Bekerja dengan bos yang mengeluarkan peraturan 'Kamu jangan pernah jatuh cinta dengan atasanmu'. Wah gimana ya perasaan Yasmin diworo-woro oleh bos tampan pemilik perusahaan tempat dia bekerja?
Ketika tidak sanggup lagi menghindari perasaan cinta yang tumbuh perlahan terhadap bosnya Yasmin memutuskan untuk resign sebelum bosnya memecat dia terlebih dahulu. Yasmin pergi ke kota lain untuk melupakan cintanya.
Bayu, bos Yasmin baru menyadari bahwa dia telah menaruh hati dengan gadis berjilbab syar'i itu yang telah mengubah hidupnya menjadi lebih religius setelah Yasmin resign tanpa persetujuan darinya.
Akankah Bayu bertemu kembali dan mengungkapkan cintanya kepada Yasmin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rabiha Adzra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33: Flashback (Sah...Sah...Sah)
Semakin mendekati hari H, hati Yasmin semakin cemas dan deg-degan. Dia masih bekerja, Bayu memberitahunya bahwa seminggu sebelum akad nanti, Bayu tidak mau melihat dia ada di kantor lagi. Artinya dia sudah harus mengambil cuti. Tapi Yasmin belum juga membuat surat cutinya.
"Yas, kamu kenapa kok kelihatan stres banget?," tanya Ririn ketika mereka makan siang di cafetaria perusahaan.
"Pernikahanku nggak lama lagi, Rin," gumam Yasmin.
"Ya bagus, dong. Kamu bakalan sah menjadi Nyonya Bayu," canda Ririn dengan suara pelan takut terdengar orang lain.
"Ish, kamu sendiri kapan menjadi Nyonya Ibnu?," selidik Yasmin. Karena sibuk mempersiapkan pernikahannya, Yasmin sampai lupa perkembangan Ririn dan Ibnu.
"Dia lagi sibuk, Yas. Kami cuma chatting saja, sekarang dia sedang di luar kota," jawab Ririn tak bersemangat.
'Oh begitu. Pantesan Ririn nggak bersemangat begitu. Rupanya sudah lama nggak ketemu dengan Mas Ibnu,' batin Yasmin.
"Ayo cepat, Rin. Habiskan makananmu, kan mubadzir," ujar Yasmin melihat makanan Ririn masih separuh di piring.
"Kamu enak Yas, bisa memantau Pak Bayu langsung. Lha, aku nggak tahu apa yang dia lakukan di sana. Bisa jadi dia malah jalan sama cewek lain," ucap Ririn galau.
"Saling percaya aja, Rin. Kalau kamu menjaga diri, Insya Allah jodohmu juga akan menjaga dirinya. Kamu kan belum tahu apakah Mas Ibnu itu jodoh kamu atau bukan nantinya," jelas Yasmin memberi Ririn semangat.
"Benar juga sih, Yas. Aku nggak mau pusing, ah," ujar Ririn setuju. Wajahnya pun terlihat semangat lagi.
Selesai makan, Yasmin dan Ririn kembali ke ruangan mereka masing-masing. Yasmin melihat Bayu sudah berada di ruangannya. Gadis itu duduk sambil melirik ke dalam ruangan Bayu. Deg. Ternyata Bayu pun sedang melihat ke arahnya.
Tak lama terdengar bunyi voice message dari Bayu.
"Yas, masuk ke sini sebentar"
Yasmin pun segera masuk ke dalam ruangan Bayu.
"Ada apa, Pak?," tanya Yasmin berdiri di depan meja kerja Bayu.
"Sayang!!," tatap Bayu.
'Ish. Orang ini, dia sama sekali nggak lupa ya, kalau aku memanggilnya 'Bapak' dia pasti akan memanggilku 'Sayang',' ucap batin Yasmin kesal.
"Ada apa, Mas?," Yasmin pun meralat ucapannya kembali sambil tersenyum.
"Yas, kamu belum membuat surat izin cuti?," tanya Bayu. Yasmin hanya menggelengkan kepala.
"Apa harus aku yang membuatkannya?," sindir Bayu.
"Iya...iya. Aku akan membuatnya, besok aku udah nggak datang lagi," sungut Yasmin.
"Malam ini, aku akan ke rumah mu," ujar Bayu.
"Hah, mau ngapain?" tanya Yasmin heran bercampur kaget.
"Temani aku menghadiri acara Standing party. Jadi bersiaplah nanti malam aku akan menjemputmu," jawab Bayu.
"Tapi..."
"Yas, aku nggak mau dengar penolakan karena alasan kalau kita belum sah jadi suami istri," skak Bayu.
Yasmin menghela napas. Kadang Bayu suka memaksa, membuatnya sebal.
