NovelToon NovelToon
Terima Kasih "Teman"?

Terima Kasih "Teman"?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Bintang Arsyila

Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 27

dengan gerakan perlahan, Juna mendekatkan wajahnya tepat beberapa centi dari wajah mungil Shafa. Di tatapnya wajah yang setiap hari menghiasi pikirannya tersebut. Shafa merasakan jika tangan Juna sedikit bergetar ketika menempel di tengkuknya.

"can i?" bisik Juna

seperti tersihir oleh tatapan lembut juna, Shafa mengangguk kecil.

perut Shafa bergejolak, terasa ribuan kupu kupu berterbangan. gelenyar ini lebih hebat daripada yang ia rasakan pada Faiz. Dengan kedua meta tertutup rapat, Juna menempelkan bibirnya pada bibir mungil Shafa. terasa hati hati namun lembut. Kecupan singkat yang menggetarkan hebat hati mereka.

Juna sedikit menjauhkan wajahnya, namun kening mereka masih menempel. Deru hangat nafas mereka bersahutan. Membuka mata sejenak untuk menatap gadis kesayangannya, Juna menatap lembut Shafa yang juga ikut menatap Juna.

"i love you" kata itu akhirnya terungkap. Kata yang selama ini dia pendam dalam dalam.

"udah dari dulu aku suka, sayang sama kamu. Lebih dari sekedar teman. Aku gak tahu kapan perasaan ini muncul, tapi yang jelas, setiap hari perasaan ini tumbuh semakin besar." jelas Juna dengan lembut, tanpa terasa air matanya meluruh. Juna terlampau lega karena pada akhirnya dia bisa jujur mengakui perasaannya

Shafa yang mendengar pengakuan itu benar benar terkesiap, apalagi dengan air mata yang ikut turun dari wajah tegas itu. Secara refleks, Shafa mengusap lembut air mata.

"Juna....." Shafa hanya bisa menggumamkan namanya, tanpa bisa berkata apa apa lagi. pikirannya seolah buntu, melihat Juna tersenyum lembut dengan air matanya dan juga sebutan pada dirinya yang berubah. Sesayang itukah dirinya pada Shafa?

"maaf kalau aku bikin kamu bingung, tapi yang jelas, hati aku sudah sepenuhnya terisi sama kamu." Juna ikut menempelkan tangannya pada tangan Shafa yang masih bertengger di pipinya.

"gue....aku....masih bingung" dengan terbata Shafa berujar.

Juna kembali menyunggingkan senyum. Dia paham, Shafa pasti sangat terkejut dengan pengakuannya.

"maaf ya..." ucap Juna

Shafa dengan cepat menggeleng

"nggak..jangan minta maaf!!! Gue,,ehmm aku yang harusnya minta maaf karena gak sadar kalau selama ini kamu..suka sama aku."

Juna mengusap pelan tangan Shafa yang masih berada di pipinya.

"jadi..boleh aku jadi pacar kamu?" ucap Juna hati hati

Shafa menggigit bibirnya, mukanya sekarang berubah merah karena pertanyaan Juna yang sebelumnya tak pernah ia sangka.

"hm?" Juna masih menunggu jawaban Shafa

"tadi kan udah di cium" cicit Shafa dengan wajah yang ia tundukkan dan rambut yang menutupi sebagian wajahnya. perasaan malu kembali datang.

Juna tersenyum gemas melihat tingkah Shafa, segera dia singkirkan helaian rambut Shafa dan mengapit lembut dagunya agar bisa menatap mata bersinar itu.

"kamu mau jadi pacar aku?" tanya Juna lagi

seolah teringat akan sesuatu, Shafa kemudian menegakkan tubuhnya.

"Nadia?"

"5 tahun..bisa kasih aku waktu 5 tahun? Aku gak janji bisa sepenuhnya bahagiain kamu, karena dengan keadaanku yang sekarang, mungkin akan lebih nyakitin kamu. Tapi bolehkan kalau aku sedikit egois buat merjuangin cinta aku ke kamu?"

"Aku janji, jika kamu nanti gak kuat atau menyerah, aku akan lepasin kamu. Tapi aku juga janji, sebisa mungkin aku akan terus berjuang agar gimana pun caranya, kita akan bersama."

