Notes : Bukan untuk bocil.
"Panggil aku Daddy, Gadis Manis."
Abercio Sanchez. Andai Lucy tak menikah kontrak dengan pria itu, mungkin ... putrinya Ciara tak akan terjebak dalam kegilaan Abercio yang berstatus ayah sambung dari anak tersebut.
Ciara A. Garnacho. Seorang gadis polos yang kekurangan kasih sayang dari sosok ayah kandungnya. Kelemahan tersebut malah dimanfaatkan oleh Abercio yang menjadi ayah sambung dari gadis tersebut.
Hal apakah yang Abercio lakukan sehingga Ciara menuruti semua kegilaan Abercio saat menjadi ayah sambungnya?
Yuk, subscribe novel ini dan baca kelanjutan kisah Abercio dan Ciara!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rubah Kecil Yang Licik
...“Pantas saja Pak Abercio menjuluki gadis ini ‘Rubah Kecil yang Licik’. Di balik tingkahnya yang menggemaskan, tak ada yang tahu seperti apa sifat asli dari gadis ini.” – Bart Lincoln Fernandez ...
“Ck! Sedih nggak dapet ‘Good Night Kiss’ dariku?”
Ciara berdecak sebal sembari berjalan menuju ranjangnya. Ia benar-benar kesal setengah mati mendengarkan ucapan Abercio tadi. Bukankah pria itu bisa mendapatkan ‘Good Night Kiss’ dari Megan? Kenapa harus darinya?! Lagi pula pria itu sudah sering berciuman!
Kruyuk!
“Ih! Kenapa harus laper sih?!” gerutu Ciara yang baru saja menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang dengan kedua tangan yang membentang dengan lebar.
Ciara menghela nafasnya sembari memaksakan duduk di sisi ranjang. Kemudian ia menatap ke arah pintu balkon kamarnya yang tertutup. Ia menapaki lantai dan berjalan menuju balkon tersebut.
Semilir angin malam bertiup lembut membelai rambut hitam Ciara yang tergerai. Helaian demi helaian rambut Ciara meliuk-liuk saat terkena sentuhan angin malam. Ciara mengangkat wajahnya menatap ke arah langit malam yang terang karena sinar bulan yang begitu indah.
“Aku cape bersandiwara seperti ini. Apa sebaiknya aku menjadi diriku sendiri saja? Tapi … gimana dengan Mommy? Kenapa Mommy nggak pernah menghubungiku? Sebenarnya apa yang terjadi?” lirih Ciara tanpa henti.
Gadis itu mulai putus asa dengan keadaan yang ia lewati. Masa kecil yang begitu mengerikan hingga masa kini yang begitu menyedihkan karena jatuh hati pada seorang pria yang berstatus ayah sambung. Bahkan pria itu merupakan pria mesum hidung belang.
“Ck! Kau benar-benar menyedihkan Ciara!” rutuk Ciara pada dirinya sendiri.
Di saat Ciara menatap langit yang luas, sayup-sayup terdengar suara orang yang sedang berbicara. Suara yang tak asing baginya. Ciara menelisik ke seluruh hamparan taman yang menjadi latar pemandangan balkonnya. Meskipun gelap, dapat terlihat dua sosok tubuh yang sedang berhadapan dan saling berbicara.
“Bart?” Ciara memicingkan matanya menatap ke arah Bart yang saat itu sedang berbicara dengan Axel.
Ciara tak dapat mendengar dengan jelas apa yang sedang dua orang itu bicarakan. Pasalnya saat ini ia sedang berada di lantai dua. Ciara memberanikan dirinya memanggil Bart.
“Bart!” panggil Ciara seraya melambaikan tangannya ke arah pria yang ia panggil.
Bart mengangkat wajahnya menatap ke arah Ciara yang saat itu sedang melambaikan tangan ke arahnya.
“Besok kita lanjutkan. Aku takut dia mendengarkan pembicaraan kita.” Ucap Bart kepada Axel. Axel hanya menganggukkan kepalanya sembari berlalu pergi meninggalkan Bart.
“Bart! Ciara laper!” seru Ciara sambil tersenyum menampakkan seluruh giginya ke arah Bart.
“Mau saya carikan makanan—”
“Temani Ciara makan, yuk?” pinta Ciara. Ia memotong pembicaraan Bart dan seolah-olah sudah akrab lama dengan pria itu.
Belum sempat Bart mengiyakan ajakan Ciara, gadis itu langsung berlari meninggalkan balkon. Perlahan-lahan Ciara membuka pintu kamarnya agar tak mengeluarkan bunyi. Kemudian ia berjalan dengan berjinjit-jinjit melewati pintu kamar Abercio yang tak tertutup.
“Fyuhhh!” Ciara menghela nafas lega saat ia berhasil melewati kamar Abercio dan menuruni tangga.
Gadis itu langsung berlari keluar rumah. Beberapa penjaga yang merupakan bawahan Bart menatap heran ke arah Ciara. Ciara melemparkan senyumannya ke arah penjaga tersebut sembari bertanya. “Liat Bart, nggak?”
“Saya di sini,” Bart menyahut sambil berjalan mendekat ke arah Ciara.
Ciara langsung mendekat ke arah Bart dan menatap Bart dengan pesona mematikannya. Ia berkata dengan suara yang manja seperti sandiwara yang biasa ia gunakan untuk orang-orang di sekitarnya selain Gea dan Brian.
“Bart … Ciara laper. Kita cari makan, yuk?” Ciara memelas dengan sangat manja ke arah Bart.
Beberapa penjaga menatap Ciara karena terpesona dengan kecantikan dan tingkah manja Ciara. Mereka tersipu dan tersenyum sendiri melihat tingkah Ciara.
“Saya akan membangunkan—”
“Jangan bangunin Daddy Cio,” potong Ciara dengan wajah cemberut. “Kasian Daddy Cio lagi cape. Besok juga mau kerja.”
Bart menghela nafasnya. Ia merasa kesulitan diposisi yang ia hadapi saat ini. Andai Abercio tahu bahwa ia pergi menemani Ciara makan, mungkin Abercio kembali memukul dan memarahinya. Apa sebaiknya ia menolak ajakan gadis itu dengan baik-baik.
“Ciara belum makan seharian,” rengek Ciara dengan tatapan polosnya ke arah Bart.
“Pantas saja Pak Abercio menjuluki gadis ini ‘Rubah Kecil yang Licik’. Di balik tingkahnya yang menggemaskan, tak ada yang tahu seperti apa sifat asli dari gadis ini,” gumam Bart dalam hati.
“Hmm. Baiklah,” Bart mengiyakan permintaan Ciara.
...❣️❣️❣️...
...BERSAMBUNG…...
ini tugas ciara agar bisa meyakinkan cio bahwa pernikahan gak selalu berakhir dg perceraian