NovelToon NovelToon
Izinkan Mama Kembali

Izinkan Mama Kembali

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Anak Genius / Konflik etika / Selingkuh / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Tidak pernah menyangka pernikahan ketiga Naya Aurelia (32th) mendapatkan ujian yang penuh dramatis.

Ia dihadapkan dengan pilihan yang sulit antara memilih suami atau anak kandungnya.

Berawal dari suaminya Juan Bagaskara (27th) yang tidak mau menerima Shaka sebagai anak sambungnya sehingga Naya dengan terpaksa harus berpisah dengan putri kesayangannya. Ia menitipkan Shaka pada bi Irah asisten rumah tangganya yang diberhentikan dari rumah tersebut.

Bertahun-tahun Naya tersiksa batinnya karena ulah suami yang usianya lebih muda darinya. Apalagi suaminya pun memiliki pekerjaan di luar dugaannya yang membuatnya sangat terpukul. Pekerjaan apa kira-kira?

Disisi lain ia sangat ingin kembali hidup bersama anaknya. "Nak, izinkan mama kembali meraih cintamu..." ucap Naya lirih.

Akankah kebahagiaan berpihak pada hidup Naya selanjutnya?

Ikuti kisahnya!💕

Follow author ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 Bertemu Orang Spesial

"Bapak dan ibu mau bertemu siapa ya?" tanya lelaki paruh baya yang mengerutkan keningnya, seraya masih berdiri di tengah pintu.

Arya tidak mengenal lelaki yang ada di hadapannya. Dia berpikir sudah salah memasuki rumah.

"Kami mau bertemu pak Dikara. Maaf saya pikir rumah ini rumah pak Dikara. Sepertinya kami salah rumah." jawab Arya sambil memindai pekarangan rumah yang sebenarnya tidak banyak perubahan, masih seperti yang dulu.

"Pak Dikara? Pemilik lama rumah ini. Saya pemilik barunya, Pak."

Bapak paruh baya itu menjelaskan kalau rumah tersebut sudah sah menjadi miliknya.

"Maksud bapak, rumah ini..." tanya Arya heran.

"Sudah dijual pada saya," sambung bapak tersebut dengan serius.

Arya terhenyak tidak percaya dengan pengakuan pemilik rumah yang baru tersebut. Menurutnya, Dikara adalah sosok yang sangat berkecukupan. Dikara tidak mungkin menjual Rumahnya kepada siapa pun.

"Kalau boleh saya tahu siapa yang telah menjual rumah ini pak dan alasannya apa? Karena yang saya tahu pak dikara termasuk orang yang memiliki segalanya, jadi tidak mungkin pak Dikara sampai menjual asetnya."

"Memang bukan pak Dikara yang menjual rumah ini tapi..."

"Kalau bukan pak Dikara, lantas siapa yang tega menjualnya, pak?" potong Arya masih penasaran dengan penuturan bapak tersebut.

"Bu Naya."

Arya terhenyak menatapnya tak percaya.

"Astagfirullah.Jadi Bu Naya yang telah menjualnya pada bapak?"

"Iya benar."

"Tapi kenapa?" tanya Arya masih heran karena Naya pun hidupnya bergelimangan harta.

"Katanya sih mendesak. Untuk lebih jelasnya saya tidak tahu."

Arya benar-benar tidak habis pikir dengan alasan Naya menjual rumah tersebut karena terdesak sesuatu. Apa itu?

"Lalu apa bapak tahu, pak Dikara pindah ke mana?"

"Waduh maaf kalau soal itu, saya tidak tahu."

"Oh baiklah terima kasih atas infonya pak!"

"Sama-sama pak," jawab bapak paruh baya tersebut kemudian menutup pintu.

"Apa yang sudah terjadi Ar?" tanya bu Maryam setelah berada di dalam mobil.

"Mamanya Shaka telah menjual rumah itu, Tan."

"Kenapa mama menjual rumah papa ya om?" tanya Shaka sambil menatap nanar rumah yang penuh kenangan bersama papanya.

