Seorang gadis Pustakawan yang merupakan seorang kutu buku harus menerima kenyataan bahwa ia tewas saat ia menamatkan novel kesukaannya berjudul "Moonira".
Namun bukannya menuju akhirat, gadis itu justru masuk ke dunia novel kesayangannya dan ditunjuk sebagai calon Helena yang menyalurkan berkat dari dewi Selene kepada kerajaan Welf. Disana ia ditemukan oleh seorang Adipati kerajaan Welf yang merupakan high Elf.
Bagaimana kisah gadis itu di dunia Moonira? Apakah gadis itu berhasil menjadi seorang Helena dan bagaimana kisah cinta gadis itu dengan sosok Adipati yang terkenal sebagai dewa kematian di dalam peperangan? Apakah cinta mereka bersatu atau justru kandas di tengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arthystrawberry23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
XXXI Pertarungan Roselina dan Ernathan.
Roselina berada di bengkel alkemis milik mendiang tuan Robert, setelah pesta semalam, Roselina kembali melanjutkan pekerjaannya menciptakan senjata yang sempat tertunda beberapa hari.
Senjata yang menjadi proyek Roselina sebentar lagi akan selesai, dan tentu saja Roselina tidak sabar untuk melihat hasil dari proyek yang telah ia kerjakan selama berhari-hari.
"Roselina, aku tidak mengerti apa yang sedang kau lakukan, namun apa kau tidak bosan hanya duduk sembari mengutak atik benda itu?"
Yah ketika salah satu dari mereka berdua lebih dominan menggunakan tubuh mereka, maka Roselina dan Ellarisielle tetap bisa berkomunikasi dan hanya bisa dengar oleh mereka berdua.
"Tentu saja tidak, aku sangat suka seperti ini, membaca buku, mempelajarinya, dan mempraktikkannya sembari membayangkan bagaimana hasilnya," ujar Roselina dengan perasaan antusias.
"Haa, tapi aku bosan Roselina, kenapa kita tidak pergi ke pelatihan militer kerajaan? Bisa saja ada sesuatu yang sangat seru disana," jelas Ella yang begitu antusias.
"Iya, iya aku tahu, kau bersabarlah sedikit, ini tidak lama lagi senjata buatanku akan selesai, dengan begitu kau bisa mencobanya bukan?" Ellarisielle atau kita panggil Ella hanya terdengar menghela nafas.
Roselina kembali fokus melakukan pekerjaannya dan tak lama sekitar 2 jam berlalu akhirnya karya tangan Roselina selesai.
Roselina memekik senang, dan sudah tidak sabar untuk mencoba senjata yang ia buat. Kali ini Roselina membuat sebuah cincin emas dengan batu sihir dari ratu Serena.
Batu sihir itu adalah batu yang bisa menyerap sihir seseorang dan menyimpannya untuk waktu yang ditentukan dan penggunaannya hanya sekali.
Namun karena menurut Roselina tidak efisien, maka dengan rasa ingin tahu yang kuat, Roselina mengutak atik batu sihir itu dengan mengubah struktur sihir alami yang terbentuk dalam batu sihir itu.
Dan usaha Roselina membawakan hasil yang bagus, kini batu itu bisa menampung sihir sampai tanpa batas dan pengisiannya dengan sistem setiap hari batu sihir itu akan menyerap mana sihir si pemilik dalam jumlah yang banyak.
Roselina memakai cincin itu dan mana sihirnya mulai terserap, Roselina menutup matanya dengan tangannya yang mengenakan cincin terulur kedepan.
Roselina mulai membayangkan jenis senjata yang ia gunakan dan cincin di jari manis Roselina mulai bereaksi dan sebuah senjata api berjenis Shotgun tercipta di tangan Roselina dalam waktu tidak lebih dari 10 detik.
"Wah Roselina? Sihir apa yang kau gunakan sehingga benda keren itu bisa muncul?" Tanya Ella dengan nada yang sangat antusias.
"Hmm, kau lihat saja Ella kehebatan mahakaryaku ini, ayo kita ke ruang latihan militer kerajaan." Roselina lalu pergi ke ruang latihan militer kerajaan untuk menguji hasil mahakarya yang baru saja ia selesaikan.
