Mikayla seorang gadis berumur 20 tahun yang memiliki kelebihan diantara perempuan lainnya, ia bisa mengeluarkan asi dari dadanya dan itu suatu anugrah untuk nya, karna dengan begitu ia bisa menyumbangkannya untuk bayi-bayi yang ada dipanti asuhan yang tak jauh dari rumahnya, yang memang hanya untuk membeli susu formula saja terkadang tidak bisa, maka dari itu ia sangat bersyukur bisa membantu dipanti asuhan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Mau Saya Bantu Mengeluarkannya?
Dikantor nya, terlihat Wilan sedang disibukan dengan berbagai aktivitasnya, sedangkan Bisma tiba-tiba saja ijin, karna mendadak sakit perut, terpaksa pria itu harus mengejakannya sendiri.
'' Duuh kenapa semua orang mendadak sakit begini? Dina juga sakit, sedangkan nanti sore aku harus keluar kota, lalu siapa yang akan menemaniku mengatasi semua ini.'' gerutunya, Wildan bingung karna sekertaris dan asistennya mendadak pulang karna sakit, sedangkan sebentar lagi dia harus berangkat ke kota B, sedangkan karyawan yang lain sudah punya kesibukan masing-masing yang tak mungkin bagi Wil untuk meminta mereka menemaninya. Disaat Wildan pusing memikirkannya tiba-tiba saja pintu ruangannya diketuk oleh seseorang
Tok-tok-tok
''Masuk!" ucapnya, tak lama terlihat pintu ruangan terbuka, nampaklah sosok gadis cantik disana.
'' Mas Wildan.'' panggilnya lembut, membuat Wildan yang tengah mimijat pelipisnya seketiga menalihkan pandangannya.
'' Kayla, sedang apa kamu disini?'' tanya Wildan, laki-laki itu langsung berdiri dan melangkah mendekati Kay yang masih berdiri didepan pintu.
'' Ngapain disitu? masuklah!" ucap Wildan Kay memgangguk dan langsung menutup pintu ruangan tersebut.
'' Saya bawain makan siang buat mas Wildan.'' ucap Kay, membuat laki-laki itu menatap kearahnya, Kay yang tak ingin Wildan salah paham langsung mengatakan yang sebenarnya.
'' Ini bu Dewi yang menyuruh saya untuk mengantarkannya, mas Wildan jangan salah paham.'' ucap Kay sedikit gugup karna ditatap pria itu
Namun Wildan tidak menjawab, laki-laki itu langsung mengambil makanannya dari tangan gadis itu dan membawanya ke meja yang ada diruangan tersebut.
'' Kita makan bersama, pasti kamu juga belum makan, benarkan?
'' Saya masih kenyang, mas saja yang makan.'' tolak Kay halus
'' Tidak! kamu harus temani saya makan! saya tidak bisa jika makan dilihat orang, saya mau orang itu juga harus makan.'' sambungnya
'' Baiklah saya akan temani mas makan.'' jawabnya, yang tak ingin berdebat, Kay pun mengeluarkan satu persatu makanan dari rantang tersebut, sesekali Kay melirik kearah Wildan, sebenarnya ia kasihan dengan nasip lelaki yang ada dihadapannya ini, karna sudah dikhianati oleh istri dan sahabatnya sendiri. Keduanya makan dalam diam, hingga hidangan yang dibawa Kay hanya tersisa sedikit.
'' Katanya gk lapar, tapi tuh lihat makanannya habis.'' ucap Wildan membuat Kay tersenyum malu.
'' Ya kan makan saya memang banyak, lagian ya, saya kan ibu asi dari putra nya mas, jadi saya harus banyak makan agar asinya tetap lancar dan sehat.
'' Hem,'' hanya itu yang keluar dari mulut pria itu. membuat Kay mendengus
Ting..
Terdengar suara notifikasi masuk keponsel Wildan, laki-laki itu pun langsung meraih penselnya yang terletak diatas meja.
'' Bagai mana ini.'' gumam laki-laki itu, Kay melihat sepertinya Wildan sedang dalam masalah.
'' Ada apa mas? apa ada masalah?'' tanya Kay, saat ini gadis itu tengah membereskan sisa makanan mereka.
'' Hari ini saya harus kekota B, ada beberapa urusan disana, tapi Bisma dan sekertaris saya tidak biasa mendampingi saya disana, karna keduanya mendadak sakit.'' jelas nya
Widan terdiam beberapa saat, terlihat pria itu sedang berpikir. '' Kay, apa kamu bisa membantu saya?
'' Membantu bagai mana?
'' Jadi asisten saya untuk hari ini saja.'' jawabnya
'' Hah? asisten? tapi saya tidak tau apa-apa mas, lagi pula saya hanya lulusan SMA,'' jelasnya.
