NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Bertemu Nyobes

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Pagi yang hangat telah kembali menyapa bumi

dengan setia. Sinar mentari kini mulai menyebar menerangi seluruh kawasan istana Hadiningrat

yang sangat megah dan menakjubkan.

Semua pelayan dan pekerja istana sudah terlihat

sibuk sedari pagi buta dengan beragam aktifitas

serta tugas masing-masing yang berbeda. Ada

ratusan pegawai yang bekerja dan mengabdikan

diri di istana ini. Semua terlihat begitu semangat

dan antusias melaksanakan tugas nya masing-

masing. Bahkan banyak di antaranya sambil

bersenandung riang. Bekerja di tempat ini

memang tiada duanya, nyaman, aman, dan

tentunya sejahtera.

Saat matahari mulai menerpa jendela kamar

pribadi yang terletak di lantai 4 istana utama,

tirai penutup semua kaca pun terbuka secara

otomatis dan semua lampu yang ada di kamar

itu padam dengan sendirinya.

Kiran membuka matanya perlahan saat cahaya

matahari kini mulai menghangatkan suasana

di dalam kamar. Matanya langsung tertuju pada

sosok gagah yang kini sedang mengurung diri

nya. Lengan kokoh Agra melingkari tubuhnya

dengan kuat. Senyum lembut terukir di sudut

bibir indah Kiran.

Perlahan dia mengelus lembut wajah tampan

Agra yang begitu menawan tersinari mentari

pagi. Begitu sempurna nya Tuhan mencipta

semua bagian di wajah suaminya ini. Tidak

ada cela sedikit pun yang terdapat di sana.

"Agraa...hanya dalam waktu 20 hari kau sudah mengukir kenangan manis dan pahit dalam

cerita kehidupan ku..! bersamamu aku merasa

begitu nyaman dan damai..!"

Lirih Kiran dengan pandangan yang semakin

terfokus pada wajah Agra yang masih terlelap

dalam tidur tenangnya.

"Rasanya aku tidak akan sanggup berjauhan

darimu.Tapi..bagaimana kalau keadaan

memaksa kita untuk berpisah..apa aku akan

sanggup menjalani hidup ku tanpamu."

Kiran mencoba menelaah seluruh isi hatinya

dengan pandangan tidak lepas dari wajah

tampan Agra. Tidak di ragukan lagi, dia kini

sudah mengukir indah nama laki-laki ini jauh

di dalam lubuk hatinya.

Perasaan Kiran tiba-tiba menjadi sangat resah

saat mengingat persoalan nya dengan Nathan.

Semua kenyamanan ini bisa saja hancur dalam

sekejap mata. Tidak ! dia tidak ingin itu terjadi.

Kiran mendekatkan bibirnya, dengan wajah

yang sedikit memerah dia mengecup lembut

bibir Agra seraya memejamkan mata menahan

rasa malu. Setelah itu dia segera mengangkat

lengan Agra yang mengurung tubuhnya.

Dengan susah payah akhirnya dia bisa keluar

dari kurungan tubuh Agra. Perlahan dia mulai

menapakkan kakinya di lantai, namun sesaat kemudian matanya tampak terkesima, tubuh

nya mematung di tempat saat menyadari

dimana kini dirinya berada. Dia menutup

mulutnya, merasa takjub dengan apa yang

tersuguh di depan matanya.

"Masa Allah..ada dimana aku sekarang.."

Gumam Kiran sambil berjalan pelan memutar

tubuh nya melihat ke seluruh ruangan kamar.

Kiran berjalan ke satu sisi bagian kamar yang

berdinding kaca bulat besar hingga dia bisa

melihat separuh bagian wilayah istana yang

sangat indah itu. Dia seakan sedang berada

di menara atau balon udara.

"Ya Tuhan..indah banget tempat ini.."

Kiran kembali bergumam lirih seraya mengusap

dadanya mencoba untuk menenangkan diri.

Istana Hadiningrat...

