NovelToon NovelToon
Mertua Limited Edition

Mertua Limited Edition

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Single Mom / Selingkuh / Kehidupan di Kantor / Keluarga / Pelakor jahat
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Pernahkah kalian melihat Mertua dan Menantu bersitegang??
Itu hal biasa, Banyaknya Mertua yang hanya bisa menindas menantu dan tidak Suka kepada menantunya, berbeda dengan mertua dari Almira, Rahayu dan Sintia. Dan Rafa

Mertua yang memperlakukan anak menantunya seperti anak sendiri bahkan sangat menyayangi ketiganya. Mertua yang sangat jarang ditemui karena sangat langkah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa kini sudah seminggu lebih Aiman dirawat dirumah sakit dan dia sudah diperbolehkan pulang, rumah Aiman yang ditempati Aira sudah Aiman sewakan, dia sudah mengambil semua barang-barangnya yang ada disana, dia juga sudah menjual semua perhiasan Aira yang dia beli. Dia akan mengelola usaha yang kini dia tekuni.

"Terima kasih kalian semua mau memaafkanmu". Ucap Aiman menunduk.

Mereka semua menjemput Aiman dan membawanya pulang kerumah Ayu, karena Ayu memang tidak mau pindah ke mana pun karena itu rumah orangtuanya dan segala kenangannya berada disana.

"Sudah lah tidak usah dipikirkan, asal jangan ulangi saja, jika kau sampai mengulangi kesalahan yang sama maka tak akan ada lagi yang menolongmu". Ucap Sufyan dengan dingin.

"Itu benar, kami akan melarang dan membawa Ayu pergi dari hidupmu jika kau mengulanginya". Sultan kini menyampaikannya dengan tenang tapi sarat dengan ancaman.

"Iya kak, silahkan lakukan apapun yang kalian inginkan, aku tidak akan melawan apalagi membela diri".

"Kami pegang kata-kata mu". Ucap Sufyan dan Sultan bersamaan.

"Sudah yah, tidak usah bahas itu lagi, lebih baik kita semua makan soalnya bunda masak banyak". Ajak Shofiyah kepada semua anak dan menantunya.

Shofiyah memang tidak ikut menjemput Aiman karena dia sedang berada di rumah Ayu untuk menyambut mereka, dia dibantu pembantu Ayu menyiapkan makanan penyambutan sekaligus makan besar serta syukuran atas kehamilan Ayu.

Mereka semua mengangguk kemudian makan bersama dengan lesehan karena meja makan tidak cukup menampung keluarga mereka semua.

"Aw, aku rindu masakan bunda". Ayu mengunyah makanannya dengan sangat lahap.

"Benar, makanan bunda lah yang terbaik". Kini Sintia mengomentari masakan Mertuanya.

"Benar dek, sebaik apapun masakan kita akan selalu dengan masalah bunda yang punya ciri khasnya dan bumbu super melimpah, enak banget". Almira melahap makanannya dengan senang.

Para laki-laki sebenarnya ingin mengomentari makanan itu tapi mereka menjaga perasaan para istri mereka, karena setelah mereka menikah para istri lah yang menyiapkan makanan mereka.

"Masakan ibuku tidak kalah kok sama masakan nenek, iyakan ayah". Rayhan kini bersuara membela sang ibu.

"Iya nak, masakan nenek memang sangat enak, tapi masakan ibu juga tidak kalah enaknya". Sufyan mengelus kepala sang anak dengan senyuman sayang.

"Iya benar masakan mommy juga enak kok, tidak kalah sama masakan nenek, apalagi mommy selalu memasak kan kami makanan enak tiap hari". Fatur tersenyum sambil melahap makanannya".

Para Ibu mereka terharu mendengar anaknya memuji masakan mereka, mereka sangat senang karena seenak apapun masakan nenek mereka tetap mereka sangat menyukai yang ibu mereka masak.

"Betul cucu-cucunya nenek, kalian memang pintar, harus bisa bersyukur dan makan dengan lahap masakan ibu kalian masing-masing, karena mereka memasaknya dengan cinta dan kasih sayang, kalian mengerti?? Ucap Shofiyah dengan senyuman manis.

Dia memandang kelima cucunya yang tengah makan dengan lahap sambil sesekali bergoyang karena enaknya makanan itu

"Mengerti nenek". Teriak mereka dengan girang.

