NovelToon NovelToon
Promise: Menafsir Kamu

Promise: Menafsir Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kisah cinta masa kecil / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: Iyikadin

Rayna tak pernah benar-benar memilih. Di antara dua hati yang mencintainya, hanya satu yang selalu diam-diam ia doakan.
Ketika waktu dan takdir mengguncang segalanya, sebuah tragedi membawa Rayna pada luka yang tak pernah ia bayangkan: kehilangan, penyesalan, dan janji-janji yang tak sempat diucapkan.
Lewat kenangan yang tertinggal dan sepucuk catatan terakhir, Rayna mencoba memahami-apa arti mencintai seseorang tanpa pernah tahu apakah ia akan kembali.
"Katanya, kalau cinta itu tulus... waktu takkan memisahkan. Hanya menguji."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iyikadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 - Senyum Rayna

“Kadang yang paling mengejutkan bukan ucapan besar, tapi cara seseorang berhenti sejenak sebelum pergi.”

...***...

Rayna masih dengan wajah panik dan pikirannya berantakan.

“Mama… ini… bukan gitu kok…”

Mama mendekat sambil mengangkat alis, senyum kecil mengembang, senyum yang bikin Rayna makin salah tingkah.

“Bukan gitu kenapa, Rayna sayang? Kamu kok panik gitu, hehe…”

Nada Mama itu lembut… tapi jelas menggoda.

Rayna buru-buru menggeleng. “Iya, ini bukan seperti yang Mama pikirin kok. Sumpah.”

Mama terkikik kecil, "Emang menurut kamu, Mama pikirin apa coba..?”

Ia mencubit pelan pipi Rayna.

“Heheh, kamu lucu banget. Mukanya panik bener.”

Rayna hanya bisa memalingkan wajah, pipinya makin merah.

Mama lalu duduk di sofa, sebelah Ben yang masih nyenyak tertutup selimut yang baru saja Rayna pasang. Seolah keadaan itu sepenuhnya normal, Mama membuka plastik kotak kecil dari tasnya.

“Oh iya, ini Mama bawa cheesecake.”

Mama meletakkannya di meja.

"Tadi Mama cuma beli satu, tapi kaget waktu liat ada Ben… Kalau Mama tau ada Ben, Mama beli dua deh.”

Rayna hampir tersedak udara sendiri.

“Maaa…”

Mama hanya tersenyum lebih lebar, seperti sudah membaca isi hati anaknya dari A sampai Z.

Rayna mencoba mengalihkan topik, berdeham pelan.

“Eh… gimana acaranya tadi, Ma?”

Mama langsung berbinar, antusias menceritakan.

“Wah, acaranya itu meriah banget, Rayna. Ramai, tapi tertib. Pokoknya lancar deh, semua sesuai rencana.”

Rayna ikut tersenyum bangga.

“Oh iya? Wahhh Rayna bangga banget deh sama Mama.”

Ia menatap Mama dengan mata berbinar.

“Suatu hari nanti Rayna mau kayak Mama juga…”

Mama menatap anaknya lembut, ekspresinya berubah hangat, "Emm… makasih ya, Nak.”

Ia menyentuh tangan Rayna pelan.

“Semangat kamu itu luar biasa. Mama yakin kamu pasti bisa. Bahkan… bisa lebih dari Mama.”

Rayna menunduk sedikit, hatinya hangat dan mata terasa berkaca.

Rayna menggeser duduknya sedikit lebih dekat ke Mama.

“Eh, berarti setelah ini Mama bakal sibuk ke kantor dong?”

Mama mengangguk, menghela napas kecil.

“Iya, Mama kayaknya bakal sering ke kantor. Banyak rencana baru yang harus Mama urus.”

Rayna mengerucutkan bibir, nada suaranya berubah manja tanpa sadar.

“Yah… Rayna sering sendiri dong di rumah jadinya.”

Mama menoleh, tersenyum lembut melihat ekspresi anaknya.

“Tenang aja, sayang. Mama ada ide.”

Rayna mengangkat alis.

“Ide apa?”

“Mama mau hire asisten rumah tangga,” jawab Mama sambil memindahkan kotak cheesecake ke meja.

"Buat bantu beres-beres rumah… dan juga bisa nemenin kamu kalau Mama lagi nggak ada.”

Mata Rayna langsung berbinar.

“Oh iya, Ma? Serius?”

Mama mengangguk sambil tersenyum.

“Iya, sayang. Biar kamu nggak kesepian di rumah. Mama tahu kamu suka ngobrol kalau ada orang.”

Rayna mengangguk-angguk, wajahnya cerah.

“Wah… makasih ya, Ma…”

Dari sofa, Ben tiba-tiba bergerak sedikit dalam tidurnya, membuat selimutnya turun sedikit ke dada, mengingatkan Rayna bahwa sebenernya hari ini dia tidak sendirian sama sekali.