"Nggak usah manyun begitu. Setelah ini aku nggak akan mengganggu kamu lagi sampai hari akad nikah nanti," ujar Bayu menyakinkan Yasmin.
"Janji?," Yasmin masih tidak yakin.
"I'm promise," ucap Bayu.
"Baiklah. Aku keluar, ya," Yasmin pun setuju setelah Bayu berjanji seperti itu. Bayu mengangguk sambil tersenyum.
***
Umi Lusi sempat protes karena Yasmin masih bekerja juga. Apalagi ini harus pergi malam-malam dengan Bayu. Herannya Umi Lusi tidak melarang Yasmin.
"Yas, kamu itu nanti akan menjadi istri seorang pemimpin perusahaan. Punya banyak relasi dan acara. Kamu harus bisa menjaga sikap dan perilaku di luar sana," nasihat Umi Lusi.
"Iya, Umi. Aku tahu itu," Yasmin mengerti, tapi dia kurang suka hadir di acara-acara seperti itu.
Tin.Tin.Tin.
Suara klakson mobil Bayu terdengar di halaman rumah.
"Yas, Bayu sudah datang. Kamu belum siap begini," ucap Umi Lusi meninggalkan Yasmin lalu menuju ke ruang tamu untuk membukakan pintu.
Yasmin masuk ke kamar, orang tinggal pake jilbab saja kok. Sayup-sayup dia mendengar Umi Lusi menyuruh Bayu masuk.
"Yasmin masih pake jilbab, Bay," ucap Umi Lusi.
"Iya, nggak apa. Nggak terburu-buru juga, Umi," ujar Bayu.
"Duduklah," Umi Lusi mempersilahkan Bayu duduk. "Umi mau lihat Yasmin dulu, sudah siap apa belum. Anak itu kalau berdandan suka lama," sambung Umi Lusi.
"Yas, Bayu udah menunggu tuh," teriak Umi Lusi di depan pintu kamar Yasmin.
"Iya, Umi. Ini udah siap, kok," sahut Yasmin keluar dari kamar lalu berjalan menuju ke ruang tamu.
"Sudah siap?," tanya Bayu melihat Yasmin sambil tersenyum. Gadis berjilbab syar'i itu pun hanya mengangguk.
"Umi, kami pergi dulu," ucap Yasmin dan Bayu serempak. Yasmin dan Bayu saling pandang lalu tersenyum geli.
'Kok bisa kompak begini,' Yasmin melihat Uminya juga tersenyum. Jadi malu, deh.
"Hati-hati. Jangan terlalu malam, ya. Nggak enak sama tetangga," pesan Umi Lusi.
"Iya, Mi. Insya Allah, nggak lama kok," ujar Bayu.
***
Tiba di acara pesta
Mereka masuk ke sebuah rumah mewah. Lalu berjalan memutar ke belakang. Rupanya acara tersebut berada di belakang rumah mewah itu. Halaman di belakang rumah si pemilik cukup luas juga, sehingga bisa dipakai untuk acara Standing party.
"Hai, Bay," tegur seorang pria berjas silver menyalami Bayu.
"Hei, Tom. Datang sendirian?," tanya Bayu.
"Iya, Bay. Masih jomblo juga, nih. Nggak kayak kamu udah ada gandengan, bentar lagi mau married," jawab pria bernama Tom itu sambil melirik ke arah Yasmin.
"Insya Allah. Undangan udah dapat, kan?," tanya Bayu lagi.
"Iya, udah. Keren undangannya. Udah ku pajang di meja kerjaku," jawab Tom terkekeh. Bayu hanya tersenyum begitu juga dengan Yasmin.
"Jangan sampai nggak datang, ya," pesan Bayu.
"Oke, Sip. Aku ke sana dulu ya, Bay," pamit Tom.
Bayu lalu mengajak Yasmin mendekati tuan rumah, yang ternyata salah satu pemilik hotel bintang lima. Pak Wilman. Beliau baru saja menikahkan putrinya, dan malam ini adalah acara resepsinya.
"Mas, nggak ada kursi? Jadi kita makan dan minum sambil berdiri seperti itu," ujar Yasmin sambil berbisik sambil menunjuk ke arah tamu undangan yang sedang makan dan minum sambil berdiri.
Bayu menoleh ke kanan dan ke kiri sambil melihat sekeliling kalau saja ada kursi menganggur. Yasmin capek kalau harus berdiri terus begitu. Mau makan dan minum sambil berdiri, nggak banget. Itu bukan budaya kita sebagai orang timur dan juga tidak ada dalam agama Islam. Di dalam hadits bukankah Rasulullah sudah memerintahkan kita untuk makan dan minum jangan sambil berdiri.