'' Lulusan SMA bukan berarti tidak mengerti apa-apa bukan? saya tau kamu pintar, jadi saya mohon bantu saja sekali ini saja.'' ucap Wildan penuh harap
'' Tapi ak--,''
'' Saya mohon.'' pinta nya lagi
Kay menghela nafas sejenak, lalu mengangguk tanda ia bersedia membantu laki-laki itu.
'' Terimakasih Kay.'' ucap Wildan
'' Memangnya apa yang harus saya lakukan?'' tanya Kay
'' Hanya mendampingi saya, dan mencatat semua yang dibahas saat meeting nanti, karna nanti akan banyak staf yang memberikan ide mereka disana dan itu yang perlu kamu catat, jangan sampai ada yang terlewatkan.'' jelas Wildan
'' Hanya itu?
'' Iya hanya itu, mudah kan?'' ucap Wildan
'' Kalau hanya mencatat saya rasa itu mudah.'' jawab Kay
'' Yasudah dalam waktu setengah jam lagi kita akqn berangkat.'' sambungnya
'' Loh, secepat itu? tapi bagai mana dengan penampilan saya? tidak mungkin kan saya memakai pakaian ini untuk meeting?
'' Kamu tenang saja, nanti kita mampir sebentar dibutik untuk membali pakaian yang akan kamu gunakan.'' jawab Wildan
30 menit kemudian
Saat ini Kay dan Wildan sedang dalam perjalanan kekota yang dimaksud, dalam perjalanan mereka membutuhkan waktu hampir tiga jam, Wildan melirik kearah samping kirinya, terlihat Kay sedang tertidur dengan pulasnya. Mobil Wildan berhenti karna lampu merah didepannya, sambil menunggu lampu berubah warna pria itu terlihat memainkan ponselnya, Wildan kembali meletakan ponselnya, lalu pandangannya kembali mengarah pada gadis yang masih setia dengan tidurnya. Namun tak sengaja matanya menatap kearah pa*yu*da*ra gadis itu, yang terlihat sangat besar, ia yakin pasti bayak asinya didalam sana, tiba-tiba saja Wildan teringat saat gadis itu menyu*sui putranya membaut Wildan langsung menelan ludahnya kasar
'' Haaiss, mikir apa aku ini.'' gumam nya sambil menggelengkan kepalanya, setelah melihat lampu sudah berubah warna, Wildan langsung menjalankan kembali mobilnya membelah jalanan yang untungnya hari ini tidak terlalu macet.
'' Huuh , akhirnya sampai juga, ck gadis itu kalau tidur kebo seperti orang mati saja.'' gumam Wildan
Dalam tidurnya terlihat Kay meringis seperti menahan sakit, perlahan gadis itupun membuka matanya, gadis itu mengedarkan pandangannya, gadis itu kembali meringis.
'' Duuh dadaku sakit, rasanya kencang sekali ini, tapi bagai mana cara mengeluarkannya? sementara pompanya tidak aku bawa, bagai mana ini?'' gumamnya, Kay mengedarkan pandangannya,
'' Apa sudah sampai tujuan? lalu dimana mas Wildan?
Tak lama terlihat Wildan masuk kembali kedalam mobil.'' Kamu sudah bangun?
'' Hem, apa kita sudah sampai?'' tanya balik Kay
'' Sudah, sekarang kita istirahat sebentar dihotel masih ada waktu satu jam untuk nanti kita meeting.'' jelasnya, Wildan langsung menuju parkiran mobil.
'' Kamu kenapa? Kok seperti orang kesakitan gitu?'' tanya Al, lelaki itu melihat kemeja yang Kay gunakan basah dibagian depan.
'' Asimu keluar?'' ucap Wildan, membuat gadia itu langsung menutupinya dengan kedua tangannya, rasanya Kay sangat malu dilihat seperti itu oleh Wildan
'' Sebenarnya ini sudah waktunya saya memompanya, tapi saya lupa membawa pompa asinya.'' ucapnya lirih
'' Terus bagai mana? bukannya itu sangat sakit kalau tidak dikeluarkan? Atau kamu mau saya yang bantu mengeluarkannya?'' tawar Wildan yang terlihat seris
'' Hah? Bagai mana caranya mas Wildan bantu? apa mas mau cari apotek terdekat untuk beli pompa asi?
'' Apotek dari sini lumayan jauh, apa kamu tahan menunggunya?
'' Jadi gimana dong mas?'' Kay melihat bajunya sudah basah oleh asinya sendiri, sejujurnya ia sangat malu pada Wildan karna melihat semua ini, tapi mau bagai mana lagi.
'' Ini pakai jas saya kita keatas sekarang, nanti dipikirkan jalan keluarnya.'' ucap Wildan, mereka pun langsung keluar dari mobil dan melangkah menuju kamar hotel.
Next