NovelToon NovelToon
Cinta Sebelah Pihak

Cinta Sebelah Pihak

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi / Pelakor / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:862.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rani

Rere pikir, jika hanya dia yang mencintai suaminya, maka itu sudah cukup untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Karena sebelumnya, dia berpikir bisa membuat suaminya jatuh cinta setelah mereka menikah.

Namum, satu setengah tahun usia pernikahan, Rere baru sadar, jika apa yang ia usahakan tidak sedikitpun membuahkan hasil. Sang suami malah mencintai adik tiri yang hidup bersama Rere sejak masih kecil.

Akankah Rere langsung menyerah setelah mengetahui kenyataan pahit itu? Atau, apa mungkin dia akan memilih melepaskan sang suami begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

'33

"Aku juga tidak tahu mau ke mana, Mi. Aku tidak punya tujuan lagi sekarang."

"Ya sudah kalo gitu, bagaimana kita ke taman saja. Kita bicara di taman, mas? Ada yang ingin aku bicarakan juga dengan kamu."

"Baiklah."

Dan, mobil Rohan berhentikan di taman yang mereka temui tak jauh dari jalan yang mereka lewati. Amira memilih kursi paling pojok dari taman tersebut. Yang terkesan sangat sepi dan jarang di kunjungi.

"Mau bicara apa, Mi? Sepertinya cukup serius."

"Aku kesal, Mas. Rere sudah sangat keterlaluan lho sekarang. Masa iya kita langsung di pecat dari kantor hanya karena masalah pribadi."

"Ya ... harus bagaimana lagi, Mi? Dia juga tidak salah kok. Karena dia pasti merasa sangat tidak nyaman jika harus bekerja satu kantor dengan kita, bukan?"

Sontak, jawaban Rohan membuat Amira langsung menatap tajam ke arah Rohan.

"Apa, mas Rohan? Kamu bilang dia tidak salah? Yang benar saja, mas. Kamu kok malah membela Rere sih setelah apa yang sudah dia lakukan pada kita. Kamu nggak bisa mikir apa, ini itu nggak wajar. Melainkan, sangat keterlaluan."

Perlahan, kelembutan yang selama ini Rohan banggakan dari Amira berangsur memudar. Tapi, Rohan masih bisa memakluminya. Karena ia pikir, tingkah Amira saat ini mungkin karena kekesalannya atas apa yang sudah Rere lakukan.

Amira sudah bekerja bertahun-tahun di perusahaan itu. Lah sekarang, malah diberhentikan tanpa ada kesalahan dalam pekerjaan. Mungkin Amira sangat syok dengan semua ini. Itulah yang ada dalam pikiran Rohan sekarang. Tanpa ia sadari, itulah sifat asli Amira yang sesungguhnya.

"Ya sudah, Mi. Sekarang, tidak ada juga yang bisa kita lakukan, bukan? Keputusan Rere tidak bisa diubah oleh siapapun. Karena dia adalah pimpinan tertinggi di perusahaan."

"Mungkin apa yang kamu katakan itu ada benarnya, mas. Tapi, aku tidak akan tinggal diam. Aku akan berusaha membuat Rere sadar, kalau apa yang sudah ia lakukan ini adalah kesalahan terbesar yang pernah ia ambil."

"Maksud kamu apa, Mi? Apa yang ingin kamu lakukan sekarang, hm?"

"Kita lihat saja nanti, Mas." Amira berucap sambil mengukir senyum lebar yang menakutkan.

Untuk pertama kalinya, Rohan melihat senyum seringai jahat dari wajah wanita yang sangat ia cintai. Wanita lembut, penuh kasih yang selalu ia banggakan.

...

"Bagaimana urusan kantor, Non? Apa semua berjalan dengan lancar?" Bi Sari langsung melontarkan pertanyaan setelah Rere menghempaskan bokongnya ke atas sofa yang ada di ruang rawat sang mama.

Beruntung, kamar VIP itu disediakan satu sofa panjang, dan satu kursi untuk orang yang menjaga pasien. Dengan begitu, bi Sari dan Rere bisa melepas lelah dengan berbaring di atas sofa tersebut.

"Semuanya lancar, Bi. Sangat amat lancar sampai aku saja tidak terpikirkan, kalau aku bisa begitu berani menghadapi mas Rohan ih seperti tadi pagi. Mm ... yang paling beruntung, aku tidak merasakan sedikitpun rasa sedih, atau rasa apapun yang sebelumnya selalu aku rasakan saat berhadapan dengan mas Rohan. Itu yang membuat masalah hari ini bisa aku selesaikan dengan sangat mudah, bi."

"Mungkin, karena perasaan itu sudah mati, non. Jadinya, non Rere tidak bisa merasakan rasa apapun pada tuan Rohan."

"Apapun itu, bibi ikut bahagia karena non Rere sudah berhasil melepaskan masalah besar yang selama ini bersarang dalam hati non Rere."

"Ah iya. Bibi baru ingat." Wajah bahagia bi Sari langsung terpancar dengan sangat jelas. "Tadi, tuan muda yang tadi malam berkunjung datang lagi, non." Bi Sari berucap sambil senyum-senyum karena bahagia.