"Nggak ada kayaknya," ucap Bayu.
"Ya udah. Kalau begitu kita jangan lama-lama di sini, Mas," bujuk Yasmin. Mas Bayu mengangguk setuju.
Yasmin benar-benar nggak betah berada di acara seperti ini. Dia sekilas melihat pengantin wanita dan pria sedang berbincang-bincang tidak jauh dari mereka.
'Ya Tuhan, gaun pengantin wanitanya seksi banget. Suaminya kok rela tubuh istrinya terekspose begitu dan dilihat banyak orang,' gumam Yasmin dalam hatinya.
Bayu yang masih asik menyapa teman-temannya segera Yasmin tarik jas di lengannya.
"Mas, ayo pamitan dengan pengantinnya," ajak Yasmin berbisik sambil tersenyum tidak enak dengan teman bicara Bayu.
"Ayo. Nggak sabar banget, sih," gerutu Bayu lalu mengajak Yasmin menghampiri pengantin.
"Selamat ya, Melani dan Bryan," ucap Bayu memberikan ucapan selamat kepada kedua pengantin.
"Terima kasih, Bay," ucap Bryan.
"Eh, belum dipingit calon pengantinnya," sela Melani melirik Yasmin.
"Kalau aku nggak datang, nanti kalian bakalan nggak datang juga di acara pernikahanku," balas Bayu.
"Kami pasti datang, Bay. Iya, kan Sayang," toleh Bryan melihat Melani.
"Barakallah ya, Mba. Semoga sakinah mawadah warohmah," ujar Yasmin juga memberikan ucapan selamat seolah memberi tanda kepada Bayu agar calon suaminya itu tidak banyak bicara lagi.
Sepertinya Bayu tahu dengan kode yang Yasmin berikan. Mereka pun meninggalkan lokasi pesta tanpa makan dan minum.
***
Menjelang akad nikah
Sampai satu hari sebelum akad nikah, Bayu benar-benar menepati janjinya. Dia sama sekali tidak mengganggu Yasmin baik menelpon atau mengirim pesan. Yasmin sempat khawatir juga. Tapi ternyata Bayu selalu berkomunikasi dengan Umi Lusi menanyakan keadaan Yasmin.
Kini hari bersejarah itu terukir indah di dalam hidup Yasmin dan Bayu. Di rumah Yasmin sudah sibuk sejak dari jam 4 pagi. Mobil jemputan dari keluarga Bayu sudah menunggu di luar.
"Yasmin, udah duduk sana. Biar cepat didandani!," teriak Umi Lusi.
"Iya, nih anak. Urusan di dapur tinggalin aja. Kamu itu mau di rias tau nggak," Melati juga ikut-ikutan marah.
"Kenapa jadi pada emosi semua, sih" gumam Yasmin. Dia pun duduk agar dihias oleh perias pengantin yang dikirim oleh Mami Bayu.
"Sabar, Kak. Memang begini kalau ada acara, suka panik dadakan," ujar Dahlia, adik Yasmin tersenyum geli. Karena Dahlia sudah menikah duluan dari Yasmin makanya dia bisa bilang begitu.
Setelah semuanya selesai berhias, rombongan keluarga Yasmin pun langsung menuju ke masjid di perumahan elite. Kedatangan mereka di masjid sudah ditunggu-tunggu oleh keluarga Bayu dan tamu undangan yang sempat hadir di acara akad nikah. Setelah akad nikah nanti mereka pun akan meluncur ke hotel untuk melanjutkan acara resepsinya.
"Pengantin perempuannya sudah datang," ujar MC acara akad nikah.
Yasmin melihat Bayu yang sudah duduk di depan meja ijab qabul menoleh ke arahnya. Bayu tersenyum menatap Yasmin. Laki-laki itu tampak terpesona melihat Yasmin, karena memang baru kali ini dia melihat wajah Yasmin memakai make-up. Gadis yang dalam hitungan menit akan melepaskan masa lajangnya itu menunduk untuk menghindari tatapan Bayu. Yasmin duduk tidak jauh di belakang Bayu, diapit oleh Umi Lusi dan Adeline.
"Bisa kita mulai," ujar pak penghulu.
Paman Hasan menggenggam tangan Bayu untuk memulai ijab qabul.
Jantung Yasmin berdebar kencang. Dia berdoa di dalam hati jangan sampai Bayu salah dalam mengucap Qabulnya. Tanpa Yasmin sadar pamannys sudah mengucapkan ijab.
"Saya nikahkan dan kawinkan keponakan saya Yasmin Aprillia binti Ahmad dengan mas kawin satu set perhiasan berlian dibayar tunai," ucap Paman Hasan.