Dia memang sering sekali mendengar tentang

tempat ini dari cerita teman-teman kuliahnya

yang berasal dari kalangan elite. Mereka sangat mengagumi istana ini. Hanya saja Kiran tidak

pernah tertarik untuk mengorek lebih jauh

tentang kehidupan para kalangan jetset, karena baginya hal itu hanya akan menimbulkan rasa

iri dan dengki ujung-ujung nya tidak terima atas

apa yang telah Tuhan beri.

Dia juga pernah mendengar sekilas bahwa

keluarga ini merupakan bangsawan yang

berada di strata sosial paling tinggi dengan

kerajaan bisnis nya yang merambah di segala

bidang dan sekarang ini sedang berada di

puncak kejayaan berkat cucu tunggalnya.

Tidak ingin terus larut dalam rasa takjub

nya Kiran bergegas mencari kamar mandi.

Dia kembali hanya bisa melongo melihat

semua fasilitas kelas wahid yang ada di kamar

mandi tersebut. Sebenarnya dirinya juga

berasal dari keluarga konglomerat yang hidup

serba mewah dan berkecukupan, namun apa

yang di ada di rumahnya ternyata tidak ada

apa-apanya jika di bandingkan dengan apa

yang ada di tempat ini.

Akhirnya Kiran mencoba membersihkan diri

dengan berendam memakai fasilitas jacuzzi

whirfool untuk melepas semua rasa penat

serta ketegangan pada otot-otot tubuhnya.

Sungguh..dia hampir saja terlena dengan

semua kenyamanan yang di dapatkan dari

kamar mandi yang sangat memanjakan

tubuhnya ini, rasanya dia tidak ingin beranjak.

Sementara itu...

Sejak pagi Tata sudah berjaga di depan pintu

kamar pribadi Tuan Muda nya sebab tepat

pukul 8 pintu kamar biasanya sudah bisa di

akses. Dia mendapat perintah semalam bahwa

pagi-pagi sekali harus membawakan sarapan

serta obat untuk Nona Muda nya.

Ya.. sekarang rumah utama ini sudah memilki

seorang Nona Muda..Tata tersenyum sendiri

saat mengingat hal itu. Namun ada sejumput

pertanyaan yang kini hinggap di kepala nya.

Apakah Nyonya Besar sudah tahu semua ini.?

Lalu apa yang akan terjadi pada Nona Muda

nya, mengingat bagaimana karakter Nyonya

Besarnya itu, dia adalah sosok yang sangat

perfeksionis dan selektif.

Tepat pukul 8 tombol Kuning di samping pintu

besi itu berbunyi bip dan lampu monitor nya

berubah hijau. Tata bersama seorang pelayan

yang membawa troli makanan masuk ke dalam

kamar dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan kegaduhan.

Tata segera menuju ke ruangan samping yang

langsung tembus ke balkon tanpa harus lewat

ke ruang tidur utama. Dengan cekatan pelayan

tadi menghidangkan makanan di atas meja

marmer bulat yang ada di tempat itu.

"Pastikan semuanya steril..!"

Tata mengingatkan seraya mengamati setiap

makanan yang ada di meja. Pelayan tadi

tampak mengangguk faham.

Setelah semua siap mereka kembali masuk ke

dalam ruangan. Namun saat tiba di ruang santai

Tata dan pelayan yang bersamanya berpapasan dengan Kiran yang baru saja keluar dari kamar

mandi. Rambutnya masih terlihat sedikit basah.

Kulitnya yang putih bening dan berkilau nampak

indah terkena sinar matahari pagi.

Mata mereka bertiga bertemu saling terkejut.

Pelayan tadi tampak terkesima mendapati

pemandangan luar biasa dan tidak terduga ini.

Ada wanita di dalam kamarnya Tuan Muda.?

Apa dirinya tidak salah lihat.? jelas sekali mata

nya melihat ada bidadari cantik di kamar ini.!

"Jaga pandangan mu dan juga mulutmu itu.!"

Ancam Tata seraya melirik tajam kearah

pelayan tadi yang masih menganga lebar,

pelayan itu tampaknya masih sangat syok.

