Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32 : Diculik?
Aland melihat Sera menggendong Michelle langsung menghampirinya. Keadaan Michelle terlihat sangat sedih.
“Kenapa bisa disini? Ada Tuan Harry?” Tanya Aland yang menawarkan untuk menggendong Michelle namun Sera menolak karena sepertinya Michelle ingin bersamanya.
“Aku gak tau katanya pergi. Bisa kita minta manajemennya gak ya buat liat cctv?”
Aland lalu menelpon seseorang dan menuju ruang manajemen. Michelle pun tertidur di gendongan Sera saat mereka sedang menunggu untuk melihat cctv mall itu.
Terlihat di layar Harry di bawa sekelompok orang berbaju hitam keluar melalui jalan belakang.
“Aku akan coba menelpon Raga. Kita minta bantuannya untuk cek mobil itu kemana.”
Aland mencoba menetralkan perasaannya demi calon mertuanya yang tiba tiba hilang. Aland tidak ingin gegabah karena pernikahannya sudah di depan mata dan dia harus sabar.
“Pinta dia selidiki secara diam diam. Jangan sampai wartawan tau.” Ucap aland mengambil Michelle dari pangkuannya. Sera mengangguk dan berjalan agak menjauh. Hanya 5 menit akhirnya sambungan terputus.
“Kita pulang dulu. Raga akan kerumah.” Ucap Sera.
****
Nadin yang saat itu sedang melihat dekorasi untuk taman kaget melihat Sera menggendong seorang anak kecil.
Meskipun Nadin tau Harry memiliki anak lainnya namun dirinya belum pernah melihat anak itu.
“Anak siapa Sera?” tanya Nadin yang belum melihat jelas wajahnya.
Sera menatap sejenak Nadin, “Adik aku. Michelle Alexander.” Jawabnya.
Nadin lagi lagi merasa terkejut mendengar anak dari mantan suaminya sedang di gendong oleh Sera.
“Lalu daddy kamu mana?” Sera menggendong masuk diikuti oleh Nadin dan Aland yang hanya diam.
Sera pun menceritakannya dan Nadin langsung mencari sang ayah untuk meminta bantuannya agar cepat di temukan. Meskipun sudah bercerai Nadin masih terlihat khawatir bukan karena memiliki perasaan tapi melihat Michelle membuatnya kasian jika terjadi apa apa dengan Harry.
“Dimana sih papa? Tumben banget dia keluar..” ucap Nadin menggerutu.
“Kakek gak ada bilang mau kemana?” Nadin menggeleng.
“Kalaupun urusan perusahaan pasti mama tau tapi pagi pagi sekali sudah keluar.” Jawab Nadin cemas karena ponselnya Hatta pun tak aktif.
Tak lama terdengar ketukan pintu yang terbuka. Raga sudah berdiri di depan pintu sambil melihat ke arah mereka yang sedang menunggu.
“Masuk Mas. Duduk disini.” Ajak Sera. Namun saat Sera akan duduk di samping Raga, Aland dengan cepat menyuruhnya untuk bergeser karena dirinya yang akan duduk disana.
Sera melihat itu jengah bisa bisanya saat seperti ini Aland masih cemburu.
“Aku yang akan bicara ke polisi ini. Kamu bawa saja dulu Michelle ke kamar. Tante boleh minta minumnya gak?” ucap Aland.
Raga yang melihat itu hanya menghela nafas. Kabar pernikahan Sera membuatnya cukup patah hati. Meskipun dulu sempat bertemu namun saat Jay yang mendapat undangan dari Sera memberitahunya seketika hatinya hancur.
Tapi tadi saat Sera mengabarinya untuk meminta bantuan Raga merasa senang setidaknya untuk yang terakhirnya sebelum menikah dirinya bisa melihat Sera langsung. Namun ternyata si calon suami Sera begitu posesif.
“Apa kamu bisa mengakses cctv di jalan X?” tanya Aland.
Raga menggumam, “Kalian tau nomor platnya? Atau terlihat dari cctv mall itu?”
“Tidak terlihat jelas tapi dia mengarah ke jalan X ..” jawab Aland.
Raga mengerti dan mengotak atik laptop nya untuk melacak keberadaan mobil itu.
“Itu mobil putih..”
“Sepertinya mereka menuju ke arah pelabuhan. Setau ku disana memang sering terjadi kriminalitas.” Seru Raga. Raga menelpon anak buahnya untuk menuju ke lokasi mereka mendapat nomor platnya dan mencari tau siapa pemilik kendaraan itu.
“Mobil itu atas nama Benny Kusuma..” ucap Raga lagi sesaat mendapat telpon dari anak buahnya di kantor.
Nadin datang bersama Sera yang membawa beberapa camilan dan minuman. Michelle masih tertidur dan ditemani salah satu pekerja di rumah ini.
Aland menggeleng dia tidak mengenal nama itu. Nadin serta Sera pun sama.
“Kalau begitu aku akan kesana untuk penyelamatan sandera. Ini harus berhati hati karena kalian meminta agar tidak ada wartawan yang tahu..” ucap Raga.
“Aku ikut. Aku akan tidak akan gegabah. Kita tidak tau musuh apa yang dihadapi.” Pinta Sera melihat Nadin dan Aland bergantian.
“Gak Sera! Kamu dirumah. Michelle hanya mengenali kamu. Bagaimana nanti dia terbangun dan menangis karena tidak mengenal siapapun.” Larang Nadin.
Aland mengangguk menyetujui, “ Kamu jangan kemana mana. Aku yang akan ikut dia mencari Tuan Harry.” Ucap Aland. Sera merasakan kecewa karena tidak bisa ikut. Namun Nadin ada benarnya. Michelle akan menangis jika bangun tak ada yang dikenalinya.
Raga bersama Aland pun langsung menuju lokasi. Sera tak habis pikir disaat sudah mendekati pernikahannya masih saj ada masalah yang terjadi.
Nadin menuju kamar Michelle bersama Sera. Anak kecil itu terlihat sangat pulas.
“Kenapa daddy gak kasih kabar kalo sudah sampai.” Ucap sera bingung.
“Dia mirip kamu ya. Yang berbeda hanya warna rambutnya. Mama gak bisa bohong kalau mama menyukai anak ini saat pertama tadi kamu menggendongnya. Wajahnya terlihat seperti kamu kecil Sera.”
Nadin terlihat sendu memandangi Michelle. “Dia tidak berdosa. Daddy yang salah ma tergoda sama wanita itu.” Nadin tersenyum tipis.
“Semoga daddymu baik baik saja.” Sera mengaminkan doa Nadin dan mereka keluar membiarkan Michelle beristirahat.
****
Di sebuah pabrik kosong yang terbengkalai Harry di dudukkan di sebuah kursi. Kepalanya tertutup dengan sebuah kain hitam dan tangannya terikat.
Harry dalam keadaan tidak sadarkan diri. Hingga kain kepala itu terbuka dan
BYUURR...
Air mengguyur tubuhnya dan Harry terbangun dengan terkejut.
Langkah kaki terdengar nyaring mendekati Harry dan matanya terlihat samar karena masih silau untuk melihat siapa yang menculiknya.
Rencana untuk memberi kejutan pada Sera gagal karena insiden ini. Harry pun khawatir dengan keadaan Michelle. Namun dirinya tak bisa melakukan apapun karena dia pergi hanya berdua bersama anaknya.
Hingga pria itu mendekat dan Harry terkejut melihat orang yang menculiknya.
“PAPA!”
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.