"Saya terima nikah dan kawinnya Yasmin Aprillia binti Ahmad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,"
Bayu mengucapkan Qabul dengan suara lantang dan tegas dengan satu tarikan napas.
"Sah?," tanya penghulu kepada para saksi.
"Sah"
"Sah"
"Sah"
'Alhamdulillah Ya Allah. Acara ijab Qabul ini berjalan dengan lancar,' ucap hati Yasmin.
Bayu lalu menyerahkan mas kawin berupa satu set perhiasan berlian yang Yasmin pilih waktu itu. Yasmin begitu terpana melihat perhiasan itu yang ternyata kini menjadi miliknya.
"Kak Yasmin, ulurkan tangannya. Mas Bayu mau menyematkan cincin," bisik Dahlia.
'Ya Allah, aku sampai lupa,' Yasmin mengulurkan tangan kirinya lalu Bayu menyentuh tangan Yasmin untuk pertama kalinya. Sentuhan laki-laki tampan itu membuat ddarahnya berdesir dan jantungnya berdebar.
Kini cincin berlian itu sudah melingkar di jari manis Yasmin. Yasmin lalu mencium punggung tangan Bayu yang sekarang telah menjadi imamnya.
Shalawat pun bergema di dalam masjid setelah pemberian mas kawin tadi. Yasmin tidak bisa membendung air matanya ketika bersalaman dengan Umi Lusi. Dia akan ikut Bayu dan Umi Lusi akan tinggal sendirian di rumah. Hati Yasmin benar-benar sedih.
"Umi, terima kasih sudah membesarkan dan mendidik ku hingga mengantarku menikah," ujar Yasmin memeluk Umi Lusi sambil terisak.
"Iya, Sayang. Patuh lah dengan suami selagi tidak bertentangan dengan agama. Jaga Izzah suami ketika kamu di luar rumah," pesan Umi Lusi. Yasmin pun mengangguk sambil tersedu.
"Yas, sudah. Jangan banyak menangis. Nanti make up kamu luntur," bisik Ririn mengiringi Yasmin ketika bersalaman dengan keluarganya.
Ririn memberi Yasmin tisu. Yasmin menghapus air matanya. Setelah acara akad selesai semua keluarga dan tamu undangan kembali ke rumah mertua Yasmin untuk mengisi perut. Kalau keluarga Yasmin jelas belum sempat sarapan pagi meskipun Umi Lusi dan Melati sudah menyiapkan makanan kecil.
Ketika di rumah mertuanya, Yasmin tidak melihat Bayu. 'Ke mana dia?'
"Yas, kamu makan dulu walaupun sedikit. Sebentar lagi kamu harus ganti pakaian," ujar Melati mengingatkan adiknya.
"Iya, Kak," Yasmin melihat Ririn sedang mengambilkan sepiring nasi untuknya.
"Ya Allah Rin, jangan banyak-banyak," kata Yasmin protes.
"Kamu harus makan banyak supaya nggak pingsan di acara resepsi nanti. Tamu undangan keluarga mertua kamu pasti banyak," ujar Ririn memaksa Yasmin.
"Oya Rin, kamu lihat Mas Bayu nggak?," tanya Yasmin.
"Lihat, dia masih di teras sedang menelpon," jawab Ririn.
Setelah makan, Yasmin langsung diajak Adeline masuk ke kamar untuk berganti pakaian dan di-make up lagi.
Yasmin menunggu Mba Susi, tata rias dari Adeline, mertuanya datang. Yasmin melihat ranjang berukuran king size itu sudah di sulap menjadi ranjang pengantin. Nuansa tosca muda menghiasi isi kamar. Yasmin tersenyum sambil mengamatinya. 'Itu warna kesukaanku,' batinnya.
Yasmin masih mengenakan gaun akad nikah tadi namun jilbabnya sudah dia tanggalkan karena nanti berbeda lagi warnanya. Yasmin masih saja terpaku sambil mengamati sekeliling kamar yang cukup luas itu.
Ceklek!!
Suara pintu kamar terbuka, Yasmin menebak kalau yang masuk itu pasti Mba Susi. Dia lantas membalikkan badannya ke arah pintu kamar.
"Mba Sus..."
Yasmin kaget bukan main, ternyata bukan Mba Susi yang masuk tetapi Bayu. Sejenak mereka saling tatap. Yasmin lalu membalikkan badannya lagi. Malu. Ini pertama kalinya Bayu melihat wajahnya tanpa mengenakan jilbab. Jantung Yasmin berdebar kencang karena sepertinya Bayu berjalan mendekatinya.
🍁🍁🍁
karya yg sangat bagus n ispiratif
biasanya sy baca ga pernah smpe habis, ini ko malah pengen lagi ❤️