Menjadi Istri Kedua Majikan

Justru itu sayang, aku tahu kamu tidak bahagia dengan pernikahan mu itu. makanya aku ingin kamu sadar dan menerima diriku, dari pada terus-menerus mengharapkan Cinta dari laki-laki yang tidak pernah mencintaimu, Karena dia lebih memilih istrinya mudanya." terang Dani yang membuat Bella tercekat.

"Siapa kamu sebenarnya? dan Jangan sok tahu masalah pribadiku." bentak Bella. dia tidak menyangka jika pria yang tidak dikenalnya sama sekali itu mengetahui masalah pribadinya.

"Aku harus hati-hati, aku rasa dia bukan pria sembarangan." gumam Bella Mondar-mandir panik.

"Sayang, kamu tidak perlu tahu siapa aku. yang jelas aku akan menjadikanmu sebagai wanitaku dan tidak akan pernah melepaskan mu." ucap nya penuh penekanan.

"Aku bukan boneka yang bisa kamu perlakukan seenaknya." Bella ingin mematikan ponselnya, namun belum sempat dia menekankan tombol off, Bella tiba-tiba merasa ada langkah kaki berjalan mendekatinya dari belakang. sepasang tangan kekar dan kokoh dari arah belakang menutup kedua matanya.

Refleks Bella berteriak namun mulutnya tiba-tiba dibungkam oleh ciuman panas yang membuat Bella meronta-ronta ingin melepas kan dirinya namun tenaganya kalah banyak. aroma farfum seperti malam itu menyuruak.

"Tenanglah sayang, aku kembali lagi kesini karena begitu merindukanmu," bisiknya ditelinga Bella sambil mengigit pelan daun telinga Bella dengan penuh gairah.

Bella berhasil melepaskan diri dan mundur beberapa langkah kebelakang, sambil berusaha untuk menggapai pintu jalan keluar namun usaha nya sia-sia pintu sudah terkunci rapat.

"Siapa kamu sesungguhnya dan apa maumu menganggu kehidupan ku cepat pergi dari rumahku." teriak Bella, air mata membasahi kedua pipinya tubuhnya bergetar kejadian malam itu kembali melintas, Bella tidak ingin hal itu terulang kembali.

"Seperti yang aku katakan, aku hanya butuh dirimu sayang. bahkan aku jauh-jauh kesini hanya demi kamu." ucap Dani mulai mengunci pergerakan Bella.

"Pergi kamu bajingan."

"Shsuuuttt." memberi Kode dengan bahasa isyarat menempel kan jari telunjuknya di depan bibir Bella.

"Pelankan suaramu Sayang, apa kamu mau mertua kesayanganmu itu mengetahui, jika menantu cantik nya ini, memasukkan seorang laki-laki asing kekamarnya, aku yakin suami tercinta mu itu akan langsung menceraikan mu saat ini juga Ha...Ha..."

"Yang jelas kamu bakal habis ditangan suamiku, sebentar lagi suamiku akan datang dan menghajar dirimu." tunjuk Bella tepat diwajah laki-laki yang terlihat sangat tampan namun terlihat nekat dan beringas.

"Ha...ha...dia tidak akan datang, karena dia sedang menikmati tubuh istri mudanya yang sangat dicintainya. bahkan sekarang mereka tidak akan mengingat mu sama sekali, apalagi sampai datang kesini." ucap Dani tertawa lepas.

Bella semakin marah sekaligus penasaran tentang Dani, pria itu dengan mudah bisa membobol password pintu kamar nya, dan juga mengetahui semua masalah yang tengah dihadapinya saat ini, dan tangan kokoh ini jugalah yang pernah menyelamatkan nya sewaktu dikepung dan dikejar-kejar media.

"Sayang, aku bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, dan sekarang aku sangat menginginkan mu kembali." Dani maju dan mendorong tubuh Bella hingga terjerembab keranjang dan menindih tubuh Bella dari atas.

" Kamu bajingan, bresengsek. aku benci....benci...jijik sama kamu."

"Teruslah sayang, aku sangat menyukai penolakan mu ini, bahkan kamu membuat gairah ku semakin bergelora." Dani dengan gerakan tangannya yang cepat, menarik baju Bella tepat dibagian dadanya hingga robek, sehingga terpampang jelas pemandangan yang membuat Dani langsung kehausan layaknya seorang bayi yang menyusu pada ibunya.