Mereka semua tersenyum dan tertawa kecil melihat tingkah kelima anak itu, mereka berharap ketika mereka nanti dewasa mereka akan tetap saling menyayangi seperti ini.

Mereka melanjutkan acara makan bersama keluarga mereka, dengan senyum bahagia. Setelah makan selesai mereka saling bahu membahu membersihkan bekas makan mereka. Stelah itu mereka berkumpul di ruang keluarga untuk berbincang.

"Oh iya nak Sintia, bagaimana keadaan kedua orang tuamu?? Tanya Shofiyah kepada menantu keduanya ini.

"Mereka sudah sembuh bunda, walau mereka memang tidak bisa telalu banyak beraktivitas seperti dulu tapi mereka sudah bisa kok menjalaninya pelan-pelan".

"Terus bagaimana dnegan keluarga mu yang lain nak, aku yakin mereka pasti berusaha mencari cara mengusik kalian berdua".

"Ya seperti itu lah bunda, untung para security menjaga mereka dengan baik dan tak mengizinkan mereka masuk, dan orangtua ku juga tak mau menemui mereka jika mereka datang". Sintia menatap sang mertua dengan senyum menenangkan.

Dia tahu mertuanya itu sangat khawatir padanya, karena keluarganya selalu membaut masalah.

"Bagaimana dengan keluargamu nak Mira, bunda ingin memenjarakan mereka karena telah mengambil hak mu". Shofiyah memandang menantu tertuanya itu dengan serius.

"Tidak perlu bunda, seperti nya mereka ketakutan karena ancaman bunda waktu itu, bahkan ayahku sudah tak pernah menelpon ku hanya sekedar meminta uang, menurut tetangga, ayahku bekerja kembali dengan membuka usaha".

"Baguslah jika dia tahu diri, jika dia berani mengganggu mu beritahu bunda, bunda akn menyeret mereka semua ke penjara supaya mereka jerah".

"Iya bundaku sayang, mereka memang takut sama bunda kayaknya"? Almira tertawa kecil mengingat bagaimana keluarga ayahnya ketakutan menghadapi mertuanya ini.

"Bunda kita mau dilawan, mereka tidak akan bisa". Ayu tertawa mengingat bagaimana ibunya mati kutu dibuat ibu mertuanya.

Saat mereka berada dirumah sakit menginap beberapa hari ibunya beserta ayah tirinya datang menghampirinya, mereka langsung dihadang oleh Shofiyah, bahkan Ayah tirinya itu ketakutan setengah mati.

"Berhenti menggantikan anak dan menantuku, kalian ini ebbal sekali diberi tahu". Shofiyah menatap mereka dengan tatapan membunuh.

"Kau tidak berhak melarang kami, kami orangtua Ayu, kau yang bukan siapa-siapa". Hardik Ayah tirinya Ayu itu dengan kasar.

Dia berusaha mendorong Shofiyah agar berhenti ikut campur urusan mereka dengan Ayu.

Shofiyah mengambil tangan itu dan memelintir kemudian membanting ayah tirinya Shofiyah itu ke lantai.

Mata mereka semua membela kak, kecuali Aiman, dia tahu bundanya dulu mantan Atlet bela diri saat masih gadis, jadi jangan coba-coba mengasari dirinya.

"Pergi atau ku patahkan seluruh tubuh kalian sekarang, dan jangan lupa jika aku punya bukti kalau kalian mencuri harta Ayu dan menjualnya".

"Apa maksudmu Shofiyah, mana mungkin kami melakukannya". Ucap Ramlah terkejut.

"Bagaimana Shofiyah bisa tahu". pikirnya dengan wajah pucat.

"Aku tahu kalian memalsukan tanda tangan Ayu untuk menjual tanah luas itu, dan kalian pikir, aku akan diam saja kalian melakukannya pada menantuku, lihat saja jika kalian tidak berhenti mengganggu nya, kalian akan masuk penjara".

"Kau berbicara omong kosong". Ucap Ramlah tidak terima.

"Tentu saja aku tahu, karena akulah yang membeli tanah itu melalui teman pengacara, kau tidak lupa bukan jika yang membeli tanah itu adalah tuan Edwin", Shofiyah menyeringai melihat wajah pucat dan ketakutan mereka.

