NovelToon NovelToon
Cinta Naira

Cinta Naira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nelis Rawati Siregar

Sudah di zaman kapan ini masih ada kata "dijodohkan"....
Wah.... ternyata orangtua ku masih sejadul itu, dan juga kenapa coba harus aku???
Abang dan juga kakak ku bahkan adik ku memilih pasangan hidupnya masing-masing...
"Ya Bu nanti aku pulang untuk makan malamnya''..." gitu dong anak ibu" jawab ibu diseberang telpon...
Bagaimana kisah cinta Naira apakah jadi berjodoh dan bahagia????
Yuk baca ceritanya.....
Maaf y masih karya pertama...
Mohon kritik yang membangun dan yang baik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelis Rawati Siregar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Naira merutuki kebodohannya didalam kamar. Kenapa sampai bisa tertidur. Naira duduk ditempat tidur menggoyang-goyangkan kepalanya ke kiri dan kanan sambil mengingat adakah kejadian aneh yang ia lakukan sewaktu tertidur di dalam mobil tadi. Atau mungkin saja tadi mulutnya terbuka sewaktu tidur?. Atau tanpa sadar Naira garuk-garuk ketiaknya?.

Mengingat itu Naira semakin pusing. Naira mengangkat lutut dan memeluknya sambil berguling kiri kanan diatas tempat tidur. "Memalukan sekali Naira. Seharusnya tinggalkan kesan yang baik walaupun nanti cerita rumah tangga mereka akan berbeda," Naira berbicara sendiri. Naira kembali berguling sambil memeluk lututnya sampai ketukan di pintu terdengar.

"Naira kamu udah tidur?".

Naira membetulkan penampilannya sebelum membuka pintu, karena dia tidak ingin kejadian tadi terjadi lagi. Naira membuka pintu kamarnya dan mendapati Bima masih berdiri di sana

"Ada apa ya mas?". Naira bertanya seraya menunduk.

"Mas mau keluar mau beli cemilan malam kamu mau nitip nggak?".

"Nggak Mas, Naira masih kenyang".

"Ya sudah Mas keluar sebentar ya".

"Ya Mas".

Setelah Bima pergi Naira menutup pintu dan bergegas ke kamar mandi. Naira tidak mau membayangkan hal konyol yang dia tidak sadar melakukannya.

Jauh di salah satu sudut kota Bandung nampak Ririn sedang bersiap di teras rumahnya menunggu jemputan Pak Dika. Sesuai rencananya hari ini Ririn akan menemani Pak Dika untuk makan malam di aula kampus. Makan malam ini semacam ajang hiburan dalam rangka dies natalis kampus mereka bekerja. Dalam acara ini juga akan diumumkan pemenang perlombaan yang sudah mereka lakukan selama tiga hari ini dan berbagai macam penghargaan untuk individu yang berprestasi dalam memajukan kampus.

Setelah menunggu selama sepuluh menit sebuah mobil berhenti didepan pagar rumah Ririn. Pak Dika turun dari mobil dan mengucapkan salam kepada Ririn.

"Udah lama nunggu?".

"Belum Pak".

"Jangan pakai kata Pak kalau kita hanya berdua Rin!".

"Maaf Pak sering lupa".

"Ayo kita pamitan sama orangtua kamu!"

"Gak usah Pak tadi Mama udah keluar ada urusan. Tapi Mama sudah tahu kok kita pergi. Tadi udah Ririn sudah pamitan".

"Baiklah kalau begitu ayo kita berangkat biar gak kemalaman pulangnya!".

"Ririn, kita hanya beda satu tahun secara umur, jadi saya harap kalau hanya kita berdua kamu panggil nama aja ya!".

"Baik Pak...ehh Baik Dika".

Dika pun tersenyum kepada Ririn. Akhirnya Mereka berangkat menuju kampus.

Sesampainya di parkiran khusus Dekan, Ririn pun Keluar dari mobil. Berjalan beriringan dengan Dika selaku Dekan terkadang membuat Ririn nggak nyaman. Akan banyak pasang mata yang memperhatikan dirinya. Namun hendak menolak permintaan Pak Dika pun rasanya nggak enak. Karena sudah berulang kali Ririn menolak ajakan Pak Dika.

"Saya risih Pak dengan tatapan mereka".

"Jangan pedulikan tatapan mereka, kita nikmati aja acara malam ini".

Bima yang telah selesai mencari makanan akhirnya tiba juga dirumah. Meletakkan makanannya di meja makan Bima berniat memanggil Naira sekalipun gak makan paling tidak minum jus terong belanda bisa ia nikmati.

Tok....tok....tok, "Naira kamu sudah tidur?".

Pintu terbuka menampilkan sosok Naira dengan jilbab instan dan baju tidur lengan panjang bermotif bunga.

"Ada apa Mas?".

"Mas beli sate padang, temanin makan yuk!".

"Baiklah Mas, Naira ambil ponsel dulu".

"Ya sudah Mas turun duluan ya".

Bima bersorak gembira dalam hati ketika Naira mau diajak makan. Bima bergegas menyiapkan makanan didalam piring dan juga menyiapkan jus disertai jusnya.

Naira menghampiri Bima yang sudah duduk di meja makan. Naira sedikit kaget melihat makanan sudah terhidang.

"Silahkan Nai, dinikmati hidangan yang ada".

"Ia mas,"

Naira mulai menikmati sate padang. Entah kenapa Naira merasa akhir-akhir ini Bima lebih perhatian.

"Satenya enak Mas tapi Naira gak habis".

"Ya sudah nggak apa-apa nanti mas makan lagi, kamu minum aja jusnya"

1
Isra
ini lagi proses
aLink sword
kok udah gak ada lanjutan nya
filzah
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Isra: saya juga
total 1 replies
Vivi imut i love you
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Isra: terimakasih atas atensinya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!