"Kau dengar aku tidak.?"

Tata menggeram mulai emosi melihat pelayan

tadi masih terpana.

"Maafkan saya wakil kepala.!"

Pelayan itu tersadar dan langsung bersimpuh

di hadapan Kiran yang menatapnya heran. Dia

kembali berpaling pada Tata yang langsung

membungkuk dalam.

"Anda sudah bangun Nona, selamat pagi.."

Sambut Tata dengan suara yang sangat khas,

pelan namun tegas.

"Selamat pagi juga..maaf..anda ini siapa.?

tolong suruh dia untuk bangun.!"

Pinta Kiran sambil kembali menatap kearah

pelayan tadi yang masih bersimpuh.

"Panggil saja saya Tata Nona..saya adalah

wakil kepala pelayan di istana ini."

"Ohh..iya Tata tolong suruh dia bangun. Saya

hanya tamu di sini, jangan bersikap berlebihan

seperti itu."

Ucap Kiran dengan tersenyum ramah dan suara

yang sangat lembut menyejukkan. Tata melirik

kearah pelayan tadi yang masih bersimpuh.

"Bangunlah..Nona sudah menyuruhmu !"

Dengan ragu dan tetap menunduk pelayan itu

kembali berdiri seraya menunduk dalam.

"Ohh iya Tata..senang sekali melihat mu..saya

ingin mengucapkan terimakasih banyak karena

kami sudah diperlakukan dengan sangat baik di

rumah ini, sekali lagi terimakasih."

Tata tertegun sebentar, dia memang sudah

tahu apa yang terjadi pada Tuan Muda nya

yang belum membuka jati dirinya pada Kiran.

"Itu sudah menjadi kewajiban saya Nona.."

"Sebelum kami pamit, bisakah anda membawa

saya bertemu dengan Nyonya Besar.?"

Tata tampak terkejut, dia terdiam bingung.

"Baik Nona saya akan mengantar anda, tapi

sebaiknya anda sarapan terlebih dahulu..anda

harus kembali minum obat."

"Baiklah.. kalau begitu saya akan keluar dari

kamar ini setelah sarapan pagi."

"Kiran.. dimana kamu..?"

Ada suara serak Agra yang terdengar cemas

dari arah ruang utama di kamar itu. Kiran dan

Tata serta pelayan tadi tampak terperanjat.

Belum lagi mereka lepas dari kekagetannya

Agra sudah muncul di ruangan itu, matanya

langsung terfokus pada diri Kiran yang tampak

begitu menggoda pagi ini.

"Kenapa kamu tidak membangunkan ku..kau

tidak boleh berjalan dulu..!"

Ketus Agra sambil kemudian mengangkat

tubuh Kiran ke dalam pangkuannya membuat

Tata dan pelayan tadi hanya bisa terdiam dan

menundukkan kepalanya.

Tuhan.. apakah ini benar-benar Tuan Muda

Agra Bintang..? bathin pelayan tadi di tengah

ketidakpercayaan nya atas semua yang di

lihatnya saat ini.

"Agra.. apa-apaan kau ini, apa kau tidak lihat

ada orang di sini, turunkan aku.!"

Kiran mencoba meronta ingin turun, tapi Agra

merengkuh pinggangnya kuat hingga Kiran

tidak bisa lagi berkutik, akhirnya dia melilitkan tangannya di leher Agra.

"Tidak.! kau tidak boleh beraktifitas dulu sayang."

"Aku sudah baik-baik saja Agra..!"

"Kau masih belum pulih sepenuhnya Kiran..!"

Wajah Kiran kini sudah semerah tomat karena

tidak tahan dengan rasa malunya. Agra melirik

kearah Tata.

"Aka kau sudah membawakan sarapan yang

aku minta semalam ?"

"Sudah Tuan..!"

Jawab Tata masih menunduk dalam, begitu

pun dengan pelayan tadi. Kiran menggeleng

resah melihat sikap Agra yang di nilainya

sangat arogan itu, ini di rumah orang Tuan..

kenapa main perintah seenaknya saja.!

