NovelToon NovelToon
KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Put...ini sudah lewat tanggal dari HPL, kok belum ada tanda-tanda kamu mau melahirkan" kata bu bidan saat memeriksa kehamilan ku.

"Entah lah bu, aku bingung harus bagaimana" sahut ku sedikit cemas.

"Dari minggu lalu di periksa bayi nya kadang turun, kadang juga naik lagi, apa nggak sebaik nya kamu USG saja Put" kata bu bidan, memberi saran.

"Apa itu perlu bu?" tanyaku.

"Ya, aku rasa perlu" sahut bu bidan.

"Baik lah, besok pagi aku akan pergi USG" kata ku.

"Sekarang saja, mumpung masih pagi, kalo besok hari jum'at Dokter yang bertugas cuma sebentar, sedangkan rumah mu jarak nya jauh" ujar bu bidan menyaran kan untuk segera USG.

"Tapi Dian sekolah bu" kataku.

"Ijin aja nggak papa" setelah mendengar saran bu bidan, aku segera menjemput Dian dari sekolah nya, sekalian meminta ijin.

Aku dan Dian berangkat menggunakan angkot, karna mas Tio tak ada di rumah.

Sampai di rumah sakit, kami mengantri di poly kandungan. Beruntung Dokter nya belum pulang.

"Ibu Putri" panggil suster.

Aku pun mengajak Dian masuk ke ruang poly.

"Ada keluhan bu?" tanya Dokter.

"Saya mau USG Dok. Seperti nya kandungan saya sudah waktu nya lahiran" kata ku.

Dokter pun mengerti, dan segera menyuruh ku berbaring, suster yang membantu nya pun mengoleskan gel ke perutku.

"Hmmm, ini harus nya sudah lahir bu, lihat ini bu, jantung nya melemah karna lilitan tali pusat, dan masalah nya dia memiliki tali pusat yang pendek, jadi semakin besar bayi nya akan semakin mencekik nya" jelas Dokter.

"Jantung melemah" ucap ku dalam hati, aku metasa trauma dengan kata jantung, mengingat putri sulung ku meninggal karna penyakit jantung.

"Ibu langung, rawat inap saja ya bu, nanti kita bisa lakukan tindakan induksi" kata Dokter. Jelas saja aku bingung, siapa yang akan menanggung biaya nya.

"Maaf Dok, saya belum bisa, karna saya kemari cuma berdua dengan putri saya" jawab ku memelas.

"Itu gampang bu, nanti keluarga nya bisa di hubungi" sahut Dokter.

"Masalah nya saya nggak punya HP Dok" kata ku merasa sedikit malu, bagaimana tidak di jaman yang canggih ini aku tak memiliki HP.

"Hmmm susah juga ya, begini saja bu, ibu tanda tangani surat pernyataan ini, bahwa ibu telah menunda kelahiran anak ibu" kata Dokter sambil menyodorkan sebuah kertas berisi pernyataan.

Aku pun lantas menanda tangani nya, begitu selesai aku segera pulang, dengan air mata yang tiba-tiba jatuh. Aku menggandeng tangan putri ku yang menatap ku sedih.

Sampai di rumah, aku menemui bu bidan yang kebetulan belum pulang dari pustu. Aku mencerita kan semua yang terjadi dengan begitu sedih nya.

"Ayo biar aku antar ke rumah pak RT meminta SKTM" kata bu bidan yang begitu baik padaku.

"setelah mendapat SKTM, bu bidan mengantarku ke rumah bapak, untuk membicarakan rencanaku yang berangkat ke rumah sakit sore ini.

"Nanti kalo di suruh induksi jangan mau ya, lebih baik operasi dari pada induksi, bisa bahaya buat otak bayi" pesan bu bidan padaku.

Dan sore itu aku berangkat ke rumah sakit dengan di temani mama dan Dian. Sebelum nya kami mampir ke rumah pak kades untuk meminta tanda tangan nya.

Sementara mas Tio belum pulang dari kerja. Aku meninggalkan pesan pada bapak untuk menyampaikan pada mas Tio.

setelah magrib mas Tio baru menyusul, dan aku segera di pindahkan ke kamar rawat. Setelah menyetujui kami meminta tindakan operasi saja.

"Mas, nanti kalo operasi aku mau sekalian steril" kata ku tanpa berpikir ke depan nya. Hanya karna pernah ada yang bilang kalo bayi yang ku kandung hasil selingkuh.

"Terserah kamu saja" ucap mas Tio.

Pagi sekitar jam 10 aku di bawa ke ruang operasi, dan bertepatan saat adzan sholat jumat berkumandang bayi ku di keluarkan dari perutku.

Aku melahirkan seorang putri lagi, tak apa yang penting sehat.

"Anak nya perempuan ya bu...kemarin apa kata Dokter waktu USG, cewek apa cowok?" tanya Dokter sambil menjahit perutku.

"Cowok Dok" jawabku.

"Ah nggak papa ya bu, kalo lahir cewek lagi yang penting sehat dan selamat dua-dua nya" kata Dokter tampan di samping ku.

Setelah di rawat satu minggu aku di perbolehkan untuk pulang, tentu saja perutku masih terasa begitu nyeri, berteriak pun aku tak bisa, bicara saja seperti berbisik.

Sampai di rumah bukan nya istirahat, aku malah sibuk di dapur. Karna perutku merasa lapar, aku masak oseng kacang panjang.

Air mata ku jatuh, memasak sambil memegang perutku yang terasa nyeri. Tak ada sedikit pun rasa kasihan mas Tio untuk membantuku.

Ku lihat mas Tio sedang asik merokok sambil menunggu makanan matang.

Semenjak melahirkan, aku berjanji tidak akan melahirkan lagi, cukup sudah derita aku tanggung sendiri.

1
Ds Phone
macam macam dugan hidup nya
Ds Phone
hamil ke dia
Ds Phone
nakit betul dia
Ds Phone
macam mana dengan rumah tangga meraka
Ds Phone
suami apa macam tu nak beban sama isteri
Ds Phone
itu jalan tak baik tu
Ds Phone
sangup metua kata macam tu
Ds Phone
muking ada yang tak kena
Ds Phone
tinggal kan aja
Ds Phone
laki tak ber tangung jawab
Ds Phone
apa nasib rumah tangga nya
Ds Phone
dia tak tahu orang hamil macam mana
Ds Phone
ada tukang hasut
Ds Phone
dapat laki macam tu memang susah
Ds Phone
laki nya kaki mabuk
Ds Phone
malu pulak tapi ikut
Ds Phone
sebenar dia suka pada kamu
Ds Phone
yake macam tak ada keputusan aja
Ds Phone
sakit hati sebenar nya
Ds Phone
dah masa sendiri tahu apa pun nak dimasak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!