"i really love you Shafa. Cuma kamu yang ada di hati aku." Juna kembali mengungkapkan perasaannya

"tapi aku...aku belum yakin sama perasaanku sendiri.." Shafa berucap pelan

"aku hanya perlu kamu ngasih kesempatan gila ini, please...aku hanya ingin egois sekarang."

Shafa menghembuskan nafas pelan, ia masih ragu. namun ia tidak menampik kalau ia juga menginginkan Juna sekarang.

pada akhirnya, Shafa menganggukan kepalanya. Pertanda ia setuju dengan ide gila Juna yang ingin berpacaran dengannya walaupun sebentar lagi dia bertunangan dengan Nadia.

Senyum Juna mengembang melihat anggukan Shafa. Dengan cepat dia memeluk Shafa dengan erat. Menyalurkan rasa kelegaan.

"makasih. Aku gak peduli kalau cuma aku yang merasakan cinta sepihak. Yang penting, kamu bisa jadi milik aku sekarang" Juna bersyukur Shafa bisa memberikan kesempatan itu.

Juna kembali melepaskan pelukan dengan senyum tak lepas dari wajahnya.

"jadi sekarang,, aku kamu?" tanya Shafa yang sekarang kembali malu karena Juna yang terus menatapnya. Ia belum terbiasa dengan ini.

"iya. Aku kamu. aku sayang kamu Shafa"

"cringe banget sih" Shafa memukul sedikit dada Juna dengan senyum yang coba ia tahan. Juna membalasnya dengan tertawa. Dia tidak menyangka akan bisa merasakan perasaan lega dan menghangat seperti ini.

"jadi gimana?"

"hm? apanya yang gimana?" bingung Shafa

"mau ajarin aku kan?" bisik Juna

Sontak ucapan itu membuat Shafa membelalakkan matanya dengan muka yang kembali memerah.

"apaan sih?"

"lagi ya?" Juna menatap dalam mata Shafa dengan ibu jarinya mengusap pelan bibir Shafa.

Dengan perlahan namun pasti, Juna kembali mengecup lembut bibir Shafa. kali ini lebih lama, dengan gerakan lembut, Juna mencoba menjelajahi seluruh bagian bibir Shafa. Mengecup dan melumat serta lidah yang ikut menjilati bibir Shafa.

"eughhh" suara laknat itu keluar tanpa sadar dari belah bibir Shafa karena kenikmatan yang Juna berikan padanya.

dan dengan tanpa sadar pula, tangan Shafa beralih mengalung ke leher Juna dengan sedikit meremas rambutnya. begitu pun dengan Juna yang meraih tengkuk Shafa lebih erat dengan tangan satunya mehanan kepala Shafa.

lumatan dan hisapan Juna berikan, dan karena lenguhan tertahan Shafa, membuatnya sedikit membuka mulut. Dengan hanya mengandalkan insting prianya, lidah Juna mencoba memasuki mulut Shafa.

Sedikit demi sedikit lidah itu menjilati setiap bagian dari gigi Shafa.

"Junaaaa..hhh" gumam Shafa tertahan karena kenikmatan yang ia rasakan.

Juna mencoba menghentikan aktivitasnya, dengan sedikit terengah dia menatap mata sayu gadisnya dengan Saliva yang terjalin diantara keduanya.

"love you" ungkapan cinta kembali Juna lontarkan sebelum bibirnya kembali menjamah bibir Shafa.

Juna merasa ketagihan karena rasa manis bibir itu..

Dengan rakusnya Juna melumat, menjilati dan menghisap bibir yang mulai sekarang akan menjadi candunya.

"Shafa...hhhh" Juna bergumam rendah di pertempuran lidahnya dengan lidah Shafa yang ikut menyeimbangi permainan lidah Juna

"Jun.....euggghhh" Shafa bergerak gelisah dengan terus mengusak rambut Juna di sela ciumannya.

Bibir Juna bergerak perlahan ke arah leher jenjang Shafa. Dia lampirkan sejenak rambut Shafa ke belakang telinganya. dengan lembut, dia kecupi leher itu. Kemudian beralih pada pipi kanan dan kiri Shafa yang hanya pasrah dengan mata tertutup rapat.

"gak boleh ada yang menyentuh kamu selain aku.." ucap Juna di telinga Shafa yang kemudian dia kecupi perlahan. Shafa yang mendapat serangan beruntun Juna, hanya bisa mengangguk lemah dengan mata sayu.

"kamu cantik" tak henti hentinya Juna mengatakan kalimat manis pada kekasihnya itu.