"Entahlah sayang. Yang pasti kita akan cari papamu sampai ketemu.

kita cari papa ke tempat lain, ya!"

Shaka mengangguk lemah. Ia berharap kali ini tidak menelan pil pahit terus. Ia ingin segera mendapatkan kebahagiaan bersama papanya.

"Kamu tahu tempat tinggal papa Shaka yang lain?"

"Sepertinya aku tahu. Yuk kita ke sana!"

Dalam perjalanan Shaka hanya diam. Begitu sulitnya bertemu papa. Padahal Shaka tidak menuntut apa-apa selain bisa bertemu dan hidup bersama papanya.

"Shaka jangan sedih ya, Insya Allah kita akan secepatnya bertemu papa."

"Iya om. Shaka akan sabar menunggu,"

"Bagus. Anak pintar..." Arya tersenyum merasa prihatin pada anak kecil yang berada di belakangnya.

Sebelum mobilnya beranjak, Arya menelepon bi Irah agar langsung ke rumah yang akan ia tuju.

"Iya pak. Saya sudah ada di kediaman keluarga Tuan Dikara, nyonya besar Nindi."

Suara bi Irah di seberang sana membuat Arya terkejut. Kemungkinan besar bi Irah memang sudah tahu rumah Dikara sudah dijual oleh mantan istrinya.

×××

×××

Rumah yang begitu asri dengan tanaman yang tumbuh subur membuat mata seseorang yang mengunjunginya merasa adem berada di tempat tersebut.

Mata Shaka berbinar manakala bisa berada di rumah itu kembali. Kenangannya bersama orang-orang baik berseliweran di pikirannya. Shaka mengingat semuanya.

Senyuman terpancar dari beberapa orang yang menyambut kedatangannya. Namun orang yang dicari tidak ada di sana.

Shaka berlari menghampiri seorang wanita muda berhijab hijau lumut. Wajahnya cantik dan manis. Hidungnya mancung bermata teduh dengan bibir merah natural. Dandanannya sederhana namun terlihat sangat cantik.

"Bunda..."

Shaka menghambur dalam pelukan Yuna. Orang yang selama ini ia rindukan selain papanya. Kini ia sudah berada dalam kehangatan wanita yang benar-benar tulus menyayanginya tanpa imbalan apa pun.

Yuna merentangkan tangannya, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungil Shaka. Dia langsung merengkuh tubuh yang ia rindukan dalam pelukannya.

"Bunda, Shaka rindu..."

Kalimat itu yang lolos dari bibir mungil Shaka. Belaian dan sentuhan lembut seorang ibu sangat jelas ia rasakan saat ini.

"Bunda juga rindu sayang. Sangat rindu," ujar Yuna sambil tersenyum bahagia. ciuman bertubi-tubi mendarat di wajah Shaka yang imut.

"Bunda terima kasih sudah mau menyayangi Shaka,"

Yuna mengangguk-angguk lalu memeluknya dengan erat, seolah tidak ingin berpisah lagi dengan Shaka.

Bi Irah merasa terenyuh mendengar ucapan Shaka. Ia pun menitikkan air matanya karena terharu melihat kebahagiaan mereka. Dia merasa bahagia melihat seorang anak kecil yang telah disia-siakan oleh orang tuanya sendiri, kini mendapatkan kasih sayang dari orang lain.

"Ya Allah beruntung kau Nak, bertemu dengan orang yang sangat mencintai dan menyayangimu sekalipun dia bukan mamamu," monolog bi Irah dalam hati, seraya bangga.

Yuna membuai kepala Shaka dengan lembut. Ia menyelipkan anak rambut Shaka ke telinga kemudian membingkai wajah Shaka.

"Kamu tetap anak kesayangan bunda setelah adiknya bunda. Yuk masuk! Jangan biarkan mereka menunggu lama karena kita," ujar Yuna tersenyum, seraya berdiri kembali.

