NovelToon NovelToon
MENGHAPUS JEJAK

MENGHAPUS JEJAK

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / PSK / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:139.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sopaatta

S 2. Novel "Jejak Luka"

Alangka baiknya membaca Novel tersebut di atas, sebelum membaca Novel ini. Agar bisa mengikuti lanjutan kisah 'rudapaksa yang dialami oleh seorang gadis bernama Enni bertahun-tahun.

Setelah berhasil meloloskan diri dari kekejaman seorang pria bernama Barry, Enni dibantu oleh beberapa orang baik untuk menyembuhkan luka psikis dan fisiknya di sebuah rumah sakit swasta.

"Mampukah Enni menghapus jejak trauma masa lalu dan berbahagia?"

Ikuti kisahnya di Novel "Menghapus Jejak"

Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia selalu. ❤️ U. 🤗


Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Keluarga Mathias 2.

...~•Happy Reading•~...

Ambar jadi tersenyum lebar mendengar pertanyaan Mathias. Apa lagi melihat Juha memandangnya dengan wajah lucu.

"Yang banyak rewel, Juha, Pa... Abis Papa Thias perginya lamaaa..." Juha berkata sambil membuka kedua tangannya, sebagai tanda Mathias pergi tinggalkan mereka lebih lama dari biasanya.

"Hahaha... Sini..." Mathias jadi tertawa melihat mimik wajah lucu Juha saat mengutarakan rasa kangen dan sayangnya pada Ayah sambungnya.

"Mama bilang Papa Thias kemana buat Juha?" Tanya Mathias yang sudah peluk Juha. Ia bertanya, karena tidak mau berbeda penjelasan dengan istrinya kepada Juha tentang aktivitasnya.

"Papa Thias pergi kerja buat beli susu Juha dan Ade El'el..." Jawab Juha yang masih memeluk Mathias.

"Iya, benar. Lain kali ngga boleh rewel lagi, ya. Kasihan Mama dan Ade El'el." Mathias menepuk pelan punggung Juha.

"Iya, Papa Thias. Juha mau cepat besar, biar bisa kerja juga. Jadi Papa Thias ngga usah pergi kerja lamaaa..." Jawaban Juha membuat Mathias dan Ambar jadi tertegun.

^^^Mathias sontak mengusap punggung Juha, sedangkan Ambar mengacak rambut putranya dengan sayang. Ia tahu, Juha rewel sebab rindu dan ingin setiap hari bertemu Mathias. Tapi ia tidak menyangka Juha bisa berpikir seperti itu.^^^

"Ngga usah maksa besar. Walau Juha sudah besar, sudah kerja, Papa Thias tetap harus kerja. Jadi temanin dan besar bersama Ade El'el saja." Mathias mengacak rambut Juha yang tetap memeluknya, lalu memberikan kode buat Ambar, agar bisa bantu berbicara dengan Juha.

^^^Mathias masih belum bisa berbicara baik, dengan bahasa anak-anak. Ia masih berhati-hati bicara, agar mudah dimengerti maksudnya.^^^

"Juha ngga sayang Ade El'el? Kalau Juha cepat besar, Ade masih kecil, loh. Nanti Ade ngga punya teman main." Ambar ikut mengelus kepala Juha.

^^^Hatinya sangat tersentuh melihat sikap Juha pada Mathias yang tidak pernah dia lakukan kepada Alm. Papanya.^^^

"Sayang dong, Ma... Iya, Papa Thias. Mau temanin Ade El'el." Ucapan Juha membuat Mathias mentoel pipinya sambil tersenyum.

"Yuuuk... Biarkan Papa Thias istirahat sebentar. Supaya nanti bisa main dengan Juha dan Ade." Ambar berusaha mengambil Juha dari pelukan Mathias.

"Ooh iya, Juha minta sama Mba Seni. Papa Thias ada bawa ole-ole..." Mathias berkata sambil melepaskan pelukannya.

"Horeeee... Makasih, Papa Thias." Ucap Juha girang lalu mencium pipi Mathias berulang kali.

^^^Sontak Mathias balik mencium pipinya dan mengacak rambutnya. Ia tersenyum dalam hati dengan sikap Juha padanya. Suasana rumah yang sangat dirindukan, jika sudah kerja dan lelah di luar rumah.^^^

"Tutup pintunya..." Bisik Mathias, lalu mencium Ambar.