Mama berdiri sambil menyibak rambutnya ke belakang.

“Iya, nanti Mama coba cari ya…”

Mama berdiri sambil merapikan tasnya.

“Ya udah, sekarang Mama mau bersih-bersih dulu ya, gerah banget soalnya.”

“Oke, Ma,” jawab Rayna sambil tersenyum.

Mama berjalan ke arah kamarnya. Begitu pintu tertutup, Rayna menarik kotak cheesecake yang tadi ditaruh Mama di meja.

“Emm… kayaknya enak banget nih kuenya,” gumamnya sambil membuka kotaknya perlahan.

Saat sedang melihat cheesecake itu dengan penuh rasa tertarik… tiba-tiba Ben bergeser dan menggerakkan kepala.

Beberapa detik kemudian, matanya terbuka pelan.

Rayna melipat tangan dan menatapnya ketus pura-pura.

“Uhh, enak banget ya…” katanya ketus manja.

“Yang udah makan terus tidur nyenyak.”

Ben mengerjap bingung.

“Loh… kenapa gue tidur di sini?”

Rayna mendengus, mengangkat dagunya.

“Ya lo tanya aja sama diri lo sendiri.”

Ben mengusap wajahnya, masih setengah sadar.

“Aneh deh… perasaan gue tadi lagi baca buku…”

Rayna nyengir kecil.

“Nah itu dia. Kayaknya buku lo bosan ngebacain lo… akhirnya dia yang bikin lo tidur.”

Ben langsung manyun.

“Lo ngejek gue ya?”

"Nggak kok... Haha"

“Eh, udah jam berapa ya ini…” Ben meraih jam tangannya, matanya melebar begitu melihat angkanya.

“Hah—jam 4? Nyokap lo udah balik, Ray?”

Rayna mengangguk sambil menaruh piring ke meja.

“Udah kok. Mama lagi bersih-bersih, baru aja pulang.”

“Oh gitu.” Ben menarik napas, menepuk-nepuk celananya.

“Yaudah, kalau gitu gue balik ya.”

“Emm… oke.”

Ben mulai memasukkan buku ke dalam tasnya, gerakannya agak pelan, seolah berat buat pergi, tapi gengsi untuk menunjukkannya pada Rayna.

Suasana ruang tamu itu terasa hangat, bercampur aroma cheesecake dan sedikit sisa bau mie yang masih menggantung.

Ben sudah hampir sampai pintu ketika terdengar suara pelan di belakangnya.

“Ben…”

Langkahnya berhenti. Ia menoleh dengan alis terangkat.

“Iya, kenapa?”

Rayna maju dua langkah, membawa kotak cheesecake di tangannya.

“Ini… gue ada cheesecake buat lo.”

Ben langsung tersenyum lebar, senyum yang bikin matanya mengecil.

“Asyik, buat gue nih?”

“Iya.” Rayna mengangguk kecil.

“Okay, thank youuu ya.” Ben mengambil kotak itu dengan senang hati, seperti anak kecil dikasih hadiah.

Ia baru sempat melangkah lagi dua langkah ketika suara itu memanggil lagi.

“Ben…”

Ben menoleh lebih cepat kali ini, sengaja menggoda.

“Kenapa lagi, Rayna sayang? Lo nggak mau gue tinggalin ya?”

“Ihh, bukan itu…” Rayna buru-buru menutup wajahnya sebentar, malu.

“Terus apa?” Ben bertanya sambil memiringkan kepala.

Rayna menarik napas pendek, jari-jarinya saling meremas kecil.

“Makasih ya… udah nemenin gue hari ini.”

Ucapannya sederhana, tapi di udara terdengar lebih berat dari biasanya, seolah dia baru saja melewati batasan dirinya sendiri.

Ben menatapnya beberapa detik, ekspresinya berubah lembut.

“Santai. Kalau lo butuh temen, gue akan selalu ada.”

Rayna menahan senyumnya, tapi gagal. Senyum tipis itu muncul begitu saja.

“Emm… oke. Makasih.”

Ben mengangguk, lalu benar-benar menuju pintu.

“Yaudah, gue balik ya.”

“Iya. Hati-hati ya.”

“Oke.”

Pintu terbuka dan tertutup pelan di belakangnya. Di luar, suara langkah Ben terdengar menjauh, sementara di dalam… Rayna masih berdiri di tempat yang sama, memegang dadanya yang entah kenapa berdegup lebih cepat dari sebelumnya.

Sementara itu, di jalan depan rumah, Ben berjalan sambil menatap cheesecake di tangannya dan terkekeh dalam hati:

“Tumben banget tuh anak lembut gitu ngomong sama gue… kesambet mungkin ya.”