"Baiklah..kalian boleh keluar sekarang..!"

"Baik Tuan..kami permisi."

Agra membawa Kiran melangkah masuk ke

ruang utama sementara Tata dan pelayan

tadi langsung keluar dari kamar.

Agra membawa Kiran masuk ke ruang walk

in closet. Dia mengambil satu stel pakaian

yang semalam sengaja sudah di siapkan oleh

Tata agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Kau gantilah pakaianmu, setelah itu kita akan

sarapan lalu menemui Nyonya rumah ini."

Titah Agra dengan tatapan yang sangat lembut.

Kiran hanya menatap diam pakaian yang kini

sudah ada di tangannya, darimana datangnya

pakaian ini.? Agra mengecup lembut kening

Kiran setelah itu berlalu masuk kamar mandi.

Kiran menautkan alisnya, baju ini terlihat sangat

indah dan merupakan produk butik ternama.

Semua ini rasanya sangat janggal, apakah saat

ini dirinya berada di dunia halusinasi.!

------ ------

Begitu selesai sarapan Agra keluar dari kamar pribadinya dengan menggandeng Kiran. Hari ini

dia kembali menjadi seorang Agra sang pengawal pribadi Nona Sashikirana. Berpakaian preman,

namun tetap tampil menawan, justru malah

terlihat lebih maskulin dan menggemaskan.

"Pakailah kembali topi mu..aku tidak ingin

para pelayan yang ada di tempat ini melihat

mu dengan pandangan liar.!"

Ucap Kiran seraya memakaikan kembali topi

untuk menutupi sebagian wajah Agra sebelum

mereka masuk ke dalam lift khusus.

"Terlihat sekali kalau kau takut kehilangan ku.

Apa kau sudah jatuh cinta padaku Nona Kiran.?"

Goda Agra sambil menatap Kiran dengan

seringai senyum kecil di bibirnya.

"Jangan terlalu percaya diri Tuan Agra..aku

hanya merasa risih saja melihatnya !"

Ketus Kiran sambil kemudian masuk ke dalam

lift begitu pintunya terbuka. Dengan santai

Agra masuk masih menyunggingkan senyum

menggodanya. Kiran melirik , menatap jengah

kearah Agra.

"Memangnya kenapa kalau aku cemburu.?

bukankah aku punya hak untuk itu.?"

Kesal Kiran sambil mengerucutkan bibirnya

membuat Agra tidak tahan.

"Tentu saja, itu adalah hak paten mu sayang.!"

Cup !

Tanpa permisi Agra langsung mengecup bibir

itu membuat Kiran melebarkan matanya.

"Agraa..apa kau bisa menjaga sikapmu, kita

ini ada di tempat orang.!"

Kesal Kiran seraya memalingkan wajahnya

yang bersemu merah. Sedang Agra tampak

santai saja, mengulas senyum tipis, puas.

"Kau yang memancing ku melakukan itu.!"

"Iihh..kau ini ya..!"

"Kita sudah sampai, ayo keluar..!"

Agra menarik tangan Kiran begitu pintu lift

terbuka, Kiran hanya bisa mengikuti nya.

"Mari ikuti saya Tuan.. Nona..!"

Sambut Tata begitu melihat kemunculan

Agra dan Kiran yang baru saja keluar dari lift.

Ponsel Agra berdering, Bara menghubungi

nya. Agra melirik kearah Kiran yang masih

berdiri di samping nya, menatapnya.

"Apa kau bisa pergi duluan.? aku akan menerima

panggilan dulu sebentar.!"

"Tapi Agraa.. aku..!"

"Wakil kepala pelayan akan mengantar mu.!

aku janji tidak akan lama. Aku akan segera

menyusul mu.!"

Kiran tampak ragu, tapi akhirnya mengangguk

perlahan. Agra mendekat, kemudian mengecup

kening Kiran sekilas.

"Pergilah bersamanya.."

Titah Agra seraya melirik kearah Tata.

"Mari Nona.. ikuti saya.."

