(🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️)
Apa yang terjadi jika orang yang pernah meninggalkan trauma besar di masa lalu kembali hadir di dalam hidupmu?
Itulah yang dialami oleh Luna, gadis cantik berumur 21 tahun.
Di tengah perjuangannya menyelesaikan kuliah, muncul sebuah berita bahwa mantan kekasihnya yang sangat posesif, kini telah di bebaskan dari penjara, setelah delapan tahun menetap di dalam penjara.
Akan kah Luna lolos darinya?
yuk mampir dan saksikan kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~28
...🖤🖤🖤...
"Kita kembali keatas."
Alex kembali masuk ke dalam lift disusul oleh Lucas dari belakang. Alex terus memencet tombol membuat Lucas menelan dengan luda dengan susah payah.
*
*
Di sisi lain, pintu lift terbuka lebar Luna dan Sofia melangka keluar dari dalam lift, berjalan menelusuri lorong perusahaan.
"Luna, dimana ruangannya?" bisik Sofia menarik-narik lengan Luna dengan cemas.
"Itu." Tunjuk Luna."kita tanya saja asisten itu."
Luna segera menarik Sofia berjalan mendekati meja kerja asisten Aleandro.
"Pagi Kak," sapa Luna sambil tersenyum.
"Iya, ada yang bisa saya bantu Nona?" ucap asisten Aleandro.
"Emm... dimana ruangan Tuan Aleandro?" tanya Luna.
"Oh, ruangan Tuan. Mari ikut saya," ajak asisten Aleandro melangka pergi.
Luna dan Sofia segera mengikutinya menuju pintu ruangan Aleandro, lalu mengetuknya.
"Masuk," sahut Aleandro dari dalam ruangan.
Ceklek.
"Tuan, kedua Nona ini ingin bertemu," ucap asisten Aleandro.
"Baiklah, silahkan masuk dan duduklah," ujar Aleandro.
"Terima kasih Tuan, maaf sudah menganggu waktu kerjamu," ucap Luna menarik Sofia berjalan masuk.
"Tidak apa-apa."
Aleandro bangkit dari kursi kerjanya berjalan mendekati mereka berdua kemudian menjabat tangan, lalu duduk.
"Eem... begini Tuan-"
Brak!
Pintu ruangan terbuka tanpa diketuk dari luar, menarik perhatian mereka semua melirik ke arah pintu. Luna langsung membulat kedua matanya saat melihat Alex berjalan masuk dengan wajah marah berjalan ke arah mereka.
"Ada keperluan apa lagi, Tuan Alex?" tanya Aleandro bangkit dan berdiri tegak menatap Alex dengan ekspresi dingin.
"Ikut aku." Alex segera meraih lengan Luna, memaksanya bangkit dari sofa.
"Tuan Alex mereka tamuku, tolong bersikap sopan lah," sela Aleandro melangka mendekati Alex.
"Ini bukan urusan mu," desis Alex membalas tatapan Aleandro tak kalah dingin.
Melihat situasi semakin runyam, Luna pun segera bangkit dan berdiri menghalangi Alex, sambil mendongak menatapnya.
"Alex, hentikan... aku mohon," pinta Luna sedikit berbisik.
Alex mengalihkan pandangannya membalas tatapan Luna."Berani kamu datang menemui pria lain Luna, sungguh keberanian yang cukup besar," tekan Alex menggertakkan gigi, hingga urat-uratnya menegang sempurna.
Melihat itu, Lucas segera menarik Sofia ke arahnya, membuat Sofia terkejut hendak protes.
"Diam, semua itu salah mu. Kenapa kamu membawa wanita Tuan kemari?" bisik Lucas.
"Kok aku? Luna sendiri yang tadi-"
"Kubilang lepaskan tamuku," sentak Aleandro menatap Alex semakin tajam.
"Kau-"
"Hentikan Alex." Luna menahan dada bidan Alex, sambil menoleh ke arah Aleandro."Maaf Tuan, maksudku kedatangan kami kesini hanya ingin menyampaikan terima kasih sudah menolong ku waktu itu. Sekarang kami pamit dulu, maaf."
Luna segera mendorong paksa Alex mundur kebelakang, lalu meraih lengan Alex menarik nya pergi begitu saja meninggalkan ruangan, disusul oleh Lucas dan Sofia dari belakang.
Luna terus menarik Alex berjalan pergi menuju pintu lift, menarik perhatian semua karyawan melirik ke arah mereka dengan tatapan terkejut dan tak percaya. Karena ini pertama kalinya mereka melihat Alex begitu patuh saat ditarik begitu saja oleh seorang wanita. Bahkan Jesi yang selaku istrinya sendiri tidak terlihat memperlakukan Alex seperti. Hingga keduanya menghilang di balik pintu.
"Apa yang kamu lakukan, Alex?" tanya Luna marah menatap Alex.
"Aku?" Alex segera mendorong tubuh Luna menabrak dinding lift, lalu menghimpit tubuhnya, sambil melayangkan tatapan tajam ke arah Luna."Aku yang seharusnya bertanya, apa yang kamu lakukan disini, Luna?"
"Aku datang untuk menyampaikan terima kasih, karena dia sudah menolongku, Alex," protes Luna.
Bug!
"Aaaa!" teriak Luna terkejut saat Alex melayangkan pukulan ke arah dinding tepat di sampingnya hingga dinding itu penyok.
"Kau sungguh perhatian Luna... disaat aku menghabisi para bajingan itu, kamu tidak mengucapkan apapun, sedangkan dia? Kamu rela datang jauh-jauh hanya untuk mengucapkan terima kasih, hebat sekali kamu, Luna," desis Alex mencengkram dagu Luna, menariknya dengan kasar menatap dirinya.
"Aku hanya budak rajang mu Alex. Jadi, apapun yang aku lakukan diluar, itu tidak ada urusannya denganmu," balas Luna memberanikan diri menatap Alex.
"Kau!"
Dengan marah, Alex langsung mencium bibir Luna dengan kasar, membuat Luna terkejut mengigit bibir Alex hingga berdarah.
"Kau berani menggigitku, kucing liar?" ucap Alex mengusap darah segar yang mengalir dari ujung bibirnya sambil menatap Luna.
"Itu karena kamu keterlaluan, Alex" sentak Luna memalingkan wajah.
"Sepertinya kemarin itu aku kurang memuaskan mu, karena kita melakukannya hanya sebentar, bukan?" Alex mengulurkan tangannya mengusap bibir Luna.
Dengan kesal, Luna kembali menatap Alex."Aku tidak gila akan hal itu, jadi-"
Ting.
Pintu lift terbuka lebar menghentikan ucapan Luna. Tanpa aba-aba, Alex segera mengendong Luna bak karung beras, lalu membawanya berjalan pergi.