Tak ada yang menyangka jika orang yang dianggap musuh ternyata orang yang dikirim Tuhan untuk menjadi orang yang berarti dalam hidupnya.
Walau banyak sekali rintangan untuk mengucap janji suci. Tapi jika Tuhan sudah berkehendak rintangan seberat apapun tidak akan mengalahkan tekadnya.
Gama Alexander berubah menjadi posesif ketika sudah menjadi suami Elata. Tegas dan mempunyai karismatik yang menawan. Sehingga tak banyak yang kagum pada sesosok pengusaha muda tersebut.
Elata wanita yang dari dulu sangat dicintai dan diinginkan Gama. Siapa yang tidak kenal dengan wanita jutek itu. Tapi, setelah menikah dengan Gama, Elata berubah menjadi sosok yang ramah. Berbeda jika pada saat dengan Gama, wanita cantik itu akan berubah 180 derajat. Tingkah absurdnya akan kembali.
Apakah Gama dan Elata akan tetap bertahan dengan pernikahannya seperti waktu mereka pacaran dulu dengan cobaan yang akan datang menimpa pernikahan mereka. Ataukah akan sebaliknya?
Simak di MEIML
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seizy kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasi Goreng
Dengan sangat malas Elata muncuci piring kotor yang menumpuk di sarang westafel. Sementara suara mesin cuci di tempat laundry rumahnya sedang mengaduk baju-baju yang kotor. Fix, Elata seperti seorang ART cantik yang sedang di kontrak.
Setelah beres dengan cucian piring kotornya. Elata menyapu dan mengepel lantai dapur yang lengket. Sungguh sangat sial pagi ini.
"Harusnya kalau libur sekolah gini, gue hange out. Eh ini malah ngerjain tugasnya ART. Siiaaaal bangettttttt...... Gue." Elata terus menggerutu. Menghentakan kakinya karna merasa kesal. Sesekali mengelap peluh yang menempel di dahinya dengan tangan mulusnya.
Selesai sudah ia dengan alat tempur sapu dan lap pelnya. Elata melangkah pergi ke tempat laundry rumahnya yang bersebelahan dengan dapur. Merasa bosan, karna timer di mesin cucinya belum berhenti. Elata mengambil ponsel yang ia simpan di meja makan. Membuka aplikasi Flay Musik. Mencari-cari Lagu yang akan ia putar. Dan ketemu! Elata memutar lagu yang berjudul Kepastian.
Saat Lirik itu mulai di ucapkan sang penyanyi. Kenapa hati Elata tiba-tiba terenyuh. Seperti menggambarkan dirinya yang menunggu kepastian dari seseorang. Aahhh sudahlah itu kan hanya lirik lagu saja. Saat Elata sedang asyik mendengarkan musik di ponselnya. Tiba-tiba seseorang mengagetkannya dari arah belakang.
"Dorrrr" Gama menepuk ke dua bahu Elata dengan ke dua tangannya. Demi apapun Elata sampai terpental jatuh ke lantai saking kagetnya. Karna duduk di ujung kursi.
"Ga....Ma......" suara sangat bising keluar dari Elata sampai Gama menutup ke dua telinganya. "Loe, sumpah yah demi apa pun itu. Baru buka mata gue udah sial. Dan sekarang loe, datang ke sini cuma nambah kesialan, gue." Elata memukul-mukul bahu Gama. Gama hanya tertawa geli melihat hal konyol Elata.
"Sorry, sorry.. Lagian lagi apa loe bengong sendiri di dapur?" tanyanya saat Elata sudah berhenti memukul bahu Gama. Tetapi tawa Gama masih terdengar di ujung kalimatnya.
"Mau apa loe ke sini?" tanyanya sinis.
Gama hanya menggeleng. Dan betapa baru sadarnya ia saat melihat gadis di depannya ini hanya mengenakan baju yang kurang bahan. Ya ampun Tuhan.. Ampuni dosa matanya Gama, karna lagi-lagi harus melihat aurat yang gak bisa matanya hindari itu.
"Mau apa? Wooyyy.... Malah bengong, loe" Elata menjentikkan jarinya ke wajah Gama.
"Bikin konten yuck?!" Hah apa yang Gama katakan? Saking nervous kah ia sampai gak bisa pokus bicara? Sungguh Elata luar biasa bisa membuat seorang Gama nervous sampai gak konsen untuk ngomong saja.
"Hah? Bikin konten apa? Gaya loe bikin konten. Media sosial aja kagak punya, loe!" Elata menarik ujung bibirnya yang tipis
"Loe nya aja yang gak follow back gue" Gama terkekeh geli.
"Emang loe punya?" tanyanya memicingkan matanya sebelah.
"Cek aja!"
Karna penasaran Elata membuka aplikasi Ig_nya. Melihat beranda yang meminta follow pada akunnya. Matanya melebar.
"Gimana? Following gue banyak kan?" terdengar suara Gama mengejek Elata.