Tata mengulurkan tangannya dengan sopan membimbing langkah Kiran yang masih terlihat

menolehkan kepalanya hingga sosok Agra tidak

kelihatan lagi. Dia mulai fokus berjalan bersama

dengan Tata menuju paviliun belakang untuk

menemui Nyonya Besar.

Kiran tampak begitu takjub melihat semua

kemegahan dan keindahan bangunan yang

di laluinya selama menuju ke paviliun belakang.

Hatinya sedikit ragu dan gugup mengingat dia

akan menemui salah satu orang yang memiliki

kehormatan dan nama besar di kalangan elite.

Dia menghentikan langkahnya begitu sampai

di taman belakang dimana saat ini Nyonya

Ambarwati sedang menikmati sarapan pagi.

Wanita yang sudah cukup sepuh itu tampak

berpenampilan rapi, dengan sanggul besar

dan pakaian tradisional nya. Di sekeliling nya

berdiri rapi beberapa pelayan wanita dengan menundukkan kepala, senantiasa bersiaga

jikalau ada sesuatu yang di titahkan oleh

Nyonya Besar nya itu.

"Mari Nona..anda bisa menemui Nyonya

besar sekarang."

Tata kembali mengingatkan Kiran yang kini

semakin merasakan kegugupan, jantung nya

pun tiba-tiba saja berdetak tidak beraturan.

Dengan perlahan dan bersikap tenang Kiran

kembali melangkah. Saat ini dia mengenakan

gaun terusan di bawah lutut yang sangat cantik

dan anggun. Terlihat begitu cocok membalut

tubuh indahnya dengan wajah di biarkan polos,

hanya menggunakan pelembab bibir saja.

Rambutnya tergerai bebas, semula Kiran berniat

untuk mengikatnya, namun dia mengurungkan

niatnya ketika menyadari banyak tanda merah

yang menghiasi leher jenjangnya itu akibat aksi

liar Agra semalam.

"Selamat pagi Nyonya..."

Sapa Kiran dengan suara yang sangat lembut.

Dia berdiri anggun di hadapan Nyonya Ambar.

Membungkukan badan nya sedikit dengan

gestur tubuh yang luwes dan halus.

Wanita berumur 70 tahunan yang masih terlihat

segar dan bugar itu melihat kearah berdirinya

Kiran, menatapnya dalam diam tanpa ekspresi.

Kembali acuh menyeruput teh hijau nya.

"Maaf kalau saya mengganggu waktu sarapan

anda.."

"Siapa dia.? kenapa orang asing di biarkan

masuk ke rumah ini !"

Deg !

Jantung Kiran seakan tertumbuk benda keras.

Wajahnya terlihat sedikit memucat. Tata maju

lebih dekat pada Nyonya Ambar.

"Dia gadis yang kemarin tertabrak Nyonya Besar."

Ucap Tata dengan suara yang sangat pelan.

"Lalu.. kenapa dia kesini.? siapa yang memberi

nya izin datang kesini.!"

Kiran semakin merasa tidak enak hati.

"Maafkan saya Nyonya karena telah lancang

menganggu kenyamanan anda.."

Lirihnya pelan dengan kepala yang semakin

tertunduk. Nyonya Ambar memalingkan wajah

nya kearah kolam, kembali menyeruput teh nya.

"Ada perlu apa, cepat katakan.! Aku tidak

terbiasa menerima tamu tidak di undang.!"

Ketus Nyonya Ambar dengan suara yang

terdengar begitu kesal. Kiran menarik napas

perlahan mencoba menenangkan diri dan

mengontrol emosi nya.

"Saya hanya ingin berterimakasih karena

Nyonya telah sudi memberikan pertolongan

kepada saya hingga saat ini saya baik-baik

saja , terimakasih banyak..!"

"Kalau begitu kau boleh pergi sekarang.!"

Deg.!

Jantung Kiran kembali terguncang hebat. Dia

mengangkat wajahnya sedikit, tidak di sangka

kedua mata mereka bertemu, saling menatap

dan bertarung di udara..

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!