NovelToon NovelToon
Si Cantik Dan Si Pintar

Si Cantik Dan Si Pintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Nikahmuda / Duniahiburan / Cintapertama / Berondong / Berbaikan
Popularitas:536
Nilai: 5
Nama Author: Sitting Down Here

Semua orang di sekolah mengenal Jenny: cantik, modis, dan selalu jadi pusat perhatian tiap kali ia muncul.
Semua orang juga tahu siapa George: pintar, pendiam, dan lebih sering bersembunyi di balik buku-buku tebal.

Dunia mereka seolah tidak pernah bersinggungan—hingga suatu hari, sebuah tugas sekolah mempertemukan mereka dalam satu tim.

Jenny yang ceria dan penuh percaya diri mulai menemukan sisi lain dari George yang selama ini tersembunyi. Sedangkan George, tanpa sadar, mulai belajar bahwa hidup tak melulu soal nilai dan buku.

Namun, ketika rasa nyaman berubah menjadi sesuatu yang lebih, mereka harus menghadapi kenyataan: apakah cinta di antara dua dunia yang berbeda benar-benar mungkin?

Spin off dari novel Jevan dan Para Perempuan. Dapat di baca secara terpisah 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sitting Down Here, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 George si Serba Bisa

“Aha! Ada paper clip besi! Sepertinya ini bisa dipakai”

“George, apakah kamu mengucapkan sesuatu?”

“Iya, Lou! Aku sedang mencoba untuk membuka pintu ini, do’akan aku ya semoga bisa!”

“Iya George, aku akan do’akan! Kalau bisa cepetan ya!”

“Oke,Lou!”

George curiga karena sedari tadi ia tak mendengar suara Jenny. Apakah Jenny jatuh pingsan? George harap itu tidak terjadi. Ia lalu berusaha mengakali agar bisa membuka pintu itu dengan secepat mungkin agar ia bisa segera membebaskan Jenny dan Louisa.

Ketika George masih mengutak-atik pintu, ponselnya berbunyi. Ternyata yang menelepon adalah Bryan. Ia lupa mengabari Bryan kalau ia telah menemukan Jenny dan juga Louisa.

“Halo, George. Aku telah mencari Jenny kemana-mana tapi masih belum menemukannya. Bagaimana denganmu, George?”

“Aku telah menemukan mereka tetapi mereka dikunci dari luar oleh seseorang yang mereka sendiri tak tahu siapa. Ini aku sedang mencoba mengakali untuk membuka pintunya”

“Kamu tepatnya berada di mana, George?”

“Sepertinya ini ruang gym yang lama, agak di belakang dekat gudang”

“Oke, aku akan ke sana sekarang”

“Bagaimana dengan Amanda? Memangnya dia takkan mencari kamu, Bryan?”

“Jangan khawatirkan itu, George. Aku akan mencari cara untuk kabur darinya”

“Oke, terserah kamu aja, Bryan”

Setelah berusaha untuk beberapa lama, George akhirnya bisa membuka kunci pintu tersebut walau ia sempat merasa kesulitan.

“George! Thank God akhirnya kamu bisa juga membuka pintunya!”

“Iya Lou. Tunggu … Jenny kenapa, Lou?”

“Tadi dia sempat sesak nafas kemudian pingsan, George. Dia phobia sama ruangan gelap dan sempit”

“Oh, ternyata dia punya phobia ya. Kalau begitu kita harus cari cara agar ia siuman, Lou. Sepertinya aku punya obat asma di tasku. Tunggu sebentar aku cari dulu …”

“Memangnya kamu punya penyakit asma juga, George?”

“Ga juga sih, tapi kalau aku sedang terserang rasa panik atau panic attack, aku suka pakai obat asma ini. Nah ini dia ketemu!”

George kemudian memakaikan obat itu untuk Jenny. Setelah beberapa kali berusaha, akhirnya Jenny bisa siuman juga. Ia terlihat terkejut ketika melihat George.

“George, kamu ngapain di sini?”

“Aku mau nge-gym, Jen. Ini kan dulu ruangan gym”

“Ada-ada aja kamu”

Louisa lalu bertanya kepada George.

“Ngomong-ngomong, kamu bisa tahu kami ada di sini dari mana, George?”

“Dari aku”

Bryan tiba-tiba muncul dan mendekati Jenny, Louisa, dan George.

“Kamu tahu dari Amanda ya?”

“Iya, sepertinya kamu memang sudah curiga ya, Lou?”

“Aku memang tak percaya padanya, Bryan. Lagian kamu kenapa sih bisa pacaran sama cewek toxic kayak Amanda?”

“Dia dulu ga seperti ini, Lou. Tapi kepopulerannya di sekolah sepertinya membuatnya jadi terlena dan sombong. Ia tak mau ada yang menyainginya, apalagi sejak Jenny masuk sekolah kita. Ia jadi cemburu padanya”

“Tapi Jenny kan ga jahat padanya!”