"Hahaha..." Ambar jadi tertawa dengan sikap Mathias padanya.

"Kau ngga mau Juha melihat kita lagi gulat, kan." Ucap Mathias lagi, melihat Ambar masih enggan melepaskan pelukannya.

^^^Ambar jadi memukul punggung Mathias dan melepaskan pelukannya, lalu turun untuk mengunci pintu. Sebab ia tahu, kalau Mathias sudah di rumah, Juha selalu menempel padanya. Dia akan masuk kamar lagi.^^^

^^^Kalau Ambar tidak jelaskan banyak hal yang bisa diterima, Juha maunya ikut tidur dengan mereka. Oleh sebab itu, mereka membiarkan Miracle tidur di kamar sendiri juga, agar Juha tidak rewel.^^^

Ambar kembali ke ranjang setelah kunci pintu. Dia jadi tersenyum mendengar bunyi telpon Mathias yang ada di tas kerja. Ambar membelok untuk mengambil tas kerja dan berikan kepada Mathias.

📱"Pak, lama sekali angkatnya..." Protes Bagas, saat Mathias merespon telponnya.

📱"Sejak kapan kau protes, soal lama atau tidak?" Mathias berbicara dengan suara galak, tapi langsung nyalakan spiker, agar bisa didengar Ambar.

📱"Sejak sekarang, karna bapak ngga telpon hari ini." Bagas masih protes. Mendengar suara kesal Bagas, Mathias memberikan isyarat kepada Ambar untuk berdehem.

📱"Pak, ada di mana dan suara siapa itu?" Tanya Bagas dengan suara tinggi.

📱"Bagaasss... Bilang yang mau kau bilang. Kau ngga mengerti urusan laki-laki?" Mathias mulai ganggu Bagas, agar tidak kesal.

📱"Boss, keterlaluan. Pantesan ngga pulang, pulang. Tunggu saja, saya pesan tiket langsung ke situ." Ucap Bagas, serius.

📱"Kau pacarku? Tangani kasus Enni dengan benar. Berani ke sini, saya pindahin ke kantor lama. Biar tinggal nongkrong di gudang." Mathias makin ledekin Bagas.

📱"Ancaman bapak ngga mempan. Saya mau buat bukti, bapak mulai belok dari Bu Ambar." Bagas masih kesal dan langsung mematikan ponselnya, sebab ia tahu boss nya sedang dengan wanita.

"Lihat, Ma. Sekutumu percaya, aku mulai belok. Padahal tadi aku mau ledekin saja." Mathias menunjukan layar ponsel ke arah Ambar, bahwa Bagas sudah matiin telpon.

"Papa juga, suka sekali gangguin Bagas." Ambar hanya bisa geleng kepala melihat suaminya dengan Bagas saling mengganggu.

"Aahhh,.. Besok bertemu di kantor, hilang kesalnya. Sudah lama ngga liat ulahnya." Mathias mengibaskan tangannya, lalu meletakan ponselnya di lemari kecil samping tempat tidur.

Namun baru diletakan, Bagas kembali telpon. Tapi Mathias tidak merespon, walau Bagas telpon berkali-kali. Hal itu membuat Ambar memukul tangan Mathias yang mereject telpon Bagas. Mathias sengaja lakukan itu, agar Bagas makin kesal padanya.

"Papa mau cerita tentang Enni?" Mendengar Mathias berbicara dengan Bagas tentang kasus Enni, Ambar jadi teringat telponan mereka sebelumnya tentang wanita bernama Enni yang mau tinggal di rumah Ibunya.

"Nanti saja setelah bergulat. Kalau aku sudah cerita sekarang, kau tidak berminat melayaniku." Ucap Mathias lalu memeluk Ambar yang sudah berbaring di sampingnya.

^^^Mathias tahu sifat istrinya. Ia akan kepikiran, perasaannya jadi berubah dan tidak fokus. Bisa-bisa mereka batal melepaskan rindu, jika Ambar mendengar kisah Enni.^^^

"Padahal gulatannya, nanti malam saja, Pa..." Ambar penasaran dengan kisah Enni yang bisa berhubungan dengan mereka sekeluarga, termasuk Kirana.