Tak pernah ada yang ia posting di akun Ig nya itu. Tapi sangat terlihat jelas following yang ia terima sampai jutaan orang. Dan apa yang membuat Elata melebarkan matanya? Gama tak banyak fallowback setiap akun yang memfollownya. Cuma Andra, Askan, Abram dan satu akun lagi yang Gama fallow. Dan itu akun yang bertuliskan @Elata_Rasya. Bahkan Flora dan Cindy pun tak Gama followback.
"Duhh... Tersanjung banget gue, Gam"
"Udah tamat kali tersanjung mah, El." kekehnya "Btw loe lagi apa sih, kok kusam banget muka, loe?" tanya Gama penasaran. Karna melihat wajah Elata yang kusut dan rambut yang di gulung asal. Persis seperti seorang ART.
Elata meneliti dirinya sendiri. Dari mulai kaki yang telanjang, celana hotpen yang minim, dan tubuhnya hanya terbalut teng top yang sudah lecek karna keringat.
Elata sungguh sangat malu, Gama yang melihatnya seperti pembantu sungguhan. Tapi Elata dengan gesit menyembunyikan urat malunya itu.
"Ga...Ma.... Bukannya loe udah sering lihat gue pake baju kaya gini?" tanyanya. Kakinya ia langkahkan maju dengan pelan. Sampai Gamapun melangkah mundur.
Shit, seperti ada bongkahan batu yang mengganjal kerongkongannya. Gama sangat sulit menelan salivanya. Jantung, masih amankah kou berada di tempatnya?
Elata terus melangkahkan kakinya pelan. Seperti dapat mainan baru, Elata terus mencoba menggoda Gama. Sampai akhirnya langkah mundur Gama terhenti karna punggungnya membentur pilar dapur rumah Elata.
Elata terus mendekat sampai kini wajahnya berada dua jengkal dari wajah Gama. Elata perlahan memajukan wajahnya. Ohhh sangat seru sekali. Sekarang giliran Gama yang di buat terkejut. Setelah beberapa kali Elata yang di permainkan oleh Gama. Kini sampai lah Elata pada tahap balas dendamnya.
Elata memiringkan wajahnya. Mata Gama terpejam sampai wajah ke duanya berjarak beberapa centi saja. Napas Gama sangat terasa menyapu setiap inci wajah Elata. Saat wajah Elata sudah sangat dekat dengan wajah Gama, tiba-tiba
Krucuukkk_Krucuukkk
Elata menghentikan aksinya. Wajahnya sungguh saat ini sudah merah menahan malu. Dan Gama, pemuda itu langsung membuka matanya saat bunyi tersebut terdengar. Gama melipat bibirnya menahan tawa. Elata memalingkan wajahnya dan menjauh dari hadapan Gama. Elata membelakangi Gama. Bodohhh.... Elata mengutuk dirinya sendiri. Dengan menoyor sisi keningnya.
"Loe, laper?" tanya Gama, di ujung kalimatnya ia terkekeh. Kini pemuda itu sudah tak bisa menahan tawanya lagi.
"Hehe... Gue lupa kalau cacing di perut gue belum di kasih jatah" Elata malu sendiri. Sampai kini wajahnya sudah merah bak kepiting rebus.
"El, kok loe ceroboh banget? Loe kan punya mag, kalau mag loe kambuh ntar gimana? Gama sungguh mengkhawatirkan Elata yang punya penyakit mag. Sementara, Elata sendiri malah lupa kalau dia punya Mag.
"Gara-gara takut uang jajan gue minggu ini gak di kasih sama nyokap. Jadi gue lupa."
Dan Elata juga lupa kalau ia sedang mencuci baju. Sampai timer di mesin cucinya pun sudah berhenti. Saking asyiknya tadi mau ngerjain Gama.
"Gue, bikinin nasi goreng, mau?" tawarnya dengan penuh perhatian.
"Emang loe bisa masak" tanya Elata penuh dengan selidik. Gak yakin kalau Gama bisa masak. Elata yang cewe saja gak bisa apa lagi Gama cowo. Aahhh sudah pasti rasanya ambyar.
"Bisalah. Gue mah serba bisa, El. Makhluk multitalenta gue mah." Gama membusungkan dadanya sangat percaya diri.
"Sombyong pake bingit, loe"
"Mau gak? Dimasakin gue?" tanyanya. Dan Elata pun hanya mengangguk. Mengiyakan!
Sementara Gama sibuk dengan peralatan dapur. Dan Elata kini sibuk dengan mesin cucinya yang tengah menguras air dalam mesin penggiling baju kotor tersebut. Siap untuk di jemur.
Dengan lihay Gama memotong bawang merah, bawang putih serta beberapa sayuran yang akan menjadi bahan campuran. Tak lupa sosis ia tambahkan.