"Silakan Bu, Mas masuk. Maaf sudah menunggu lama. Oiya bi Irah tolong buatkan jamuan buat mereka. Jangan lupa juga masak spesial buat kita makan siang! Bi Irah tidak keberatan kan? titah Yuna dengan lembut namun merasa tidak enak hati.

"Ya enggak lah. Bibi akan buatkan dengan penuh suka cita. Pokoknya beres semua!" kata bi Irah dengan semangat 45.

Arya menatap Yuna begitu dalam. Banyak pertanyaan yang berseliweran dalam benaknya.

"Maaf sebelumnya tante dan om Fahmi ke mana?" tanya Arya setelah melihat rumah tersebut hanya terlihat orang yang baru ia temui.

"Oh iya, mereka sedang keluar memenuhi undangan pernikahan relasinya. Begitu pun papanya Shaka."

"Kira-kira mereka pulang jam berapa ya?" tanya Arya sambil melihat waktu di pergelangan tangannya.

"Tidak tentu sih Mas. Tapi katanya sih setelah dari resepsi, mereka mau mengunjungi rumah sakit, ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kemungkinan mereka akan tiba malam hari," jelas Yuna.

"Ooh lama juga ya?"

"Mas jangan khawatir. Shaka aman bersama saya. Oiya terima kasih sudah mengantarkan Shaka ke sini. Tadi bi Irah sudah menceritakan semuanya pada saya tentang Shaka. Saya terharu mendengarnya, ternyata Shaka bertemu dengan orang-orang baik."

"Sama-sama. Alhamdulillah ya dengan kejadian ini kita bisa bersilaturahmi. Semoga kita bisa menjalin silaturahmi seterusnya."

Bu Maryam angkat bicara yang sebelumnya hanya menjadi pendengar setia.

"Insya Allah Ibu dengan senang hati."

Bi Irah datang dengan membawa nampan dan cemilan. Ia menatanya di meja tamu.

"Silakan diminum pak, bu."

"Terima kasih bi Irah," ujarnya hampir bersamaan.

Mereka meneguk minumannya lalu meletakkan gelas tersebut ke tempat semula.

"Oiya hampir lupa, Mbak ini siapanya pak Dikara? Kok Shaka memanggil mbak, Bunda?" tanya bu Maryam.

Yuna hanya tersenyum. Ia meneguk minuman tehnya sebelum menjawab pertanyaan dari tamunya.

Arya menatap dengan tajam. Dia pun merasa penasaran. Apakah Dikara sudah menikah lagi setelah bercerai dengan Naya. Ia hanya bisa mengira, wanita cantik yang ada di hadapannya adalah istrinya Dikara.

Arya masih menunggu jawaban dari wanita cantik tersebut. Setidaknya pandangan pertama dengan wanita tersebut tidak sampai berlarut-larut mendarah daging dalam hatinya.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Takut sakit hati lg ya 🤭
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
yuna jdohny arya, dikara sma ank maryam/Chuckle/
Ñůŕšý: ikan koki laaaaaah
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️: ayooo, ikan apa yg bsa masakk
total 3 replies
Wanita Aries
Wah wah kyknya si arya penisirin bgt yak ma yuna.. mau digebet
Anonymous
kakeknya kah?
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
upppp
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
jgn blng udh pndh rmh ke rmh mama ny lgi
Wanita Aries
Shaka ktmu siapa yaa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Rumahnya Dikara udah dijual 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
msh membekas ya Shaka 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
dasar Bocil🤣🤣🤣
Kadek Bella
lanjut thoor
Wanita Aries
Ktmu jg ma tu bocil ya ar
🍒⃞⃟🦅🥑⃟gaibfarm🦉𝐕⃝⃟🏴‍☠️
eng ing eng, bnr kah ktmu/Facepalm/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
akhirnya ketemu 🤗
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
tayangan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Itu anak yg sama 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Apa ini Arya 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Masa dari dokter jadi jualan nasi goreng 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Abang nya juga sama aja 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Wah dasar Amara 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!