Setibanya di ruang pelatihan militer yang mengejutkan semua prajurit dan ksatria yang sedang berlatih dengan kedatangan Roselina.
Ernathan yang kebetulan ikut melatih prajurit dan ksatria segera menghampiri Roselina dan menanyakan apa yang dilakukan Roselina di tempat yang seharusnya tidak ia datangi.
"Aku ingin menguji coba hasil mahakaryaku ini Ernathan, jadi kumohon izinkan aku bertanding dengan salah satu ksatria," pinta Roselina dan tentu saja di tolak oleh Ernathan.
"Tidak bisa! Sesuai dengan peraturan kerajaan bahwa kau tidak di izinkan untuk ke tempat militer kerajaan, apalagi kini kau resmi menyandang gelar Helena agung, bukannya sangat tidak pantas jika kau semaunya melanggar peraturan kerajaan, " jelas Ernathan.
"Kumohon Ernathan, sekali ini saja, aku hanya ingin menguji hasil karyaku ini, aku mohon yah, yah?" Alis Ernathan berkerut dan matanya menatap tajam kearah Roselina.
"Sekali aku bilang tidak! Tidak!" Tegas Ernathan membuat Roselina cemberut dan memasang wajah memelas berharap Ernathan memberinya izin.
"Wajah memelasmu tidak akan berpengaruh apapun Roselina!" Wajah Roselina semakin cemberut, dengan nada lemas, Roselina menerima keputusan Ernathan dan berniat untuk beranjak dari ruang latihan militer.
Disaat Roselina semakin dekat dengan pintu keluar, tiba-tiba tubuh Roselina menghilang membuat Ernathan terkejut.
Matanya menelisik ke sekitarnya mencari keberadaan Roselina. Merasakan bahaya di belakangnya membuat Ernathan melayangkan tendangan memutar kebelakang untuk menahan serangan yang ia duga berasal dari Roselina.
Namun hal tak terduga terjadi, serangan Ernathan justru tidak mengenai apapun membuatnya terkejut dan kembali mencari dimana keberadaan Roselina.
Dengan cepat Ernathan menatap keatas dan mengeluarkan pedangnya dari sarungnya lalu menangkis serangan Roselina yang menggunakan pedang katana untuk menyerang Ernathan.
Roselina melompat kebelakang untuk menciptakan jarak antara dirinya dan Ernathan. Mata Ernathan menyipit menandakan bahwa saat ini Ernathan tidak senang dengan apa yang baru saja Roselina lakukan.
"Apa kau sadar dengan apa yang baru saja kau lakukan, Roselina?!" Tanya Ernathan dengan nada penuh penekanan disetiap katanya.
Roselina tidak gentar dengan emosi Ernathan, justru gadis itu merasa tertantang, dengan seringainya ia menghunuskan pedang kearah Ernathan membuat para prajurit dan ksatria yang melihat itu terdiam terkejut.
"Ernathan Eirnior Von Cireon, aku Roselina menantangmu untuk berduel, jika aku memenangkan duel ini maka kau harus mengizinkanku untuk melakukan apapun yang aku suka di tempat ini." Ernathan terdiam dengan ekspresi dan tatapan yang sama.
"Lalu apa yang akan kudapatkan jika aku memenangkan duel kali ini?" Tanya Ernathan.
"Semuanya yang kau inginkan, tuan" Seringai lebar terlihat di wajah Ernathan yang tampak antusias dan tertarik ketika mendengar penawaran dari Roselina ketika ia memenangkan duel kali ini.
"Aku menerima tantanganmu, kau harus ingat satu hal Roselina, bahwa aku tidak akan menahan diri meskipun lawanku adalah dirimu."
"Tak perlu menahan diri Ernathan, kerahkan saja semua kekuatanmu untuk duel kali ini."
Ernathan menjentikkan tangannya dan sebuah pelindung sihir cahaya tercipta mengelilingi Roselina dan Ernathan yang sebentar lagi akan saling berduel.
Tanpa adanya aba-aba, Roselina dan Ernathan melesat dengan kecepatan tinggi, suara besi pedang yang saling beradu terdengar menggema di seluruh ruang latihan.
Pertarungan yang sangat cepat ini membuat para prajurit dan pengawal tidak bisa melihat sosok Roselina dan Ernathan, mereka hanya melihat kilatan dari pedang mereka yang saling beradu.