Elata yang sudah selesai menjemur baju. Melihat pemandangan yang sangat jarang sekali Elata lihat. Ternyata memang benar, Gama sangat lihay dengan peralatan yang seharusnya di gunakan oleh perempuan. Sungguh pemandangan yang indah bila melihat mereka ini. Seperti pasangan suami istri yang sedang berbagi tugas menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Uuhhh so sweet...
"Ada yang bisa gue bantu gak?" tanya Elata. Kini gadis itu sudah ada di samping Gama.
"Gak perlu. Mending loe mandi dulu deh!" jawab Gama tanpa menoleh pada Elata karna tangannya sedang sibuk mengiris beberapa sosis.
"Bentaran deh, gue pengen lihat loe kalau masak kaya gimana." Kekeh Elata. Gama tersenyum menanggapi ocehan Elata.
Semua campuran sudah Gama iris. Dari bawang Merah, putih, sayuran, dan juga sosis. Siap untuk di campur dengan nasi. Gama menyalakan api yang ada di kompor. Menyimpan wajan di atas kompir dan menuangkan sedikit minyak goreng ke dalam wajan. Elata memperhatikan Gama dengan teliti. Melihat setiap gerakan tangan Gama yang sudah seperti chef saja.
Bawang putih dan merah Gama masukan saat minyaknya sudah panas. Kemudian sayuran yang sudah di potong-potong kecil. Lalu tak lupa sosisnya. Tapi saat semuanya sudah siap dalam wajan. Tinggal nasinya saja yang siap di masukan.
"El, nasinya mana?" Gama dan Elata mengedarkan pandangannya. Dan pandangannya mendapati rice cooker di ujung tembok dekat lemari dapur.
"Biar gue yang ambil. Loe oseng-oseng aja tuh sayurnya! Ntar gosong lagi." Elata pun melangkah ke arah rice cooker. Dan Gama tetap mengaduk-ngaduk bahan yang ada di dalam wajan.
"Ga..Ma..." suara Elata memanggil Gama dengan lirih. Gamapun hanya menoleh. Mengangkat dagunya tanda bertanya 'apa'.
"Nasinya kagak ada" ucap Elata. Wajahnya memelas. Sungguh sangat kasihan jika siapa saja yang melihat wajah Elata.
"Hah?" Gama tercengang. "Terus ini sayur yang udah di masak gimana?" tanyanya lugu. Elata hanya mengangkat ke dua bahunya.
Oohhhh sungguh benar-benar hari ini sangat sial bagi Elata. Sudah sangat cape mengerjakan pekerjaan si Bibi ART dan saat cacing di dalam perutnya sudah meronta-ronta Elata hanya bisa pasrah saja. Elata menelungkupkan wajahnya di meja makan hanya tangan sebagai bantal. Perutnya kini sudah sangat perih.
"Nih..." Gama menyodorkan piring berisikan sayur yang tadi gagal untuk campuran nasi goreng. Gama hanya memasak sayur tersebut dengan menambahkan garam dan gula saja.
"Apa ini?" Elata bingung dengan makanan yang di kasih Gama.
"Makan aja yang ada!"
Dan Karna perut Elata sangat perih, terpaksa Elata memakan makanan yang di bikin Gama tadi. Gama mengambilkan roti gandum untuk Elata. Dengan senang hati Elata menerimanya. Elata mencoba makanan itu. Dan saat sayuran itu masuk dalam mulutnya. Elata melebarkan matanya. Kemudian kunyahan itu Elata hentikan sesaat. Seperti sedang meneliti rasa apa yang sedang menggoyangkan lidahnya itu.
"Kenapa? Gak enak ya?" Gama mengambil kembali piring yang ada di hadapan Elata. Tapi tangan Elata menghentikannya. Gama hanya menatap Elata aneh.
"Gam, rasanya gue...." Elata menjeda kalimatnya. Kemudian "Pengen makan ini tiap hari. Walau loe gagal bikin nasi goreng. Sayur sama roti gandum aja rasanya lebih dari makan nasi goreng. Sumpah ini rasanya mantul pake bingit." Elata terkekeh. Gama hanya tersenyum kecut. Ia pikir Elata gak bakal makan makanan yang di masak Gama. Tapi nyatanya salah, Elata malah memuji dan menyukai masakan yang di buat Gama.
TBC
Hari ini aku crazy Up. Tolong hargai setiap ketikan kata yang di tulis author. Like komen dan vote itu sangat author butuhkan. Baca setiap katanya ya reader's sayang. itu bukti kalau kalian aku dan kita saling menghargai.
Seperi aku, karna jiwa ku seorang pembaca. jadi aku bukan hanya like atau coment di setiap aku mampir ke novel yang lain. Tapi aku benar-benar baca setiap katanya. Karna setiap ketikan kata itu butuh semangat. Dan gak gampang dalam menghayalkan sebuah adegan di masukan ke dalam sebuah kata.
l o p e l o p e 😍😍
Salam My Enemy Is My Love
By seizyll_koerniawan (follow Ig aku)