Ciuman itu terhenti, dengan posisi mereka yang terasa lebih intim, dengan Shafa berbaring di sofa dan Juna di atasnya.

Juna tersenyum sembari mengusap lembut bibir Shafa yang terlihat lebih bengkak karena ulahnya.

"makasih sayang"

Shafa tidak menyangka ternyata Juna bisa dengan lugas dan tanpa malu mengungkapkan kata kata manis kepadanya.

"aku ketagihan kayanya sama bibir manis kamu"

"Juna ih...malu" Shafa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya karena gombalan Juna.

Juna membimbing Shafa untuk duduk kembali stelah sebelumnya tertawa bahagia melihat respon kekasihnya yang malu.

Dia rapikan rambut Shafa yang sedikit berantakan, tak lupa juga dia belai wajah Shafa dengan tatapan memuja.

"udah malam"

"hmmm...udah malam. Besok jam berapa balik ke kosan?" tanya Shafa yang menikmati sentuhan lembut di wajahnya.

"jam delapan an paling. Ada kelas siang soalnya."

"hhhhhhhh" Juna menghembuskan nafas sedikit lebih berat

"kenapa?" tanya Shafa yang sekarang berinisiatif menggenggam tangan Juna.

"gak mau jauh dari kamu"

"seorang Juna bisa se cringe itu juga ternyata. gak nyangka deh..."

"cuma sama kamu"

"udah ah...gombal Mulu" Shafa mencoba mengalihkan pandangan nya ke arah lain karena tidak kuat dengan kata kata manis Juna.

"makasih ya pacar..enak banget ternyata" Juna tersenyum menggoda Shafa

"apa?"

"bibir kamu.." bisik Juna yang kembali membuat muka Shafa merah.

Juna tertawa lagi karenanya, entah lah hari ini sudah berapa kali dia tertawa selepas ini. Dia benar benar merasa bahagia karena bisa membuat Shafa menjadi miliknya.

"bareng Nadia pulangnya?" pertanyaan Shafa membuat tawa Juna luntur.

"maaf ya..aku janji gak bakal macam macam sama dia" Juna berujar dengan penuh penyesalan.

"masalah tunangannya gimana?"

"gak tahu dan gak mau tahu juga. Ortu yang nyiapin semuanya" Juna memandang Shafa dengan rasa bersalah, karena keegoisannya Shafa mungkin saja akan banyak menderita. Namun dia juga benar benar ingin merasakan kebahagiaan dengan orang yang dia sayang.

"aku datang jangan ke acara kamu?"

"maaf ya..aku pengen kamu datang karena aku pasti rindu banget sama kamu. Tapi aku juga gak mau ngelihat kamu kecewa."

"David sama Maya boleh tahu hubungan kita?"

"aku terserah kamu aja. Apapun yang bikin kamu nyaman." tangan Juna tak henti mengusap dan membelai wajah Shafa.

"kamu gimana sama cowok itu?"

"hm? Faiz?"

Juna menganggukan kepala

"rencananya mau nyari kerjaan lain. Pasti nggak bakal nyaman ke akunya kalau masih disana."

"tapi bener kan kamu gak ada rasa sama cowok itu?" Juna mencoba meyakinkan hatinya untuk tak cemburu pada cowok yang sudah mengambil ciuman pertama gadisnya itu.

"nggak." ucap Shafa yakin

"kalau sama aku?"

Shafa menatap Juna dengan memiringkan wajah dan alis terangkat sebelah.

"pertanyaannya sama banget kaya si David"

"hm?"

"aku gak tahu...tapi" sebelum sempat Shafa melanjutkan ucapannya, Juna mencuri sebuah ciuman singkat di bibirnya

"gak papa. Yang jelas aku sayang kamu." Juna berujar meyakinkan Shafa jika Juna tidak apa apa merasakan cinta sepihak asalkan Shafa tetap mau disisinya. Terdengar sangat egois, namun Juna tidak peduli.

1
partini
5 th,,seh 5 th buanykkk bnggt yg bisa terjadi,,and then di sisinya di jadikan apa GUNDIK
partini
ga usah nangis be strong move on jangan pernah terlihat menyedihkan di depan orang yg ada di hatimu kalau bisa pergi jauh dulu
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya
CantStopWontstop
Terhibur banget!
Rukawasfound
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Anthea
Meleleh sudah air mata menunggu update terbaru, thor~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!