Ernathan melihat cela dari Roselina, mengumpulkan sihirnya dan meninju kuat perut Roselina sehingga Roselina terhempas jauh dan menghantam sihir pelindung milik Ernathan.
Roselina mengganti katana miliknya menjadi pistol ganda dan melayangkan tembakan beruntun kearah Ernathan, namun dengan mudahnya Ernathan menangkis peluru pistol Roselina dengan pedang sihir miliknya yang ternyata itu adalah hasil karya sihir Roselina juga.
Menyerah dengan senjata apinya, Roselina membuat sebuah bom asap dan melemparnya kearah Ernathan untuk mengelabui, Roselina menyerang dengan belati yang ia lemparkan kearah Ernathan.
Ernathan hanya menangkis serangan belati Roselina yang cukup banyak, Asap dari bom tadi sudah menghilang dan Ernathan tidak melihat keberadaan Roselina.
Ernathan melihat keatas dan rupanya terlihat Roselina melayang diatasnya dengan senyuman lebar memperlihatkan giginya, Ernathan melihat simbol bulan sabit hitam di dahi Roselina yang menandakan bahwa kini lawan Ernathan adalah Ellarisielle.
Dengan menggunakan senjata tombak besi, dengan gerakan cepat dan membabi buta, Ella menyerang Ernathan membuat Ernathan kini berada di posisi bertahan.
Gerakan itu sangat cepat, lebih cepat dari serangan Roselina sebelumnya yang mampu membuat Ernathan kewalahan.
Ella memutar tombaknya dengan cepat lalu sekilas simbol bulan sabit hitam di dahi Roselina menghilang sebelum akhirnya kembali muncul saat tombak Ella berubah menjadi pedang panjang ganda.
Yah karena tidak bisa menggunakan sihir dari cincin itu untuk mengganti senjata, secara singkat Roselina dan Ella bertukar posisi untuk agar Roselina bisa mengganti senjata milik Ella.
Taktik yang sangat mengerikan, namun justru hal itu yang mengantarkan Roselina pada kekalahan dan membuatnya kehilangan banyak sihir dan energi dalam sejenak sehingga akhirnya Roselina kalah dalam duel kali ini.
"Kau kalah Roselina." Ernathan menghunuskan pedang pada leher Roselina yang kini jiwa Roselina yang menguasai tubuhnya dengan posisi berlutut.
"Ya ya aku kalah darimu, Ernathan," ujar Roselina dengan pasrah karena bagaimanapun ia tidak peduli menang atau kalah dalam duel ini, yang ia inginkan adalah menguji hasil mahakarya miliknya untuk bisa melihat kekurangan yang ada.
Ernathan membantu Roselina berdiri, dan senyuman lebar terlihat di wajah Ernathan.
"Seperti perjanjian kita sebelumnya bahwa kau akan mengabulkan semua permintaanku jika aku memenangkan pertandingan ini."
"Yah aku tahu, aku tidak akan menginjakkan kakiku di tempat ini lagi, kau puas sekarang?"
"Hmm? Siapa bilang kau harus mengabulkan satu permintaanku saja?" Roselina terkejut ketika mendengarkan kata-kata Ernathan.
Ernathan menarik tangan Roselina cukup kasar dan melingkarkan tangan satunya di pinggang Roselina membuat Roselina terperangkap dalam pelukan Ernathan.
"Kau pikir kau bisa lepas begitu saja setelah membuatku marah atas tingkahmu, bunny?" Bisik Ernathan dengan nada berat di telinga Roselina.
"Mulai sekarang kau adalah Bunnyku, kelinciku yang harus nurut kepadaku dan menghiburku sepanjang malam," bisik Ernathan lalu menjilat lembut telinga Roselina membuatnya bergidik ngeri.
Roselina mengepalkan tangannya dengar erat dan melayangkan tinjuan kuat di perut Ernathan. Roselina menatap kesal kearah Ernathan yang baru saja menggoda dirinya.
"Kau pikir aku bisa di goda semudah itu dasar pria cabul!" Roselina melangkah pergi dengan perasaan kesal.
Ernathan menatap kearah Roselina dengan senyuman licik di wajahnya.
"Kau tidak akan kulepaskan semudah itu, bunny. Kau milikku sekarang"
To be continued...