya menjadi merah padam. Dengan cepat Yuki menutupi dadanya dengan kedua tangannya, berlari dengan cepat masuk kembali ke dalam kamar mandi.
"Tuan!!!" Teriak Yuki, yang tidak bisa menyembunyikan rasa malunya.
Dag dig dug
Dag dig dug
Dag dig dug
Tuan Elzel mendekati kamar mandi, Yuki hanya bisa menahan detak jantungnya.
"Apa yang kau lakukan hah?! Kenapa kau tidak memakai baju?" Tanya tuan Elzel.
"Aku sedang mandi, Tuan. Tapi lupa membawa handuk!" Teriak Yuki, "Bisakah Tuan ambilkan? Aku minta tolong satu kali ini saja," lanjutnya. Benar-benar teledor gadis ini!
Tak ada jawaban. Yuki mengintip sedikit keluar pintu, tapi tak menemukan Tuan Elzel di sana.
"Kemana?" Tanya Yuki
Sesaat kemudian Tuan Elzel datang dengan membawa handuk, dan baju khusus setelah mandi. Dia memberikannya kepada Yuki.
"Ambilah," perintah tuan Elzel
Yuki segera mengambil baju dan handuk itu, dia kembali menutup pintu kamar mandi, mengelap tubuhnya yang masih basah. Saat Yuki sudah selesai, dia keluar dari kamar mandi tapi tak menemukan Tuan Elzel di sana, beserta baju-bajunya yang tadi ada di kursi ikutan menghilang.
"Ish! Ini pasti perbuatan Tuan Elzel!" Yuki kesal.
Yuki segera menyusul Tuan Elzel, karena dia tau Tuan Elzel pasti berada di kamarnya. Yuki mau mengambil baju-bajunya, karena tidak mungkin dia memakai baju handuk yang tipis ini, ditambah tidak memakai dalaman.
"Menyebalkan sekali Tuan Elzel itu!!!" Teriak Yuki
Yuki menemui Tuan Elzel di kamarnya, dan benar saja Majikannya itu sedang berbaring santai di atas kasurnya.
"Kenapa baju-bajuku Tuan bawa lagi ke sini?" Tanya Yuki kesal, saat sudah berada di dalam kamar Tuan Elzel.
"Siapa yang menyuruhmu membawa baju-baju ini keluar dari kamarku?" Tuan Elzel balik bertanya.
Yuki mendengus kesal, yang namanya Tuan Elzel memang tidak bisa dibantah.
"Lalu aku harus apa, Tuan? Apa aku harus memakai baju handuk ini seharian?"
Tuan Elzel tersenyum, dia benar-benar suka sikap polosnya Yuki.
"Pakai saja itu, kau terlihat menggoda dengan memakai itu," Tuan Elzel terkekeh, sengaja menggoda Yuki yang memerah wajahnya.
"Tuan...." Yuki kembali kesal.
"Bawa baju-bajumu, kamarmu di sebelah," Tuan Elzel tampak masih terkekeh.
"Terimakasih, Tuan."
Yuki menggambil baju-bajunya, kemudian bergegas ke kamar yang Tuan Elzel maksud.
ternyata Khanza sahabatmu itu
nyatanya menusukmu dari belakang Yuki🙁
baik diluar tapii ruwet didalam hatinya 🙁
walau tidak dipungkiri semua butuh uang""hehe apa si bahasanya ini😁😁✌️""