Kesempatan kedua setelah bunuh diri karena ditinggal kekasihnya, Cloud Heaven lelaki 23 tahun ingin memperbaiki kesalahannya dimasa lalu dan mempertahankan kekasihnya namun siapa yang menduga ternyata banyak konspirasi dan manipulasi yang dulu tidak diketahuinya yang justru dilakukan orang-orang terdekatnya.
Cloud Heaven bukan bereinkarnasi tetapi 𝘵𝘩𝘳𝘰𝘶𝘸𝘣𝘢𝘤𝘬..
Stay tune with Thorball yg eksis dan narsis 😎🤣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KECURIGAAN MARIANA
Perselingkuhan terjadi karena seorang itu mencari sesuatu yang tidak ada pada pasangannya, namun ada pada orang lain untuk menutupi kekurangan pasangannya.
**************
"Selamat datang kembali, Nyonya Mariana." Sambut kepala pelayan mansion, setelah pintu bagian penumpang terbuka dari sebuah mobil taksi yang berada didepan mansion. Dengan hormat, ia sedikit mencondongkan punggungnya ke depan.
Wanita anggun yang memakai maxi dress simpel dan sederhana itu tersenyum, seraya menurunkan kedua kakinya menyentuh kavling. "Terimakasih Louis, " ucapnya sangat tulus.
"Sama-sama, Nyonya." Seperti majikannya, Louis juga mengulum bibirnya.
"Apakah suamiku sudah pulang?" pertanyaan pertama yang dilayangkan Mariana. Kepergiannya ke Perancis selama tujuh hari, membuat ia sangat merindukan pria yang telah berjanji menjadi teman hidupnya itu.
"Tuan Chalk, sudah pulang dan sekarang berada di ruang kerjanya."
Wanita itu menghelas nafas panjang. "Dia giat sekali bekerja, padahal sudah pukul 10 malam. Lalu putraku?" tanyanya lagi.
"Sedangkan Tuan muda baru saja meninggalkan masion, Nyonya."
"Anak itu." Keluh Mariana, membuang nafas dan berdecak. "Kau tau, kemana dia pergi Louis?"
"Maaf Nyonya," jawab Louis. "Saya tidak mengetahui kemana perginya Tuan muda."
Mariana mengangguk samar-samar. "Baiklah, tolong bawakan koperku ke kamar, Louis. Aku ingin menemui suami ku terlebih dahulu."
"Baik, Nyonya."
Suara hentakan helsnya berbunyi pelan saat ia menapaki lantai marmer, dan masuk ke dalam mansionya. Louis segera mengambil alih koper yang sudah dikeluarkan driver taksi dari bagasi, dan mengikuti langka majikannya dari belakang. Begitu, keduanya sampai di ruang tengah yang terdapat tangga, mereka terpisah.
Mariana membelokkan kakinya, memilih menaiki lift menuju ruangan kerja suaminya yang berada di lantai tiga. Ia sungguh tidak sabar ingin berjumpa dengan suaminya itu, maka dari itu lift pilihan tepat untuk ia naiki.
🍂🍂🍂
"Kau memang berbeda dengan Mariana, sayang." Puji Chalk mengusap keringat yang membanjiri wajah wanita simpanannya setelah mereka melakukan pertempuran hangat yang menggaairahkan diatas sofa.
Wanita itu pun tersenyum menggoda, dan membelai rambut legam dan lembab pria yang berada dibawahnya sembari memeluk pinggangnya begitu posesif. "Really?" tanya wanita itu tersipu, dan tersanjung.
"Ya Amora, kau yang terhebat." Pria itu kembali memuji dan menyambar bibir sensuual Amora lagi.
"Tuan," Amora berbisik, memaksa melepaskan bibir Chalk yang menempel dibibirnya. "Aku harus kembali ke kamar, jika tidak Lily akan curiga kepadaku."
Chalk menyadarkan kepalanya di bantalan sofa, dan menghembuskan nafasnya, frustasi. " Baiklah," suara barintonnya terdengar berat, tersirat kekecewaan dari warna suara pria itu. Chalk menahan badai yang masih menyerang seantero tubuhnya. Ia masih menginginkan Amora.
Amora merangkup pipi Chalk, mendorongnya ke depan untuk menatap wajah Tuannya itu. "Kau bisa menghubungiku kapan saja, jika kau membutuhkanku untuk menghangatkan ranjangmu, Tuan." Tuturnya. Dua maniknya berkilau, dan berusaha mengubah mood pria yang sanggup membahagiakannya dengan memberikan apa yang ia butuhkan.
Benar saja begitu rayuan itu meluncur dari mulutnya, Chalk tersenyum dan bersemangat "Hmm.. Ya... Itu pasti."
"Tersenyumlah seperti itu Tuan, Anda semakin menawan." Amora mengecup sebentar bibir Chalk yang terdapat noda lipstik dari bibirnya disana.
"Kau terus saja menggodaku Amora."
Amora tersenyum, dan buru-buru ia turun dari pangkuan sebelum Tuanya itu menyergapnya dan menahannya untuk tetap tinggal.
Segera, wanita berasal dari Kensington Avenue itu, memunguti seragam kerjanya dan pakaian dalamnya yang berceceran di atas lantai.
Chalk memajukkan tubuhnya, kedua tanganya yang berada di sisi, memegang tepian sofa. "Amora," suara Chalk parau dan ia tertunduk sebelum mengangkat lagi menatap Amora. "Berhentilah bekerja disini." Perintahnya, netranya berkabut memandang tubuh molek Amora yang mulai ditutup wanita itu dengan seragam.
Amora memberhentikan jemarinya yang sedang mangaitkan kancing kemejanya. Menatap majikannya kini, bola mata Chalk tampak menggelap. "Apa maksud anda, Tuan?"
Chalk beranjak dari tempatnya. Ia mendesah dengan nafas berat, seraya berdiri dan menaruh kedua tangannya di pinggang ramping Amora. "Aku akan membelikan unit apartement mewah untukmu dengan fasilitas yang lengkap, kendaraan, dan juga kebutuhanmu, sayang. Bagaimana?"
Inilah yang aku harapkan, Tuan. Dengan senang hati aku akan menerimanya.
"Baiklah Tuan," ucapnya. "Secepatnya aku akan mengundurkan diri."
"Bukankah suamiku berada di dalam, Roland?" suara Mariana terdengar dari dalam. Chalk menajamkan indra pendengarannya. "Kenapa kau berada diluar?" tanya wanita yang tak lain istrinya.
"Mariana."
"A-apa Tuan?" Chalk tidak menjawab pertanyaan Amora, pria itu mengambil pakaiannya yang juga tergeletak di atas lantai dan setengah berlari ia menuntun dan mengajak Amora untuk bersembunyi di dalam kamar mandi yang terletak di sudut kiri ruangan.
"Honey." Panggil Mariana seraya membuka pintu.
Ia tersentak, tidak didapati suaminya di dalam ruangan. "Kemana dia?"
Samar-samar, ia mendengar suara percikan air dari dalam kamar mandi, dan ia meyakini jika suaminya berada di dalam sana. "Dia di dalam toilet ternyata."
Mariana hendak mendaratkan tubuhnya diatas sofa, namun niatnya ia urungkan setelah sepasang manik hazelnya melihat helaian rambut panjang dan mengambilnya. "Ini rambut siapa? Apa tadi Chalk kedatangan rekan bisnis wanita diruangan kerjanya?"
"A-atau jangan-jangan.." ucapnya kemudian terbata-bata, jantungnya berhenti sesaat dan terasak sesak. "Di-dia berselingkuh?" bibirnya bergetar.
Fikiran itu begitu saja muncul dari benaknya, menimbulkan kecurigaan yang memungkinkan adanya kecurangan dalam rumah tangganya.
Dengan cepat, Mariana menyembunyikan helaian rambut itu ke dalam tas yang masih tersemat di bahunya. Aku harus mencari tau.
"Sweety."
Mendengar suara Chalk memanggilnya, Mariana memutar tubuhnya. "Kejutan!" Mariana mengulas senyuman terindah untuk menutupi kegelisahan kepada suaminya itu.
Chalk memeluk tubuh Mariana, dan mengecup puncak kepala istrinya. "Aku merindukanmu, sweety."
"Aku pun," Mariana menghirup dalam bau harum suaminya yang berbeda dari biasanya. Rasa kecurigaanna terhadap suaminya semakin menyelimuti dirinya.
Mariana berusaha menahan air matanya yang mengenang di pelupuk matanya agar tidak tumpah. Berperang dengan gemuruh, Mariana menguatkan hatinya dan semakin bertekat untuk mencari tau kebenarannya.
Mariana mengepal ke dua tangannya, ia enggan membalas pelukan hangat suaminya itu. Sesuai faktanya, pelukan suaminya tidak membuatnya dirinya tenang.
"Kenapa kau tidak menghubungi ku jika ingin kembali, aku bisa menjemputmu?"
"Aku ingin memberikan kejutan untukmu, Honey." Mariana masih berusaha tenang, ya dia harus seperti itu sebelum ia mencari jawaban atas kecurigaannya.
"Dan kejutanmu berhasil membuatku terkejut, sweety." Chalk melonggarkan pelukannya, namun tangannya masih melingkar di pinggang Mariana.
"Bagaimana? kau menikmati waktumu di Prancis?"
"Tidak Honey. Tanpa dirimu, aku tidak bisa menikmati waktu ku disana."
"I'm sorry dear, " wajah Chalk berubah datar. Mengenggam tangan istrinya kini, Chalk mengecup punggung tangan Mariana. "Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku, jadi aku membatalkan niatku untuk menyusulmu kesana."
"Aku berjanji, aku akan mengajakmu ke New Zealand." Ucapnya lagi.
"Benarkah??" Chalk mengangguk. "Aku akan menunggu janjimu, Honey. Kapan kau akan mengajakku kesana?"
"Bagaimana bulan depan, saat Anniversary kita? Hmm. "
"Baiklah."
TAMAT
ahaayyyy hebat nih mbak Authornya bikin makin kita penasaran
kita lebih memilih Roti untuk teman ngopi
🍞☕👍