Sementara Rere yang mendengarkan perkataan dari bi Sari barusan, langsung bangun dari bersandar diri di sofa. Secepat kilat, dia membenarkan posisi duduknya. Terlihat sekali kalau saat ini, dia sedang terkejut dengan apa yang baru saja si bibi katakan.

"Hah! Tuan muda yang tadi malam? Maksud bibi, Alvin?"

"Nah, itu dia. Tuan muda Alvin, non. Dia datang lagi."

"Ngapain dia datang, bi?" Rere mulai merasa tidak nyaman sekarang.

Entah kenapa, setelah pertemuan kemarin, Alvin jadi sering muncul di depannya. Kemarin malam, Alvin malah berkunjung ke kamar sang mama dengan alasan, ingin melihat keadaan mama Rere. Lah sekarang, Alvin malah datang lagi.

"Eee ... non. Tuan muda ganteng itu datang hanya untuk mengantarkan cemilan aja kok. Setelah itu, dia pergi lagi. Katanya, dia juga sedang banyak urusan."

"Gini nih katanya. “Bibi ... Rere nggak ada di sini, bukan? Aku titip cemilan buat Rere yah. Kasi dia setelah pulang.“ Terus bibi jawab, non. “Baik, tuan muda. Ah, nggak masuk dulu?” “Nggak, Bi. Aku lagi banyak kerjaan yang harus di selesaikan. Titip cemilan sekarang, takutnya nggak sempat mampir karena pulang malam.” Gitu, non."

"Ya elah, bibi. Ngapain ajak dia masuk? Ini kan bukan rumah, Bi." Rere menjawab dengan nada kesal yang ia buat-buat.

"Biar aja, non. Kali aja dia mau mampir lagi. Terus, bisa deketin non Rere lagi deh."

Kali ini, Rere tidak menjawab dengan kata-kata apa yang bi Sari ucapkan. Dia hanya memberikan sebuah gelengan pelan sambil melihat ke arah si bibi.

"Nggak ada salahnya kan mencoba yang lain, non. Bibi nggak mau non Rere trauma karena sakit hati. Karena itu, bibi berharap non Rere bahagia bersama yang lain."

Wajah serius yang bi Sari perlihatkan, membuat Rere merasa tidak tega untuk membantah dengan keras. Dia pun hanya tersenyum kecil ke arah si bibi.

"Semua butuh waktu, bi. Oh iya, mana cemilannya. Kebetulan, Rere lagi lapar sekarang. Gak sempat makan tadi."

Rere sengaja menanyakan cemilan yang Alvin berikan. Itu karena ia tidak ingin membahas soal perasaan lagi dengan bi Sari. Si bibi yang ditanya soal cemilan pun langsung cekatan mengambil dus kecil yang ada di atas meja.

"Ini, non."

"Hah? Dus ini, Bi?" Tentu saja Rere kaget. Meskipun itu dus nya kecil, tapi tetap saja, ini dus lho. cukup banyak muatan yang bisa ia tampung.

Awalnya, ketika bi Sari sebut prihal cemilan, yang terbayang dalam benak Rere adalah kantong. Lah ini, dus. Gimana tidak terkejut dia?

"Kenapa, non?"

"Nggak ada apa-apa, bi. Hanya kaget aja. Sepertinya, Alvin ingin aki hanya makan cemilan saja. Tidak menginginkan aku makan nasi. Apa aku terlihat sekurus itu ia suruh ngemil banyak-banyak?"

"Yah ... non Rere. Makan dikit-dikit aja. Sayang kalo di habiskan. Dari tuan muda ganteng itu."

"Bibi, ah."

Waktu memang sudah berjalan sangat jauh. Tapi tidak semuanya akan berubah seiring berjalannya waktu. Sama halnya Alvin. Dia yang masih seperti dulu dalam memperhatikan Rere.

Ketika melihat cemilan yang ada di dalam dus yang Alvin berikan, Rere langsung ingat dengan usaha Alvin untuk mendekatinya dulu. Namun, ia segera menggelengkan kepala agar bayangan masa lalu tidak terus tinggal di benaknya sekarang. Dia tidak ingin ingat Alvin terlalu jauh setelah semua yang ia lalui saat ini.

1
Erna M Jen
akhirnya jadi gembel ...
Heny
Klau bgn alur nya jd malas baca nya rwre di bkn lemah
Heny
Duh Dimas mau ngomporin putri
Heny
Rere ueus surut cerai jng abai
Heny
Mira kepedean kwkwkw
Heny
Amira gk sdr diri
Heny
Good rere
Heny
Jng paks rohan balikan dng rere cinta gk bs dipaksa
Heny
Yes smg kalian berjodoh
Heny
Jng mau dimadu pecat nrk berdua
Heny
Rere gercap ngusir rohan
Heny
Rere jng bodoh pisah aja sm rohan km berhak bahagia
Heny
Ayo re bilang semua sm mm mu jng ada lg yg di tutupi
Heny
Ular kepala dua bahaya ta
Heny
Km hrs kuat rere jng rapuh
Heny
Rohan gk sdr diri km yg bkn rere jd berubah
Heny
Ngapain rohan ngurus rere yg km cinta km sayang kan amira idihhh sok peduli
Heny
Klau memang rohan cinta sm Almira lepaskan rere
Heny
Smg ada co tampan kaya raya yg suka sm rere
Heny
Rohan kepanasan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!