Tenaga Bella kalah banyak dari Dani yang jauh lebih perkasa, Bella hanya mampu menangis, karena untuk berteriak minta tolong pun percuma, karena sama saja dia bunuh diri, mengingat apa kata mertuanya dan suaminya Arya jika tahu kenyataan yang sesungguhnya.

"Sayang, bekerja sama lah dengan ku, sehingga kita bisa sama-sama menikmati permainan ini." bisik Dani.

"Jangan mimpi, aku tidak akan pernah menyerah padamu begitu saja." sebelah tangan Bella terlepas dari genggaman Dani yang tengah membuka paksa celana nya sendiri.

"Plackk," tamparan keras melayang di pipi Dani.

Refleks Dani mengusap pipinya yang perih, namun dia kembali tersenyum.

"Bagus sekali sayang, aku suka sekali permainan dan caramu seperti ini."

Dani semakin beringas, dia mencium kasar Bella. bahkan tubuh indah model cantik itu sudah terpampang polos. dengan senyum mesum Dani,

kembali berhasil mendapatkan tubuh Bella, bahkan dia memaksa Bella agar meminum minuman yang sudah tercampur obat perangsang, agar permainan lebih panas, Bella yang mulai terpengaruh dan teransang tidak menolak lagi untuk bercinta dengan Dani.

Sinta tidak menaruh sedikit pun kecurigaan terhadap Bella, bahkan dia dia tidak memperdulikan menantunya yang tidak turun kebawah, untuk makan malam bersama mereka malam ini.

Pagi nya dikamar , Bella terbangun sambil mengusap matanya yang masih terasa begitu berat dan kepalanya yang pusing. bahkan tubuhnya tersa pegal.

"Mana laki-laki bajingan itu, bahkan dia sudah merusak cctv Rumah ini?" bergumam sendiri melihat sekeliling ruangan yang tersa sepi.

"AAaaaaaaggh tidakkk," teriak Bella tiba-tiba, begitu melihat pakaian nya berserakan dilantai, dan menyadari jika tubuhnya saat ini polos tanpa sehelai benangpun. dan kejadian semalam kembali berputar-putar di memori ingatan nya.

"Laki-laki itu kembali berhasil menggauli ku semalam, dasar sial. dia memanfaatkan situasi kondisiku yang terluka dan menjebak dengan minuman sialan itu." Bella *******-***** rambut nya Frustasi dan menyesali kebodohan dan kecerobohannya sehingga hal buruk menimpa dirinya kembali.

Bella yang masih kesal, marah menyeret langkah menuju kamar mandi dan berendam dalam bactub sambil terus berusaha membersihkan dan menghilangkan bekas sentuhan laki-laki misterius itu.

"Aku harus segera bertindak, sebelum dia kembali dan mengulangi perbuatannya. aku kawatir dia akan menjebakku dan mengancam. aku tidak ingin rumahtanggaku dan Arya hancur gara-gara ini." Bella menyudahi mandi dan segera berpakaian kembali, dia berjalan agak tergesa-gesa menuju mobilnya dan melajukan kearah jalan apartemen Anggi asisten nya.

"Semoga saja mas Arya tidak pulang hari ini, aku takut dia mengetahui masalah ini." berusaha menyembunyikan beberapa tanda merah bekas ciuman dileher dan area dadanya.

Sampai diapartement Anggi, Bella menarik nafas kesal, terlihat suasana masih sepi dan kosong. yang menandakan jika asisten nya itu tidak pulang.

"Kemana Anggi?"

Bella mencoba menghubungi asisten nya, namun ponsel nya tidak aktif. mencari-cari disetiap sudut ruangan masih saja kosong.

"Kemana Anggi? tidak biasanya dia pergi tanpa memberitahu ku?" Gumam Bella kembali menuju pintu keluar.

"Bagaimana ini, sebaiknya aku pulang kerumah orang tuaku, karena hanya Rumah itulah tempat yang aman bagiku sekarang." Bella menyimpan kembali ponselnya, sambil memperbaiki penampilannya.