TIDAK DIREKOMENDASIKAN UNTUK DIBACA, KALIAN BISA PILIH NOVEL YANG LAIN (DISARANKAN YANG TERBIT DARI 2022 KE ATAS) ... KALAU MASIH NEKAT, SILAHKAN DIMAKLUMI SEMUA KEANEHAN YANG TERDAPAT DI DALAM NOVELNYA.
SEKIAN _ SALAM HANGAT, DESY PUSPITA.
"Aku merindukanmu, Kinan."
"Kakak sadar, aku bukan kak Kinan!!"
Tak pernah ia duga, niat baiknya justru menjadi malapetaka malam itu. Kinara Ayunda Reva, gadis cantik yang masih duduk di bangku SMA harus menelan pahit kala Alvino dengan brutal merenggut kesuciannya.
Kesalahan satu malam akibat tak sanggup menahan kerinduan pada mendiang sang Istri membuat Alvino Dirgantara terpaksa menikahi adik kandung dari mendiang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Aneh
Uring-uringan, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan pria bermanik hazel itu. Wajah tampan dan tubuh tegapnya bak setrika yang sedari tadi mondar mandir tak jelas.
Brugh
Vino mulai lelah, ia hempaskan tubuhnya di sofa empuk itu. Tak lupa dengan minuman dingin yang ketiga kalinya. Entah apa yang kini ia rasakan, panas tidak juga. Tapi mengapa ia merasa gerah, tepatnya di dada, dekat lambung dan entahlah Vino tak mampu mengartikan perasaannya saat ini.
"Arrrrggghh!! Gioooo anak setaaan!!"
Prankk
Biasalah, tak kenal siang maupun malam. Vino kerap melampiaskan emosi tertahannya pada benda mati di sekitarnya.
Vino berlalu, beranjak begitu cepat dengan langkah panjangnya. Membuka kemeja secara kasar bahkan kancingnya lepas beberapa, ia butuh pendinginan. Emosinya harus ia redam.
Jam 03 pagi, bagi Vino tak tidur sekalipun adalah hal biasa. Hanya saja baru kali ini ia tak tidur dengan alasan tak jelas, perasaan yang membingungkan bahkan ia sendiri tak paham apa yang ia inginkan.
Air yang mengguyur begitu dingin seakan tak terasa kala menjalar membasahi tubuhnya. Vino masih saja terdiam, tak ada niat meraih shampo dan lainnya, ia bukan mandi, hanya saja ingin meredakan panas yang ia tak tahu dimana sumbernya.
Cukup lama ia menghabiskan waktu bersama tetesan air itu, gemericiknya kini terhenti dan pria itu keluar dengan handuk putih yang ia lilitkan di pinggangnya.
Menatap ranjang king size dengan hamparan sprei putih itu, Vino kembali terbayang pristiwa gila malam itu. Bahkan bayangan tubuh mungil Kinara pun ikut merasuk dalam pikirannya.
"Ays!! Dasar mesum," ujar Vino tanpa sadar sembari menarik rambutnya kuat-kuat.
Ia tengah mengumpat diri sendiri. Selama ini, seberapa cantik dan menarik temannya di atas ranjang, Vino akan melupakannya dalam sekejab. Bahkan ia takkan ingat meskipun hanya wajahnya.
Namun Kinara berbeda, entah mengapa ia hanya merasa lain saja. Apa karena kekerasan dan paksaan yang ia lakukan, atau memang pesona Kinara yang membuatnya tenggelam dalam bayangan.
"Ck, pergi kau!"
Pria tampan itu menepuk-nepuk kepalanya. Berharap wajah ayu Kinara pergi dari bayangannya, ia sangat lelah. Ingin lelap, namun tak mampu jua.
Dengan pakaian tidur ternyamannya, Vino mencoba tetap menikmati sisa malam yang kini hanya beberapa jam lagi. Mematikan lampu dan mendengarkan musik penghantar tidur adalah langkah terakhirnya.
******
Mentari menyapa ramah setiap wajah pagi ini, bel belum berbunyi dan Kinara masih setia duduk di taman sekolah. Sengaja ia datang pagi, toh memang ia tidur dikit sekali. Hendak tak masuk kembali, tapi jadwal ujian beberapa mata pelajaran membuatnya terpaksa harus bertahan dan menuruti perintah Gio.
"Rev? Kenapa kau sudah masuk? Bukankah kau masih lemah?"
Afkhar begitu mengkhawatirkan sahabatnya itu. Beberapa hari lalu ia menjenguk Kinara di rumah sakit, dan ia paham betul tak mungkin gadis itu pulih sebegitu cepatnya.
"Tidak masalah, Afkhar ... aku baik-baik saja, terima kasih ya."
Tersenyum dan mencoba tetap menjadi Kinara yang sebelumnya adalah cara Kinara menyembunyikan lukanya. Ia hanya memiliki Afkhar sebagai teman dekatnya, wajah cantik dan otak cerdas seorang Kinara Ayunda Reva menangung kedengkian teman-temannya.
Status Afkhar yang merupakan siswa tampan dengan segudang prestasi akademik maupun non akademik membuat sebagian besar siswi meradang kala mereka terlihat begitu dekat.
Pun dengan Reva yang menjadi objek beberapa lelaki sebagai tujuan cinta mereka semakin membuat gadis itu di benci semudah itu.
"Kau sudah makan?"
"Ehm, dan kau?" Afkhar tersenyum manis kala mendengar pertanyaan langka yang keluar dari bibir mungil Kinara.
"Sudah, aku hanya bertanya jangan salah paham."
Afkhar terdiam, ia salah mengira. Benar jika pertemanan mereka hanya sebatas pertemanan biasa, tak ada celah untuknya masuk lebih dalam menuju relung hati Kinara.
Mereka berteman cukup lama. Dan Afkhar mengenal Kinara sebagai adik dari Kinanti, kedekatan tak sengaja di antara mereka menghadirkan rasa yang tak biasa di benak Afkhar.
Tak jauh dari tempat duduk mereka, Randy yang juga memendam rasa sejak lama hanya mampu melihat Kinara dari kejauhan. Ia tak seberuntung Afkhar, tak sepintar dan secerdas Afkhar. Tapi perkara tampang, Randy tak kalah bahkan pria itu kerap di juluki seleb di sekolahnya.
"Rand, mundur yuk, saingan lu berat."
Beny menepuk pelan bahu sahabatnya, selain itu hubungan tak baik antara Raka dan Vino juga menjadi alasan mereka begitu berjarak. Randy dan Reva cukup mengetahui latar belakang masing-masing, hanya mengetahui, tak lebih.
"Apa sih, Ben, dah sana."
Merasa tak nyaman dengan ucapan Beny yang memang benar adanya. Pemalas kelas kakap dengan modal tampang itu lancang menyukai gadis yang tidak setara dengannya.
"Dih, Maya noh nyariin. Kasian amat anaknya Mak Surti elu cuekin mulu."
"Ape? Ulangi sekali lagi?"
"Ma-ya, Ay-am. Cewek elu Randy,"
"Enak aja, ogah!!"
Begitulah sejatinya cinta, kerap melihat kedepan dan lupa siapa yang dengan tulus di belakangnya.
Begitupun Vino dan Kinan, cinta pertama membuat Kinan menutup mata, ia tak sedikitpun peduli seberapa dalam Vino mencintainya. Cara Vino menyampaikan kasih sayang yang tidak masuk akal membuat Kinanti membenci dirinya sendiri.