dari aplikasi salah satu dating ku install di ponsel ku, untuk mengisi waktu gabut ku dan juga aku baru saja kehilangan pekerjaan ku, karena seseorang yang ku anggap baik ternyata dia lah yang membuat ku kehilangan pekerjaan ku, lalu aku juga menulis novel, ketika menggunakan aplikasi dating itu aku mengenal pria yang membuat ku nyaman untuk mengirim pesan singkat, dia selalu menyempatkan waktu untuk merespon pesan dari ku melalui ponsel kita masing masing, dan dari awal aku hanya iseng mengenal pria tersebut dan karena dia lebih matang usianya dari ku, yang selalu ku panggil suhu yang sudah ku anggap seperti seorang kakak, semua keluh kesah ku selalu ku curahkan kepada dia, dan aku semakin merasa nyaman mengenal dengan pria yang ku kenal secara online, dan tidak tahu perasaan itu tumbuh begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifah Dewi Masithoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Richard merasa cemburu
Pria itu memberikan kantong belanjaan milik Livy dan ingin sekali mengantarkan dirinya ke apartemen nya, akan tetapi dirinya tidak bisa masih ada urusan yang mendesak, dan akhirnya mereka berdua pun berpisah, pria itu keluar dan lift dan tersisa Livy dengan pria asing itu.
"ay siapa pria itu kenapa kalian terlihat sangat dekat" ucap pria asing itu yang masih memakai topi dan masker, dan Livy sangat familiar pemilik suara itu.
"dia hanya tetangga apartemen dan kita hanya kebetulan bertemu dan juga dia yang membantu ku tadi" ucap Livy berusaha untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi.
"tetapi kenapa kalian terlihat sangat dekat apalagi tadi kamu di sentuh oleh pria itu" ucap Richard yang terlihat sedang cemburu melihat kedekatan Livy dengan pria itu, terlebih lagi pria yang bersama Livy terlihat masih mudah dan tampan, pasti wanita mana pun akan menyukai pria itu dan juga termasuk berlaku buat Livy akan menyukai pria itu.
"aku tadi terpeleset dan di tolong sama dia, saat ini aku sedang izin tidak masuk kerja karena sakit, tetapi aku juga masih harus menyelesaikan proposal dan juga Minggu harus ikut ke luar kota" ucap Livy yang menjelaskan secara detail lalu pria itu memeluk Livy, dan dia juga menjelaskan jika dirinya dengan pria itu tidak ada hubungan sama sekali dan juga Livy jarang bertemu dengan pria itu, dan tadi hanya kebetulan bertemu dengan dirinya.
"aku minta maaf sudah menuduh mu yang tidak tidak, dan aku akan selalu percaya jika kamu dengan pria itu tidak ada hubungan sama sekali" ucap Richard dan Livy mengangguk paham, kini mereka berdua segera masuk ke apartemen, dan juga Richard membantu membawa kantong belanjaan milik Livy.
"kamu masih sakit kenapa keluar dan kenapa tidak memanggul ku, pasti aku akan datang menemani mu disini" ucap Richard yang ingin sekali bertemu dengan Livy, dan sudah beberapa Minggu mereka tidak lagi bertemu, dan lagi keduanya juga memiliki kesibukan sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik.
"aku baik baik saja dan aku tahu kamu pasti capek bekerja, jadi aku memutuskan melakukan nya sendiri" ucap Livy yang tidak ingin merepotkan Richard, karena dirinya juga ingin menjaga jarak dengan pria itu, agar terbiasa tanpa kehadiran dirinya di dalam kehidupan nya.
"agar aku bisa segera melupakan mu" gumam Livy yang kini dirinya ingin membuat minuman untuk Richard akan tetapi Richard membantu nya.
"kita sudah 2 Minggu tidak bertemu dan aku sangat merindukan mu, terlebih lagi kita juga jarang berkomunikasi apakah kamu tidak merindukan aku" ucap Richard yang memeluk Livy dari belakang yang juga mencium aroma tubuh Livy.
"aku tadi pagi belum mandi dan sekarang aku ingin mandi, pasti bau banget badan ku" ucap Livy akan tetapi Richard masih enggan melepas kan pelukan nya.
"kamu mandi atau tidak tetap saja kamu tidak bau meski bau aku akan tetap menyukai nya, karena aku sangat menyayangimu dan sangat mencintai mu ay" ucap Richard dengan tatap tulusnya membuat Livy goyah dengan tekadnya untuk melepaskan pria itu.
"aku juga sangat sayang dan cinta sama kamu ay" ucap Livy yang mencium bibir merah ranum Richard, dirinya juga bisa melihat tatapan tulus nya yang membuat nya luluh, dan dirinya juga merasa sangat merindukan sosok pria itu.
"aku tidak suka melihat kamu dekat dengan pria itu, lebih baik kamu menghindari kontak fisik dari pria itu ay" ucap Richard dan Livy mengangguk paham serta akan menuruti perkataan dari sang kekasih nya.
"iya ay aku juga jarang bertemu dengan tetangga itu, jadi kamu jangan khawatir dia juga bukan tipe dan aku juga bukan tipe dia" ucap Livy yang berusaha meyakinkan sang kekasih nya yang sedang cemburu, karena memang Livy tidak tertarik dengan pria itu dan begitu pun dengan pria itu tidak tertarik dengan Livy.
"baik ay aku akan pegang perkataan kamu dan kamu janji tidak boleh suka pria itu, dan tidak boleh menatap lama pria itu yang perlu di ingat kamu milik aku, dan hanya fokus menatap aku saja" ucap Richard dan dia mengangguk sebagai jawaban, lalu pria itu menemani Livy bekerja dan Richard memeluk Livy dari belakang, meski begitu dia masih bisa fokus bekerja meski Richard kerap menganggu dirinya.
"ay menurut ku pria tertampan di dunia cuman kamu setelah mendiang papa ku, kamu adalah pusat kebahagiaan ku dan aku hanya sayang dan cinta sama kamu, pasti kamu tahu itu cuman kamu ay yang bisa mewarnai kehidupan ku" ucap Livy yang mengecup bibir Richard beberapa kali, dan itu bentuk tanda cinta Livy ke Richard.
"terimakasih ay kamu sangat begitu mencintai ku, maaf aku tadi sempat meragukan kamu" ucap Richard dan dia mengangguk paham, yang seharusnya cemburu itu Livy karena melihat pria itu dengan istrinya, akan tetapi kini terbalik Richard yang merasa cemburu melihat kedekatan antara Livy dengan pria itu.
"sebentar ay aku harus menerima panggilan masuk ini" ucap Livy yang memperlihatkan panggilan masuk dari tuan Ezra dan dia segera menekan tombol hijau.
Dan Livy berbicara dengan tuan Ezra melalui ponsel nya, dan dia juga sambil mengerjakan laporan serta Richard membantu dirinya, hingga 40 menit lama nya mengobrol tanpa mereka sadari, dan Richard dengan sabar menunggu mereka berdua mengobrol.
"lama sekali kalian mengobrol membahas apa saja, dan lagi apakah dia tidak tahu jika saat ini kamu sedang sakit, dan sekarang harus bekerja meski kamu sedang sakit dan mengapa harus kamu, apakah tidak ada yang lain?" ucap Richard yang merasa kesal kepada sikap Ezra yang sangat keterlaluan kepada karyawan nya, yang sekarang sedang izin sakit akan tetapi tetap harus bekerja.
"ini sudah menjadi resiko pekerjaan ku ay, dan juga Minggu ini harus ikut ke luar kota" ucap Livy dan menjelaskan jika pekerjaan nya harus segera selesai agar dirinya bisa istirahat dengan tenang, tanpa memikirkan pekerjaan yang harus dia selesai kan.
"tetapi ay ini sangat keterlaluan kamu sedang sakit tapi harus kerja lembur, kamu belum sembuh sepenuhnya tapi harus bekerja di bawah tekanan" ucap Richard yang merasa kesal dengan situasi saat ini yang tahu kekasih nya sedang sakit, akan tetapi Livy harus harus bekerja seperti di bawah tekanan, dia pun mengelus lembut pipi Richard agar dirinya tetap tenang, dan memberikan kecupan beberapa kali di kening, kedua pipi nya dan dagu nya, terakhir di bibir nya.
"ay kamu masih hangat suhu tubuh kamu dan aku bisa merasakan nya" ucap Richard yang dirinya juga bisa merasakan jika sang kekasihnya sedang sakit, tetapi harus tetap bekerja terlebih Minggu ini dirinya harus ikut keluar kota lagi.
"obat ku itu kamu ay, dan bertemu dengan kamu saat ini sudah menjadi penyemangat ku" ucap Livy yang memeluk erat tubuh Richard dan dia membalas pelukan nya.
"tetapi kamu sedang sakit dan tidak boleh terlalu lelah jadi setelah ini kamu harus makan dan minum obat lalu istirahat, aku akan membantu pekerjaan kamu tapi untuk saat ini saja" ucap Richard dan Livy mengangguk paham, saat ini livy berharap waktu berhenti agar Richard bisa menemani dirinya, karena saat ini dirinya hanya butuh sosok Richard berada di samping nya.
"apakah aku bisa melepaskan mu ay" gumam Livy dalam hati, perasaan nya yang tidak main main untuk Richard dan dirinya tidak bisa memiliki hubungan seperti ini, tetapi membayangkan dirinya harus merelakan Richard pergi atau melepaskan Richard, membuat nya sesak dan tidak tahu apakah dia bisa melanjutkan kehidupan nya tanpa Richard.
"aku menyiapkan makan malam dan setelah itu minum obat" ucap Richard yang dirinya kini seperti suami yang siap siaga untuk sang istri nya, dan Livy melihat perlakuan manis Richard membuatnya merasa sangat bahagia, perasaan cinta untuk Richard semakin besar dan juga dirinya merasa nyaman berada di dekat Richard.
Livy pun mandi dengan Richard meski tidak melakukan hubungan suami istri, akan tetapi mandi bersama itu hal yang menyenangkan bagi Livy, meski Richard tidak setuju dengan ide nya akan tetapi dirinya juga sangat merindukan sosok Livy, dan dengan begitu rasa rindu nya kini sudah terbalaskan.