“Atau dia udah jatuh cinta sama gue? Hahaha…” katanya sambil nyengir kegirangan.

“Udah ah, gue harus buruan balik. Kayanya mau hujan nih,” kata Ben.

Ia melirik ke atas, langit yang tadinya cerah mulai berubah abu-abu, angin juga terasa lebih dingin menusuk.

Rayna hendak pergi ke kamar namun hatinya tiba-tiba tergerak. Entah kenapa, ada rasa yang menahannya membiarkan Ben pergi begitu saja. Ia akhirnya membuka pintu lagi dan sedikit berlari kecil keluar rumah.

“Ben…” panggilnya.

Ben yang sudah hampir sampai gerbang langsung menoleh. “Hah? Kenapa?”

Rayna menarik napas, mencoba terlihat santai padahal dadanya sedikit berdebar.

“Nanti kalau udah sampai, kabarin ya.”

Ben sempat terlihat kaget, reaksinya seperti tidak siap dengan perhatian semacam itu.

“Ehh… emm… iyaa, nanti gue kabarin,” jawabnya sambil tersenyum kecil, agak kikuk tapi jelas senang.

Angin sore meniup pelan, membawa aroma hujan yang sebentar lagi turun. Rayna hanya mengangguk, sementara Ben kembali melangkah pergi… dengan langkah yang lebih ringan dari sebelumnya.

Ben pergi dengan motor kesayangannya dengan wajah yang tersenyum salah tingkah.

Bersambung ...

1
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
Semoga aja, ben bs mmberimu kebahagiaan sprt yg mamamu inginkn, walaupun mnrtku mamamu btuh psikiater krn dia sprt punya kelainan di jiwanya/Chuckle/
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
astaga nie emaknya rayna sehat nggk sih? anknya bru plng dr RS dia hnya mkirin lamaran, /Drowsy/
Cahaya Tulip
masih penasaran kemana vando?knp mamanya Rayna memaksanya menikah dengan Ben? hmm🙃
@dadan_kusuma89
Tidurlah yang lelap, Ben. Biarkan masalahmu hanyut terbang bersama angin malam. Semoga esok kau akan merasa lebih baik.
@dadan_kusuma89
Ben, aku bisa mengerti perasaanmu. Memang rasanya nggak enak banget kalau dibanding-bandingkan. Namun, kau harus ingat! Saudaramu sekarang telah tiada. Untuk itu, sebaiknya kau harus lebih bisa mengontrol emosimu.
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
kok kesannya buru2 amat ya apa emaknya ad skt gtu jd pgn rayna ada yg jga setelh dia tiada
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
pst mama km sdh bgt mlht ieadaan km yg drop gtu ray, jgn km ulangi lg hal spert itu, kasihan mamamu yg hrs pontang panting sndrian
☠ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAthena
Agar kamu tidak terbawa arus lbh baik tanganmu kamu ikat di tiang yg kokoh agar saat tangan orang lain menarikmu dia tdk berhasil
PrettyDuck
kok udah gandeng dan suruh temuin mama? rayna udah fix terima ben nih??
PrettyDuck
ini jokes bapak guee 😭😭
𒈒⃟ʟʙc🏘⃝Aⁿᵘᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
hati nya Rayna masih belum ikhlas. .. Valdo lagian kmana sih.. ngilang gitu aja
𒈒⃟ʟʙc🏘⃝Aⁿᵘᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
kalian masih sekolahh.. please dehh.. minimal lulus dlu 😭😭
𒈒⃟ʟʙc🏘⃝Aⁿᵘᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
Astagaaa.. langsung tuhh pengumuman biar nggak di bawa yang laeenn🤣🤣🤣
𒈒⃟ʟʙc🏘⃝Aⁿᵘᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
diihh sa ae Ben cri modusan. 🤣🤣🤣
𒈒⃟ʟʙc🏘⃝Aⁿᵘᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
kok masih Lo gue sihh . .harusnya aku kamu 😞
𒈒⃟ʟʙc🏘⃝Aⁿᵘᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
kalau nggak yakin.. kenapa di iyain... masa depan kamu lohhh😭
𒈒⃟ʟʙc🏘⃝Aⁿᵘᴍɪss_dew 𝐀⃝🥀ᴳᴿ🐅
buru² sekali siihh 😭😭😭 masih muda loohhh
Rezqhi Amalia
Jagan jangan ganggu Bu, dia lagi kasmaran itu 😂
Rezqhi Amalia
ngakak😭, yakin sih tidak Ben tidak bisa tidur enak nanti malam. trbayang bayang trus dengan si Rayna😂
Rezqhi Amalia
Astaghfirullah, teringat zaman hp Blackberry an😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!