Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 20 Pelukan
Aira sudah berada di rumah mertuanya untuk membantu persiapan pesta kejutan ulang tahun Yusuf yang ke tiga puluh satu tahun. Aira menata kue dan hidangan pembuka di meja khusus yang di gunakan untuk meletakkan hidangan para tamu yang datang nanti.
Sejak tadi mama Monica dan Kiki tidak mempedulikan Aira. mama Monica mendiamkan Aira yang tengah sibuk mengurusi makanan.
Aira sampai berpikir mungkin sikap Yusuf meniru mamanya, andai Yusuf seperti papanya....
Astaghfirullah kenapa aku malah membatin buruk pada ibu mertua dan suamiku sendiri ...
Aira menyesali pikiran buruknya tadi, ia langsung pergi ke kamar Yusuf untuk berganti pakaian karena sebentar lagi acara akan di mulai. Aira mengenakan stelan gamis berwarna pastel yang ia beli dengan Aline beberapa hari yang lalu.
Akhirnya baju ini berguna juga, batin Aira saat ia mematut dirinya di depan cermin. tadinya Aira tidak mau membeli baju itu karena terlalu glamor. Aira kurang pede mengenakannya tapi demi ulang tahun Yusuf Aira akan memakai gamis itu. nanti akan banyak tamu jadi tidak mungkin ia hanya berdandan alakadarnya saja.
Aira menyapukan bedak tipis di wajahnya, ia menatap di cermin merasa was-was Jia bedaknya terlalu putih di kulitnya yang berwarna sawo matang. Aira meraih lipstick berwarna nude lalu mengenakannya tipis saja di bibirnya. setelah merasa cukup Aira meraih hijab segi empat polos berwarna senada dengan gamisnya.
Beres, menurut Aira penampilannya sudah cukup. biasanya bahkan ia tidak berdandan seperti itu. nanti mau Yusuf menganggapnya atau tidak ia tidak ambil pusing yang penting dirinya sudah hadir di acara pesta sesuai permintaan ayah mertuanya.
"Yusuf sudah hampir sampai!" kata mama Monica heboh setelah menerima telepon dari Yusuf.
"Aira cepat nak!" papa memanggil Aira.
"Iya pa" Aira bergegas berkumpul dengan anggota keluarga yang lain berada di lantai satu.
"Matikan semua lampu!" kata papa.
Suasana jadi gelap dan hening. di luar terdengar Yusuf memanggil mamanya terkejut mendapati rumah dalam keadaan gelap.
"Mam?! pa?!".
Pintu terbuka dan lampu di nyalakan semua langsung berteriak memberi kejutan.
"Selamat ulang tahun Yusuf!!"
Aira tersenyum, ia tidak terlalu mengikuti uforia kejutan itu. toh Yusuf juga tidak akan menganggap dirinya ada diantara kerumunan keluarga Ibrahim.
"Wow, apa ini?" Yusuf terlihat senang. ia memeluk papa dan mama.
"Aira ayo ucapkan selamat pada Yusuf" kata papa antusias.
Aira yang diam saja sejak tadi jadi bingung harus bicara apa pada Yusuf.
Aira hanya diam memegang sebuah balon di tangannya. ia gugup mau mengucapkan selamat pada Yusuf.
Senyum Yusuf memudar menatap Aira yang hanya mematung seperti orang linglung. Yusuf melangkah mendekati Aira ia menyentuh bahu Aira membuat Aira tersentak kaget dan reflek menggerakkan bahunya agar Yusuf melepas pegangannya.
"Se_selamat ulang tahun mas" kata Aira sembari menunduk, ia tidak ingin menatap wajah suaminya.
"Terimakasih" jawab Yusuf.
"Kenapa masih kaku begitu? Yusuf Yo peluk istrimu" kata papa.
Wajah Aira langsung panik, ia tidak mau Yusuf memeluknya. memang benar Yusuf adalah suami sah Aira, tapi melihat perlakuannya selama ini Aira tidak yakin ingin membiarkan Yusuf memeluknya.
Yusuf merangkul bahu Aira sembari tersenyum palsu. perlahan ia menarik Aira kedalam pelukannya. Aira menahan napasnya, seolah waktu terhenti. ia ingin segera lepas dari pelukan Yusuf yang hanya pura-pura itu.
Yusuf segera melepas pelukannya begitu papa berpaling dan berjalan menuju tempat kue ulang tahun.
"Kita tunggu tamu undangan saja ya potong kue nya" kata papa.
Semua setuju, Aira hanya diam saja. ia seperti mengacuhkan Yusuf dan tidak berminat memandang Yusuf.
Sebaliknya Yusuf menatap tajam Aira, ia yakin perubahan sikap Aira itu karena Alan. Yusuf ingat kejadian di rumah makan Padang saat ia melihat Aira makanan berdua dengan Alan.
Karena pria itu dia berani sok jual mahal padaku! kau pikir siapa dirimu Aira?!
Yusuf begitu kesal, ia tidak suka melihat perangai Aira yang sok mengabaikan dirinya.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong