Squel "My Sexy Secretary"
Berjudi dan mabuk-mabukkan merupakan hobi ayah Alicia sejak mendiang ibunya masih ada. Hingga pada suatu hari, sang ayah—Rendra—kalah dalam judi, dan harus berhutang sana-sini. Karena tidak memiliki uang untuk membayar, akhirnya Alicia menjadi korban ketamakan Rendra.
Dia dijual kepada pengusaha kaya. Dan dipaksa mengandung benih pria itu. Namun, setelah dia berhasil melahirkan. Dia justru mendapati kenyataan pahit, sebab di saat Alicia membuka mata, dia telah kehilangan segalanya.
Anak kembarnya telah dibawa pergi entah ke mana. Dan karena itu semua, membuat Alicia bertekad untuk mengambil kembali apa yang dimilikinya.
Akankah Alicia berhasil?
Salam anu 👑
Ig @nitamelia05
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Penuh Misteri
Akhirnya makan malam penuh kecanggungan itu berakhir. Renata hendak membantu membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di atas meja. Namun, Fenny segera menahan tangan wanita itu, sebab walau bagaimanapun di rumah ini Renata adalah seorang tamu.
"Nona, biar kami yang bereskan semuanya. Nona lebih baik bersiap-siap istirahat," ucap Fenny, karena dia merasa tidak enakan.
Renata mengulum senyum. Akan tetapi tangannya tak berhenti bergerak untuk memunguti piring dan gelas kotor.
"Tidak apa-apa, Bik. Biar cepat beres," balasnya dengan suara yang terdengar lemah lembut, membuat siapa saja pasti senang mendengarnya. Berbeda dengan Sofia yang berdecih, karena dia merasa jengah.
Dia melipat kedua tangan di depan dada, menahan diri untuk mengeluarkan cemoohan yang sedari tadi sudah ada di ujung mulut.
Melihat hal tindakan Renata, Gio dan Shasha pun ikut-ikutan membereskan piring bekas mereka. Padahal selama ini mereka terbiasa dilayani, tetapi bersama wanita itu mereka ingin terlihat mandiri.
"Kakak Cantik, aku juga ingin ikut!" seru Shasha dengan semangat, seraya memegang piring besar itu di depan dada.
Sementara Gio hanya terdiam, tetapi gerakannya menunjukkan setuju dengan sang adik. Dan hal itu tentu membuat Sofia mendelik, dia benar-benar tidak senang ada Renata di rumah ini.
"Gio, Shasha, berikan piring itu pada Bibi. Biarkan mereka bekerja dengan semestinya, kalau kalian ikut-ikutan yang ada piring-piring itu bisa pecah!" sambar Sofia dengan suara yang sedikit keras. Membuat Lee yang saat itu diam dan memperhatikan, langsung melayangkan tatapan nyalang.
"Kembali ke kamarmu!" timpal pria itu, karena dia sudah sangat lelah untuk berdebat.
"Tapi, Lee. Kedatangan dia ini mengacau!" kata Sofia sambil menuding Renata yang akhirnya terdiam. Renata meneguk ludah, kemudian memberanikan diri untuk menatap Sofia.
"Maaf, Nyonya. Bukankah anda ini seorang ibu? Yang saya tahu, seorang ibu akan mengajarkan hal-hal yang baik untuk anaknya. Termasuk belajar untuk bersikap mandiri. Harusnya anda bersyukur, Tuan Kecil dan Nona Shasha berinisiatif untuk membereskan sisa makan mereka, itu artinya mereka sudah memiliki tanggung jawab," timpal Renata, tidak ingin kalah dari Sofia.
Dia jadi curiga, kalau selama ini Gio dan Shasha tidak diajari sesuatu yang baik oleh seseorang yang dianggap ibu mereka.
"Kamu!" sentak Sofia dengan mata melotot.
"Sudah aku bilang, masuk ke kamarmu!" tegas Lee, karena apa yang dikatakan oleh Renata adalah benar. Kedua anaknya sudah semakin besar, dan mereka harus menanamkan rasa tanggung jawab pada diri masing-masing.
Sofia memejamkan mata sambil berdecak. Akhirnya mau tidak mau, dia pun mengalah, dan segera melangkah ke arah kamarnya.
"Sayang, berikan piring itu pada Bibi, biar mereka mencucinya. Setelah itu, langsung ke kamar yah. Daddy ingin mandi dulu," ucap Lee dengan intonasi yang lebih pelan. Lalu pandangannya beralih pada Fenny. "Fen, ambilkan baju tidur untuk Renata. Setelah itu, kamu ke ruang kerja saya!"
"Baik, Tuan," balas Fenny dengan patuh.
Lantas setelah itu Lee langsung berjalan menuju kamarnya. Dia sempat melirik ke arah Renata sekilas, hingga tatapan mereka bertemu. Dan hal tersebut membuat Lee langsung salah tingkah, dia mengusap tengkuk, lalu kembali membawa kakinya untuk melanjutkan langkah.
"Astaga, bisa-bisanya ketahuan!" gerutu Lee disela-sela ia berjalan.
Sementara Renata dibuat bingung, kenapa kamar Sofia dan Lee terpisah? Teka-teki apalagi ini? Kenapa rumah tangga mereka terasa penuh misteri.
Apa mereka sedang memainkan sebuah permainan?
***
Setelah memberikan piyama tidur pada Renata, Fenny pergi ke ruang kerja Lee, sesuai dengan perintah pria itu. Sampai di sana, Fenny langsung mengetuk pintu, tanpa menunggu dia sudah diminta untuk masuk. Karena sepertinya ada sesuatu yang serius, yang ingin Lee bicarakan.
"Permisi, Tuan," kata Fenny dengan sopan. Dia berdiri di belakang tubuh Lee, karena pria itu sedang berada di depan jendela besar yang ada di ruang kerjanya.
Lee membalikkan badan.
"To the poin saja, apa yang sebenarnya sudah terjadi? Kenapa sikap Gio berubah seperti itu, sebelumnya aku belum pernah melihat dia membantah ibunya," tanya Lee seraya memperhatikan gerak-gerik Fenny, ingin melihat kesungguhan pengasuh yang sengaja dia tugaskan untuk kedua anaknya.
Fenny tampak kebingungan, karena dia juga tidak tahu penyebab pastinya apa.
"Maaf, Tuan. Setahu saya, tidak ada masalah besar antara Nyonya dan anak-anak, tadi mereka hanya tidak mau makan, karena menunggu anda. Nyonya marah, dan Tuan Muda selalu membalas perkataan Nyonya. Mungkin Tuan Muda marah karena Nyonya terlalu memaksa," jelas Fenny, sesuai dengan apa yang dia tahu.
Lee melipat keningnya. "Sungguh?" tanyanya seolah tak percaya.
"Benar, Tuan, saya rasa itu saja," balas Fenny. Sebenarnya dia takut ketika berhadapan dengan Lee, karena pria itu seperti memiliki aura yang mematikan.
Lee merasa tidak puas dengan jawaban Fenny, karena dia tahu bagaimana sifat putranya. "Kalau begitu, kabarkan apapun mengenai Sofia dan kedua anakku. Jangan menunggu aku bertanya! Kamu mengerti?"
"Mengerti, Tuan," jawab Fenny dengan cepat, rasanya dia ingin segera menghilang dari hadapan Lee.
"Keluarlah!"
Mendengar itu, tanpa basa-basi Fenny langsung mengambil langkah seribu, membuat Lee melongo.
"Ada apa dengannya?" lirih pria itu, lalu memutuskan untuk melihat Gio, Shasha ...
Dan Renata.
***
Maaf ya telat, tapi walaupun begitu gue tetep minta vote dan hadiahnya dong😍😍😍
gk mommy
jdi kurang klop klo panggilan nya ibu
meski dalam hati