"Ini peringatan keras untuk kalian, bersiap saja jika kalian mencari gara-gara".

Ayu tersenyum membayangkan bagaimana ibunya dan suaminya itu tidak berkutik menghadapi Shofiyah.

"Itu benar dek, jangan pernah macam-macam dengan kita semua karena bunda akan menerjang dan menghajar mereka tanpa Ampun". Shifa tertawa mengingat bagaimana bundanya membela mereka semua.

1
Sunaryati
Astaga masa anak sama orang tua kok begitu, dulu didikan orangtuanya itu gimana kok jadi begitu
Sunaryati
Syukurlah bila sudah sadar Bu Romlah, tapi kenapa masih sehat kok hidupnya minta ditopang anak? Jika telah sadar jangan terlalu mengandalkan Ayu kebutuhan hidupmu, Bu Romlah. Punyalah malu, ya. Masa dulu dibuang sekarang dijadikan ladang uang.
Riana Utami
bagus lah kalo safar ibunya ayu
Sunaryati
Apa yang kau tabur itu akan kau tuai, Bu Romlah. Kau dulu meninggi suami dan anakmu karena miskin. Jangan sampai kau mengalaminya.
Sunaryati
Nah gitu Ayu, terus beri Aiman agar otak bodohnya cair, dan ingat akan semua kesalahan dan dosanya. Lelaki dan suami tak punya malu
Sunaryati
Lanjuut nah gitu, Aiman diberi pelajaran da sesekali diberi sindiran untuk mengingatkan pengkhianatannya. Serta buat kerepotan untuk menuruti ngidammu Ayu.
Sunaryati
Keren semoga aku srnentst jadi mertua idaman
Sunaryati
Kamu memang berhati emas Ayu, sudah disakiti begitu dalam masih mudah memaafkan
Sunaryati
Sungguh besar hatimu Ayu, jika aku jadi kamu tak biarin saja, toh itu penyakit yang dibuat sendiri oleh Aiman.
Bunda Ochie
syukurlah keluarga aiman masih punya hati nurani begitu juga ayu..tp aiman hrs diberi pelajaran dulu
Sunaryati
Masa Allah mulia sekali hatimu Ayu, tapi jika nanti Aiman telah siuman jangan langsung dimaafkan, selingkuh itu penyakit, apalagi sampai beli rumah dan rela meninggalkan keluarga demi selingkuhan, itu sudah parah dan jika sembuh bisa kambuh lagi.
Sunaryati
Firasat seorang ibu yang tulus menyayangi anak- anaknya tak salah apalagi Aiman sempat meyebut ibunya. Bagaimana Aiman kamu masih bisa angkuh dan sombong, itulah jika tak mendengarkan peringatan ibumu
Sunaryati
Lanjuut Thoor, makin seru ceritanya
Ummu Umar: jangan lupa bintang 5 nya yah😃😃
total 1 replies
Sunaryati
Bagaimana Aiman Aira tidak mencintaimu, tapi hanya butuh uangmu
Sunaryati
Mudah- mudah fi tempat mertuamu kamu, dan menjalani kehamilan perasaanmu nyaman. Tidak usah memikirkan suami dajal, biarkan karma datang sendiri.
Sunaryati
Ada ya orang tua seperti itu
Gabut: begitulah
Ummu Umar: banyak
total 2 replies
Bunda Ochie
lanjut kak...
Sunaryati
Ayu kau pasti karena dukungan dan perlindungan dari mertua dan saudara iparmu. Bu Sofiah sebaiknya laporkan ayah dan ibu tiri Ayu, ibu kan punya banyak bukti kejahatan mereka , agar Ayu menjalani kehamilannya dengan tenang dan tentram, toh Aiman sudah hidup dengan pilihannya Aira, mungkin sudah tsk ingat Ayu, jadi tak akan mengganggu Ayu. Kecuali jika kebusukan Aira terbongkar.
Sunaryati
Nah itu solusi yang tepat, jangan biarkan Aiman tahu kehamilan Ayu, dan segera terbongkar siapa ayah anak yang dikandung Aira, dengan Aiman memergoki dan diam- diam mendengarkan percakapan Aira dengan lelaki yang menghamilinya. Maka segera Kubilai 5 bintang⭐, Kutunggu momen itu.
Anto D Cotto
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!