"Kalau malam nanti, judulnya lain. Kita tuntaskan judul siang dulu." Ucapan Mathias membuat Ambar kembali memukul lengannya, sebab mengerti maksud suaminya.

Setelah mengeluarkan kerinduan dan keringat, Mathias langsung tidur. Sedangkan Ambar ke kamar mandi lalu keluar kamar melihat kedua anaknya dan semua bawaan suaminya.

"Juha sudah mandi?" Ambar terkejut melihat Juha dan Seni sedang duduk di meja makan sambil makan ole-ole yang dibawa Mathias.

"Sudah, Mama... Papa Thias sudah bangun?" Juha lompat dari kursi dan hendak berlari ke kamar.

"Jangan sekarang, Juha. Papa Thias masih tidur. Tunggu Papa Thias bangun, ya." Ambar langsung memegang tangan Juha untuk menahannya, agar tidak berlari ke kamar. Juha mengangguk pelan, lalu kembali duduk.

...~▪︎▪︎▪︎~...

Menjelang sore, Mathias keluar dari kamar sudah berpakaian rapi. Ia langsung ke kamar bayi untuk melihat putrinya. Dia jadi tersenyum melihat putrinya sudah mandi  dan makan. "Hai.... El'el... Papa pulang." Mathias ikut panggilan Juha, lalu mencium puncak kepala putrinya dengan sayang.

"Di mana Juha?" Bisik Mathias kepada Ambar yang sedang gedong dan meniduri putrinya.

"Sepertinya di halaman atau di kamarnya, Pa.. Mungkin diungsikan Seni, karna dia mau ke kamar kita terus." Ambar tersenyum ingat Juha yang terus menunggu Mathias bangun.

"Ooh, ok. Aku mau ajak Juha ke rumah Ibu. Mau ikut dengan kami?" Mathias bertanya, sebab ada bayi mereka dan Ambar yang tahu bisa diajak atau tidak bayinya.

...~▪︎▪︎▪︎~...

...~●○¤○●~...

1
Sheety Saqdiyah
terimakasih banyak² buat author, yg telah menyajikan cerita yg bukan hanya sekedar menghibur saja, tp jg memberikan pesan² kehidupan yg luar biasa.. /Good//Good//Good//Good//Good/
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: Waaaah . 🤭👍🏻❤️ Makasih dukungannya Kak. smg sehat & bahagia sllu. 🙏😍🤗
total 1 replies
Betty
bagus jg menguras air mata & emosi.
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: wuaaaah 🤭👍🏻❤️
Makasih dukungannya Kak ..🙏😍🤗
total 1 replies
sukensri hardiati
/Pray//Ok//Good//Heart//Rose//Gift/
sukensri hardiati
alhamdulillah.....makasiiih...../Heart/
sukensri hardiati
/Sob//Sob//Heart/
sukensri hardiati
baru nemu ini setelah selesai baca kualitas mantan...
🍁💃Katrin📙📖📚❣️: Oh iya Kak. makasih dujungannya.🙏❤️😍🤗

itu novel lanjut dari "Jejak Luka" 🙏
total 1 replies
Agus Tina
Baguus sekali ceritanya ....serasa benar2 ikut dlm persidangan Enni
Gendhis
saking lama nya di sekap oleh berry, untuk di jadikan budak pemuas nafsu,
Gendhis
yuhhhhh🙈🙈🙈🙈 berfungsi lagi gak tuh joni nyaa 🤣🤣🤣
☠ႦαRAkudA
lanjuuut
☠ႦαRAkudA
berdoa lah, Krn usaha tanpa doa bagai sayur tanpa garam
☠ႦαRAkudA
semoga hari pembalasan buat si durjana segera tiba
☠ႦαRAkudA
cerdas sekali kau dokter..
☠ႦαRAkudA
bener2sadis yg nyiksa ya...sereem
☠ႦαRAkudA
kabur yg jauuuuh en, yang gak mungkin ditemukan oleh orang2 tak berhati itu
Bambut That
woiiiii.... keren thor... makasih banyak banyak ya thor... kisah nya buat ku meleleh
Bambut That
bisa meleleh dibuatnya
Bambut That
Emily jadian sama Bram saja
Bambut That
cinta
Bambut That
mungkin Prita harus tewas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!