“Iya memang. Ia cemburu pada Jenny karena ia cantik”

“Thanks, Bryan”

Jenny menjawab perkataan Bryan sambil menunduk malu. George tak suka melihatnya. Ia curiga kalau Bryan hanya berpura-pura suka pada Jenny. Biar bagaimana pun ia tetap harus waspada karena ia tak sepenuhnya percaya kepada Bryan.

“Kamu harusnya juga berterima kasih kepada George karena telah membuka pintu itu dan membuat kamu siuman, Jen” Louisa mencoba untuk mengingatkan Jenny.

“Oh iya, terima kasih ya, George”

“Sama-sama, Jen. Lebih baik kita sekarang pergi dari tempat ini”

“Bagaimana dengan tes masuk ekskulnya? Apakah masih ada tesnya?”

“Sayangnya tesnya sudah selesai dari sebelum aku ke sini, Jen” ucap Bryan dengan raut menyesal dan kasihan terhadap Jenny.

“Jadi aku tak bisa ikut tes susulan atau apa gitu?”

“Sudahlah Jen, lupakan soal tes itu! Kamu tak sepantasnya mendapatkan perlakuan seperti ini dari Amanda. Belum masuk klab cheerleader aja dia udah berbuat begini ke kamu, apalagi kalau udah masuk! Lebih baik kamu cari ekskul lain aja!” Louisa terlihat kesal dengan perbuatan Amanda di tambah dengan Jenny yang sepertinya tidak kapok karena telah diperlakukan tak pantas oleh Amanda.

“Aku rasa Louisa benar, Jen. Lebih baik kamu cari ekskul lain saja” ucap George.

“Aku kan sudah bilang, kamu masuk ke klab basket aja. Aku pasti akan bantu kamu” ucap Bryan.

“Daripada kamu masuk klab basket lebih baik kamu masuk klab sains aja, Jen. Kamu kan sudah kenal sama sebagian besar membernya. Lagipula, bukannya kamu tak begitu suka olahraga ya?” tanya George kepada Jenny.

“Iya sih, aku memang tak begitu suka olahraga …” Jenny mengakuinya karena itu adalah kenyataan.

“Kamu seharusnya bisa ajarin Jenny, George. Kamu kan George si serba bisa. Buktinya buka kunci pintu aja kamu bisa” ucap Bryan

“Hah? George si serba bisa?”

“Iya, Jen. George kan menguasai semua mata pelajaran, yang menurutku agak aneh sih karena cowok kutu buku biasanya kurang menguasai olahraga. Tapi dia semuanya bisa, yang menurutku itu juga agak menyebalkan karena itu berarti mengancam kepopuleranku di sekolah”

“Aneh kamu, Bryan. Seharusnya kamu tak iri padaku karena kenyataannya kamu memang lebih populer dari aku”

“itu karena mereka ga tau aja kalau kamu bisa segalanya. Para gadis pasti pada mengejar kamu kalau tau itu. Tau ga Jen, bodynya George dari luar aja keliatan biasa, padahal kalau lagi buka kaos bodynya oke juga loh”

“Hei, jangan ngomongin soal itu di depan Jenny dan Louisa!”

“Kenapa? Kamu malu ya?”

“Ya iyalah aku malu! Itu kan ga pantes kalau di omongin di depan para gadis!”

“Kamu aneh, George. Padahal aku lagi puji kamu tapi kamunya malah ga mau dipuji”

“Iya emang! Karena aku ga suka pamer kayak kamu, Bryan!”

“Siapa yang suka pamer? Aku cuma mengungkapkan fakta kok. Kamu berhutang traktir aku George karena aku udah puji kamu barusan”

“Dih, ngapain juga aku traktir kamu? Aku kan ga minta dipuji”

“Boys, sudahlah jangan berdebat lagi. Aku rasa Jenny harus segera kuantar pulang karena dia masih lelah gara-gara pingsan tadi”

“Biar aku yang antar kamu, Jen” ucap Bryan.

“Kamu tak bisa antar dia, Bryan”

“Kenapa ga bisa? Jangan bilang kalau kamu cemburu, George”

“Bukan itu, tapi masalahnya adalah, satu, kamu adalah pacarnya Amanda. Yang kedua, kamu tuh bawa sepeda motor. Jenny ga akan kuat kalau dibonceng naik motor karena tadi habis pingsan!”

“Jadi siapa yang pantas anterin Jenny? Kamu, George?”

Tetapi belum juga George menjawab pertanyaan Bryan, seseorang tiba-tiba berteriak keras ke arah mereka.

“Baby, kamu ngapain ngobrol sama mereka!? Aku cariin dari tadi ternyata kamu ada di sini!”

Bryan terlihat panik dan seperti ingin segera pergi dari tempat itu.

“Gawat! Aku pikir dia sudah pulang tadi! Kenapa bisa tiba-tiba muncul sih?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!